Anda di halaman 1dari 5

Terjemahan krititik terhadap kitab “ kuffuual ayaady an baiatu l baghdady “ karya : syekh abi

thaibah al qosywaroh

Nama kutaib : imaathotu llithaam an ahfaad bal am

Penulis: abi thaibah qoswaroh alquraisyi

Kutaib yang di koreksi : kuffuu al ayyady an baiati l baghdady

Penulis : abu muhammad al hasyimy dengan pengantar abu abdurrohman al mardawy dan
hubbab al jazraawy

Kutaib karya asyekh abi thaibah qosworoh adalah sebuah tulisan yang bertujuan untuk berlepes
diri dari tuduhan palsu yang di tujukan kepada maulanaa amiru l mukminin –semoga alloh
menjaganya—engan berbagai tuduhan yang tidak ada buktinya, begitupula tujuan ditulisnya kutaib
ini untuk menyingkirkan duri duri penghalang perjalanan mujahidin dalam menggapai ridho Alloh

Setelah melihat tulisan dari se orang yang bernama abu muhammad al deerry yang tertulis al
haasyimy dimana telah menulis yang intinya hendaklah seorang mukmin membatalkan baiat
nyakepada amiru l mukminin , maka disini ada banyak catatan yang perlu di kritisi sebagai berikut:

Koreksian umum pada tulisan serang yang mengaku al hasyimy:

Sesungguh nya bisisikan syetan banyak bertebaran untuk merusak citra para mujahidin yang ikhlash
serta menaburkan berbagai fitnah dan membikin keraguan yg bertujuan untuk memecah belah
barisan mujahidin

Bila musuh kalah dalam medan perang ,maka akan menggunakan kekuatan nya dalam media untuk
memprovokasi serta memfitnah mujahidin , sebagaimana nasehat syekh adnani –rohimahulloh- :
.bahwa memfitnah dengan keji dalam propaganda yang dilakukan musuh adalah cara yang sudah
sejak dahulu untuk menghadapi para mujahidin,

Dalam mengkritisi tulisan tersebut , akan kami ketengahkan siapa sebenar nya penulis buku kecil
yang mengklaim dirinya sok tahu akan daulah ...

Nama yng tertulis disampul buku kecil adalah abu muhammad al hasyimy al deiiry

Siapakah Abu muhammad al hasyimy ?

Dia adalah satu orang yang lari dari ujian saat daulah tertimpa ujian bertubi tubi yang dekat dengan
sifat pengecut, para pengecut yang lain nya adalah abu Muhammad al hasyimy al deiry, Abu
muhammad aldousry , Abu hafsh al bahrainy , Abu haetham al jazrawy , Abu Muhammad al
yamany , Abu muthanna al idliby , Khabbaab al jazrawy , Abu shuhaib al najdy , abu ghoodah al
makky...ketika orang orang ini berat dengan ibadah qital , lari untuk mencari zona aman untuk
menutupi segala negatif yang ada pada diri mereka ....sehingga mulai ada benih benih untuk
memfitnah daulah bahkan dengan ringan mencuri harta harta yang dimiliki daulah dan ketika
mereka sampai diIdlib bereka menampakkan bersama musuh , bahkan untuk kamuflase tidak segan
segan untuk merokok dan sebagian mereka memandang bahwa asal dari penduduk adalah kafir dan
tidak segan segan untuk melaknat para pemimpin 2 yang ikhlash walaupun diantara satu sama yang
lain ada yang tidak sepakat namun ada titik temu pada diri mereka yaitu sifat pengecut ,lari dari
medan serta memerangi daulah .

Setelah tidak tempat di zona daulah mereka kabur ke Turki dan membawa uang daulah kurang lebih
b 5 000 000 dolar amerika , uang itu adalah bantuan untuk mujahidin dari berbagai bentuk yang
rencana nya untuk meringankan beban para para tawanan tawanan perang .

