Anda di halaman 1dari 20

PENGGUNAAN BAHASA GAUL DAN BAHASA ALAY

DIKALANGAN SISWA DAN REMAJA AKAN


MENGGESER KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

Makalah untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Kelulusan Ujian Praktek Bahasa Indonesia

Smk Dinakmika Pembangunan 1 Jakarta


Jurusan Teknik Kendaraan Ringan
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia yang insyaallah tepat pada waktunya.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini
membahas tentang Dampak Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada :
1. Ibu Purnama Dewi Astuti, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman – teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat di selesaikan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, 18 Januari 2019


Tertanda

Penulis

ii
ABSTRAK

Bahasa adalah suatu cara menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau


perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem
lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa di antara karakteristik bahasa
adalah abitrer, produktif, dinamis, beragam, dan manusiawi.
Kata gaul bisa diartikan sebagai Anak Layangan (alay), Anak Lebay, Anak
Kelayapan dan lain sebagainya. Dimana anak-anak tersebut sering didefinisikan
sebagai anak-anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan berlebihan
(Norak atau kampungan). Alay memiliki bahasa mereka sendiri yang tidak dapat
dengan mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Bahasa ini dapat dikatakan sebagai kreativitas remaja. Namun, 'kreativitas' ini
merupakan ancaman Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki aturan sendiri,
dan bahasa gaul (alay) mematahkan aturan ini. Ini benar – benar mengerikan ketika
remaja (yang harus melestarikan Bahasa Indonesia) tidak dapat menggunakan
Bahasa Indonesia dengan benar.
Fenomena bahasa gaul (alay) dapat berkembang karena beberapa faktor.
Seperti, Televisi dan media sosial. Televisi menyajikan program musik yang
menampilkan kealayan menggunakan bahasa gaul, dan remaja menggunakan
jaringan media sosial untuk mengekspresikan bahasa gaul (alay) mereka. Oleh
karena itu, alay atau bahasa gaul berkembang dengan cepat.
Sudah tanggung jawab pemerintah untuk mencegah stasiun televisi dari
menampilkan acara televisi yang menggunakan alay atau bahasa gaul pada
program. Dan orang tua harus membimbing anak – anak mereka bagaimana
menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar. Orang tua dapat mengkritik politisi
yang muncul di televisi yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar
saat menonton tv dengan anak – anak. Dengan melakukan ini, anak – anak akan
mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menggunakan Bahasa Indonesia
dengan benar.

Kata Kunci : Fenomena bahasa gaul, Bahasa Indonesia yang benar, remaja, alay,
bahasa persatuan, program musik, orangtua.

iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………i

Kata Pengantar ………………………………………………………………………….. ii

Abstrak.. …………………………………………………………………………………. iii

Daftar Isi ………………………………………………………………………………….. iv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………… 1

