Anda di halaman 1dari 6

Vol. 3 No.

2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal


http://jurnal.ensiklopediaku.org

KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MENUJU ARAH


PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

VITRI INTAN SARI


Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Padang
intasarivitri@gmail.com

Abstract: Concept is a general representation that can provide and explain something
related and classify it in detail. The four concepts of citizenship education that we must
both understand as Indonesian citizens are the essence, function, purpose and scope of
citizenship education. Citizenship education has a classification of material that is
summarized in the scope of learning. The scope of the civic education subject matter is
in accordance with Permendiknas No. 22 of 2006 regarding content standards,
including: a) National unity and integrity. b) Norms, laws and regulations. c) Human
rights. d) The needs of citizens. e) State constitution. f) Power and Politics. g)
Pancasila. h) Globalization. So that the development direction of the civic education
subject must include three components as well as the three components of student
assessors, namely Civic Knowledge (civic knowledge), Civic Skills (civic skills), and
Civic Disposition (civic character).
Keywords: Concept, Development Direction, and Citizenship Education.

Abstrak: Konsep merupakan sebuah representasi yang bersifat umum kemudian dapat
memberikan dan menjelaskan terkait sesuatu serta mengklasifikasikannya secara
detail. Empat konsep Pendidikan kewarganegaraan yang harus sama-sama kita pahami
sebagai warga negara Indonesia ialah hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup
Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan memiliki klasifikasi
materi yang dirangkum dalam ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi
mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan sesuai dalam Permendiknas No. 22 Tahun
2006 tentang standar isi, meliputi: a) Persatuan dan kesatuan bangsa. b) Norma,
hukum, dan peraturan. c) Hak asasi manusia. d) Kebutuhan warga negara. e)
Konstitusi negara. f) Kekuasan dan Politik. g) Pancasila. h) Globalisasi. Sehingga arah
pengembangan mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan harus mencakup tiga
komponen sama halnya seperti tiga komponen penilai peserta didik, yaitu Civic
Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic Skills (keterampilan
kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak kewarganegaraan).
Kata Kunci: Konsep, Arah Pengembangan, dan Pendidikan kewarganegaraan

A. Pendahuluan
Pendidikan kewarganegaran (Civic education) merupakan suatu konsep yang
mengglobal, setiap negara memiliki, melaksanakan dan memikirkan kemudian
mengevaluasi sendiri terkait permasalahan kenegaraannya masing-masing. Ketika kita
berbicara tentang apa yang menjadi empat konsep Pendidikan kewarganegaraan dan
bagaimana arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan, terlebih dahulu kita
akan bertemu dengan yang namanya konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan
tersebut. Konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan ialah warga negara dan
pemerintah. Setiap orang yang berada disuatu negara membutuhkan dan perlu mengerti
dengan status serta kedudukannya yang pada akhirnya akan menyangkut kepada hak
dan kewajiban sebagai anggota sebuah negara. Selain mengerti dan memahami hak
serta kewajiban dalam bernegara, seorang warga negara juga perlu memahami dan

142 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

menyadari bahwa diluar dari status yang dimiliki ada pihak yang akan mengawasi,
mengatur dan melindungi ketika ada keputusan-keputusan yang mengikat seluruh
warga negara yaitu pemerintah.
Setelah mengetahui konsep dasar Pendidikan kewarganegaraan, selanjutnya kita
akan membahas empat konsep Pendidikan kewarganegaraan yang harus dipahami dan
dimengerti oleh setiap warga negara khususnya para pendidik yang memiliki
kewajiban mengajarkan ilmu pengetahuan ini kepada peserta didik. Masing-masing
warga negara harus mempunyai pengetahuan yang luas yaitu pengetahuan dari
masyarakat, bangsa dan negara dalam rangka memperoleh pemahaman terkait ini.
Pengetahuan ini bukan untuk ditiru begitu saja namun sebagai perbandingan atau
pencerminan sebagai penambah wawasan dalam rangka memperkuat jati diri menuju
arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan yang sesuai dan dicita-citakan.
Pemaparan serta ulasan sebelumnya sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam
sehingga dapat diperoleh hasil kajian yang komprehensif tentang implementasi konsep
Pendidikan kewarganegaan dalam menuju arah pengembangan Pendidikan
kewarganegaraan. Oleh karena itu, pada pembahasan artikel ini penulis memfokuskan
kajian pada konsep Pendidikan kewarganegaraan yang menyangkut hakikat, fungsi,
tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan serta arah pengembangan
Pendidikan kewarganegaraan tersebut.

