Anda di halaman 1dari 93

LAMPIRAN

113
Lampiran 1. Silabus Mata Pelajaran Dasar Listrik dan Elektronika
SILABUS
Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA
Mata Pelajaran : DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA
Kelas :X
Tahun Ajaran : 2018/2019
Jumlah Jam : 180 jam
Kompetensi Inti*
KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2: Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual dan procedural berdasarkan rasa ingin tahunya sesuai dengan bidang dan lingkup kerja
Dasar Listrik dan Elektronika pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja
Dasar Listrik dan Elektronika. Menampilkan keterampilan menalar, megolah, menalar, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan
gerak dalam ranah konkret terkait dengan pengambengan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan
langsung.

INDIKATOR PENCAPAIAN KEGIATAN ALOKASI SUMBER


KOMPETENSI DASAR KODE MATERI POKOK PENILAIAN
KOMPETENSI PEMBELAJARAN WAKTU BELAJAR
2 1 3 4 5 6 7 8
3. 1 Memahami besaran Menjelaskan pengertian Besaran dari “SI Units” 1. Menggali dan Pengetahuan : 2 JP Buku Teknik
dari “SI units” pada 3.1.1 besaran dari „SI Units” pada pada kelistrikan tentang : diskusi tentang a. Tes tertulis Otomasi
kelistrikan kelistrikan 1. kuat arus listrik besaran dari SI b. Portofolio Industri untuk
3.1.2 Menjelaskan jenis-jenis 2. tegangan listrik Units SMK, Agus

114
besaran dai “SI Units” pada 3. hambatan listrik Putranto, dkk,
kelistrikan 4. daya listrik DitPSMK, Jilid
4.1 Mengukur peralatan Menetukan alat ukur peralatan 2. Praktikum Keterampilan : I, hal 11-15,
kelistrikan dengan kelistrikan dengan besaran mengukur besan 1. Unjuk tahun 2008
besaran dari „SI Units” dari “SI Units” pada kelistrikan dari „SI Units” kerja/prakt
pada kelistrikan 4.1.1 untuk mengetahui ek
besaran listrik
yang tertera pada 2. Observasi
peralatan
Menggunakan alat ukur 3. Menunjukkan 3 JP
peralatan kelistrikan dengan informasi besaran
4.1.2 besaran dari “SI Unit” pada kelistrikan pada
kelistrikan peralatan
kelistrikan
Menetapkan hasil pengukuran 4. Melaporkan data
peralatan kelistrikan dengan informasi
besaran dari “SI Units” pada kelistrikan
4.1.3 kelistrikan dikaitkan dengan
besaran dan unit
satuan SI yang
sesuai pada alat
3.2 Membedakan Menjelaskan besaran Spesifikasi data komponen 1. Menggali Pengetahuan: 2 JP 1. Buku
spesifikasi data 3.2.1 kelistrikan pada spesifikasi listrik yang berkaitan informasi dan 1. Tes tertulis Teknik
komponen listrik data komponen listrik dengan karakteristik diskusi tentang 2. Portofolio Otomasi
Merinci besaran kelistrikan besaran listrik spesifikasi data Industri
3.2.2 pada spesifikasi data kompoen listrik untuk
komponen listrik yang berkaiatan SMK,
dengan Agus
Membedakan besaran 3 JP
karakteristik Putranto,
3.2.3 kelistrikan pada spesifikasi besaran listrik dkk,
data komponen listrik DitPSMK,
4.2 Memasang komponen 4.2.1. Menyiapkan peralatan Komponen listrik sesuai 2. Menggali Keterampilan : Jilid I, hal
115
listriksesuai dengan penggantian komponen listrik dengan spesifikasi data informasi dan 1. Observasi 11-15,
spesifikasi Data sesuai dengan spesifikasi data mendemonstrasik 2. Unjuk tahun 200
an tindakan kerja 2. Buku
penggantian dan Dasar
pemasangan teknik
komponen listrik Listrik
yang sesuai Arus
dengan Searah,
spesifikasi data. modul
pembelaja
ran Teknik
Elektronik
a, Dodi
Priyanto,
S.Pd.,
PSMK
2017
3.3 Memahami hukum- Menjelaskna jenis hukum- Hukum-hukum kelistrikan 1. Menggali Pengetahuan : 5 JP Buku Teknik
hukum kelistrikan dan 3.3.1 hukum kelistrikan dan dan elektronika meliputi : informasi dan 1. Tes tertulis Otomasi
elektronika elektronika 1. Hukum Ohm diskusi tentang 2. Portofolio Industri untuk
Menuliskn rumusan hukum- 2. Hukum Kirchoff I dan II hokum-hukum SMK, Agus
3.3.2 hukum kelistrikan dan kelistrikan dan Putranto, dkk,
elektronika elektronika DitPSMK, Jilid
Menginterpretasikan I, hal 11-15,
penggunaan hokum-hukum tahun 2008
3.3.3
kelistrikan dan elektronika