Adalah al deiry pada akhir nya menjadi jongos jongos penjajah dengan menerima pesan pesan dari
sponsor Rand corporation yang isinya kurang lebih sangat menyakitkan mujahidin ,seperti tulisan
tulisan profokatif untuk melepaskan baiat terhadap Amiru l mukminin .

Al syaikh Al adnany – semoga Allohmenerima amal nya- pernah menasehati kita “ saya nasehatkan
untuk segenap kalian semua, untuk tidak melihat,membaca serta memvonis daulah islamiyah dari
media yang ada hari ini. Sesungguh nya yang di suguhkan media musuh tidak jauh untuk
menaburkan fitnah fitnah yang jauh dari akurat . Hendaklah antum sekalian membaca daulah
dengan perasaaan yang ada pada diri antum , seperti berfikir kenapa daulah hari ini di serang oleh
sekutu kaafirin , bukan kah di Iraq sendiri ada 150 an faksi . apa ada dunia internasional
membumihanguskan rofidah syiah garis keras sebagaimana koalisi membumi hanguskan daulah?.

Apa yang di lakukan oleh al deiry dan teman teman nya tidak lain mirip dengan Bal am yang di
abadikan dalam al quran surat al araaf 175 – 176

‫ين‬
َ ‫غَاو‬ َ ‫ا ْت ُل َعلَي ِْه ْم َن َبأ َ الَّذِي آ َت ْي َناهُ آ َيا ِت َنا َفا ْن َسلَ َخ ِم ْن َها َفأ َ ْت َب َع ُه ال َّش ْي َطانُ َف َك‬
ِ ‫ان م َِن ْال‬
“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang Telah kami berikan kepadanya ayat-ayat kami,
Kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia
tergoda), Maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.”

SURAT AL A’RAF 176

َ ‫ث ۚ ٰ َذل َِك َم َث ُل ْال َق ْو ِم الَّذ‬


‫ِين‬ ْ ‫ث أَ ْو َت ْت ُر ْك ُه َي ْل َه‬
ْ ‫ب إِنْ َتحْ ِم ْل َعلَ ْي ِه َي ْل َه‬ ِ ْ‫َولَ ْو شِ ْئ َنا لَ َر َفعْ َناهُ ِب َها َو ٰلَ ِك َّن ُه أَ ْخلَدَ إِلَى اأْل َر‬
ِ ‫ض َوا َّت َب َع َه َواهُ ۚ َف َم َثلُ ُه َك َم َث ِل ْال َك ْل‬
َ ‫ص لَ َعلَّ ُه ْم َي َت َف َّكر‬
‫ُون‬ َ ‫ص‬ َ ‫ُص ْال َق‬ ِ ‫َك َّذبُوا ِبآ َيا ِت َنا ۚ َفا ْقص‬
“Dan kalau kami menghendaki, Sesungguhnya kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu,
tetapi dia cenderung kepada dunia, dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, Maka
perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya, dan jika kamu
membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). demikian Itulah perumpamaan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat kami. Maka Ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir

Ayat ini mengisahkan tentang Bal’am bin Ba’ura, seorang dari Bani Israil di zaman dahulu yang
dikaruniai ilmu, tapi hatinya cenderung kepada harta dunia. Maka ia diperumpamakan dengan
anjing.

Dalam Nawad Al-Ushul, At-Tarmidzi berkata, “Perumpamaan Bal’am seperti seekor anjing, tidak
seperti hewan buas lainnya, karena anjing tidak memiliki hati (yakni hatinya mati), dan penjuluran
lidahnya itu disebabkan oleh hatinya yang mati. Berbeda dengan hewan buas lainnya, mereka tidak
mati hatinya, karenanya ia juga tidak mengulurkan lidahnya.”[1]
Imam Al-Qurthubi mengatakan, ulama lain mengatakan, perumpamaan dalam ayat ini adalah
perumpamaan yang paling buruk yang disandangkan kepada manusia, karena ayat ini
mengumpamakan seorang dengan anjing. Orang tersebut tidak mampu untuk dirubah, seperti
halnya anjing yang tidak dapat dirubah kebiasaan menjulurkan lidahnya.[2]

