Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MEDIA PEMBELAJARAN DAN IT


(KD 3.7 & 4.7 )

NAMA : NINDI SILVIANA


NIM : 19035094
KELOMPOK : XI

DOSEN PENGAMPU
Eka Yusmaita, M. Pd
Stage 6. Developing an Instructional Strategy

An instructional strategy is a variety of teaching and learning strategies, which may include group discussions, independent reading, lectures,
computer simulations, worksheets, lab work, and much more (Dick et al., 2005). Model pembelajaran yang cocok untuk KD 3.7 dan KD 4.7
adalah Problem Based Learning dan Lab work.

A. Problem Based Learning


Pengertian pembelajaran Problem Based Learning (PBL) ini menurut J. Duch (1994) adalah instruksi kepada siswa untuk selalu belajar.
Menciptakan kolaborasi yang solid dalam suatu grup untuk memecahkan masalah yang ada. Materi masalah yang dibuat guru untuk siswa,
bermanfaat untuk menumbuhkan kecakapan dalam analisis, inisiatif dan kritis yang mana nantinya akan terbenam pada pola pikir peserta
didik. Sedangkan, menurut Sanjaya (2006: 214): Problem Based Learning (PBL) adalah susunan kegiatan pembelajaran yang bertumpu pada
pemecahan masalah dengan cara ilmiah.
Esensi dari permasalahan yang didaulat pada pembelajaran problem based learning ini adalah ketimpangan antara ideal dan realitas yang
diharapkan, atau bisa dikaitkan gap antara cita-cita dengan realitas. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Model pembelajaran PBL (problem based
learning) adalah sistem pembelajaran yang berpijak pada masalah yang dihadapi siswa pada saat proses mendapatkan ilmu pengetahuan. Ini
berfungsi agar siswa bisa mandiri dalam menemukan solusi berdasarkan masalah yang ada.

Berikut adalah penggunaan sintaks dari model pembelajaran problem based learning untuk materi Pergeseran Kesetimbangan serta
penerapannya dalam Industri :
1. Konsep Dasar (Basic Concept)
Guru menyampaikan dasar pengetahuan yang terdiri dari konsep dasar, instruksi, sumber, koneksi dan keterampilan yang dibutuhkan
dalam materi Pergeseran Kesetimbangan yang akan disampaikan. Ini bermanfaat agar siswa bisa menangkap maksud dari apa yang
disampaikan, sehingga suasana pembelajaran akan terkoneksi dengan mudah dan visi misi pembelajaran bisa tercapai. Untuk materi
Pergeseran Kesetimbangan, Guru terlebih dahulu menyampaikan konsep dasar dari materi Pergeseran Kesetimbangan berupa pengertian
Pergeseran Kesetimbangan, landasan asas Le Chatelier, serta menyebutkan secara umum factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan dan penerapannya dalam industry. Setelah itu, Guru menginstruksikan kepada siswa untuk menggunakan sumber materi
Pergeseran Kesetimbangan, contohnya buku Kimia untuk SMA dan MA kelas XI yang ditulis oleh Budi Utami dkk, Buku Brady dan
Buku panduan pembelajaran kimia kelas XI, bse yang ditulis oleh Suwardi. Selanjutnya, Guru menjelaskan keterampilan berupa hal-hal
yang akan dilakukan oleh siswa dalam melakukan percobaan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
untuk KD 4.7.

2. Pendefinisian Masalah (Defining The Problem) 


Pada bagian ini guru mengutarakan skenario atau permasalahan mengenai materi pergeseran kesetimbangan berupa factor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dan penerapannya dalam industri, lalu siswa melaksanakan aktivitas brainstormi
(brainstorming adalah metode untuk memunculkan penyelesaian masalah yang kreatif dengan mendorong anggota kelompok untuk
melemparkan ide sembari menahan kritik atau penilaian), ini berarti setiap siswa dalam grup harus menyatakan ide dan pendapatnya
mengenai penjelasan factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dan penerapannya dalam industri. Langkah ini bisa
melahirkan berbagai macam ide pendapat. Dari berbagai macam ide dan pendapat yang telah dilontarkan oleh masing-masing siswa,
selanjutnya siswa membuat kesimpulan dari pendapat-pendapat yang ada berdasarkan pemahaman siswa itu sendiri.