Menghitung besaran 10 JP
kelistrikan dengan hokum-
3.3.4
hukum kelistrikan dan
elektronika
116
4.3 Menerapkan hukum- Menunjukkan rumusan yang 1. Observasi pada Keterampilan :
hukum kelistrikan dan sesuai dengan hokum-hukum rangkaian 1. Penilaian
elektronika kelistrikan dan elektronika elektronika dan unjuk
informasi kerja/dem
spesifikasi onstrasi
peralatan
elektronika untuk
4.3.1 mengetahui nilai
besaran listrik
yang ada melalui
penggunaan
hukum-hukum
kelistrikan dan
elektronika

117
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Tahun Ajaran : 2018 / 2019
Kelas / Semester : X TAV / Gasal
Materi Pokok : Membedakan spesifikasi data komponen listrik
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (5 x 45 menit) Pertemuan Ke : 1 dan 2

A. Kompetensi Inti
KI 3 :
Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.2. Membedakan spesifikasi data komponen listrik.
4.2. Memasang komponen listrik sesuai dengan spesifikasi data.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.2.1. Menjelaskan besaran kelistrikan pada spesifikasi data komponen listrik.
3.2.2. Merinci besaran kelistrikan pada spesifikasi data komponen listrik.
3.2.3. Membedakan besaran kelistrikan pada spesifikasi data komponen listrik.

4.2.1. Menyiapkan peralatan penggantian komponen listrik sesuai dengan spesifikasi


data.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian, fungsi dan karakteristik komponen listrik pasif
dan aktif.
2. Siswa dapat menjelaskan jenis dan spesifikasi komponen listrik pasif.
3. Siswa dapat menjelaskan jenis dan spesifikasi komponen listrik aktif.
4. Siswa dapat mengganti komponen listrik sesuai dengan spesifikasi data.

E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian, fungsi dan karakteristik komponen dasar listrik.
118
2. Jenis-jenis komponen listrik pasif.
3. Jenis-jenis komponen listrik aktif.
4. Prinsip kerja masing-masing jenis komponen listrik pasif dan aktif.

F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifict
2. Model : Cooperative Learning (Two Stay Two Stray)
3. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan penugasan

G. Media Pembelajaran
1. Media : Power Point
2. Alat / Bahan : 1 unit laptop, LCD Proyektor, papan tulis dan spidol
3. Sumber Belajar :
a. Agah Sutiagah, Farid Mulyana. 2013. Teknik Kelistrikan dan Elektronika
Instrumentasi. Buku Sekolah Digital.
b. Wasito, S. 1986. Vademekum Elektronika. Jakarta : Gramedia.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Deskripsi Kegiatan Alokasi
Kegiatan
[Hanya untuk Guru] Waktu
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan 20 menit
do`a untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, sumber belajar dan penilaian.
4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
yang mengarahkan ke materi spesifikasi data
komponen listrik.
5. Memotivasi siswa dengan menyampaikan
kebermanfaatan materi.
6. Menginformasikan prosedur pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Two Stay Two
Stray.
Inti Mengamati 180 menit
1. Menyajikan materi secara singkat tentang komponen
pasif.
Menanya
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi
komponen pasif.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab atau
memberi tanggapan mengenai pertanyaan teman yang
lain.
119
Mengumpulkan Informasi
4. Mengorganisasikan siswa menjadi 8 kelompok secara
heterogen dengan masing-masing kelompok terdiri
dari 4 orang siswa.
5. Membagikan Lembar Kerja Siswa kepada setiap
kelompok.
6. Meminta siswa mendiskusikan Lembar Kerja Siswa
dalam kelompok.
Menganalisis Informasi
7. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing setiap
kelompok yang mengalami kesulitan.
Mengkomunikasikan
8. Meminta 2 orang siswa dari tiap kelompok untuk
berkunjung ke kelompok lain untuk mendiskusikan
hasil pembahasan LKS dari kelompok lain dan siswa
anggota kelompok tetap berada di kelompoknya untuk
menerima siswa yang bertamu di kelompoknya.
9. Meminta siswa yang bertamu kembali ke
kelompoknya masing-masing dan menyampaikan
hasil kunjungannya kepada anggota kelompok lain.
Hasil kunjungan dibahas Bersama dan dicatat.
10. Meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan.
11. Memberikan klarifikasi jawaban yang benar.
Penutup 1. Membimbing siswa untuk merangkum pelajaran. 25 menit
2. Memberikan penghargaan secara kelompok.
3. Menyampaikan materi untuk pertemuan selanjutnya.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan meminta salah satu
siswa untuk memimpin do`a.