B. Metodologi Penelitian
Metode yang penulis gunakan dalam menulis artikel ini adalah metode deskriptif
kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan atau library research. Data yang
penulis gunakan bersumber dari artikel ilmiah dalam jurnal nasional maupun
internasional dikumpulkan melalui teknik identifikasi wacana dari artikel tersebut serta
sumber bacaan yang relevan dan berhubungan dengan konsep Pendidikan
kewarganegaraan serta arah pengembangan Pendidikan kewarganegaraan. Kemudian
teknik analisis data penulis menggunakan Teknik analisis isi dengan
mengorganisasikan dan mengkategorikan data untuk menemukan hasil yang akan
menjadi kesimpulan.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Konsep Pendidikan kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan (Civic Education) itu sendiri merupakan mata
pelajaran yang bertugas bagaimana membentuk warga negara yang baik / how a good
citizen sadar akan hak dan kewajiban sehingga warga negara bisa kritis dalam berfikir,
partisipatif, serta bertanggungjawab (Kariadi, 2016). Konsep merupakan sebuah
representasi yang bersifat umum kemudian dapat memberikan dan menjelaskan terkait
sesuatu serta mengklasifikasikannya secara detail. Empat konsep Pendidikan
kewarganegaraan yang harus sama-sama kita pahami sebagai warga negara Indonesia
ialah hakikat, fungsi, tujuan, dan ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan.
Pertama, hakikat Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan sebuah
program Pendidikan yang berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai tonggak
dalam pengembangan dan pelestarian nilai-nilai luhur dan moral sebagai jati diri yang
berakar budaya bangsa dan diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-
hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota
masyarakat dan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Akbal, 2016). Pada hakikatnya
Pendidikan kewarganegaraan ialah mata pelajaran baik disekolah maupun perguruan
tinggi yang memfokuskan pada pembentukkan diri dari segala bidang kehidupan untuk

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 143
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

menjadi warga negara yang cerdas, terampil serta berkarakter berlandaskan Pancasila
dan UUD 1945.
Berbalik kebelakang, apabila kita menkaji sejarah mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan sudah banyak mengalami perubahan dan sering mengalami pasang
surut baik pemikiran dalam kurikulum nasional. Pasang surut pemikiran terjadi sejak
lahir kurikulum nasional tahun 1946 diawal kemerdekaan sampai pada era reformasi
saat ini. Namun, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada masa ini
karakteristiknya didominasi oleh proses value incucation dan knowledge
dissemination. Ini dapat kita lihat dari materi pembelajarannya yang dikembangkan
berdasarkan butir-butir dari setiap sila Pancasila. Tujuan pembelajarannya pun
diarahkan untuk menanamkan sikap dan prilaku yang beradasarkan nilai-nilai
Pancasila serta untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk
memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai pedoman dalam
berprilaku sehari-hari.
Kedua, fungsi Pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan
merupakan salah satu mata pelajaran yang berda dalam bidang sosial kenegaraan. Mata
pelajaran yang memiliki fungsi essensial dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas
manusia sebagai warga negara untuk memiliki keterampilan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Selain itu fungsi dari mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan ialah sebagai wahana merefleksikan diri baik secara individu
maupun bermasyarakat dalam kebiasaan berfikir dan berprilaku cerdas, terampil,
berkarakter, dan setia kepada bangsa dan negara Indonesia sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD NKRI 1945.Numan Somantri (2001) memberikan pemaparan
mengenai fungsi Pendidikan kewarganegaraan sebagai berikut: “Usaha sadar yang
dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan belajar kepada
peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan
kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan
dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-hari”.
Pendidikan kewarganegaraan versi Indonesia berfungsi memberdayakan warga
negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sejalan dengan Pancasila
(Kariadi, 2016). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu memberikan
kemudahan proses belajar bagi para peserta didik dalam menginternalisasikan moral
Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan
nasional yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku di kehidupan sehari-
hari. Ketiga, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan. Menurut Sapriya (2001), tujuan
Pendidikan kewarganegaraan adalah partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab
dalam kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-
prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia. Penguasaan dalam seperangkat ilmu
pengetahuan dan keterampilan intelektual serta keterampilan untuk dapat berperan
serta sangat diperlukan dalam membentuk warga negara yang memiliki kemampuan
partisipasi efektif dan penuh tanggung jawab. Partisipasi yang efektif dan bertanggung
jawab itu lebih lanjut ditingkatkan melalui pengembangan disposisi atau watak-watak
tertentu sebagai perbaikan kemampuan individu dalam bermasyarakat yang dapat
meningkatkan keikut sertaan dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem
politik yang sehat. Tujuan umum Pendidikan kewarganegaraan ialah mendidik warga
negara agar menjadi warga negara yang baik seperti pendapat Somantri (2001):
“warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan negara, beragama,
demokratis, Pancasila sejati”.

144 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik


untuk menjadi warga negara yang baik (to be good and smart citizens) yang memiliki
komitmen yang kuat dalam mempertahankan kebhinekaan di Indonesia dan
mempertahankan integritas nasional (Kariadi, 2016). Di negara Australia pengajar
memanfaatkan Justice Citizens, sebuah alternatif Pendekatan Pendidikan
kewarganegaraan yang mengedepankan minat dan kemampuan siswa sebagai pusatnya
pembangunan menjadi warga negara yang aktif sebagai contoh praktik pendidikan
yang dapat mempromosikan dan memperkuat kewarganegaraan aktif di antara siswa
sekolah (Heggart, Arvanitakis, & Matthews, 2018). Sama hal di negara Indonesia
memfokuskan yang memfokuskan pembentukkan peserta didik aktif. Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan kewarganegaraan merupakan
program dalam kegiatan belajar mengajar yang mencakup secara utuh baik ranah
kognitif, rahan afektif, dan ranah psikomotorik dalam mengembangkan Pendidikan
berbasis nilai-nilai.
Keempat, ruang lingkup Pendidikan kewarganegaraan. Setiap ilmu harus bersifat
universal dan memenuhi syarat-syarat ilmiah, yaitu mempunyai objek, metode, sistem.
Kejelasan suatu objek pembahasan baik objek material maupun objek formal harus
terpenuhi. Objek material adalah bidang sasaran yang dibahas dan dikaji oleh suatu
bidang atau cabang ilmu. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang tertentu yang
dipilih untuk membahas objek material tersebut. Adapun objek material dari
Pendidikan Kewarganegaraan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan warga
negara baik yang empiris maupun yang nonempiris, yang meliputi wawasan, sikap,
dan perilaku warganegara dalam kesatuan bangsa dan negara. Dan objek formalnya
yaitu hubungan antara warganegara dan negara (termasuk hubungan antar
warganegara) dan pembelaan negara.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki klasifikasi materi yang dirangkum dalam
ruang lingkup pembelajaran. Ruang lingkup pada materi mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan sesuai dalam Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang standar isi,
meliputi: a) Persatuan dan kesatuan bangsa. b) Norma, hukum, dan peraturan. c) Hak
asasi manusia. d) Kebutuhan warga negara. e) Konstitusi negara. f) Kekuasan dan
Politik. g) Pancasila. h) Globalisasi. Dapat diketahui bahwa materi mata pelajaran
Pendidikan kewarganegaraan memiliki hubungan erat dengan ruang lingkup mata
pelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang terdiri dari beberapa aspek, meliputi:
ruang lingkup persatuan dan kesatuan bangsa, ruang lingkup norma, hukum, dan
peraturan, ruang lingkup HAM (Hak Asasi Manusia), ruang lingkup kebutuhan dan
konstitusi negara, ruang lingkup kekuasaan dan politik, ruang lingkup pancasila, serta
ruang lingkup globalisasi.

2. Arah Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan


Dalam proses menuju kearah pengembangan pendidikan kewarganegaraan yang
dicita-citakan Pendidikan kewarganegaraan mempunyai misi yang lebih khas. Misi
yang khas ini seperti dalam mewujudkan sikap warga negara toleransi, tenggang rasa
dalam persatuan dan kesatuan, menerima secara rasional pandangan orang lain demi
terciptanya stabilitas nasional sebagai prasyarat bagi kelangsungan pembangunan
bangsa dan negara. Namun kondisi saat ini Pendidikan kewarganegaraan dialih
fungsikan sebagai alat penguasa untuk melanggengkan kekuasaan. Disejumlah negara-
negara, khususnya negara berkembang penampakan Pendidikan kewarganegaraan
(Civic atau Citizenship Education) yang seperti ini sering muncul. Sesuai pandangan
Cogan (1998) dalam penelitian yang dikutip oleh Ace Suryadi dan Somantri (Sunarso,

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 145
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

