Anda di halaman 1dari 8

Tugas Ajaran Bung Karno ll

Gadies Molana
Teknik Arsitektur

Nasionalisme
Nasionalisme adalah suatu pandangan paham tentang kebangsaan yang di peroleh dari rasa kecintaan
atas negaranya. Nasionalisme memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kelangsungan hidup
berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, nasionalisme diibaratkan sebagai semboyan dari suatu negara.

Secara umum Nasionalsme merupakan paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
suatu negara yang memiliki tujuan dan cita-cita bersama untuk kepentingan nasional.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasionalisme berasal dari kata “nasional” dan “isme” yaitu paham
kebangsaan yang mengandung makna kesadaran dan semangat cinta tanah air, memiliki rasa kebanggaan
sebagai bangsa, atau memelihara kehormatan bangsa.
Pengertian Nasionalisme Secara Sederhana adalah semangat kebangsaan, perasaan kebangsaan,
yaitu semangat cinta atau perasaan cinta terhadap bangsa dan tanah air melebihi apapun juga.

Sumber : http://banjersss.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-nasionalismeislamisme-dan.html

Pengertian Nasionalisme Menurut Beberapa Ahli


Ir. Soerkano
Pilar kekuatan bangsa-bangsa yang terjajah untuk memperoleh kemerdekaan.

Anderson
Nasionalisme adalah kekuatan dan kontinuitas dari sentimen nasional dengan mementingkan nation(Bangsa).

Lothrop Stoddard
Nasionalisme sebagai gejala Pengertian Nasionalisme psikologis yang mengatakan bahwa pengertian
nasionalisme adalah suatu keadaan jiwa atau suatu kepercayaan yang dianut oleh sejumlah besar manusia
sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan.

Joseph Ernest Rehan


Kemauan untuk bersatu tanpa paksaan dalam semangat persamaan dan kewarganegaraan.

H.Kohn
Nasionalisme adalah suatu prinsip politik yang beranggapan bahwa unit nasional dan politik seharusnya
seimbang.

Prof. Dr. M. Dimyani Hartono. SH


Rasa kecintaan terhadap negaranya yang tidak dapat dilepaskan dari rasa patriotisme.
Ernest Gellenervia
Nasionalisme adalah keseimbangan antara rasa nasional terhadap bangsa dengan kekuatan berpolitik.
Bentuk-Bentuk Nasionalisme

 Nasionalisme kewarganegaraan (nasionalisme sipil)


Nasionalisme yang terjadi dimana negara memperoleh kebenaran politik dari partisipasi aktif rakyatnya.
Keanggotaan suatu bangsa bersifat sukarela. Bentuk nasionalisme dibangun pertama-tama oleh Jean-
Jacques Rousseau dan menjadi bahan tulisannya. Di antara tulisannya yang terkenal adalah buku yang
berjudul Du Contract Social (kontrak sosial).
 Nasionalisme etnis atau etnonasionalisme
Nasionalisme yang terjadi dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah
masyarakat. Keanggotan suatu bangsa bersifat secara turun temurun. Seperti joko merupakan orang dari jawa
karena orang tua dan nenek moyangnya berasal dari suku Jawa. Joko menggunakan bahasa Jawa karena
bahasa itu dipakai oleh orang tuanya dan orang-orang sebelumnya.
 Nasionalisme romantik
Bentuk nasionalisme etnis di mana negara memperoleh kebenaran politik sebagai suatu yang alamiah
(organik) dan merupakan ekspresi dari bangsa atau ras. Nasionalisme romantik menitikberatkan pada budaya
etnis yang sesuai dengan idealisme romantik. Contohnya adalah cerita rakyat (folklore) “Grimm Bersaudara”
yang diambil dari tulisan Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.
Nasionalisme budaya, adalah nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya
bersama dan tidak bersifat turun temurun misalnya warna kulit atau ras atau bahasa. Contohnya adalah rakyat
cina yang menganggap negara berdasarkan budaya bersama. Unsur ras telah dikesampingkan sehingga
golongan minoritas telah dianggap sebagai rakyat Cina kesediaan Dinasti Qing untuk menggunakan adat
istiadat Cina juga membuktikan keutuhan budaya Cina.
 Nasionalisme kenegaraan
Merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan, yang sering dikombinasikan dengan nasionalisme etnis.
Dalam nasionalisme kenegaraan, bangsa adalah suatu komunitas yang memberikan kontribus terhadap
pemeliharaan dan kekuatan negara. Contoh nasionalisme kenegaraan adalah fasisme italia yang menganut
slogan Mussolini: Tutto nello stato, niente al di fuori dello stato, nulla contro lo stato (semuanya di dalam
negara, tidak ada satupun yang di luar negara, tidak ada satupun yang menentang negara). Tidaklah
mengherankan jika nasionalisme ini bertentangan dengan cita-cita kebebasan individual dan prinsip demokrasi
liberal.
 Nasionalisme agama
Nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Seperti semangat
nasionalisme di Irlandia yang bersumber dari agama Hindu. Namun demikian, bagi kebanyakan kelompok
nasionalis. agama hanya merupakan simbol dan bukanlah motivasi utama.
Sumber : http://genggaminternet.com/pengertian-nasionalisme-dan-bentuk-bentuknya/