Pertemuan ke 2
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
[Hanya untuk Guru]
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 20 menit
dan do`a untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, sumber belajar dan penilaian.
4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang mengarahkan ke materi
spesifikasi data komponen listrik.
5. Memotivasi siswa dengan menyampaikan

120
kebermanfaatan materi.
6. Menginformasikan prosedur pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Two
Stay Two Stray.
Inti Mengamati 180 menit
1. Menyajikan materi secara singkat tentang
komponen aktif.
Menanya
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi
komponen aktif.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab
atau memberi tanggapan mengenai pertanyaan
teman yang lain.
Mengumpulkan Informasi
4. Mengorganisasikan siswa menjadi 8 kelompok
secara heterogen dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
5. Membagikan Lembar Kerja Siswa kepada
setiap kelompok.
6. Meminta siswa mendiskusikan Lembar Kerja
Siswa dalam kelompok.
Menganalisis Informasi
7. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing
setiap kelompok yang mengalami kesulitan.
Mengkomunikasikan
8. Meminta 2 orang siswa dari tiap kelompok
untuk berkunjung ke kelompok lain untuk
mendiskusikan hasil pembahasan LKS dari
kelompok lain dan siswa anggota kelompok
tetap berada di kelompoknya untuk menerima
siswa yang bertamu di kelompoknya.
9. Meminta siswa yang bertamu kembali ke
kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungannya kepada
anggota kelompok lain. Hasil kunjungan
dibahas Bersama dan dicatat.
10. Meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
sedangkan kelompok lain memberikan
tanggapan.
11. Memberikan klarifikasi jawaban yang benar.

121
Penutup 1. Membimbing siswa untuk merangkum 25 menit
pelajaran.
2. Memberikan penghargaan secara kelompok.
3. Menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin do`a.

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Teknik penilaian menggunakan metode pengamatan, tes dan dokumentasi.
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Keaktifan belajar siswa Pengamatan Selama
pembelajaran
berlangsung
2 Pengetahuan Pemberian soal Saat akhir siklus
 Memahami materi yang telah post-test
dipelajari dengan baik
 Mampu menjawab pertanyaan
menyangkut materi yang telah
diberikan
a.
(Instrumen Terlampir)

Yogyakarta, Agustus 2018


Guru Pembimbing, Mahasiswa,

SYAHRINA RAMADINA, S.Pd.T., M.Pd IKA HIDAYATUL K


NIP 19810715 201406 2 002 NIM 14502241011

122
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta


Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika
Tahun Ajaran : 2018 / 2019
Kelas / Semester : X TAV / Gasal
Materi Pokok : Memahami hukum-hukum kelistrikan dan elektronika
Alokasi Waktu : 2 pertemuan (5 x 45 menit) Pertemuan Ke : 1 dan 2

A. Kompetensi Inti
KI 3 :
Memahami, menerapkan dan menganalisa pengetahuan faktual, konseptual, dan
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah.
KI 4 :
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
melaksanakan tugas spesifik dibawah pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar
3.3. Memahami hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
4.2. Menerapkan hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


3.3.1. Menjelaskan jenis hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
3.3.2. Menuliskan rumusan hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
3.3.3. Menginterpretasikan penggunaan hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
3.3.4.Menghitung besaran kelistrikan dengan hukum-hukum kelistrikan dan
elektronika.

