STATUS DOKUMEN :
CATATAN REVISI
A. TUJUAN
1. Untuk menetapkan suatu standar sistem pelaporan dan penyelidikan kecelakaan
insiden dan PAK yang terjadi.
2. Untuk memastikan kecelakaan yang terjadi diselidiki secara benar dan tindakan
perbaikan yang sesuai dilaksanakan.
3. Untuk memastikan agar laporan senantiasa tersedia sebagai informasi yang
dapat dianalisis, dalam usaha untuk mengidentifikasi hal-hal yang sama agar
tidak terulang.
B. RUANG LINGKUP
Prosedur ini dipergunakan dalam rangka penerapan sistem manajemen terintegrasi
K3PLM yang sistem pelaporan dan penyelidikan semua jenis kecelakaan (ringan,
sedang dan berat) dan insiden dilingkungan PT. Grogol Sarana Transjaya dan Sub
Kontraktornya.
C. REFERENSI
1. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PP No. 50 Tahun 2012 Kriteria 8.2 Pelaporan kecelakaan
3. Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Sub Elemen 4.9 Pengelolaan Keadaan
Darurat
4. Permenaker No: Per.03/Men/1998 tentang Tata Cara Pelaporan & Pemeriksaan
Kecelakaan
5. Keputusan Presiden RI No. 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul
Akibat Hubungan Kerja
6. ISO 14001:2015 Klausul 8.2 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
7. ISO 45001:2018 Klausul 8.2 Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat
8. SNI 7081-2016 Tentang Penyelidikan Kecelakaan Pertambangan
9. SNI 13-6618-2001 Tentang Metode Penghitungan Tingkat Kekerapan dan
Tingkat Keparahan Cedera Akibat Kerja di Pertambangan Umum
D. DEFINISI
1. Kejadian berbahaya adalah suatu kejadian yang dapat membahayakan jiwa
pekerja tambang dan/atau menghalangi kegiatan produksi pertambangan.
2. Kejadian hampir celaka (near mis) adalah kejadian tidak terduga/tidak
terencana yang tidak menimbulkan kerusakan atau cedera, tetapi berpotensi
terjadinya kecelakaan.
No. Dokumen : GST –SOP–HSE–23 Revisi :
Edisi : 1 Tgl Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 4 of 14
Pemilik SOP : Departemen HSE
3. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mencederai
manusia, menghambat proses kerja dan menimbulkan kerugian terhadap
property (harta benda).
4. Kecelakaan ringan adalah cidera akibat kecelakaan tambang yang
menyebabkan pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula lebih dari
1 (satu) hari dan kurang dari 3 (tiga) minggu termasuk hari minggu dan hari libur.
5. Kecelakaan berat adalah :
a. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang
tidak mampu melakukan tugas semula selama sama dengan atau lebih dari
3 minggu termasuk hari minggu termasuk hari minggu dan hari libur.
b. Cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang
cacat tetap (invalid).
c. Cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari lamanya pekerja
tambang tidak mampu melakukan tugas semula, tetapi mengalami seperti
salah satu di bawah ini:
1) Keretakan tengkorak, tulang punggung, pinggul, lengan bawah sampai
ruas jari, lengan atas, paha sampai ruas jari, dan lepasnya tengkorak
bagian wajah.
2) Pendarahan di dalam atau pingsan disebabkan kekurangan oksigen.
3) Luka berat atau luka terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap
4) Persendian yang melepas dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
6. Mati adalah kecelakaan tambang yang mengakibatkan pekerja tambang mati akibat
kecelakaan tersebut.
7. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah : Penyakit yang disebabkan/timbul dari
akibat suatu pekerjaan atau lingkungan kerja.
8. Regu penyelamat adalah regu yang dibentuk dan ditetapkan oleh perusahaan yang
memiliki kompetensi untuk mengendalikan dan menanggulangi keadaan darurat
atau penyelamata.
9. Saksi langsung adalah : orang yang menjadi korban dan masih hidup, orang yang
melihat, mendengar, dan/atau merasakan langsung kecelakaan tambang atau
kejadian berbahaya.
10. Saksi tidak langsung adalah orang yang mengetahui korban, pekerjaan atau
profesi korban, cedera korban, dan peralatan atau material yang terlibat kecelakaan
tambang atau kejadian berbahaya.
11. TKP adalah : tempat kerjadian perkara
No. Dokumen : GST –SOP–HSE–23 Revisi :
Edisi : 1 Tgl Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 5 of 14
Pemilik SOP : Departemen HSE
12. PIC (Person In Charge) adalah : orang yang bertanggung jawab terhadap
penyelesaian suatu tindakan perbaikan.
13. Cidera hilang waktu kerja (Loss Time Injury) adalah : Semua cedera akibat
kecelakaan tambang yang mengakibatkan korban tidak mampu melakukan tugas
semula pada gilir kerja berikutnya berdasarkan keterangan dokter yang ditunjuk
oleh perusahaan.
14. Cacat Tetap (permanent disability) cedera yang bukan termasuk mati tetapi
berakibat ketidakmampuan tetap atau berkurangnya maupun kehilangan sebagian
atau seluruh fungsi pada bagian tubuh tertentu dan amputansi serta dislokasi.