Selain itu, ada yang mengatakan, tabiat yang dimiliki oleh hewan anjing biasanya adalah, mereka
akan patuh dan tunduk kepada seorang yang tidak takut kepadanya, dan ia juga akan terdiam seribu
bahasa apabila orang yang tidak takut kepadanya itu telah menjinakkannya. Lalu hewan yang seperti
ini dijadikan perumpamaan oleh Allah bagi orang yang menerima uang suap untuk merubah suatu
hukum agama yang jelas-jelas telah tertulis di dalam kitab suci. Oleh karena itu ayat ini sangat
penting untuk ditadaburi oleh setiap individu agar tidak terperdaya dengan perbuatannya atau
dengan ilmu yang dimilikinya, karena ia tidak dapat mengetahui bagaimana kondisinya nanti di akhir
hidupnya.[3]

Kami akan menyampaikan apa yang ditulis oleh Imam Ibnu Katsir rahimahullah, dalam tafsirnya
terhadap ayat ini secara panjang sebagai berikut:

Imam Ibnu Katsir berkata, adapun yang mahsyur mengenai sebab turunnya ayat ini, bahwa ia adalah
seorang dari Bani Israil dahulu, sebagaimana dikatakan Ibnu Mas’ud ra, dan ulama-ulama salaf
lainnya. Ali bin Abu Thalhah menuturkan dari Ibnu Abbas ra, ia adalah seorang yang berasal dari
suatu kota yang dihuni oleh kaum yang gagah perkasa dan kasar-kasar pembawaannya. Ia bernama
Bal’am dan ia mengetahui nama Allah yang Mahaagung (al-Ismul Akbar).
Ali bin Abi Thalhah menuturkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika Musa singgah bersama orang-orang
yang menyertainya di kota itu, maka kabilah-kabilah dan kaum di kota itu datang kepada Bal’am
seraya mengatakan, “Musa adalah orang yang sangat kuat, dan ia bersama pasukan yang sangat
banyak. Jika ia mengalahkan kami, maka ia akan membinasakan kami. Oleh karena itu, berdo’alah
kepada Allah agar mengusir Musa berikut orang-orang yang menyertainya dari kami.”

Bal’am mengatakan, “Jika aku berdoa kepada Allah supaya menolak Musa berikut orang-orang yang
menyertainya, niscaya lenyaplah dunia dan akhiratku.” Namun, mereka tidak henti-hentinya
memohon, hingga Bal’am mendoakan keburukan atas Musa dan kaumnya. Akhirnya Allah
menanggalkan kelebihan yang ada pada dirinya. Itulah makna firman Allah; “Kemudian dia
melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda).[4]

Firman-Nya: Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-
ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah.” Allah
mengatakan, “Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan
ayat-ayat itu.” Yakni, niscaya kami jauhkan dia dari noda dan kotoran duniawi, dengan ayat-ayat
yang telah kami berikan kepadanya.[5]
“Tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah.” Yakni cenderung
kepada perhiasan dan keindahan kehidupan dunia. Ia hanyut dalam kelezatan dan kenikmatan dunia
yang memperdayainya, sebagaimana telah memperdayai kalangan orang-orang yang tidak memiliki
akal dan pengetahuan.[6]

Muhammad bin Ishaq bin Yasar menuturkan dari Salim bin An-Nadhr, ia bercerita bahwa Musa as
singgah di tanah Bani Kan’an termasuk bagian dari tanah Syam, di mana Bal’am berada. Kaum
Bal’am pun mendatangi Bal’am seraya mengatakan, “Wahai Bal’am, Musa bin Imran telah hadir di
tengah Bani Israil, dan kini telah datang untuk mengusir kami. Sesungguhnya kami adalah kaummu,
dan kami tidak memiliki tempat tinggal, sementara engkau adalah orang yang terkabul doanya.
Keluarlah dan berdoalah kepada Allah agar menimpakan keburukan kepada mereka.”
Bal’am menjawab, “Celakah kalian! Nabi Allah disertai oleh para malaikat dan orang-orang beriman.
bagaimana mungkin aku pergi untuk mendoakan keburukan atas mereka, sedangkan kelebihan yang
aku miliki ini dari Allah?”