4.3.1. Menunjukkan rumusan yang sesuai dengan hukum-hukum kelistrikan dan


elektronika.
4.3.2. Menggunakan rumusan yang sesuai dengan hukum-hukum kelistrikan dan
elektronika

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan jenis hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
2. Siswa dapat menuliskan rumus hukum-hukum kelistrikan dan elektronika
3. Siswa dapat menggunakan rumus hukum-hukum kelistrikan dan elektronika.
4. Siswa dapat menghitung besaran kelistrikan dengan menggunakan hukum-hukum
kelistrikan dan elektronika.
123
5. Siswa dapat menunjukkan rumus yang sesuai dengan hukum kelistrikan dan
elektronika.
6. Siswa dapat menggunakan rumus yang sesuai dengan hukum kelistrikan dan
elektronika.

E. Materi Pembelajaran
1. Hukum Ohm
2. Hukum Daya
3. Hukum Kirchoof I
4. Hukum Kirchoof II

F. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientifict
2. Model : Cooperative Learning (Two Stay Two Stray)
3. Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok dan penugasan

G. Media Pembelajaran
1. Media : Power Point
2. Alat / Bahan : 1 unit laptop, LCD Proyektor, papan tulis dan spidol
3. Sumber Belajar :
a. Agah Sutiagah, Farid Mulyana. 2013. Teknik Kelistrikan dan Elektronika
Instrumentasi. Buku Sekolah Digital.
b. Wasito, S. 1986. Vademekum Elektronika. Jakarta : Gramedia.

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
[Hanya untuk Guru]
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 20 menit
dan do`a untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, sumber belajar dan penilaian.
4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang mengarahkan ke materi hukum
kelistrikan dan elektronika.
5. Memotivasi siswa dengan menyampaikan
kebermanfaatan materi.
6. Menginformasikan prosedur pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Two
Stay Two Stray.
Inti Mengamati 180 menit
1. Menyajikan materi secara singkat tentang
hukum Ohm dan hukum Daya.
124
Menanya
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi
hukum Ohm dan hukum Daya.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab
atau memberi tanggapan mengenai pertanyaan
teman yang lain.
Mengumpulkan Informasi
4. Mengorganisasikan siswa menjadi 8 kelompok
secara heterogen dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
5. Membagikan Lembar Kerja Siswa kepada
setiap kelompok.
6. Meminta siswa mendiskusikan Lembar Kerja
Siswa dalam kelompok.
Menganalisis Informasi
7. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing
setiap kelompok yang mengalami kesulitan.
Mengkomunikasikan
8. Meminta 2 orang siswa dari tiap kelompok
untuk berkunjung ke kelompok lain untuk
mendiskusikan hasil pembahasan LKS dari
kelompok lain dan siswa anggota kelompok
tetap berada di kelompoknya untuk menerima
siswa yang bertamu di kelompoknya.
9. Meminta siswa yang bertamu kembali ke
kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungannya kepada
anggota kelompok lain. Hasil kunjungan
dibahas Bersama dan dicatat.
10. Meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
sedangkan kelompok lain memberikan
tanggapan.
11. Memberikan klarifikasi jawaban yang benar.
Penutup 1. Membimbing siswa untuk merangkum 25 Menit
pelajaran.
2. Memberikan penghargaan secara kelompok.
3. Menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin do`a.