Islamisme
Islamisme dikenal dengan Politik Islam, adalah seperangkat ideologi yang berkeyakinan bahwa
"Islam harus menjadi pedoman bagi segala segi kehidupan manusia, baik sosial, ekonomi, politik, budaya,
serta kehidupan pribadi. Islamisme adalah konsep yang kontroversial, bukan hanya karena paham ini
menganjurkan peran politik Islam yang lebih kuat, akan tetapi juga karena pendukungnya berkeyakinan bahwa
apa yang mereka perjuangkan adalah pemahaman Islam yang sebenarnya; bahwa semua gagasan
sebaliknya, Islam harus apolitik atau dipisahkan dari politik — adalah salah. Karena itulah kaum pendukung
Islamisme secara keras menentang paham sekularisme yang menyerukan pemisahan antara agama dengan
politik (pemerintahan). Kaum pendukung Islamisme dapat memiliki penafsiran yang berbeda dalam
menafsirkan ayat-ayat dan surat dalam Quran. Pandangan Islamisme menekankan pentingnya
penerapan Syariah (hukum Islam); persatuan politik Pan-Islamisme; serta menyingkirkan secara selektif
pengaruh-pengaruh non-Muslim dari Dunia Islam, khususnya pengaruh politik, sosial, ekonomi, dan
budaya Barat yang dianggap tidak sesuai dengan Islam.
 Beberapa pengamat seperti Graham Fuller, berpendapat bahwa ajaran Islamisme tidak sekeras dan
seketat yang diduga, dan dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk politik identitas, atau dukungan
terhadap identitas Muslim, keaslian, regionalisme yang lebih luas, kebangkitan kembali, dan revitalisasi
komunitas Muslim. Setelah Kebangkitan dunia Arab, politik Islam digambarkan menjadi "semakin saling
bergantung" dengan politik demokrasi. Kaum Islamis umumnya menentang penggunaan isitilah ini, dan
mengklaim bahwa sikap dan cita-cita politik ini adalah bentuk ekspresi keislaman mereka semata.
Beberapa ahli seperti Bernard Lewis lebih menyukai penggunaan istilah "aktivis Islam", atau "politik
Islam" (Trevor Stanley), dan beberapa (Robin Wright) telah menyamakan istilah "Islam militan"
dengan terorisme.[9]
 Tokoh penting Islamisme modern antara lain Hasan al-Banna, Sayyid Qutb, Abul Ala
Maududi, dan Ruhollah Khomeini.
Paham Islamisme memiliki berbagai wujud yang berbeda serta rentang strategi dan taktik yang luas untuk
meraih kekuasaan -- "penghancuran, perlawanan, kerja sama, pengabaian" dan bervariasi seiring "perubahan
keadaan— dan karena itulah bukan merupakan gerakan Pan-Islamisme.
Islamis moderat dan reformis menerima demokrasi dan bekerja dalam koridor proses demokrasi, seperti
partai Gerakan Ennahda di Tunisia. Jamaat-e-Islami Pakistan pada dasarnya adalah partai sosial-politik dan
partai pelopor yang memiliki pengaruh melalui kudeta militer pada masa lalu Kelompok Islamis
seperti Hezbollah di Lebanon dan Hamasdi Palestina berpartisipasi dalam proses politik secara demokratis
tetapi juga melalui serangan bersenjata, untuk menghancurkan negara Israel. Organisasi Islam
radikal seperti al-Qaeda dan Jihad Islam Mesir, serta kelompok seperti Taliban, sepenuhnya
menolak demokrasi, dan sering menuduh Muslim pendukung demokrasi sebagai kuffar (lihat takfirisme), serta
menyerukan kekerasan/serangan jihad dan melancarkan serangan terorisme berdasarkan alasan keagamaan.
Salah satu perpecahan besar dalam gerakan Islamisme adalah seperti yang dijelaskan Graham E. Fuller;
yakni antara "penjaga tradisi" (Salafi, seperti gerakan Wahhabi) dan "pelopor perubahan dan reformasi Islam"
berpusat di gerakan Ikhwanul Muslimin. Olivier Roy berpendapat bahwa gerakan "Pan-Islamisme Sunni
mengalami pergeseran hebat pada paruh kedua abad ke-20" ketika gerakan Ikhwanul Muslimin yang berfokus
pada Islamisasi gerakan Pan-Arabisme tersaingi dan dikalahkan oleh gerakan Salafi yang menekankan pada
"syariah daripada membangun pranata Islam," dan penolakan kepada kaum Islam
Syiah.[21] Setelah Kebangkitan dunia Arab, Roy menggambarkan Islamisme "kian saling tergantung" dengan
demokrasi di banyak negara Arab, sedemikian sehingga, "keduanya tidak dapat bertahan tanpa satu sama
lain." Walaupun budaya politik Islam sendiri mungkin tidak demokratik, kelompok Islamis memerlukan
pemilihan umum demokratis untuk menjaga legitimasi politik mereka. Pada saat yang bersamaan, popularitas
mereka tetap terjaga, karena tidak ada pemerintah yang berhak menyebut dirinya demokratis, jika
mengecualikan kelompok Islamis utama dalam dunia politik Negara.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Islamisme
Marxisme