1.2 Permasalahan ………………………………………………………………………. 2

1.3 Tujuan Penulisan …………………………………………………………………… 2

1.4 Manfaat Penulisan …………………………………………………………………. 2

BAB II PENGERTIAN ………………………………………………………………… 3

2.1. Pengertian Gaul……………………..……………………………………………… 3

2.2. Pengertian Bahasa Gaul…………………………………………………………... 3

2.3. Pengertian Bahasa Alay..…………………………………………………………. 4

2.4. Karakteristik Bahasa Gaul………………………………………………………… 5

2.5. Contoh Penggunaan Bahasa Alay………………….……………………………..5

2.6. Asal Mula Penggunaan Bahasa Gaul…………………………………………… 6

2.7. Perkembangan Bahasa Gaul …………………………………………………….. 6

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………………. 8

3.1. Faktor Remaja Menggunakan Bahasa Gaul……………………………………..8

3.2. Cara Remaja Mengekspresikan Penggunaan Bahasa Gaul………………….. 9

3.3. Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia ……………. 10

3.4. Penggunaan Bahasa Alay Di Jejaring Sosial……...……………………………. 11

3.5. Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa Alay…….………………… 12

BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………………… 14

4.1. Simpulan ……………………………………………………………………………. 14

4.2. Saran ………………………………………………………………………………...15

LAMPIRAN ………………………………………………………………………………...16

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia yang
telah diakui oleh pemerintah sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia memiliki
aturan-aturan dalam penggunaan dan pengucapannya sesuai dengan Ejaan yang
disempurnakan (EYD).
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928 dalam Sumpah
Pemuda yang berbunyi, ”Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertanah air
satu,Tanah Air Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa
yang satu, Bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia”. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai
bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945, pada saat itu UUD 1945 disahkan
sebagai UUD RI. Di dalam UUD 1945 disebutkan bahwa ”Bahasa Negara Adalah
Bahasa Indonesia.” (pasal 36)
Sebagai bangsa Indonesia yang menghargai budayanya, maka kita memang
sudah seharusnya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu dan
menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari dalam kehidupan kita.
Tentunya bahasa Indonesia yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang sesuai
dengan EYD.
Namun seiring dengan berkembangnya zaman, banyak terjadi pergeseran
pengucapan serta penulisan terhadap bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD.
Hal itu terutama terjadi dikalangan anak remaja yang saat ini semakin kesulitan
menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti misalnya adanya
penyingkatan kata, penambahan huruf terhadap kata yang sudah baku,
pengurangan huruf, serta penggunaan angka dalam penulisan kata.
Pergesaran penulisan dan pengucapan bahasa Indonesia ini disebabkan oleh
munculnya bahasa baru dikalangan remaja yang membuat mereka lebih percaya diri
ketika mereka menggunakan bahasa baru yang mereka sebut sebagai bahasa gaul.
Remaja saat ini lebih cenderung menggunakan bahasa gaul yang tentunya mengikis
kebakuan yang dimiliki bahasa Indonesia. Dengan semakin berkembangnya bahasa
gaul dikalangan remaja, bisa jadi generasi selanjutnya tidak lagi bisa mengenal dan
menggunaakan bahasa Indonesia yang baku sesuai dengan EYD.
Bahasa gaul tersebut merupakan suatu pertanda bahwa perkembangan
bahasa Indonesia dikalangan remaja sangatlah buruk, kerena bahasa gaul juga
tidak bisa dikatakan sebagai bahasa yang baku dan tidak sesuai dengan EYD. Jika
hal ini terus berlanjut maka akan berdampak buruk bagi generasi muda dimasa
mendatang. Generasi muda nanti akan menjadi generasi yang tidak bisa berbicara
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal inilah yang melatarbelakangi saya untuk
membuat karya tulis ilmiah tentang dampak bahasa gaul terhadap bahasa
Indonesia.

1
1.2 Permasalahan
Dalam latar belakang dikemukakan bahwa suatu keadaan dianggap sebagai
suatu indikator dari persoalan. Persoalan pokok yang akan diteliti yaitu mengenai
Faktor apa saja yang membuat remaja menyukai bahasa gaul dan apakah pengaruh
bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dikemudian hari.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan
remaja?
2. Bagaimana cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di
kalangan remaja?

1.3 Tujuan Penulisan


Bertolak dari rumusan masalah di atas, penulisan ini dilakukan dengan tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di
kalangan remaja.
2. Untuk mengetahui cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul.
3. Untuk mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia
di kalangan remaja.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari hasil penulisan, diharapkan semua kalangan masyarakat dapat
mengetahui apa dan bagaimana bahasa gaul tersebut. Dari penelitian ini ada
beberapa tujuan yang hendak dicapai yaitu :
1. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di
kalangan remaja.
2. Dapat mengetahui cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Dapat mengetahui pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia
di kalangan remaja.