125
Pertemuan ke 2
Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Kegiatan
[Hanya untuk Guru]
Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan salam pembuka 21 Menit
dan do`a untuk memulai pelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta didik.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, sumber belajar dan penilaian.
4. Melakukan apersepsi dengan mengajukan
pertanyaan yang mengarahkan ke materi
hukum kelistrikan dan elektronika.
5. Memotivasi siswa dengan menyampaikan
kebermanfaatan materi.
6. Menginformasikan prosedur pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Two
Stay Two Stray.
Inti Mengamati 180 menit
1. Menyajikan materi secara singkat tentang
hukum Kirchoof I dan II.
Menanya
2. Memberikan kesempatan pada siswa untuk
mengajukan pertanyaan terkait dengan materi
hukum Kirchoof I dan II.
3. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab
atau memberi tanggapan mengenai pertanyaan
teman yang lain.
Mengumpulkan Informasi
4. Mengorganisasikan siswa menjadi 8 kelompok
secara heterogen dengan masing-masing
kelompok terdiri dari 4 orang siswa.
5. Membagikan Lembar Kerja Siswa kepada
setiap kelompok.
6. Meminta siswa mendiskusikan Lembar Kerja
Siswa dalam kelompok.
Menganalisis Informasi
7. Selama siswa berdiskusi, guru membimbing
setiap kelompok yang mengalami kesulitan.
Mengkomunikasikan
8. Meminta 2 orang siswa dari tiap kelompok
untuk berkunjung ke kelompok lain untuk
mendiskusikan hasil pembahasan LKS dari
kelompok lain dan siswa anggota kelompok
tetap berada di kelompoknya untuk menerima

126
siswa yang bertamu di kelompoknya.
9. Meminta siswa yang bertamu kembali ke
kelompoknya masing-masing dan
menyampaikan hasil kunjungannya kepada
anggota kelompok lain. Hasil kunjungan
dibahas Bersama dan dicatat.
10. Meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya,
sedangkan kelompok lain memberikan
tanggapan.
11. Memberikan klarifikasi jawaban yang benar.

Penutup 1. Membimbing siswa untuk merangkum 26 Menit


pelajaran.
2. Memberikan penghargaan secara kelompok.
3. Menyampaikan materi untuk pertemuan
selanjutnya.
4. Mengakhiri pembelajaran dengan meminta
salah satu siswa untuk memimpin do`a.

I. Penilaian
1. Teknik Penilaian
Teknik penilaian menggunakan metode pengamatan, tes dan dokumentasi.
2. Prosedur Penilaian:
No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian
1 Keaktifan belajar siswa Pengamatan Selama
pembelajaran
berlangsung
2 Pengetahuan Pemberian soal Saat akhir siklus
 Memahami materi yang telah post-test
dipelajari dengan baik
 Mampu menjawab pertanyaan
menyangkut materi yang telah
diberikan
a.
(Instrumen Terlampir)
Yogyakarta, Agustus 2018
Guru Pembimbing, Mahasiswa,

SYAHRINA RAMADINA, S.Pd.T., M.Pd IKA HIDAYATUL K


NIP 19810715 201406 2 002 NIM 14502241011

127
Lampiran 3. Materi Pembelajaran
MATERI PERTEMUAN PERTAMA DAN KEDUA

A. KOMPONEN PASIF
1. RESISTOR
a. Pengertian Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian elektronika. Satuan
atau nilai resistansi suatu resistor disebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (Ω). Selain memiliki nilai resistansi, resistor juga memiliki nilai toleransi
dan kapasitas daya yang mampu dilewatkannya.
b. Fungsi Resistor
Secara umum fungsi resistor yakni untuk memberikan hambatan atau resistansi
dengan nilai-nilai tertentu dalam suatu rangkaian elektronik. Jika dijabarkan
terperinci fungsi resistor adalah sebagai berikut:
1) Sebagai komponen pembatas aliran arus listrik.
2) Sebagai komponen yang dapat mengatur arus listrik.
3) Sebagai pembagi tegangan atau voltage devider yang melewatinya.
4) Sebagai penurun tegangan listrik yang tinggi.
c. Macam-macam Resistor
Resistor terbagi menjadi dua macam yakni resistor tetap (fixed resistor) dan
resistor tidak tetap (variable resistor).
1) Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Resistor jenis ini memiliki nilai resistansi yang tetap dan permanen selama
resistor tersebut dalam kondisi baik. Berikut ini adalah jenis-jenis resistor tetap:
a) Resistor Kawat

Gambar 1. Resistor Kawat


Resistor kawat merupakan resistor pertama kali dibuat. Dahulu resistor ini
digunakan dalam rangkaian yang masih menggunakan tabung hampa
sebagai transistornya. Dengan ukuran fisik yang cukup besar dan juga
bentuknya yang bervariasi pada masanya, resistor ini juga memilki nilai
hambatan yang cukup besar pula. Resistor kawat juga mampu beroperasi
pada arus kuat dan panas yang tinggi sehingga banyak ditemukan pada
rangkaian elektronika bagian power. Rating daya yang terdapat pada
resistor jadul yang ini adalah dalam bebrabagi ukuran seperti 1 watt, 2 watt,
5 watt, serta 10 watt.
128
b) Resistor Batang Karbon

