DOSEN PENGAMPU
Eka Yusmaita, M. Pd
Stage 6. Developing an Instructional Strategy
An instructional strategy is a variety of teaching and learning strategies, which may include group discussions, independent reading, lectures,
computer simulations, worksheets, lab work, and much more (Dick et al., 2005). Model pembelajaran yang cocok untuk KD 3.7 dan KD 4.7
adalah Problem Based Learning dan Lab work.
Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran problem based learning untuk materi Pergeseran Kesetimbangan serta
penerapannya dalam Industri :
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam materi Pergeseran Kesetimbangan yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang
disampaikan, sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai. Untuk materi
Pergeseran Kesetimbangan, Guru terlebih dahulu menyampaikan konsep dasar dari materi Pergeseran Kesetimbangan berupa pengertian
Pergeseran Kesetimbangan, landasan asas Le Chatelier, serta menyebutkan secara umum factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan dan penerapannya dalam industry. Setelah itu, Guru menginstruksikan kepada siswa untuk menggunakan sumber materi
Pergeseran Kesetimbangan, contohnya buku Kimia untuk SMA dan MA kelas XI yang ditulis oleh Budi Utami dkk, Buku Brady dan
Buku panduan pembelajaran kimia kelas XI, bse yang ditulis oleh Suwardi. Selanjutnya, Guru menjelaskan keterampilan berupa hal-hal
yang akan dilakukan oleh siswa dalam melakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
untuk KD 4.7.
5. Penilaian (Assessment)
Terdapat tiga bagian yang harus dilakukan ketika penilaian yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk materi pergeseran
kesetimbangan, penilaian yang dilakukan adalah sikap berupa keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok, pengetahuan siswa
yang dinilai dari kesimpulan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan yang dibuat masing-masing siswa
setelah melakukan diskusi. Seluruh penilaian dalam kapabilitas siswa dalam memperoleh pengetahuan terdiri dari aktivitas pembelajaran
yang dilaksanakan diantaranya adalah latihan, laporan, catatan, pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.
Model pembelajaran berbasis laboratorium merupakan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktekkan
secara empiris kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik menggunakan sarana laboratorium. Laboratorium adalah Tempat kerja/praktek
untuk unjuk kerja atau melakukan percobaan/ekspriment dapat berupa tempat real dan maya (virtual). laboratorium dapat berupa : Bengkel,
Rumah sakit, Studio, Laut, Pasar, Hotel, Perkantoran, Pabrik Dll.
Berbagai pengembang pembelajaran berbasis laboratorium telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1. Guru
Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif , ketika alat dan bahan disuatu sekolah tidak memadai menggunakan alat
sederhana. Contohnya, ketika praktikum asam-basa, siswa disuruh membawa berbagai macam kebutuhan rumah tangga seperti, air jeruk,
cuka pasar, detergen dan lain sebagainya. Namun, ketika praktikum tentang pergeseran kesetimbangan ini alat-alat dan bahan yang
dibutuhkan telah tersedia di laboratorium karena bahannya tidak tersedia di tempat umum, contohnya FeCl3, KSCN, dan NaH2PO4.
Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-hal yang
berkaitan dengan keterampilan proses dasar maupun terpadu. Selanjutnya adalah mampu mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum
serta keamanannya dengan mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum. Guru juga harus memberikan arahan kepada siswa
agar pada kegiatan praktikum dapat bejalan dengan lancar. Selain itu guru harus sudah siap dengan perangkat dalam praktikum. Seperti :
a. Membuat LKS praktikum yang di dalamnnya terdapat tujuan praktikum, rincian alat dan bahan , dan prosedur praktikum da tugas.
b. Setelah itu guru mengawasi dan membimbing siswa saat pelaksanaan praktikum.
2. Siswa
Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan ketika kegiatan praktikum berlangsung seperti keterampilan dalam
mengamati objek, menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan praktikum. Siswa diberikan pre-
test yakni tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan praktikum. Ketika sudah
selesai melaksanakan praktikum dilakukan post-test yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai praktikum untuk mengecek sejauh
mana siswa memahami materi yang di praktikumkan.
11
3. Materi
Materi yang disajikan untuk memenuhi pembelajaran berbasis laboratorium adalah Materi-materi kimia SMA yang bisa di-
praktikumkan adalah untuk kelas X daitaranya: Kelas X: Kepolaran suatu senyawa, Larutan Elektrolit, Reaksi Redoks, reaksi
Hidrokarbon. Kelas XI: Kalorimeter, Asam Basa, Ksp, Kesetimbangan, Titrasi, Koloid, Laju reaksi. Kelas XII: Koligatif dan Unsur
Golongan Alkali & Alkali Tanah. Jadi, materi pelajaran mengenai pergeseran kesetimbangan merupakan salah satu materi pelajaran
kimia yang menggunakan metode lab work.