2
BAB II
PENGERTIAN

2.1 Pengertian Gaul


Kata gaul bisa diartikan sebagai Anak Layangan (alay), Anak Lebay, Anak
Kelayapan dan lain sebagainya. Dimana anak – anak tersebut sering didefinisikan
sebagai anak – anak yang berkelakuan ‘tidak biasa’ atau dapat dikatakan
berlebihan. Anak – anak ini ingin diketahui statusnya diantara teman – teman
sejawatnya, mereka ingin selalu memperlihatkan keeksisan atau kenarsian mereka
dalam segala hal. Misalnya dalam hal berpakaian, bertingkah laku serta berbahasa
(baik lisan maupun tulisan).
Pengertian alay menurut beberapa ahli:
1. Koentjara Ningrat
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui
statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan
gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu
masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, seperti blogger dan
kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu
masyarakat sekitar ".
2. Selo Soemaridjan
“ Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren,
cantik, hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia
yang sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV
(sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

2.2 Pengertian Bahasa Gaul


Dalam ilmu bahasa, bahasa gaul termasuk sejenis bahasa ‘diakronik’, yaitu
bahasa yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan
berkembang hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak
hanya penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin
juga politik. Sebab bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan
berkembang karena fenomenal sosial tertentu.
Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas
Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka.
Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya
guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan
dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami
oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara
tertulis.

3
2.3 Pengertian Bahasa “Alay”
Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk
kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk  kalimat yang memiliki arti. Bahasa
merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berpikir dengan tertib dan untuk
melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers). Munculnya
bahasa alay merupakan ancaman yang cukup serius pada penggunaan bahasa
lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena
merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian pada situasi formal
penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik
pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakanqu,u akan cenderung sulit
menggunakan kata saya, anda. Banyak Remaja yang lancar dalam penggunaan
bahasa alay, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia. Contohnya, mereka lebih
nyaman memakai kata Binund (bingung) yang berarti ayah dan ibu, kemudian ada
lagi penggunaan kata dimana menjadi dimandose.

Bahasa Alay menurut Sahala Saragih, dosen Fakultas Jurnalistik Universitas


Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang hanya berlaku dalam komunitas mereka.
Tentu saja itu tidak mungkin digunakan ke pihak di luar komunitas mereka misalnya
guru dan orangtua. Penggunaan bahasa sandi itu menjadi masalah bila digunakan
dalam komunikasi massa karena lambang yang mereka pakai tidak dapat dipahami
oleh segenap khayalak media massa atau dipakai dalam komunikasi formal secara
tertulis.

Sedangkan menurut Irni Ristika bahasa alay itu adalah variasi bahasa yang muncul
karena adanya komunitas anak-anak remaja/muda. Alay adalah singkatan dari Anak
layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya
dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah Anak
layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya
keren secara gaya busananya.

Menurut Koentjaraningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi
bangsa Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini
akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian mereka.

Istilah alay hadir setelah di facebook semakin marak penggunaan bahasa tulis yang
tak sesuai kaidah bahasa Indonesia oleh remaja. Hingga kini belum ada definisi
yang pasti tentang istilah ini, namun bahasa ini kerap dipakai untuk menunjuk
bahasa tulis. Dalam bahasa alay bukan bunyi yang dipentingkan tapi variasi tulisan.”

Menurut Koentjaraningrat, alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi


Indonesia yang ingin diakui statusnya. Gejala ini akan mengubah gaya penulisan
serta komunikasi secara lisan. Sedangkan bahasa alay menurut Sahala Saragih,
dosen Fakultas Jurnalistik. Universitas Padjajaran, merupakan bahasa sandi yang
hanya berlaku dalam komunitas mereka. Penggunaan bahasa sandi tersebut
menjadi masalah jika digunakan dalam komunikasi massa atau dipakai dalam

4
komunikasi secara tertulis.

Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa diakronik. Yaitu bahasa
yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang
hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya
penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga
politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkemban
karena fenomena sosial tertentu.