Gambar 2. Resistor Batang Karbon


Resistor jenis batang karbon terhitung jenis resistor jadul sama seperti
resistor kawat. Resistor ini tersusun dari bahan karbon didalamnya dan
terdapat kode-kode warna untuk menandai besarnya hambatan dari resistor
tersebut. Resistor yang merupakan generasi awal ini untuk penggunaanya
saat ini sudah sangat jarang. Sehingga kurang familiar bagi para praktisi
elektronika saat ini.
c) Resistor Keramik

Gambar 3. Resistor Keramik


Sesuai dengan namanya tentu saja terbuat dari bahan keramik atau
porselen, dengan lapisan kaca dibagian terluar. Meskipun ukuranya cukup
mungil, namun resistansinya bervariasi, mulai dari kisaran puluhan ohm
hingga kilo ohm. Kemajuan teknologi terutama pada bahan yang
dibutuhkan sebagai komponen elektronika, resistor keramik pada saat ini
kebanyakan digunakan pada gadget yang memilki ukuran cukup
kecil. Coba saja buka perangkat ponsel yang anda miliki, dapat dipastikan
akan bisa menemukan resistor jenis ini didalamnya. Resistor ini memiliki
rating daya sebesar 1/4 watt, 1/2 watt, 1 watt, dan 2 watt.
d) Resistor Film Karbon

Gambar 4. Resistor Film Karbon


Resistor Film Karbon merupakan sebuah perkembangan dari resistor
batang karbon. Resistor ini terbuat dari bahan karbon didalamnya dan

129
diluarnya dilapisi dengan bahan pelindung berupa film. Pelindung ini
berguna untuk mnecegah adanya pengaruh eksternal terhadap karakteristik
dari resistor jenis ini. Dipermukaanya terdapat gelang-gelang warna yang
berguna sebagai indikator besarnya hambatan yang terkandung didalam
resistor tersebut. Memiliki rating daya sama dengan resistor keramik tetapi
kalah dalam segi keefektifan ukuran komponen. Sehingga lebih banyak
resistor keramik yang digunakan untuk peralatan elektronik seperti
Smartphone daripada menggunakan resistor film karbon yang ukurannya
relatif lebih besar.
e) Resistor Film Metal

Gambar 5. Resistor Film Metal


Penampakan bentuk fisik resistor film metal sekilas terlihat mirip dengan
resistor jenis film karbon. Perbedaan hanya pada warna dasar yang berbeda.
Namun sebenarnya, kedua resistor ini memiliki karakteristik yang berbeda.
Untuk resistor film metal memiliki ketelitian tertinggi dibandingkan dengan
resistor tetap lainnya. Toleransinya berkisar antara 1-5%.
Resistor film metal memiliki resistansi yang lebih besar jika dibandingkan
dengan resistor film karbon. Jika resistor film karbon identic dengan 4 kode
warna untuk membacanya, pada resistor film metal terdapat 5 dan 6 kode
warna. Dalam aplikasinya, resistor film metal biasa digunakan pada
perangkat elektronik yang memerlukan ketelitian tinggi seperti multimeter
atau alat ukur lainnya.

2) Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)


Berlawanan dengan resistor tetap, resistor variable dapat berubah nilai
resistansinya sesuai pengaruh eksternal yang memang sudah didesain
demikian. Pengelompokan jenis resistor variable didasarkan pada bagaimana
cara merubah resistansi tersebut. Berikut adalah jenis resistor variable:
a) Potensiometer

130
Gambar 6. Resistor Potensiometer Putar dan Geser
Potensiometer merupakan resistor yang dapat kita atur besar resistansinya.
Cara mengaturnya cukup dengan memutar bagian tuas tengah
potensiometer. Resistor jenis ini cukup sering digunakan dalam
rangkaianelektronika semacam fm/am tuner, rangkaian sensor cahaya, dan
lain sebagainya. Bagian dalam potensiometer terbuat dari kawat
berhambatan yang melingkar. Namun selain terbuat dari bahan kawat, ada
juga potensiometer yang tersusun dari karbon sehingga ukurannya dapat
diperkecil dan interval resistansi yang cukup besar.
b) Trimpot