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning) 


Setelah berdiskusi dalam kelompok, siswa diminta kembali ketempat masing-masing untuk melakukan pembelajaran mandiri dengan
memahami kesimpulan yang telah ia buat. Siswa diharuskan menemukan referensi belajar dari banyak sumber agar permasalahan yang
ada akan semakin jelas dan bisa menyesuaikan hasil kesmpulannya dengan referensi yang ia baca mengenai factor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran kesetimbangan dan penerapannya dalam industri . Referensi bisa memiliki bentuk berupa artikel, video,
perpustakaan, berita, situs internet, buku apapun itu asalkan bahan berasal dari sumber yang relevan. Referensi ini sebelumnya sudah
diarahkan oleh guru.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchange Knowledge)


Sesudah siswa memperoleh referensi yang diinginkan untuk penajaman materi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran
kesetimbangan dan penerapannya dalam industri. Pada kegiatan selanjutnya siswa diminta untuk berdiskusi dalam sebuah grup untuk
mematangkan bahan sumber lalu merumuskan solusi untuk permasalahan grup. Sehingga pertukaran pengetahuan dalam grup diskusi bisa
dilaksanakan dengan baik.

5. Penilaian (Assessment) 
Terdapat tiga bagian yang harus dilakukan ketika penilaian yakni sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk materi pergeseran
kesetimbangan, penilaian yang dilakukan adalah sikap berupa keaktifan siswa dalam melakukan diskusi kelompok, pengetahuan siswa
yang dinilai dari kesimpulan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan yang dibuat masing-masing siswa
setelah melakukan diskusi. Seluruh penilaian dalam kapabilitas siswa dalam memperoleh pengetahuan terdiri dari aktivitas pembelajaran
yang dilaksanakan diantaranya adalah latihan, laporan, catatan, pekerjaan rumah, kuis, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester.

B. Lab Work (Laboratory Based L e a r n i n g )  

Model pembelajaran berbasis laboratorium merupakan model  pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat mempraktekkan
secara empiris kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik menggunakan sarana laboratorium. Laboratorium adalah Tempat kerja/praktek
untuk unjuk kerja atau melakukan percobaan/ekspriment dapat berupa tempat real dan maya (virtual). laboratorium dapat berupa : Bengkel,
Rumah sakit, Studio, Laut, Pasar, Hotel, Perkantoran, Pabrik Dll.

Sintaks Model Pembelajaran Berbasis Laboratorium

Berbagai pengembang pembelajaran berbasis laboratorium telah menunjukkkan ciri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.

1. Guru
Seorang guru harus kreatif dan berkompeten. Kreatif , ketika alat dan bahan disuatu sekolah tidak memadai menggunakan alat
sederhana. Contohnya, ketika praktikum asam-basa, siswa disuruh membawa berbagai macam kebutuhan rumah tangga seperti, air jeruk,
cuka pasar, detergen dan lain sebagainya. Namun, ketika praktikum tentang pergeseran kesetimbangan ini alat-alat dan bahan yang
dibutuhkan telah tersedia di laboratorium karena bahannya tidak tersedia di tempat umum, contohnya FeCl3, KSCN, dan NaH2PO4.
Berkompeten, sebelum mengajarkan kepada siswa tentang keterampilan proses, guru harus lebih mahir tentang hal-hal yang
berkaitan dengan keterampilan proses dasar maupun terpadu. Selanjutnya adalah mampu mengelola laboratorium dan kegiatan praktikum
serta keamanannya dengan mensosialisasikan zat-zat yang akan dipakai praktikum. Guru juga harus memberikan arahan kepada siswa
agar pada kegiatan praktikum dapat bejalan dengan lancar. Selain itu guru harus sudah siap dengan perangkat dalam  praktikum. Seperti :
a. Membuat LKS praktikum yang di dalamnnya terdapat tujuan praktikum, rincian alat dan bahan , dan prosedur praktikum da tugas.
b. Setelah itu guru mengawasi dan membimbing siswa saat pelaksanaan  praktikum.