Marxisme adalah sebuah paham yang berdasar pada pandangan-pandangan Karl Marx. Marx
menyusun sebuah teori besar yang berkaitan dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik.
Pengikut teori ini disebut sebagai Marxis.Marxisme mencakup materialisme dialektis dan materialisme historis
serta penerapannya pada kehidupan sosial. Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori ini
tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich Engels. Marxisme merupakan
bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang
dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati oleh kaum
kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran dan kumuh. Marx berpendapat bahwa
masalah ini timbul karena adanya "kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi orang-
orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti
dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak
dan menuntut keadilan, Inilah dasar dari marxisme.

Pengaruh Marxisme

Salah satu alasan mengapa Marxisme merupakan sistem pemikiran yang amat kaya adalah bahwa
Marxisme memadukan tiga tradisi intelektual yang masi telah sangat berkembang saat itu, yaitu filsafat
Jerman, teori politik Perancis, dan ilmu ekonomi Inggris.Marxisme tidak bisa begitu saja dikategorikan sebagai
"filsafat" seperti filsafat lainnya, sebab marxisme mengandung suatu dimensi filosofis yang utama dan bahkan
memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap banyak pemikiran filsafat setelahnya, Itulah sebabnya, sejarah
filsafat zaman modern tidak mungkin mengabaikannya.

Sejarah Munculnya Ideologi Marxisme

Ideologi Marxisme tidak bisa dilepaskan dari tokoh utamanya yakni Karl Marx. Berawal dari abad ke-19
dimana keadaan buruh di Eropa Barat yang menyedihkan dimana pada saat itu kemajuan industri berkembang
dengan pesat menimbulkan keadaan sosial yang sangat merugikan bagi kaum buruh. Pemikiran ini bukan saja
menjadi inspirasi dasar “Marxisme” sebagai ideologi perjuangan kaum buruh, bukan saja menjadi komponen
inti dalam ideologi komunisme (Magnis dan Suseno, 2003: 3). Berlandaskan masalah tersebut Karl Marx
menyusun suatu teori sosial yang menurutnya didasari hukum-hukum ilmiah karena itu pasti terlaksana.
Sebenarnya sejak di bangku perkuliahan Karl Max menekuni bidang politik yang dianggap radikal.
Dalam menyususn teori mengenai perkembangan masyarakat ia sangat tertarik dengan gagasan filsuf Jerman
George Hegel (1170-1831) mengenai dialektik. Filsafat Hegel dimanfaatkan oleh Karl Marx untuk mengubah
masyarakat secara radikal. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia
menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum proletar. Kondisi kaum
proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja berjam-jam dengan upah minimum sementara hasil
keringat mereka dinikmati oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran
dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya “kepemilikan pribadi” dan
penguasaan kekayaan yang didominasi orang-orang kaya. Untuk mensejahterakan kaum proletar, Marx
berpendapat bahwa paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus dibiarkan,
menurut Marx kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan. Itulah dasar dari marxisme
(Supardan, 2008: 334).
Ideologi Marxisme lahir sebagai bentuk motivasi kepada kaum buruh. Dimana Karl Marx
mengharapkan sikap netral dari ilmu pengetahuan dalam masyarakat kalangan bawah(buruh). Menurut Marx
perkembangan dialektis terjadi dalam struktur bawah dari masyarakat, yang kemudian menggerakkan struktur
yang berada di atasnya. Dalam usaha untuk mencapai masyarakat yang komunis, kaum poletar mempunyai
peranan penting karena mereka berhak merebut kekuasaan dari tangan kapitalis, mengambil alih segala alat
produksi dan melalui tahap transisi yang dinamakan dictator proletariat maka tercapailah masyarakat yang
komunis. Menurut Marx pertarungan antara kaum kapitalis dengan kaum proletar akan merupakan
pertentangan kelas yang terakhir dan berkahir gerak dialektis.
Masyarakat komunis yang dicita-citakan Marx merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosial
dalam struktur masyarakatnya, dimana manusia dibebaskan keterkaitannya kepada milik pribadi, dan di mana
tidak ada unsur eksploitasi, penindasan serta paksaan. Dukungan terbesar kepada Marx terbesar berasal dari
suatu Negara yang industrinya baru setengah berkembang yakni Rusia. Gagasan-gagasan Marx djadikan pola
untuk membentuk masyarakat baru atas runtuhnya masyarakat lama melalui sebuah revolusi. Untuk keperluan
itu gagasan Marx perlu untuk disesuaikan dengan masyarakat yang tingkat industrialisasinya belum terlalu
tinggi dimana disesuaikan dengan kondisi politik dan social abad ke-20. Maka gagasan Marx telah diberikan
tafsiran khusus yang dinamakan dengan Marxisme.
Ajaran Marx di bakukan menjadi Marxisme oleh Friedrich Engels dan Karl Kautsky. Dalam pembakuan ini
ajaran Marx yang sebenarnya rumit adan sulit dimengerti di sederhanakan agar cocok sebagai ideologi
perjuangan kaum buruh. George Lucas menegaskan bahwa adukan Engels dan Kautsky itu menyimpang dari
apa yang sebenarnya di maksudkan oleh Marx, pembakuan ini mencapai puncak ketika partai komunis Rusia
di bawah Lenin melakukan revolusi pada Oktober 1917 dan mengkonstatir Marxisme Lenimisme sebagai
ideologi resmi ajaran komunis.