Munculnya SMS (Short Message Service) dirasa menjadi cikal munculnya bahasa
tulis yang menyimpang. Bermula dari kata-kata yang disingkat, akhirnya
menimbulkan singkatan kata yang menyimpang dari kata yang dimaksud.
Munculnya jejaring sosialseperti friendster, facebook, dan twitter, mendorong kian
maraknya penggunaan  bahasaalay di Indonesia, karena dari jejaring sosial tersebut
juga muncul kosakata baru.

2.4 Karakteristik Bahasa Gaul


Seiring dengan semakin banyaknya pengguna bahasa gaul pada kalangan
remaja, variasi atau karakteristiknya pun semakin beragam antara lain:
a. Pemakaian huruf besar kecil yang berantakan dalam satu kalimat.
Contoh: “kaMu Lagi nGapaiN?”
b. Penggunaan angka sebagai pengganti huruf.
Contoh: “k4mu l49i n94p4in?”
c. Penambahan atau pengurangan huruf-huruf dalam satu kalimat.
Contoh: “amue agie ngapaein?”
d. Menambahkan atau mengganti salah satu huruf dalam kalimat.
Contoh: “xmoe agie ngaps?”
e. Penggunaan simbol-simbol dalam kalimat.
Contoh: “k@mu L@g! nG@p@!n?”

2.5 Contoh Penggunaan Bahasa “Alay”

Ini adalah gambaran tentang  bahasa tulis yang sedang menjadi tren pada
remaja Indonesia  :

1.Menggunakan angka untuk menggantikan huruf. Contoh: 4ku ciNT4 5 K4moe (Aku


cinta kamu).

2.Kapitalisasi yang sangat berantakan. Contoh: IH kAmOE JaHAddd (ih kamu jahat).

3.Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf
seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak perlu
serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti
huruf “s” dengan “c” sehingga seperti balita berbicara. Contoh:, “xory ya, becok aQ

5
gx bica ikut”.

4.Menggunakan singkatan-singkata kata : semangka (semangat kaka), stw (santai


wae), otw ( on the way)

5.Mengubah huruf vokal atau konsonan  menjadi kata yang bernada lebih  rendah :
semangat – cemungud.

6. Menganti huruf dengan angka maupun tanda-tanda dalam bacaan.

Penggunaan bahasa alay dapat mempersulit penggunanya untuk berbahasa


Indonesia dengan baik dan benar. Padahal, di sekolah atau di tempat kerja, kita
diharuskan untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Dengan dibiasakannya seseorang menggunakan bahasa alay, maka dapat
menyulitkan diri sendiri, misalnya  dalam membuat tulisan ilmiah seseorang akan
kesulitan menulis karena telah terbiasa menggunakan bahasa alay, dan yang lebih
memprihatinkan lagi sampai saat ini belum ada yang pernah mencapai nilai
sempurna dalam UN (Ujian Nasional) untuk mata pelajaran bahasa Indonesia untuk
kalangan SD, SLTP dan SLTA.

2.6 Asal Mula Penggunaan Bahasa Gaul


Dengan semakin berkembangnya usia seseorang maka rasa ingin tahu akan
suatu hal menyebabkan seseorang menggunakan bahasa gaul teknologi, terutama
berkembangnya siklus jejaring sosial, seperti facebook dan twitter. Pada tahun 2008,
muncul suatu bahasa baru di kalangan remaja, yang disebut bahasa gaul.
Kemunculannya dapat dikatakan fenomenal, karena cukup menyita perhatian.
Bahasa baru ini seolah menggeser penggunaan bahasa Indonesia di kalangan
remaja. Mereka lebih tertarik untuk menggunakan bahasa gaul yang dapat
digunakan sesuai keinginan mereka daripada menggunakan bahasa Indonesia yang
kaku dan baku.
Namun jika diteliti lebih lanjut, penggunaan bahasa gaul ini sudah ada jauh
sebelum bahasa gaul berkembang di facebook dan twitter, yaitu ditandai dengan
maraknya penggunaan singkatan dalam mengirim pesan pendek atau SMS (Short
Message Sevice). Hanya saja pada saat itu belum disebut dengan bahasa gaul.
Selain itu ada banyak tambahan variasi yang menyebabkan bahasa tersebut
kemudian disebut dengan bahasa gaul. Misalnya dalam bentuk sms biasa, “km lg
ngapa?” yang dimaksud adalah “kamu lagi ngapain?”, dan dalam bentuk SMS gaul
menjadi, “xm Gy nGaps?”. Tujuan awalnya adalah sama yaitu untuk mengirimkan
pesan yang singkat, padat dan dapat menekan biaya.