2. Siswa
Siswa harus memahami aspek yang akan dilakukan ketika kegiatan  praktikum berlangsung seperti keterampilan dalam
mengamati objek, menafsirkan dan mengolah data, serta menarik kesimpulan yang sesuai dengan tujuan praktikum. Siswa diberikan pre-
test yakni tes awal yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa sebelum melakukan  praktikum. Ketika sudah
selesai melaksanakan praktikum dilakukan post-test yakni test akhir yang dilakukan ketika selesai praktikum untuk mengecek sejauh
mana siswa memahami materi yang di praktikumkan.
11
3. Materi
Materi yang disajikan untuk memenuhi pembelajaran berbasis laboratorium adalah Materi-materi kimia SMA yang bisa di-
praktikumkan adalah untuk kelas X daitaranya: Kelas X: Kepolaran suatu senyawa, Larutan Elektrolit, Reaksi Redoks, reaksi
Hidrokarbon. Kelas XI: Kalorimeter, Asam Basa, Ksp, Kesetimbangan, Titrasi, Koloid, Laju reaksi. Kelas XII: Koligatif dan Unsur
Golongan Alkali & Alkali Tanah. Jadi, materi pelajaran mengenai pergeseran kesetimbangan merupakan salah satu materi pelajaran
kimia yang menggunakan metode lab work.

4. Media pembelajaran
Media dalam pembelajaran berbasis Laboratorium adalah alat-alat  praktikum yang akan digunakan dalam praktikum. Alat
minimum yang digunakan adalah pipet tetes, gelas ukur, gelas kimia. Untuk percobaan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi
pergeseran kesetimbangan sendiri menggunakan alat-alat praktikum seperti tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur dan
gelas kimia.
Stage 7. Developing and Selecting Instructional Materials

KD 3.7 Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dan penerapannya dalam industri

3.7.1. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan.


3.7.2. Menghubungkan asas Le Chatelier dengan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
3.7.3. Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan suatu reaksi berdasarkan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan
3.7.4. Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran kesetimbangan
3.7.5. Menjelaskan contoh penerapan kesetimbangan kimia dalam industri

KD 4.7 Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan

4.7.1. Merancang dan melakukan percobaan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
4.7.2. Menyimpulkan data hasil percobaan faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
4.7.3. Menyajikan data hasil percobaan Faktor - faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan dalam bentuk laporan tertulis
ANALISIS KONTEN

No. Label Konsep Buku Sumber Budi Utami, dkk

1 Pergeseran Asas Le Chatelier menyatakan: “Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan
kesetimbangan mengadakan reaksi sedemikian rupa, sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya”.
2 Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya
aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan (Martin S. Silberberg, 2000).
3 Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan adalah:

1. perubahan konsentrasi salah satu zat

2. perubahan volume atau tekanan

3. perubahan suhu
4 Kesetimbangan Proses produksi zat-zat pada industri, khususnya industri bahan-bahan kimia, ada yang menggunakan
dalam Industri reaksi kesetimbangan. Misalnya pada pembuatan amonia dan pembuatan asam sulfat.