Mereka mengatakan, “Kami tidak memiliki tempat tinggal.” Mereka tidak henti-hentinya membujuk
dan merendahkan diri di hadapannya untuk memperdayainya sehingga ia terperdaya.
Kemudian ia mengendarai keledainya menuju ke bukit yang dari puncaknya ia dapat melihat
pasukan Bani Israil, yaitu bukit Husban. Ketika keledai itu berjalan beberapa langkah, keledai itu
menderum. Ia pun turun dan memukulnya. Hingga ketika ia memukulnya dengan keras, barulah
keledai itu berdiri, lalu ia menaikinya. Belum berjalan jauh hingga keledai itu menderum kembali,
lalu ia memperlakukan keledai tersebut seperti tadi. Belum berjalan jauh keledainya itu kembali
menderum, lalu ia memukulnya. Ketika ia menyiksa keledainya seperti itu, maka Allah mengizinkan
kepada keledai tersebut untuk berbicara kepadanya sebagai bantahan kepadanya dengan
mengatakan, “Celaka engkau, wahai Bal’am! Kemana engkau hendak pergi? Tidakkah engkau
melihat para malaikat menolakku dari hadapanku ini? apakah engkau pergi kepada Nabi Allah dan
kaum mukminin untuk mendoakan keburukan kepada mereka.” Namun, ia tidak bergeming, ia terus
menerus memukulnya. Allah membiarkan keledai itu berjalan ketika Bal’am terus memaksanya agar
berjalan. Hingga sampailah di atas bukit Husban, di hadapan pasukan Musa dan Bani Israil, ia mulai
mendoakan atas mereka. tidaklah ia mendoakan keburukan kepada mereka, melainkan Allah
memalingkan lisannya sehingga mendoakan keburukan kepada kaumnya. Tidaklah ia mendoakan
kebaikan kepada kaumnya melainkan Allah memalingkan lisannya sehingga mendoakan kebaikan
kepada Bani Israil. Maka kaumnya mengatakan kepadanya, “Apakah engkau tahu, wahai Bal’am, apa
yang engkau lakukan? Engkau hanyalah mendoakan kebaikan kepada mereka dan mendoakan
keburukan kepada kami?”

Ia menjawab, “Inilah yang tidak aku kuasai. Ini sesuatu yang telah Allah tentukan.”
Kemudian lidahnya menjulur sampai ke dadanya, lalu ia mengatakan, “Sekarang telah hilang dariku
dunia dan akhirat. Tidak terisisa lagi selain makar dan tipu daya, maka aku akan membuat makar dan
tipu daya untuk kalian. Hiasailah para wanita dan berikan barang-barang dagangan kepada mereka,
kemudian suruhlah mereka pergi ke pasukan untuk menjual barang-barang tersebut. perintahkan
kepada setiap wanita tersebut untuk tidak menghalangi dirinya dari laki-laki yang menginginkannya.
Sebab jika seorang pria dari mereka telah berzina, maka itu sudah cukup bagi kalian.”

Mereka pun melakukannya. Ketika para wanita telah masuk di tengah pasukan tersebut, seorang
wanita dari Kan’aniyyun yang bernama Kisbi putri Shur—pemimpin kaumnya—lewat di hadapan
seorang pemuka Bani Israil, yaitu Zamri bin Syalum, pemuka keturunan Syamun bin Ya’qub bin Ishaq
bin Ibrahim. Tatkala melihatnya, Zamri tertarik padanya maka ia berdiri menuju wanita itu lalu
menggandengkan tangannya. Kemudian ia mendatangi Musa dengan membawa wanita itu seraya
mengatakan, “Sesungguhnya aku menduga engkau akan mengatakan: ini haram atasmu dan jauhi
dia.”

Musa mengatakan, “Benar, ini haram atasmu. Jangan mendekatinya.”