4. Media pembelajaran
Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium adalah alat-alat praktikum yang akan digunakan dalam praktikum. Alat
minimum yang digunakan adalah pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia. Untuk percobaan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran kesetimbangan sendiri menggunakan alat-alat praktikum seperti tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur dan
gelas kimia.
Stage 7. Developing and Selecting Instructional Materials
KD 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri
KD 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan
4.7.1. Merancang dan melakukan percobaan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
4.7.2. Menyimpulkan data hasil percobaan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
4.7.3. Menyajikan data hasil percobaan Faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dalam bentuk laporan tertulis
ANALISIS KONTEN
1 Pergeseran Asas Le Chatelier menyatakan: “Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
kesetimbangan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya”.
2 Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya
aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan (Martin S. Silberberg, 2000).
3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah:
3. perubahan suhu
4 Kesetimbangan Proses produksi zat-zat pada industri, khususnya industri bahan-bahan kimia, ada yang menggunakan
dalam Industri reaksi kesetimbangan. Misalnya pada pembuatan amonia dan pembuatan asam sulfat.
ANALISIS KONTEKS
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
1. Aplikasi/Penerapan Konsep Buku Sumber Budi 1. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber-Bosch
pergeseran Kesetimban Utami, dkk Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis amonia
kesetimbangan gan dalam adalah:
Industri N2 (g) + 3 H2 (g) ←⎯⎯⎯⎯→ 2 NH2 (g)
ΔH = –92,38 kJ/mol, suhu = 298 K, Kp = 6,2 × 105
Untuk setiap 1 mol gas nitrogen dan 3 mol gas hidrogen
dihasilkan 2 mol gas amonia. Peningkatan tekanan
menyebabkan campuran reaksi bervolume kecil dan
menyebabkan terjadinya reaksi yang menghasilkan
amonia lebih besar. Reaksi ke kanan bersifat eksoterm.
Reaksi eksoterm lebih baik terjadi jika suhu diturunkan,
sehingga reaksi bergeser ke kanan menghasilkan
amonia makin besar. Jadi kondisi optimum untuk
produksi NH3 adalah tekanan tinggi dan suhu rendah.
Tetapi, keadaan optimum ini tidak mengatasi masalah
laju reaksi. Sekalipun produksi kesetimbangan NH3
lebih baik terjadi pada suhu rendah, namun laju
pembentukannya sangat lambat, sehingga reaksi ini
tidak layak. Salah satu cara untuk meningkatkan reaksi
adalah dengan menggunakan katalis. Walaupun tidak
mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis dapat
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
mempercepat reaksi. Keadaan reaksi yang biasa
dilakukan dalam proses Haber– Bosch adalah pada suhu
550 °C, tekanan dari 150 sampai dengan 500 atm, dan
katalis biasanya besi dengan campuran Al2O3 , MgO,
CaO, dan K2O. Cara lain untuk meningkatkan laju
produksi NH3 adalah memindahkan NH3 dengan
segera setelah terbentuk.
2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses
industri dengan produk yang cukup besar adalah dengan
proses kontak. Bahan yang digunakan pada proses ini
adalah belerang dan melalui proses berikut.
a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan
oksigen dan menghasilkan gas belerang dioksida.
S(s) + O2 (g) ⎯⎯→ SO2 (g)
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan
dihasilkan belerang trioksida.
SO2 (g) + ½ O2 (g) ←⎯⎯⎯⎯→ SO3 (g)
Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat
dengan katalis vanadium pentaoksida (V2 O5 ) pada
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
suhu ± 450 °C.
c. SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan
direaksikan dengan air untuk menghasilkan asam
sulfat.
SO3 (g) + H2O(l) ⎯⎯→ H2SO4 (aq)
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan
menghasilkan asam sulfat yang sangat korosif. Untuk
mengatasi hal ini, gas SO3 dialirkan melalui menara
yang di dalamnya terdapat aliran H2SO4 pekat,
sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau
disebut “oleum”. Asam pirosulfat direaksikan
dengan air sampai menghasilkan asam sulfat.
SO3 (g) + H2SO4 (g) ⎯⎯→ H2S2O7 (aq)
H2S2O7 (aq) + H2O(l) ⎯⎯→ 2 H2SO4 (l)
Proses Fotosintesis