Macam-macam Ideologi Marxisme

1. Marxisme Ortodoks
Marxisme sebagai suatu pandangan dunia yang sistematis dan komprehensif baru muncul setelah
Marx wafat, dan sesudah munculnya karya tiga tokoh: Friederich Engels (1820-1895); teman dekat Marx, Karl
Kautsky (1854-1938), “Paus” sosialisme Jerman; dan Georgi Plekhanov (1856-1918), teoritikus gerakan resmi
Marxis Rusia (Femia, Josep V, 2004: 147). Engels memberikan sumbangan pemikiran terhadap Marxisme
merupakan penyebab terjadinya kontroversi. Engels bekerja sama dengan Marx dalam sejumlah karya, dan
kaum Marxis Ortodoks menganggapnya sebagai sekutu Marx yang setia dan membantu menyebarkan ide-ide
utamanya. Namun banyak pengamat yang menemukan perbedaan antara pemikiran Engels dengan Marx,
Engels lebih deterministik daripada Marx.Engels bersama Kautsky dan Plekhanov, ingin mereduksi semua
fakta psikologis menjadi fakta fisik. Dalam pendangan mereka tidak ada perbedaan kualitatif antara akal dan
materi. Namun, materialisme dialektis tidak dapat dicampuradukkan dengan apa yang disebut dengan kaum
Marxis sebagai materialisme “borjuis” yang juga mereduksi akal menjadi materi.
Marxisme seperti yang dipahami Engels (kemudian kautsky dan plekhanov), adalah suatu sintesis
besar yang dimaksudkan menjelaskan segala sesuatu dari tingkat biologi yang paling mendasar sampai
tingkat sejarah manusia (Richard,Bellany,2004: 149). Bagi kaum Marxis Ortodoks, keselamatan tidak datang
melalui aksi, tetapi melalui berkah. Meskipun demikian pembentukan Marxisme sebagai pandangan dunia
yang khas dan menyeluruh bertepatan dengan zaman keemasan politik sosialis yang merentang sejak 1890
sampai meletusnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
Inilah era kedua suatu federasi multinasional partai-partai dan serikat-serikat buruh yang longgar yang
bekerja sendiri-sendiri namun disatukan oleh keyakinan mereka terhadap sosialisme. Kendati tradisi-tradisi
sosialisme non-Marxis masih menunjukkan pengaruh (anarkisme di Prancis dan italia utilitarisnisme di Inggris
raya, tradisi Marxismelah yang menonjol sebagai kredo utama gerakan itu. Sepanjang keberadaannya
Internasional kedua didominasi oleh kaum sosialis Jerman yang partainya (SPD) menjadi partai terbesar di
Jerman. Pemikiran SPD disimbolkan dalam program Erfurt pada 1891.
2. Marxisme Hegelian
Dengan menulis setelah revolusi Rusia, Lukacs Gramsci menyimbulkan bahwa perwujudan “hakikat”
revolusi Marxisme memerlukan ditinggalkannya determinisme fatalistik yang telah mendorong kaum Marxis
untuk melihat sosialisme sebagai anugerah dari langit, atau lebih tepatnya “sejarah” yang tidak tergantung
kepada pilihan bebas manusia. kritik terhadap Marxisme pasif ini melibatkan pengungkapan kembali idealisme
Hegelian dengan penekaan kepada kesadaran atau subjektifitas. Bagi mereka, sumbangan besar filsafat Marx
terletak pada perpaduan sempurna antara kreativitas manusia dan materialistas sosioekonomi.
Gramsci dan Lukacs, dalam mempertahankan penekanan pada kreativitas manusia, melihat Marxisme
sebagai filsafat humanistik yang bertujuan menciptakan pencerahan budaya di mana kebebasan dan
pengembangan diri menjadi hak asasi semua manusia. Dua pendukung Marxisme Hegelian tersebut
sebenarnya berbeda dalam beberapa persoalan penting. Meskipun menolak determinisme mekanis, Lukacs
tidak melihat masa depan sebagai sesuatu yang terbuka pada pelbagai kemungkinan kejadian.
Perbedaan lain antara antara Gramsci dan Lukacs berkenaan dengan pandangan mereka terhadap
masyarakat masa depan. Sebagaimana kaum Marxis ortodoks, Gramsci adalah seorang produktivitas yang
ingin menata faktor-faktor produksi sejalan dengan prinsip optimalitas, yakni rasionalisasi dan mekanisasi
proses produksi.
3. Marxisme dalam Praktis
Lantaran kaum Marxis juga komunis dalam arti bahwa mereka membahayakan masa depan yang ideal
berupa sorga komunal, rezim-rezim revolusioner yang terbentuk di Rusia dan negara-negara lain dikenal
dengan rezim komunis meskipun komunisme adalah tujuan jangka panjang mereka, bukan gambaran
kenyataan yang sesungguhnya. Sehingga, komunisme dalam pengertian biasa mengacu pada pelembagaan
Marxisme atau varian Leninis sebagai instrumen kekuasaan yang lalim. Jarak antara kominisme (dalam
praktis) dan komunisme (pandangan Marx tentang emansipasi universal) sangatlah jauh sehingga
menggerakkan kalangan Marxis untuk membebaskan Marx dari tanggung jawab apapun atas praktik
komunisme.
Kalangan Marxis Ortodoks memperingatkan Lenin tentang bahwa revolusi prematur dalam apa yang
yang kemudian menjadi Uni Soviet. Selain itu, mereka memperkirakan bahwa pendekatan Lenin yang elitis
yang berasumsi bahwa cendikiawan Marxis lebih mengerti kepentingan buruh daripada buruh itu sendiri akan
menciptakan kediktatoran atas kaum proletar, bukan dari kaum ploletar. Betapapun ganjilnya tirani Stalin, ia
berhati-hati untuk memberikan pembenaran ilmiah yang palsu. Ia tidak hanya mengabaikan, tetapi juga
menekan tema dan tulisan humanistik Marx. Doktrin sepenuhnya tunduk pada tujuan tujuan melegitimasi dan
mengagungkan rezim. Apabila kalangan Marxis Hegelian menekankan manusia sang pencipta apa yang
dinamakan Stalin sebagai Marxisme-Leninisme menafsirkan manusia sebagai korban tak berdaya dari
kekuatan-kekuatan sosial yang tidak terkontrol.