Ia mengatakan, “Demi Allah, aku tidak menaatimu dalam hal ini.” lalu ia membawa wanita itu masuk
kemahnya lalu menggaulinya, dan Allah mengirimkan penyakit Tha’un di tengah Bani Israil.
Finshash bin Al-Izar bin harun, pelaksana perintah Musa, seorang pria yang diberi karunia berupa
tubuh yang besar dan pukulan yang kuat, tidak berada di tempat pada saat Zamri bin Syalum
melakukan perbuatan amoralnya. Ketika ia datang, sementara Tha’un tengah merebak di tengah
bani Israil, dan mendapatkan kabar (tentang apa yang dilakukan Zamri). Maka ia mengambil
tombaknya yang seluruhnya terbuat dari besi. Kemudia ia masuk ke kemahnya dan mendapati
keduanya tengah tidur, maka ia menusuk keduanya menjadi satu dengan tombaknya. Kemudian ia
membawa keluar keduanya sembari mengangkatnya ke udara. Ia memegang tombak dengan
tangannya, menyandarkan siku-sikunya pada lambungnya, dan menyandarkan tombak pada
dagunya. Ia adalah anak tunggal al-Iazar, dan ia mengatakan, “Ya Allah, demikianlah kami melakukan
terhadap siapa yang bermaksiat kepada-Mu.” Dan penyakit Tha’un pun diangkat (dari tengah-tengah
Bani Israil).

Orang-orang yang mati dari Bani Israil karena penyakit Tha’un—sejak Zamri berzina dengan wanita
itu hingga ia dibunuh oleh Finhash— dihitung, ternyata 70.000 orang dari mereka telah mati. Ada
yang mengatakan, 20.000 orang dalam sesaat di siang hari. Dari situlah Bani Israil memberikan
kepada anak Finhash bin al-Izhar bin Harun dari tiap-tiap sembelihan yang mereka sembelih berupa
leher, paha, dan harta mereka yang paling baik; karena ia adalah anak tunggal bapaknya al-Izar.

Berkenaan dengan Bal’am bin Ba’ura, Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad saw surat Al-A’raf
ayat 175-176 ini. “Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya
ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang al-Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu.”
Hingga firmannya, “Agar mereka berpikir.”

Pengarang al hasyimy dan teman teman nya tidak jauh beda denganbal am yang melacurkan
agamanya demi dunia yang semu.

Beberapa catatan terhadap buku kecil yang di tulis oleh abu Muhammad al hasyimy :

1 pada buku ini di beri pengantar oleh orang yang bermasalah adalah syekh khobbab al
jazrawy, seorang yang berkaitan dan menjalin hubungan dengan pihak keamanan yang
merugikan mujahidin
2 ada kalimat kalimat dusta pada buku ini salah satu nya ada kalimat : ‘’ demi Alloh saya
senang bersama kalian , karena kalian menurutku adalah sama denga para wali wali
terdahulu……

ada kalimat yang didalamnya ada dusta :’’ ..dan saya trus berusaha untuk mengemukakan
gagasanterhadap para qodahdan para masyayekh yang ada di dalam nya yang . dan menghasilkan
sebuah kesepakatan dari mereka….kalaulah bukan karena amniyah ,akan saya beberkan…’’

ini adalah kalimat dusta yang tidak pernah ada sebuah kesepakatan apapun dari para syaikh syaikh
disini.

3 mengaku ngaku mencintai syekh turki ban ali – taqobbalallohu- dalam tulisan disebutkan ‘’
sesungguh nya tulisan ku ini bukan bantahan terhadap apa yang sudah di tulis oleh syekh ali bin ali
namun menerus kan apa yang di ingin kan beliau…..sesuai dengan jalan yg beliau pijak…..’’ ini adalah
pengakuan pengakuan yang tidak berdasar,yang pada hakekat nya menikam serius dari
belakang.bahkan amir mereka syeikh dousry jelas jelas dengan terang terangan mencerca dan
menghunus lidah tajamkepada dua syaikh al ban ali dan syaikh alqohthony.

Anda mungkin juga menyukai