2009) yang mengatakan:“Citizenship education has often reflected the interest of those
in power in particular society and thus has been a matter of indoctrination and the
establishment of ideological hegemony rather than of education”.
Menurut Branson (Kariadi, 2016) arah pengembangan mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan harus mencakup tiga komponen sama halnya seperti tiga komponen
penilai peserta didik, yaitu Civic Knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), Civic
Skills (keterampilan kewarganegaraan), dan Civic Disposition (watak
kewarganegaraan). Pertama, civic knowledge berkaitan dengan nilai-nilai terkandung
apa yang seharusnya diketahui oleh warga negara. Kedua, Civic Skills meliputi
keterampilan intelektual (intellectual skills) dan keterampilan berpartisipasi
(participatory skills) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ketiga, Civic
Disposition (watak kewarganegaraan), komponen ini sesungguhnya merupakan
dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran Pendidikan
kewarganegaraan. Selain itu Pendidikan kewarganegaraan berkaitan erat dengan
globalisasi sehingga memudahkan dalam arah pengembangan mata pelajaran
Pendidikan kewarganegaraan yang lebih baik untuk memulai Pendidikan berwawasan
global. Konsep kewarganegaraan global sangat kompleks dan diperdebatkan. Dalam
beberapa tahun terakhir, sejumlah besar Sastra telah bermunculan dari berbagai sarjana
di berbagai bidang yang menunjukkan keragaman perspektif, filosofi dan makna yang
terkait dengan istilah tersebut (Asgharzadeh & Nazim, 2017).

D. Penutup
Konsep merupakan representasi yang bersifat umum guna memberitahukan atau
menjelaskan sesuatu secara detail. Berbicara tentang konsep Pendidikan
kewarganegaraan, maka meliputi 4 (empat) hal yaitu hakikat, fungsi, tujuan dan ruang
lingkup Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan program Pendidikan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila. Fungsi
Pendidikan kewarganegaraan guna meningkatkan kualitas dan kuantitas warga negara
dalam hidup berbangsa dan bernegara. Lalu, tujuan dari Pendidikan kewarganegaraan
adalah untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik (to be
good and smart citizens) Adapun ruang lingkup dari Pendidikan kewarganegaraan
diantaranya Persatuan dan kesatuan bangsa, Norma dan Hukum, serta konstitusi
negara. Konsep tersebutlah yang diterjemahkan kedalam proses pengembangan
Pendidikan kewarganegaraan guna memperkaya dan memperdalam kajian-kajian
kewarganegaraan. Pengembangan Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu
keharusan akan tetapi tidak sampai harus meninggalkan roh dasar/ awal dari
keilmuannya dan menjangkau banyak sendi kehidupan bernegara seperti sosial, politik,
hukum dan agama. Selain itu, pengembangan ini juga mempertimbangkan kemajuan
zaman yang sudah jauh menuju era digital. Maka Pendidikan kewarganegaraan harus
mampu mempersiapkan peserta didik yang cakap dan paham serta siap akan kemajuan.
Konsep Pendidikan kewarganegaraan harus menjadi pedoman utama bagi setiap
pemegang kepentingan dalam kurikulum PKn pada setiap gagasan atau ide untuk
memperbaiki atau menyempurnakan keilmuan Pendidikan kewarganegaraan. Agar tak
lahir generasi penerus yang tak paham bagaimana hidup berbangsa dan bernegara yang
berlandaskan empat (4) pilar kebangsaan, yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka
Tunggal Ika dan NKRI.

Daftar Pustaka
Akbal, M. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan dalam Pembangunan Karakter

146 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia P-ISSN 2622-9110
E-ISSN 2654-8399
Vol. 3 No.2 Edisi 1 Januari 2021 Ensiklopedia of Journal
http://jurnal.ensiklopediaku.org

Bangsa. Gadjah Mada University Press Bekerjasama Dengan LAN RI., 1(1),
485–493.
Asgharzadeh, A., & Nazim, Z. (2017). The Enlightenment conceptions of pedagogy
and global citizenship education: A Canadian case study. Education, Citizenship
and Social Justice, 13(2), 1–14. https://doi.org/10.1177/1746197917731276
Heggart, K., Arvanitakis, J., & Matthews, I. (2018). Civics and citizenship education:
What have we learned and what does it mean for the future of Australian
democracy? Education, Citizenship and Social Justice, 14(2), 1–17.
https://doi.org/10.1177/1746197918763459
Kariadi, D. (2016). Revitalisasi Nilai-Nilai Edukatif Pendidikan Kewarganegaraan
Untuk Membangun Masyarakat Berwawasan Global Berjiwa Nasionalis. Jurnal
PIPSI (Jurnal Pendidikan IPS Indonesia), 1(1), 14–23.
https://doi.org/10.26737/jpipsi.v1i1.112
Sunarso, S. (2009). Dinamika Pendidikan Kewarganegaraan Di Indonesia Dari Rezim
Ke Rezim. Humanika, 9(1), 67–80. https://doi.org/10.21831/hum.v9i1.3784

P-ISSN 2622-9110 Lembaga Penelitian dan Penerbitan Hasil Penelitian Ensiklopedia 147
E-ISSN 2654-8399

Anda mungkin juga menyukai