2.7 Perkembangan Bahasa Gaul


Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa bahasa gaul sudah mulai
berkembang pesat seiring berkembangnya teknologi. Yang sebelumnya hanya
digunakan oleh kalangan tertentu, sekarang bahasa gaul sudah dapat digunakan

6
oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan
dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa gaul sudah banyak ditemukan dalam bentuk
lisan.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka
berbahasa gaul, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri.
Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling “keren” dari teman-temannya.
Mereka menganggap bahwa bahasa gaul merupakan bentuk kreativitas yang harus
mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan
pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak
terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa gaul, hal ini justru sangat “norak”
dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa gaul karena mereka
terganggu dan menganggap bahasa gaul adalah bahasa yang sangat sulit untuk
dipahami serta tidak mudah dimengerti.

BAB III

7
PEMBAHASAN

3.1 Faktor Remaja Menggunakan Bahasa Gaul


Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, secara tidak
langsung membawa perubahan pada bahasa Indonesia. Perubahan tersebut tampak
pada kalangan Anak Baru Gede (ABG) atau remaja saat mengirim SMS (Short
Message Service), berkomunikasi dalam dunia maya dengan facebook ataupun
twitter. Fenomena tersebut ditandai dengan penulisan dengan banyak penyingkatan,
huruf besar dan kecil, huruf dan angka ataupun dengan istilah istilah gaul. Namun
anak muda lebih banyak menggunakan bahasa gaul karena menganggap bahasa
gaul yang mereka gunakan itu unik serta ada juga yang mengganggap bahwa jika
tidak menggunakan bahasa tersebut maka mereka akan dianggap ketinggalan
zaman.
Hampir semua remaja menggunakan bahasa gaul. Kebanyakan siswa
mengenal bahasa gaul dari lingkungan pertemanannya, terlebih ketika mereka
duduk di bangku SMP. Pada masa tersebut rasa ingin tahu dan ingin coba-coba
mereka sangat tinggi. Pengenalan bahasa gaul juga dapat terjadi pada kalangan
siswa mellalui jejaring social, di mana saat ini siswa sangat dekat dengan dunia
maya.
Perkembangan bahasa gaul yang semakin fenomenal dan meluas
menunjukkan bahwa bahasa gaul semakin banyak digandrungi kaum remaja bahkan
sejak mereka duduk di bangku SMP dan sejak mengenal teknologi komunikasi yaitu
handphone.
Merebaknya penggunaan bahasa gaul dikalangan remaja, menarik perhatian
penulis untuk mengungkapkan faktor yang menyebabkan para remaja menggunakan
bahasa gaul. Dari analisis media massa, penulis mendapatkan beberapa faktor yang
membuat remaja menggunakan bahasa gaul.

1. Karena unik
Kehidupan remaja sangat dekat dengan sesuatu yang dianggap unik. Itulah yang
menyebabkan kalangan remaja suka menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul dari
waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, hal ini
desebabkan banyaknya pengguna dari bahasa itu sendiri. Hal ini menyebabkan
variasi dalam bahasa gaul semakin banyak dan beragam.
Faktor ini membuat remaja semakin aktif mengeluarkan apresiasi mereka dalam
membuat kosa kata bahasa gaul yang baru

2. Tidak Ingin dibilang ketinggalan Zaman


Remaja yang masih labil dan gemar meniru, sangatlah mudah tertular dan memilih
menggunakan bahasa gaul daripada menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Apalagi ada anggapan bahwa bahasa ini adalah bahasa gaul, sehingga
orang yang tidak menggunakannya akan dianggap ketinggalan zaman atau kuno

8
begitu pula sebaliknya.
Karena anggapan inilah remaja mengguankan bahasa tulis dengan ciri khas
tersendiri. Mereka tidak ingin terlihat cupu (culun punya) diantara teman-temannya.

