Disusun oleh
Auliya Nur Annisa
1806688
1. Sebagai calon guru pendidikan bisnis, manfaat apa yang sodara peroleh
dari perkuliahan ini?
Jawab:
Manfaat pengajaran mikro bagi calon guru diantaranya adalah sebagai berikut:
• Membuat calon guru lebih trampi serta yakin dalam melaksanakan PPL,
memperoleh nilai tingggi dalam PPL
• Mendapatkan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
• Dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajar sebelum terjun ke
kelas yang sebenarnya.
• Memberikan kemungkinan untuk mendapatkan berbagai maccam
keterampilan dasar mengajar lain serta memahami kapan dan bagaiman
keterampilan itu diterapkan.
• Calon pendidik menjadi Peka terhadap fenomena yang terjadi di dalam
proses pembelajaran ketika mereka menjadi kolaborator yang mengkritisi
teman yang tampil praktik mengajar.
• Interaksi antara guru-siswa menjadi lebih baik pada calon guru yang telah
mengikuti program microteaching.
• Calon pendidik menjadi Lebih siap untuk melakaukan kegiatan praktik
pembelajaran di sekolah/lembaga.
• Calon pendidik menjadi Dapat menilai kekurangan yang ada dalam dirinya
yang berkaitan dengan kompetensi dasar mengajar melalui refleksi diri
setelah praktik ke depan.
• Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih dalam proses
pembelajarannya.
• Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.
• Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
• Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara
objektif.
• Calon pendidik menjadi Sadar bagaimana membentuk profil pendidik yang
baik ditinjau dari kompetensi, performance (penampilan), attitude (sikap),
dan perilaku.
• Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relaatif
singkat Melalui micro teaching, seorang calon pendidik akan memiliki rasa
percaya diri yang tinggi, karena telah dilatih secara baik dan dibekali
kompetensi demi kompetensi, baik secara terpisah maupun terpadu dalam
satu kesatuan proses pembelajaran.
Sumber: Yunus, Muhammad. "Profesionalisme guru dalam peningkatan
mutu pendidikan." Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan 19.1 (2016): 112-128.
2. Apa yang sodara ketahui tentang profesi, professional, profesionalitas,
dan profesionalisme?
Jawab:
Profesi:
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan “profesi” selalu
dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan
tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi
menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, akan tetepi memerlukan suatu persiapan melelui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama
dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah:
sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah
pekerjaan belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme
serta aturan yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan
kebalikannya, pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal
inilah yang harus diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang
menganggap bahwa pekerjaan dan profesi adalah sama.
Profesionalisme :
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi
untuk meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. “Profesionalisme”
adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen
dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Professional:
Professional menunjuk pada dua hal. Pertama orang yang menyandang
suatu profesi, misalnya “ Dia seorang profesional”. Kedua, penampilan
seseorang dalam melakukan pekerjaannya yang sesuai dengan profesinya.
Pengertian kedua ini, professional dikontraskan dengan “ non-profesional”
atau “ amatir”.
3. Jelaskan apa yang sodara ketahui tentang profesionalisme guru!
Jawab:
Profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata
pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan
pengajaran. Dengan kata lain, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian guru
profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal.
Guru yang profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan
baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya (Kunandar, 2007).
Profesionalitas berakar pada kata profesi yang berarti pekerjaan yang
dilandasi pendidikan keahlian. Profesionalitas itu sendiri dapat berarti mutu,
kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang
profesional. Profesionalitas guru dapat berarti guru yang profesional, yaitu
seorang guru yang mampu merencanakan program belajar mengajar,
melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar, menilai kemajuan
proses belajar mengajar dan memanfaatkan hasil penilaian kemajuan belajar
mengajar dan informasi lainnya dalam penyempurnaan proses belajar
mengajar.
Untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima
hal, yaitu: a. Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya, b.
Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya
serta cara mengajarnya kepada siswa, c. Guru bertanggung jawab memantau
hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi, d. Guru mampu berfikir
sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya, e.
Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam
lingkungan profesinya (Supriadi, 2008).
Selain itu profesionalisme seorang guru perlu juga didukung
kompetensi yang harus dimiliki dan mencakup empat aspek sebagai berikut
(Mulyasa, 2008): a. Kompetensi Pedagogik. Dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta
didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. b.
Kompetensi Kepribadian.(Septina & Akbariansyah, 2019)
Sumber:
5. Dalam menghadapi era revolusi 4.0 dan pandemic covid19, upaya apa
saja yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan profesionalisme?
Jawab:
Di era revolusi industry 4.0 ini guru dengan kemampuan artifisialnya
dapat membelajarkan siswa dalam jumlah besar, bahkan dapat melayani siswa
yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Guru bukan lagi hanya mengendalikan
siswa yang belajar di kelas, tetapi ia mampu membelajarkan jutaan siswa di
"kelas dunia" memberi pelayanan secara individual pada waktu yang
bersamaan. Sehingga dengan teknologi informasi internet, ilmu pengetahuan
dapat di transmisikan pada kecepatan tinggi. Tuntutan kemampuan” dan
“kesempatan” untuk mengakumulasi, mengolah, menganalisis, mensintesa
data menjadi informasi, kemudian menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat
sangatlah penting artinya dalam dunia informasi saat ini.