Gambar 7. Resistor Trimpot


Bentuk dan cara kerja trimpot sebenarnya tidak jauh berbeda
dengan potensiometer. Namun agar kita bisa merubah nilai hambatanya
tidak cukup hanya memutar menggunakan tangan kosong ataupun
menggesernya saja. Diperlukan alat semacam obeng -/+ untuk memutarnya
sehingga nilai resistansinya berubah sesuai dengan yang kita
inginkan. Trimpot sama seperti potensiometer juga terdiri atas dua jenis,
yaitu trimpot logaritmik dan linear. Memiliki ciri khusus yang bentuk
ukurannya lebih kecil dari potensiometer.
c) LDR (Light Dependent Resistor)

Gambar 8. Resistor LDR


131
LDR merupakan jenis resistor variabel yang resistansinya dapat berubah
seiring dengan intensitas cahaya yang mengenai permukaanya. Dengan
sifatnya ini, maka wajar jika LDR biasa digunakan pada lampu-lampu yang
bisa mati dan hidup secara otomatis. Sebagai contoh biasanya pada lampu
lampu jalan yang akan nyala pada malam hari atau pada saat wilayah
sekitar gelap seperti saat mendung dan badai yang menutupi matahari
dengan otomatis lampu di jalanan akan nyala dengan sendirinya.
Resistansi LDR menurun ketika terpapar cahaya dengan intensitas
tinggi. Sebaliknya, semakin kecil intensitas cahaya yang mengenai
permukaannya maka resistansi LDR akan semakin besar. Konsep kerja
LDR dapat dijelaskan dengan konsep fotolistrik yang dicetuskan oleh
Enstein.
d) NTC dan PTC

Gambar 9. Resistor NTC dan PTC


Untuk kedua jenis resistor ini, dapat mengatur besar resistansinya dengan
merubah temperature lingkungan sekitar. Pada resistor NTC (negative
temperature coefficient) resisntansi semakin kecil ketika suhu lingkungan
naik. Untuk PTC (positive temperature coefficient) berlaku sebaliknya,
yaitu semakin tinggi suhu lingkungan semakin besar pula nilai
resistansinya.
Pada dasarnya resistansi setiap bahan pasti dipengaruhi oleh suhu
lingkungan meskipun sangat kecil pengaruhnya. Dalam sebuah rangkaian
listrik skala kecil faktor ini bisa kita abaikan. Namun tidak jika sudah
masuk ke dunia industri skala besar, semua faktor yang dicurigai
berpengaruh sebisa mungkin di hitung dan diteliti efek kedepanya.
e) Rheostat

Gambar 10. Resistor Rheostat


132
Pastinya sudah tahu jika anda sudah pernah praktikum fisika jikapun belum
pernah seharusnya tetap tidak asing dengan jenis resistor variable yang satu
ini. Terbuat dari uliran kawat yang rapat dan berdiameter cukup besar,
sehingga ukuranya pun besar. Cara mengubah resistansinya cukup mudah,
yaitu dengan menggeser kepala bagian atas dari rheostat.
d. Membaca Kode Warna
Cincin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna.
Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai
dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu:

1) Resistor dengan 4 cincin kode warna


Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
2) Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna
ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan
nilai toleransi resistor.
3) Resistor dengan 6 cincin kode warna

133
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5
cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan
coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor
tersebut.
e. Membaca Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah
karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang
dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.

Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :


 R, berarti x1 (Ohm)
 K, berarti x1000 (KOhm)
 M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
 F, untuk toleransi 1%
 G, untuk toleransi 2%
 J, untuk toleransi 5%
 K, untuk toleransi 10%
 M, untuk toleransi 20%
2. CAPASITOR
a. Pengertian Capasitor
Kapasitor adalah sebuah benda yang menyimpan muatan listrik. Kapasitor terdiri
dari keeping-keping logam yang disekat satu sama lain dengan isolator. Isolator
penyekat disebut dielektrik. Kapasitor ini dapat menyimpan tenaga listrik dan
menyalurkannya kembali, kegunaanya.
b. