Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua yang berupa ilmu dan
amal. Dan berkat Rahmat dan Hidayah-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan
makalah Bahasa Indonesia yang insyaallah tepat pada waktunya.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini
membahas tentang Dampak Bahasa Gaul Terhadap Bahasa Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak akan tuntas tanpa
adanya bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, khususnya
kepada :
1. Ibu Purnama Dewi Astuti, S.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran Bahasa
Indonesia.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
3. Teman – teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat di selesaikan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak terdapat banyak
kekurangan. Akhirnya, kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat penulis
butuhkan untuk dijadikan pedoman dalam penulisan ke arah yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
ABSTRAK
Kata Kunci : Fenomena bahasa gaul, Bahasa Indonesia yang benar, remaja, alay,
bahasa persatuan, program musik, orangtua.
iii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………………i
LAMPIRAN ………………………………………………………………………………...16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Permasalahan
Dalam latar belakang dikemukakan bahwa suatu keadaan dianggap sebagai
suatu indikator dari persoalan. Persoalan pokok yang akan diteliti yaitu mengenai
Faktor apa saja yang membuat remaja menyukai bahasa gaul dan apakah pengaruh
bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia dikemudian hari.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaan bahasa gaul di kalangan
remaja?
2. Bagaimana cara remaja mengekspresikan penggunaan bahasa gaul?
3. Bagaimana pengaruh bahasa gaul terhadap eksistensi bahasa Indonesia di
kalangan remaja?
2
BAB II
PENGERTIAN
3
2.3 Pengertian Bahasa “Alay”
Bahasa adalah kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk
kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Bahasa
merupakan alat yang sangat tidak memadai untuk berpikir dengan tertib dan untuk
melahirkan pendapat (C.P.F.Lecoutere, L. Grootaers). Munculnya
bahasa alay merupakan ancaman yang cukup serius pada penggunaan bahasa
lisan dan tulis. Terkadang penggunaan bahasa lisan tidak terlalu disorot, karena
merupakan bahasa percakapan sehari-hari, meski demikian pada situasi formal
penggunaan bahasa lisan yang kurang baik akan menimbulkan kesan kurang baik
pada penggunanya. Seseorang terbiasa menggunakanqu,u akan cenderung sulit
menggunakan kata saya, anda. Banyak Remaja yang lancar dalam penggunaan
bahasa alay, tetapi kesulitan dalam berbahasa Indonesia. Contohnya, mereka lebih
nyaman memakai kata Binund (bingung) yang berarti ayah dan ibu, kemudian ada
lagi penggunaan kata dimana menjadi dimandose.
Sedangkan menurut Irni Ristika bahasa alay itu adalah variasi bahasa yang muncul
karena adanya komunitas anak-anak remaja/muda. Alay adalah singkatan dari Anak
layangan, Alah lebay, Anak layu atau Anak kelayapan yang menghubungkannya
dengan anak jarpul (Jarang Pulang). Tapi yang paling terkenal adalah Anak
layangan. Dominannya, istilah ini menggambarkan anak yang menganggap dirinya
keren secara gaya busananya.
Menurut Koentjaraningrat, Alay adalah gejala yang dialami pemuda dan pemudi
bangsa Indonesia, yang ingin diakui statusnya di antara teman-temannya. Gejala ini
akan mengubah gaya tulisan, dan gaya berpakaian mereka.
Istilah alay hadir setelah di facebook semakin marak penggunaan bahasa tulis yang
tak sesuai kaidah bahasa Indonesia oleh remaja. Hingga kini belum ada definisi
yang pasti tentang istilah ini, namun bahasa ini kerap dipakai untuk menunjuk
bahasa tulis. Dalam bahasa alay bukan bunyi yang dipentingkan tapi variasi tulisan.”
4
komunikasi secara tertulis.
Dalam ilmu bahasa, bahasa alay termasuk sejenis bahasa diakronik. Yaitu bahasa
yang dipakai oleh suatu kelompok dalam kurun waktu tertentu. Ia akan berkembang
hanya dalam kurun tertentu. Perkembangan bahasa diakronik ini, tidak hanya
penting dipelajari oleh para ahli bahasa, tetapi juga ahli sosial atau mungkin juga
politik. Sebab, bahasa merupakan sebuah fenomena sosial. Ia hidup dan berkemban
karena fenomena sosial tertentu.
Munculnya SMS (Short Message Service) dirasa menjadi cikal munculnya bahasa
tulis yang menyimpang. Bermula dari kata-kata yang disingkat, akhirnya
menimbulkan singkatan kata yang menyimpang dari kata yang dimaksud.
Munculnya jejaring sosialseperti friendster, facebook, dan twitter, mendorong kian
maraknya penggunaan bahasaalay di Indonesia, karena dari jejaring sosial tersebut
juga muncul kosakata baru.
Ini adalah gambaran tentang bahasa tulis yang sedang menjadi tren pada
remaja Indonesia :
3.Menambahkan “x” atau “z” pada akhiran kata atau mengganti beberapa huruf
seperti “s” dengan dua huruf tersebut dan menyelipkan huruf-huruf yang tidak perlu
serta merusak EYD atau setidaknya bahasa yang masih bisa dibaca. Mengganti
huruf “s” dengan “c” sehingga seperti balita berbicara. Contoh:, “xory ya, becok aQ
5
gx bica ikut”.
5.Mengubah huruf vokal atau konsonan menjadi kata yang bernada lebih rendah :
semangat – cemungud.
6
oleh berbagai kalangan, tidak terkecuali anak-anak. Yang semula hanya digunakan
dalam bentuk tulisan, sekarang bahasa gaul sudah banyak ditemukan dalam bentuk
lisan.
Bagi mereka yang sudah terbiasa dan menyukai kebiasaan mereka
berbahasa gaul, hal tersebut merupakan kesenangan dan kebanggaan tersendiri.
Mereka menginginkan untuk menjadi yang paling “keren” dari teman-temannya.
Mereka menganggap bahwa bahasa gaul merupakan bentuk kreativitas yang harus
mereka kembangkan untuk mencapai sebuah kepuasan dan untuk mendapatkan
pujian dari teman-temannya. Namun dalam pandangan orang lain yang tidak
terbiasa mendengar atau menggunakan bahasa gaul, hal ini justru sangat “norak”
dan kampungan. Mereka tidak mau menerima adanya bahasa gaul karena mereka
terganggu dan menganggap bahasa gaul adalah bahasa yang sangat sulit untuk
dipahami serta tidak mudah dimengerti.
BAB III
7
PEMBAHASAN
1. Karena unik
Kehidupan remaja sangat dekat dengan sesuatu yang dianggap unik. Itulah yang
menyebabkan kalangan remaja suka menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul dari
waktu ke waktu telah mengalami perubahan dan perkembangan yang pesat, hal ini
desebabkan banyaknya pengguna dari bahasa itu sendiri. Hal ini menyebabkan
variasi dalam bahasa gaul semakin banyak dan beragam.
Faktor ini membuat remaja semakin aktif mengeluarkan apresiasi mereka dalam
membuat kosa kata bahasa gaul yang baru
8
begitu pula sebaliknya.
Karena anggapan inilah remaja mengguankan bahasa tulis dengan ciri khas
tersendiri. Mereka tidak ingin terlihat cupu (culun punya) diantara teman-temannya.
3. Karena menyukai
Karena bahasa Indonesia yang kaku dan baku serta mempunyai banyak aturan, hal
ini yang menyebabkan mereka lebih senang menggunakan bahasa gaul yang tidak
membosankan dan bahasa gaul bukan merupakan bahasa yang kaku dan baku,
sehingga mereka dapat dengan mudah dalam menggunakannya. Karena alasan ini
remaja-remaja sekarang semakin erat dengan bahasa gaul daripada bahasa
Indonesia.
2. Tulisan
Jejaring sosial seperti facebook dan twitter sekarang ini sedang marak di
kalangan remaja. Dimana para penggunanya dapat berkomunikasi dengan
pengguna lain di luar daerahnya. Dan mereka dapat update status, upload foto dan
lain sebaganya. Remaja biasanya menggunakan jejaring sosial ini untuk update
status dan upload foto.
Remaja gaul biasanya menuliskan statusnya dengan menggunakan bahasa gaul
yang mempunyai ciri khas tersendiri. Seperti biasa mereka akan menggunakan
variasi antara huruf dan angka, huruf besar dan kecil ataupun menggunakan simbol-
simbol tertentu. Hal ini dibenarkan oleh narasumber
Selain itu, sms juga merupakan sarana remaja dalam mengekspresikan bahasa
gaul mereka. Mereka sering mengirimkan sms dengan berbagai singkatan yang
membuat pengurangan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
9
Bahasa Indonesia yang baik berarti maknanya dapat dipahami oleh
komunikan dan ragamnya sudah sesuai dengan siuasi saat bahasa itu digunakan.
Bahasa Indonesia yang benar berarti bahasa yang memiliki ragam formal dan taat
pada kaidah bahasa baku. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa
yang maknanya dapat dipahami dan sesuai dengan situasi pemakainannya serta
tidak menyimpang dari kaidah bahasa baku.