Strategi Peningkatan Profesionalisme Guru Dalam Menghadapi Tantangan
global. Menurut Karwati dan Priansa (2014) strategi dalam menghadapi
tantangan profesionalisme guru adalah sebagai berikut :
a. Pengembangan Kompetensi Pedagogis Kompetensi pedagogis atau
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran merupakan tulang
punggung keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kompetensi
pedagogis ini terkait dengan cara mengajar yang baik dan tepat, sehingga
proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan efektif.
b. Pengembangan Kompetensi Teknik Informasi Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi informasi terutama pada pendidikan saat ini
terus bekembang. Modernisasi pada pendidikan membuat segala
sesuatunya menjadi lebih lancar dan mudah,
c. Pengembangan Kompetensi Kepribadian Kompetensi Kepribadian adalah
kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik
serta berakhlak mulia.
d. Pengembangan Kompetensi Sosial Guru yang efektif adalah guru yang
mampu membawa siswanya dengan berhasil mencapai tujuan pengajaran.
Mengajar di depan kelas merupakan perwujudan interaksi dalam proses
komunikasi. Menurut Undang-undang Guru dan Dosen kompetensi sosial
adalah “kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama guru, orangtua/wali
peserta didik, dan masyarakat sekitar”. Surya (2003) mengemukakan
kompetensi sosial adalah kemampuan yang diperlukan oleh seseorang
agar berhasil dalam berhubungan dengan orang lain. Dalam kompetensi
sosial ini termasuk keterampilan dalam interaksi sosial dan melaksanakan
tanggung jawab sosial.
Sumber:
10. Pada saat latihan action dan set induction apa yang sodara rasakan saat
tampil dikelas menjadi seorang guru? Adakah kiat-kiat agar sodara
dapat tampil optimal?
Jawab:
Pada saat latihan action dan set induction yang dirasakan saya pribadi tentu
saja gugup. Walaupun tampil hanya didepan rekan-rekan dikelas. Kiat untuk
mengatasi gugup sebelum melakukan prsentasi didepan yaitu:
Kuasai Materi
Hal terpenting dalam melakukan presentasi adalah menguasai materi. Kamu
harus memahami apa yang akan kamu bicarakan. Pastikan bahwa tak ada satupun
yang tidak kamu mengerti dari apa yang kamu sampaikan.
Antisipasi Pertanyaan
Berbagai pertanyaan dan respons yang tak terduga bisa muncul kapan pun.
Untuk itu, kamu dapat mengantisipasi pertanyaan yang kira-kira akan muncul dari
audiens. Kamu juga bisa memperbanyak riset melalui internet, jurnal, buku, ataupun
berdiskusi dengan mereka yang memahami konteks yang akan kamu bicarakan.
Semua ini dapat membantu kamu jika sewaktu-waktu kamu dihujani pertanyaan tak
terduga.
Hindari Makanan Pedas
Tidak hanya konten materi presentasi yang harus diperhatikan, kamu pun
harus berhati-hati dalam memilih makanan. Pastikan kamu tidak mengonsumsi
makanan pedas atau pun bergas, seperti kacang-kacangan dan sejenisnya sebelum
kamu melakukan presentasi. Ketika kamu mengalami rasa panik, hal ini bagi
sebagian orang akan lebih mudah berpengaruh pada kondisi lambung. Hindari jenis
makanan ini sebelum presentasi jika kamu tak mau terganggu dengan rasa sakit perut.
Minum Air Mineral
Air mineral mampu menetralisir wilayah mulut, menyegarkan
tenggorokanmu, dan membuatmu lebih tenang. Konsumsi air mineral sebelum
presentasi, namun jangan berlebihan. Minumlah dengan perlahan, tak perlu terburu-
buru.
Berbincang Sebelum Presentasi
Jika komdisi memungkinkan, sebelum presentasi dimulai, cobalah untuk
menyapa audiensmu. Obrolan-obrolan kecil yang menyenangkan dapat
menghangatkan suasana dan mengurangi rasa gugup.
Lakukan Peregangan
Sebelum tampil , coba untuk sedikit melakukan peregangan pada bagian leher,
tangan, dan kaki. Hal ini dapat membuat dirimu merasa lebih baik, dan tidak terlalu
tegang.
Sumber:
Hamdan, Yusuf, et al. "Pelatihan teknik presentasi bisnis bagi wanita pengusaha di
Jawa Barat." Prosiding SNaPP: Sosial, Ekonomi dan Humaniora 4.1 (2018): 39-46.
DAFTAR PUSTAKA