ANALISIS KONTEKS
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
1. Aplikasi/Penerapan Konsep Buku Sumber Budi 1. Pembuatan Amonia dengan Proses Haber-Bosch
pergeseran Kesetimban Utami, dkk Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis amonia
kesetimbangan gan dalam adalah:
Industri N2 (g) + 3 H2 (g) ←⎯⎯⎯⎯→ 2 NH2 (g)
ΔH = –92,38 kJ/mol, suhu = 298 K, Kp = 6,2 × 105
Untuk setiap 1 mol gas nitrogen dan 3 mol gas hidrogen
dihasilkan 2 mol gas amonia. Peningkatan tekanan
menyebabkan campuran reaksi bervolume kecil dan
menyebabkan terjadinya reaksi yang menghasilkan
amonia lebih besar. Reaksi ke kanan bersifat eksoterm.
Reaksi eksoterm lebih baik terjadi jika suhu diturunkan,
sehingga reaksi bergeser ke kanan menghasilkan
amonia makin besar. Jadi kondisi optimum untuk
produksi NH3 adalah tekanan tinggi dan suhu rendah.
Tetapi, keadaan optimum ini tidak mengatasi masalah
laju reaksi. Sekalipun produksi kesetimbangan NH3
lebih baik terjadi pada suhu rendah, namun laju
pembentukannya sangat lambat, sehingga reaksi ini
tidak layak. Salah satu cara untuk meningkatkan reaksi
adalah dengan menggunakan katalis. Walaupun tidak
mempengaruhi kesetimbangan, namun katalis dapat
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
mempercepat reaksi. Keadaan reaksi yang biasa
dilakukan dalam proses Haber– Bosch adalah pada suhu
550 °C, tekanan dari 150 sampai dengan 500 atm, dan
katalis biasanya besi dengan campuran Al2O3 , MgO,
CaO, dan K2O. Cara lain untuk meningkatkan laju
produksi NH3 adalah memindahkan NH3 dengan
segera setelah terbentuk.
2. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak
Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses
industri dengan produk yang cukup besar adalah dengan
proses kontak. Bahan yang digunakan pada proses ini
adalah belerang dan melalui proses berikut.
a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan
oksigen dan menghasilkan gas belerang dioksida.
S(s) + O2 (g) ⎯⎯→ SO2 (g)
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan
dihasilkan belerang trioksida.
SO2 (g) + ½ O2 (g) ←⎯⎯⎯⎯→ SO3 (g)
Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat
dengan katalis vanadium pentaoksida (V2 O5 ) pada
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap
suhu ± 450 °C.
c. SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan
direaksikan dengan air untuk menghasilkan asam
sulfat.
SO3 (g) + H2O(l) ⎯⎯→ H2SO4 (aq)
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan
menghasilkan asam sulfat yang sangat korosif. Untuk
mengatasi hal ini, gas SO3 dialirkan melalui menara
yang di dalamnya terdapat aliran H2SO4 pekat,
sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau
disebut “oleum”. Asam pirosulfat direaksikan
dengan air sampai menghasilkan asam sulfat.
SO3 (g) + H2SO4 (g) ⎯⎯→ H2S2O7 (aq)
H2S2O7 (aq) + H2O(l) ⎯⎯→ 2 H2SO4 (l)

2. Kesetimban Buku Sumber Budi Pengaturan pH Darah


gan dalam Utami, dkk
pH darah dipertahankan sekitar 7,4 oleh larutan penyangga,
Kehidupan misalnya H2C03. Plasma darah mengandung gas C02. Gas
C02 membentuk pasangan asam-basa konjugasi antara
sehari-hari
asam karbonat (H2C03) dengan ion hidrogen (H+) untuk
mempertahankan pH.
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap

C02(g) + H2O(ℓ) ↔ H2C03(aq)

Apabila darah bersifat basa, jumlah ion H+ akan berkurang


karena diikat ion OH- basa sehingga kesetimbangan
bergeser ke kanan. Apabila darah bersifat asam,
kesetimbangan bergeser ke kiri karena ion H+ dari asam
menambah konsentrasi ion H+ pada H2C03.

Siklus Oksigen dalam Tubuh

Oksigen dalam tubuh manusia diangkut dan diikat oleh


hemoglobin dalam darah. Proses ini berlangsung dalam
reaksi kesetimbangan berikut.

Hb(aq) + O2(aq) ↔ HbO2(aq)

Oksigen diangkut oleh darah ke paru-paru. Semakin lama,


jumlah oksigen dalam darah semakin bertambah banyak.
Di dalam paru-paru kesetimbangan bergeser ke kanan.
Kesetimbangan akan bergeser ke kiri apabila oksigen
berada dalam jaringan. Kesetimbangan ke kiri
menghasilkan oksigen yang digunakan untuk proses
pembakaran.

Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis pada tumbuhan hijau atau proses


pernapasan (respirasi) pada hewan dan manusia merupakan
reaksi kesetimbangan.
No. Sub Materi Konteks Sumber Wacana/stimulus/Problem yang akan diungkap

Reaksi kesetimbangan ke kanan merupakan reaksi


fotosintesis. Saat kesetimbangan bergeser ke kanan, jumlah
oksigen akan meningkat. Oksigen ini akan digunakan oleh
manusia dan hewan untuk proses respirasi. Saat
kesetimbangan bergeser ke kiri, proses respirasi akan
berlangsung cepat, menghasilkan gas C02. Gas C02
selanjutnya digunakan kembali oleh tumbuhan untuk
proses fotosintesis. Proses ini berlangsung terus-menerus
membentuk siklus sehingga di alam terjadi kesetimbangan
antara gas 02 dan gas C02.

Anda mungkin juga menyukai