Namun saat ini banyak remaja yang tidak memakai bahasa yang baik dan
benar. Mereka lebih kepada memakai bahasa gaul yang sudah jelas dalam
penulisan maupun pengucapannya tidak sesuai dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Munculnya bahasa gaul merupakan ancaman yang sangat serius
terhadap bahasa Indonesia. Bahasa gaul memberikan pengaruh bahwa kemampuan
berbahasa remaja saat ini semakin buruk dan jauh dari kata baik dan benar. Apabila
kegemaran ini berlangsung lama dan makin dicintai, resmilah kita mengubur
semangat sumpah pemuda berbahasa satu, bahasa Indonesia.
Penggunaan bahasa gaul dalam komunikasi baik di dunia nyata maupun
dunia maya menimbulkan beberapa masalah, antara lain:
Bahasa gaul dapat mempersulit penggunanya dalam berkomunikasi dengan
orang lain dalam acara formal. Misalnya ketika sedang presentasi di depan
kelas.
Bahasa gaul dapat menyulitkan orang lain yang mendengar kata-kata yang
termaksud gaul untuk mengerti maksud yang dibicarakannya.
Bahasa gaul dapat menyebabkan buruknya penggunaan bahasa Indonesia
dikalangan remaja yang akan datang. Mereka tidak bisa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Akan tetapi sebagian orang mengatakan bahwa bahasa gaul dapat membawa
pengaruh positif bagi remaja :
Dengan digunakannya bahasa Alay adalah remaja menjadi lebih kreaif.
Karena remaja dapat mengembangkan ide yang ada pada diri mereka dan
mereka dapat menciptakan inovasi bahasa yang baru.
10
Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya
dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang
anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap atau
sering juga di singkat menjadi BoNyok.
Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan
bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf
kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata
ataupun kalimat.
Bahasa Alay secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja Indonesia
untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Jika hal ini
terus berlangsung, dikahawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa
Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa
Indonesia merupakan bahasa remi negara kita dan juga sebagai identitas bangsa.
Jejaring sosial merupakan media yang banyak digunakan para penutur bahasa
untuk saling berkomunikasi jarak jauh melalui internet. Jejaring sosial yang banyak
diminati oleh masyarakat, yaitu facebook dan twitter. Dalam facebook dan twitter,
para pengguna dapat menuliskan apa yang sedang dipikirkannya dalam “status” dan
dapat saling memberikan komentar pada “kiriman” dan “status” rekan-rekan mereka.
Selain itu, mereka juga dapat saling berdialog dan memberi komentar satu sama
lain.
Dalam jejaring sosial, para penutur bahasa alay saling berdialog melalui ragam tulis.
Dalam berbahasa tulis kita harus lebih menaruh perhatian agar kalimat-kalimat yang
kita susun bisa dapat dipahami pembaca dengan baik. Oleh karena itu, para penutur
bahasa alay sering menciptakan kosakata baru yang mereka gunakan untuk
berkomunikasi dalam jejaring sosial tersebut. Penggunaan kosakata
bahasa alay yang ada dalam jejaring sosial terus berkembang dan berganti
mengikuti tren. Para penutur biasanya mengikuti bahasa alay yang digunakan oleh
para artis ibukota. Misalnya, adanya kata “Sesuatu” yang merupakan judul lagu yang
dinyanyikan Syahrini. Adanya kalimat, “Terus gue harus bilang, wow, gitu?” Dengan
11
jawaban, “Emang iya? Terus masalah buat lo?” yang sering dikatakan oleh Soimah,
penyanyi solo dan presenter acara televisi.
Selain kosakata di atas, ditemukan juga beberapa kosakata dari bahasa Indonesia
yang berubah struktur penulisannya menjadi bahasa alay yang sering dipakai dalam
jejaring sosial
Dampak negatif lainnya, dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan
mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang
mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk
tulisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
memahaminya.
Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh
negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai
berikut ini:
12
1.Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
4.Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar,
tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa alay. Misalnya dulu kita
memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil
memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5.Penulisan bahasa Indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan
bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital,
dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun
kalimat.”
BAB IV
PENUTUP
13
4.1 Simpulan
Fenomena bahasa gaul (alay) yang hanya terjadi di Indonesia merupakan
sebuah ungkapan ekspresi kaum remaja yang ditampilkan melalui gaya berbusana
maupun berbahasa. Remaja memang suka berbuat hal yang berbeda dengan orang
lain, hal ini karena mereka ingin diakui.