3. Karena menyukai
Karena bahasa Indonesia yang kaku dan baku serta mempunyai banyak aturan, hal
ini yang menyebabkan mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul yang tidak
membosankan dan bahasa gaul bukan merupakan bahasa yang kaku dan baku,
sehingga mereka dapat dengan mudah dalam menggunakannya. Karena alasan ini
remaja-remaja sekarang semakin erat dengan bahasa gaul daripada bahasa
Indonesia.

3.2 Cara Remaja Mengekspresikan Penggunaan Bahasa gaul


Semakin merebaknya penggunaan bahasa gaul dan semakin banyaknya
kosakata bahasa gaul membuat remaja menjadi semakin tertarik untuk selalu
menggunakan bahasa gaul. Dari analisis media massa, penulis menemukan
beberapa cara yang dilakukan remaja dalam mengekspresiakan penggunaan
bahasa gaul.

1. Berbicara dengan Orang Lain


Saat berbicara dengan orang lain haruslah menggunakan bahasa yang jelas,
baik dan benar agar mudah dipahami oleh lawan bicara. Namun sekarang, banyak
remaja yang tidak memperhatikan aturan tersebut. Mereka sekarang lebih tertarik
untuk menggunakan bahasa gaul ketika sedang berbicara dengan orang lain, baik
dengan sesama pengguna bahasa gaul bahkan bukan dengan pengguna bahasa
gaul tersebut.

2. Tulisan
Jejaring sosial seperti facebook dan twitter sekarang ini sedang marak di
kalangan remaja. Dimana para penggunanya dapat berkomunikasi dengan
pengguna lain di luar daerahnya. Dan mereka dapat update status, upload foto dan
lain sebaganya. Remaja biasanya menggunakan jejaring sosial ini untuk update
status dan upload foto.
Remaja gaul biasanya menuliskan statusnya dengan menggunakan bahasa gaul
yang mempunyai ciri khas tersendiri. Seperti biasa mereka akan menggunakan
variasi antara huruf dan angka, huruf besar dan kecil ataupun menggunakan simbol-
simbol tertentu. Hal ini dibenarkan oleh narasumber
Selain itu, sms juga merupakan sarana remaja dalam mengekspresikan bahasa
gaul mereka. Mereka sering mengirimkan sms dengan berbagai singkatan yang
membuat pengurangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

3.3 Pengaruh Bahasa Gaul Terhadap Eksistensi Bahasa Indonesia

9
Bahasa Indonesia yang baik berarti maknanya dapat dipahami oleh
komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan siuasi saat bahasa itu digunakan.
Bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang memiliki ragam formal dan taat
pada kaidah bahasa baku. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainannya serta
tidak menyimpang dari kaidah bahasa baku.
Namun saat ini banyak remaja yang tidak memakai bahasa yang baik dan
benar. Mereka lebih kepada memakai bahasa gaul yang sudah jelas dalam
penulisan maupun pengucapannya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang sangat serius
terhadap bahasa Indonesia. Bahasa gaul memberikan pengaruh bahwa kemampuan
berbahasa remaja saat ini semakin buruk dan jauh dari kata baik dan benar. Apabila
kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur
semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi baik di dunia nyata maupun
dunia maya menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
 Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan
orang lain dalam acara formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan
kelas.
 Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang
termaksud gaul untuk mengerti maksud yang dibicarakannya.
 Bahasa gaul dapat menyebabkan buruknya penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan remaja yang akan datang. Mereka tidak bisa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa bahasa gaul dapat membawa
pengaruh positif bagi remaja :
 Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif.
Karena remaja dapat mengembangkan ide yang ada pada diri mereka dan
mereka dapat menciptakan inovasi bahasa yang baru.

Hal ini membuktikan bahwa bahasa gaul telah menghambat perkembangan


bahasa Indonesia di kalangan remaja. Pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi
bahasa Indonesia sangat besar. Bahasa Indonesia sekarang sudah jauh dari kata
indah karena telah dicemari oleh penggunaan bahasa gaul yang semakin banyak.

Pengaruh tersebut antara lain:


 Remaja Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
 Remaja Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
 Remaja Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau
mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia
yang baik dan benar.

10
 Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya
dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang
anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap atau
sering juga di singkat menjadi BoNyok.
 Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan
bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf
kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata
ataupun kalimat.

Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia
untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal ini
terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.

3.4 Penggunaan Bahasa “Alay” Di Jejaring Sosial.

Pada masa sekarang, bahasa alay banyak digunakan oleh kaula muda, meski


kaula tua pun ada juga yang menggunakannya. Bahasa ini bersifat temporal dan
rahasia, maka timbul kesan bahwa bahasa ini adalah bahasa rahasianya para
pencoleng atau penjahat, padahal sebenarnya tidak demikian. Faktor kerahasiaan
ini menyebabkan kosakata yang digunakan dalam bahasa alay sering kali berubah.
Para remaja menggunakan bahasa alayini dalam ragam lisan dan ragam tulis, atau
juga dalam ragam berbahasa dengan menggunakan media tertentu, misalnya,
berkomunikasi dalam jejaring sosial.

Jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa
untuk saling berkomunikasi jarak jauh melalui internet. Jejaring sosial yang banyak
diminati oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter,
para pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan
dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan mereka.
Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar satu sama
lain.

Dalam jejaring sosial, para penutur bahasa alay saling berdialog melalui ragam tulis.
Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang
kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan baik. Oleh karena itu, para penutur
bahasa alay sering menciptakan kosakata baru yang mereka gunakan untuk
berkomunikasi dalam jejaring sosial tersebut. Penggunaan kosakata
bahasa alay yang ada dalam jejaring sosial terus berkembang dan berganti
mengikuti tren. Para penutur biasanya mengikuti bahasa alay yang digunakan oleh
para artis ibukota. Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang
dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow, gitu?” Dengan

11
jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering dikatakan oleh Soimah,
penyanyi solo dan presenter acara televisi.

Para remaja menganggap bahasa alay dialek Jakarta lebih bergengsi dibandingkan


dengan bahasa daerah. Kota Jakarta adalah kota metropolitan. Sehingga, para
remaja di daerah dan yang pernah ke Jakarta merasa bangga bisa berbicara dalam
dialek Jakarta itu. Selain itu, para remaja juga memerlukan bahasa tersendiri dalam
mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja
untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau
agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa
remaja memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan
kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat
kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsana
dan Partana, 2002:150).

Walaupun istilah alay ini sudah dikenal di masyarakat luas dengan arti “orang


norak”, tetapi hingga saat ini bahasa alay tersebut masih banyak digunakan oleh
para remaja untuk menulis dalam facebook atau twitter. Beberapa kata yang sering
dijumpai dalam “status” para pengguna jejaring sosial, misalnya, kata gue. Kini,
untuk menyatakan kata saya para penutur bahasa alay juga menggunakan
kata saiia, aq, q, ak, gw, gua, w, akoh, aqoh, aqu, dan ane. Kemudian, kata Lo atau
Lu sama seperti kata gue. Kini, untuk menyatakan kamu penutur bahasa alay juga
menggunakan lw, elu, elo, dan ente.