Sumber : http://the-paculz.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-marxisme.html
WAKTU KEGIATAN
AYAH IBU ANAK PR ANAK LK ART
4.00 - - - - BANGUN TIDUR
4.30 BANGUN TIDUR BANGUN TIDUR BANGUN TIDUR - MEMASAK
4.35 MANDI MEMASAK MANDI BANGUN TIDUR -
4.50 SHOLAT
5.00 - MENYIAPKN - MANDI MEMBERSIHKAN
SARAPAN RUMAH
5.40 SARAPAN SARAPAN SARAPAN SARAPAN SARAPAN
6.20 MENGANTAR ANAK MANDI BERANGKAT BERANGKAT MENYUCI
SEKOLAH SEKOLAH SEKOLAH
8.00 BEKERJA DI STUDIO MENYIRAM - - MENYETRIKA BAJU
TANAMAN
10.00 MEETING MENONTON TV - - -
14.00 MENJEMPUT ANAK MANDI PULANG SEKOLAH PULANG SEKOLAH MEMASAK
SEKOLAH
15.30 SHOLAT
16.00 MEMBUAT REKAMAN BELANJA MENGERJAKAN PR MENGERJAKAN PR MEMBERSIHKAN
MUSIK RUMAH
18.30 SHOLAT
19.00 MENUTUPN STUDIO MEMBACA BELAJAR BELAJAR MEMASAK
MAJALAH
20.00 MAKAN MALAM
20.30 MENONTON TV DAN BERKUMPUL DI RUANG KELUARGA
21.00 TIDUR

RUANG SIFAT
TAMAN PUBLIK
CARPORT PUBLIK
TERAS PUBLIK
RUANG TAMU PUBLIK
KAMAR TIDUR UTAMA PRIVAT
KAMAR TIDUR TAMU PRIVAT
KM/WC SERVIS
RUANG KELUARGA SEMI-PUBLIK
RUANG MAKAN SEMI-PUBLIK
DAPUR SERVIS
KAMAR TIDUR ART PRIVAT
KOLAM RENANG SEMI-PUBLIK
RUANG CUCI SERVIS
RUANG JEMUR SERVIS
TERAS ATAS PUBLIK
KAMAR TIDUR ANAK PRIVAT
RUANG PIMPINAN PRIVAT
RUANG TUNGGU PUBLIK
STUDIO MUSIK PUBLIK
TAMAN
CARPORT
TERAS
RUANG TAMU
KAMAR TIDUR UTAMA
KAMAR TIDUR TAMU
KM/WC
RUANG KELUARGA
RUANG MAKAN
DAPUR
KAMAR TIDUR ART
KOLAM RENANG
RUANG CUCI
RUANG JEMUR
TERAS ATAS
KAMAR TIDUR ANAK
RUANG PIMPINAN
RUANG TUNGGU
STUDIO MUSIK

Anda mungkin juga menyukai