Fenomena bahasa gaul (alay) dapat dikatakan sebagai suatu kreativitas
kaum remaja, tetapi mereka juga harus dibimbing agar tetap dapat menggunakan
Bahasa Indonesia secara baik dan benar. Pemerintah melalui Komisi Penyiaran
Indonesia juga seharusnya bisa memberikan peraturan-peraturan terkait stasiun
televisi yang cenderung mengeksploitasi kaum alay yang notabene adalah remaja.
Peran orang tua di rumah di dalam memberikan bimbingan kepada anaknya
mengenai penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar juga diperlukan.
Orang tua hendaknya memberikan wawasan kepada anaknya mengenai Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa kenegaraan. Orang tua bisa
mencontohkan bagaimana penggunaan bahasa Indonesia yang tepat, serta bisa
mengkritik politisi atau pejabat yang muncul di televisi dan tidak menggunakan
bahasa Indonesia secara tepat saat menonton televisi bersama anak.
Dengan langkah-langkah tersebut, perkembangan bahasa alay akan
terkendali dan tidak sampai merusak bahasa Indonesia. Dan generasi muda pun
masih bisa melestarikan bahasa Indonesia, karena memang sudah menjadi
kewajiban generasi muda untuk menjaga Bahasa Indonesia.
Tata bahasa Indonesia pada saat ini sudah banyak mengalami perubahan.
Masyarakat Indonesia khususnya para remaja, sudah banyak kesulitan dalam
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya penggunaan bahasa baru yang
mereka anggap sebagai kreativitas. Jika mereka tidak menggunakannya, mereka
takut dibilang ketinggalan zaman atau tidak gaul. Salah satu dari penyimpangan
bahasa tersebut diantaranya adalah digunakannya bahasa gaul.
Bahasa gaul secara langsung maupun tidak telah mengubah remaja
Indonesia untuk tidak mempergunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Dan ini merupakan pertanda kemampuan berbahasa generasi muda zaman
sekarang buruk. Memang dalam ilmu bahasa ada beragam bahasa baku dan tidak
baku. Bahasa baku biasanya digunakan dalam acara-acara yang formal. Tetapi
bahasa gaul merupakan bahasa gaul yang tidak mengindah. Keberadaan bahasa
gaul memang sangat mengganggu eksistensi bahasa Indonesia. Banyak remaja
yang sudah tidak mengindahkan bahasa Indonesia dan banyak dari mereka yang
tidak lagi mengenal bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat penulis cantumkan dalam karya tulis ini adalah
14
sebaiknya remaja jangan berlebihan dalam menggunakan bahasa gaul karena dapat
mengganggu perkembangan bahasa Indonesia di kalangan remaja. Dan hendaknya
melakukan pemahaman yang mendalam terhadap pengaruh bahasa gaul serta
mulailah dari diri kita sendiri untuk membudidayakan bahasa Indonesia dan
meningkatkan kembali eksistensinya di kalangan remaja.
Kita boleh menggunakan bahasa gaul, akan tetapi jangan sampai
menghilangkan budaya berbahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan
bahasa resmi kenegaraan dan lambang dari identitas nasional, yang kedudukannya
tercantum dalam Sumpah Pemuda dan UUD 1945 Pasal 36.
Lampiran
15
Alay adalah singkatan dari Anak layangan, Alah lebay, Anak Layu, atau Anak
keLayapan yang menghubungkannya dengan anak JARPUL (Jarang Pulang). Tapi
yang paling santer adalah anak layangan. Dominannya, istilah ini untuk
menggambarkan anak yg sok keren, secara fashion, karya (musik) maupun
kelakuan secara umum. Konon asal usulnya, alay diartikan "anak kampung", karena
anak kampung yang rata-rata berambut merah dan berkulit sawo gelap karena
kebanyakan main layangan.
Koentjara Ningrat :
"Alay adalah gejala yang dialami pemuda-pemudi Indonesia, yang ingin diakui
statusnya diantara teman-temannya. Gejala ini akan mengubah gaya tulisan, dan
gaya berpakain, sekaligus meningkatkan kenarsisan, yang cukup mengganggu
masyarakat dunia maya (baca: Pengguna internet sejati, kayak blogger dan
kaskuser). Diharapkan Sifat ini segera hilang, jika tidak akan mengganggu
masyarakat sekitar"
Selo Soemaridjan :
"Alay adalah perilaku remaja Indonesia, yang membuat dirinya merasa keren, cantik,
hebat diantara yang lain. Hal ini bertentangan dengan sifat Rakyat Indonesia yang
sopan, santun, dan ramah. Faktor yang menyebabkan bisa melalui media TV
(sinetron), dan musisi dengan dandanan seperti itu."
16