Ilmu hadis riwayah adalah ilmu yang mempelajari cara periwayatan, pemeliharaan, dan penulisan atau pembukuan hadis Nabi SAW. 2. Ulumul Hadis Dirayah Ilmu Hadis Dirayah adalah Ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah untuk mengetahui hal ihwal sanad, matan, cara menerima dan menyampaikan hadis, sifat rawi, dan lain-lain. 3. Kaedah Keshahihan Sanad 1) Ittishalu sanad (bersambung sanadnya) 2) Perawi Bersifat Adil 3) Perawi Bersifat Dhabit Terhindar dari syudzudz (kejanggalan) 4) Terhindar dari ‘Illah (cacat) 4. Ittisal al-Sanad atau ketersambungan sanad atau sanad bersambung yaitu tiap-tiap periwayat dalam sanad hadits menerima riwayat hadits dari periwayat terdekat sebelumnya, keadaan itu berlangsung demikian sampai akhir sanad dari hadits itu. 5. Dhabit dipergunakan bagi periwayat yang hafal dengan sempurna hadis yang diterimanya, mampu menyampaikan dengan baik hadis yang dihafalnya itu kepada orang lain. 6. Al-Khotib al-Badawi berpendapat bahwa pengertian adil dalam ilmu hadis adalah rawi yang menjalankan segala kewajiban, menepati segala yang diperintahkan, menjaga hal-hal yang dilarang, menjauhi hal-hal yang keji oleh syara’, bersungguh-sungguh dalam menjalankan taqwa dan kewajiban dan menjaga ucapannya yang dapt merusak agama dan muru’ah. 7. Terhindar dari illat adalah seorang perowi tidak melakukan kebohongan, kelalaian, keburukan hapalannya, dan sebab-sebab minor lain yang kentara. 8. Kaedah Keshahihan Matan 1) Tidak bertentangan dengan akal sehat. 2) Tidak bertentangan dengan hukum Al-Qur’an yang telah muhkam (ketentuan hukum yang telah tetap). 3) Tidak bertentangan dengan hadits mutawatir (hadis yang diriwayatkan oleh banyak perowi) . 4) Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama masa lalu (salaf). 5) Tidak bertentangan dengan dalil yang telah pasti. 6) Tidak bertentangan dengan hadits ahad yang kualitas Kesahihannya lebih kuat.