NIM : 186688
Prodi : Pendidikan Bisnis – B
Unsur Intrinsik
Tema : Nilai pengorbanan dan cinta yang berlebih tentang arti memberi.
Tokoh : Anak laki – laki, dan pohon.
Alur : Maju
Latar : Hutan (Masa kecil, remaja, tua)
Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu
Amanat : Melambangkan kasih sayang orang tua
Di dalam buku ini, mungkin penulis juga menyiratkan pesan kepada kita para pembaca agar
menjadi seperti pohon yang senantiasa memberi tanpa mengharapkan imbalan dan selalu
bermanfaat bagi orang lain. Pohon ini begitu banyak manfaat meskipun dia hanya berdiri sendiri.
Dia bisa menghasilkan buah apel yang layak dikonsumsi untuk keberlangsungan hidup kita. Kita
juga bisa menjual apel tersebut untuk menghasilkan nilai materi. Dahan dan batangnya juga bisa
kita gunakan untuk membuat sesuatu yang berharga. Begitulah pohon yang baik tersebut, dia
selalu menebar kasih sayang dan memberikan kebermanfaatan. Ini juga sebagai bukti kasih
sayang Tuhan kepada kita untuk melanjutkan hidup.
Unsur Ekstrinsik
Unsur Biografi pengarang
Tempat, Tanggal Lahir : 10 Mei 1999, Key West, Florida, Amérika Sarékat
Orang tua : Susan Taylor Hastings
Anak : Shoshanna Jordan Hastings, Matthew Silverstein
Penghargaan : Grammy Award for Best Country Song, dll
Pendidikan : University of Illinois at Urbana-Champaign, dll
Sinopsis
Buku ini berkisah tentang sebatang pohon yang bersahabat dengan seorang anak laki-laki.
Anak laki-laki itu mengumpulkan daun-daun dari si pohon untuk dijadikan mahkota lalu
memerankan menjadi raja hutan. mereka bermain bersama bahkan ketika lelah anak tersebut
tidur di bawah pohon. Hingga membuat mereka saling menyayangi dan bahagia. Waktu pun
berlalu… Ketika anak laki-laki itu beranjak dewasa, sang pohon sering kali sendirian. Anak laki-
laki itu tak mau bermain bersama lagi. Anak tersebut hanya datang saat dia sedang mengalami
kesulitan dan sang pohon senantiasa membantunya.
Mulai dari memberikan buahnya untuk dijual oleh anak laki-laki, lalu dahannya untuk
rumah, dan batangnya untuk dijadikan perahu oleh sang anak. Tapi pohon itu tetap bahagia
walaupun dia dalam kesendirian bahkan sekarang pohon itu tak layak lagi disebut pohon karena
kini hanyalah sebatang tunggu tua.Dan setelah cukup lama, anak laki-laki itu yang kini telah
menjadi seorang kakek-kakek yang keriput itu kembali menemui sang pohon. Sang pohon itupun
mendesah. “Aku berharap bisa memberimu sesuatu.. tapi aku tidak punya apa-apa lagi. aku
hanyalah sebatang tunggul tua. Maafkan aku,” ujar sang pohon.
“Aku tidak membutuhkan banyak hal sekarang,” kata anak laki-laki itu Ternyata dia
hanya ingin duduk dan beristirahat. Tentu saja sebuah tunggul tua jelas bagus untuk diduduki.
kemudian anak laki-laki itu melakukannya… Dan pohon itu pun bahagia.
Ilustrasi Gambar : Baik sangat mendukung dan dapat dimengerti oleh berbagai kalangan usia,
setiap orang akan menafsirkn berbeda sesuai dengan pengalamannya masing-masing
Father and Daughter
Unsur Intrinsik
Alur : Maju
Dibandingkan dengan itu, cinta seorang ayah paling sedikit terlihat. Bentuj
citra seorang ayah selalu terlihat di latar belakang 'ketegasan'. Seringkali
gambaran mental kita tentang seorang ayah berhubungan dengan seorang
pendisiplin. Jadi cintanya, meski melimpah, tidak pernah dirasakan
sepenuhnya.
\
Unsur Ekstrinsik
Sinopsis
Dikisahkan seorang ayah yang mengucapkan perpisahan dan pergi meninggalkan putrinya.
Bagaikan musim yang panjang, sang gadis melewati tiap musim dalam hidupnya. Sang gadis
tumbuh menjadi wanita muda, memiliki keluarganya sendiri. Seiring waktu iapun menjadi tua,
dalam dirinya memiliki kerinduan besar pada ayahnya. Di tengah lamunannya, gadis tersebut
berhalusinasi bahwa ayahnya masih hidup dan ia menghampiri ayahnya kemudian memeluknya
dan merasa bahwa dirinya kembali menjadi putri kecil ayahnya yang manja akan kasih sayang.
Ilustrasi Gambar : Film ini membebaskan penonton untuk mengeksplorasi sendiri bagaimana
makna yang tersirat yang ingin disampaikan Michael dalam filmnya.