Selain kosakata di atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia
yang berubah struktur penulisannya menjadi bahasa alay yang sering dipakai dalam
jejaring sosial

3.5 Dampak Positif dan Negatif Penggunaan Bahasa “Alay”

Dampak positif dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi


lebih kreatif. Terlepas dari menganggu atau tidaknya bahasa Alay ini, tidak ada
salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul. Asalkan
dipakai pada situasi yang tepat, media yang tepat dan komunikan yang tepat juga.

Dampak negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang
mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk
tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya.

Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh
negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai
berikut ini:

12
1.Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.

2.Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

3.Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau


mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik
dan benar.

4.Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita
memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil
memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.

5.Penulisan bahasa Indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan
bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital,
dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun
kalimat.”

Jika hal ini terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya


berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas
bangsa. 

BAB IV
PENUTUP

13
4.1 Simpulan
Fenomena bahasa gaul (alay) yang hanya terjadi di Indonesia merupakan
sebuah ungkapan ekspresi kaum remaja yang ditampilkan melalui gaya berbusana
maupun berbahasa. Remaja memang suka berbuat hal yang berbeda dengan orang
lain, hal ini karena mereka ingin diakui.
Fenomena bahasa gaul (alay) dapat dikatakan sebagai suatu kreativitas
kaum remaja, tetapi mereka juga harus dibimbing agar tetap dapat menggunakan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pemerintah melalui Komisi Penyiaran
Indonesia juga seharusnya bisa memberikan peraturan-peraturan terkait stasiun
televisi yang cenderung mengeksploitasi kaum alay yang notabene adalah remaja.
Peran orang tua di rumah di dalam memberikan bimbingan kepada anaknya
mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga diperlukan.
Orang tua hendaknya memberikan wawasan kepada anaknya mengenai Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa kenegaraan. Orang tua bisa
mencontohkan bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang tepat, serta bisa
mengkritik politisi atau pejabat yang muncul di televisi dan tidak menggunakan
bahasa Indonesia secara tepat saat menonton televisi bersama anak.
Dengan langkah-langkah tersebut, perkembangan bahasa alay akan
terkendali dan tidak sampai merusak bahasa Indonesia. Dan generasi muda pun
masih bisa melestarikan bahasa Indonesia, karena memang sudah menjadi
kewajiban generasi muda untuk menjaga Bahasa Indonesia.
Tata bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang
mereka anggap sebagai kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka
takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan
bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa gaul.
Bahasa gaul secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja
Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dan ini merupakan pertanda kemampuan berbahasa generasi muda zaman
sekarang buruk. Memang dalam ilmu bahasa ada beragam bahasa baku dan tidak
baku. Bahasa baku biasanya digunakan dalam acara-acara yang formal. Tetapi
bahasa gaul merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah. Keberadaan bahasa
gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Banyak remaja
yang sudah tidak mengindahkan bahasa Indonesia dan banyak dari mereka yang
tidak lagi mengenal bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis cantumkan dalam karya tulis ini adalah

14
sebaiknya remaja jangan berlebihan dalam menggunakan bahasa gaul karena dapat
mengganggu perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Dan hendaknya
melakukan pemahaman yang mendalam terhadap pengaruh bahasa gaul serta
mulailah dari diri kita sendiri untuk membudidayakan bahasa Indonesia dan
meningkatkan kembali eksistensinya di kalangan remaja.
Kita boleh menggunakan bahasa gaul, akan tetapi jangan sampai
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari identitas nasional, yang kedudukannya
tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD 1945 Pasal 36.

Lampiran

15
Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak
keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi
yang paling santer adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk
menggambarkan anak yg sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun
kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan "anak kampung", karena
anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena
kebanyakan main layangan.

Berikut adalah pengertian alay menurut beberapa ahli :

Koentjara Ningrat :
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui
statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan
gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu
masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan
kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu
masyarakat sekitar"

Selo Soemaridjan :
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik,
hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang
sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV
(sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."

16

Anda mungkin juga menyukai