15. Cedera rawat medis (medical aid injury) adalah cedera akibat kerja yang tingkat
keparahannya memerlukan perawatan dari dokter atau juru rawat dibawah
pengawasan dokter atau memerlukan perawatan melebihi kemampuan petugas
PPPK dan dikirim ke rumah sakit/klinik.
16. Cedera pertolongan pertama (First Aid Injury) adalah cedera ringan yang cukup
mendapat perawatan dari petugas PPPK di lokasi kerja atau oleh juru rawat di
rumah sakit/klinik yang tidak memerlukan perawatan dokter.
17. Loss Time Injury Frequency Rate/LTIFR adalah jumlah cedera hilang waktu kerja
untuk setiap 1.000.000 jam kerja dibagi dengan jumlah jam pemaparan dalam
periode tertentu.
Rumus LTIFR = (jumlah cidera hilang waktu kerja x 1.000.000) : Jumlah jam
pemaparan dalam periode tersebut.
18. Loss Time Injury Severity Rate/LTISR adalah tingkat keparahan terjadinya hilang
waktu kerja.
Rumus LTISR = (jumlah pembebanan hilang waktu kerja x 1.000.000) : jemlah jam
pemaparan dalam periode tersebut.
19. Frekuensi Rate/FR adalah tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan, baik ringan,
sedang ataupun berat
Rumus FR = (jumlah semua cedera x 1.000.000) : jumlah pemaparan dalam
periode tersebut.
20. MTC (Medical Treatment Case) adalah : kecelakaan yang menyebabkan korban
harus dirawat atau mendapat perlakuan medik serius/berat, namun korban masih
bisa mampu melakukan pekerjaan lain yang lebih ringan.
21. Derajat Kerusakan adalah : prosentase kerusakan dari suatu unit yang mengalami
kecelakaan/kerusakan. Prosentase ini biasanya ditentukan oleh pihak Asuransi
dengan kesepakatan dari Perusahaan. Bila kerusakan < 75% maka penggantian
akan dilakukan Pihak Asuransi hanya pada bagian yang rusak saja tapi bila > 75%
maka penggantian akan dilakukan dengan unit yang baru
No. Dokumen : GST –SOP–HSE–23 Revisi :
Edisi : 1 Tgl Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 6 of 14
Pemilik SOP : Departemen HSE
22. Tim penyelidik kecelakaan adalah tim internal perusahaan yang memiliki
kompetensi dan bertugas menyelidiki suatu kecelakaan tambang, kejadian
berbahaya, atau kejadian hampir celaka di persahaan tempat tim tersebut bekerja.
A. Tim Investigasi
1. Team Leader : Seorang Manager / Section yang sudah berpengalaman dalam
melakukan penyelidikan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
No. Dokumen : GST –SOP–HSE–23 Revisi :
Edisi : 1 Tgl Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 7 of 14
Pemilik SOP : Departemen HSE
6. Laporan harus ditulis sedetil mungkin sesuai dengan form yang telah
ditentukan untuk kemudian Safety Officer mendistribusikan ringkasan
kecelakaan selama periode waktu tertentu kepada semua anggota Komite
K3MLM (Safety Committee) dan sub-contractor yang ada di site.
7. Laporan kecelakaan diumumkan dan dibahas dalam Pertemuan Bulanan K3
yang dipimpin oleh PJO.
G. Rekomendasi
1. Rekomendasi yang memasukkan penyebab langsung dan dasar dibuat untuk
mencegah kecelakaan, insiden dan PAK terulang kembali atau untuk
mengeliminasi kerugian.
2. Rekomendasi terhadap perbaikan PPA Occupational Safety and Health
Management System dibuat berdasarkan analisa.
3. Semua rekomendasi dibuat dalam Form Penyelidikan Kecelakaan/Insiden dan
PAK untuk memudahkan pemantauan tindakan perbaikan.
4. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan ketika membuat rekomendasi adalah :
a. Efektivitas
b. Praktis
c. Urgent/waktu implementasi
d. Besarnya keuntungan/benefit
No. Dokumen : GST –SOP–HSE–23 Revisi :
Edisi : 1 Tgl Revisi :
Tgl. Efektif : Halaman : 13 of 14
Pemilik SOP : Departemen HSE
H. Pengkomunikasian
1. Semua kecelakaan, insiden dan PAK termasuk tindakan pencegahan,
rekomendasi oleh tim investigasi dan pelajaran yang dapat diambil dari hal
tersebut dikomunikasikan kepada semua level pekerja secara efektif melalui
pertemua-pertemuan grup.
2. Komite K3MLM /Safety Committee bertanggung jawab untuk memonitor dan
memastikan bahwa jalur komunikasi dilaksanakan secara efektif. Terjemahan
penggunaan bahasa akan disesuaikan bila diperlukan.
J. Diagram Alir
Selesai
F. DOKUMENTASI
Prosedur ini terdokumentasi dalam bentuk berkas cetakan (print out) dan file-file
komputer yang disimpan dalam hard disk komputer HSE Departemen. Dokumen
terkait :
a. Formulir Penyelidikan Kecelakaan dan Insiden
b. Formulir Keterangan Korban dan Saksi Kecelakaan
c. Formulir Penyelidikan Diagnosis Penyakit akibat kerja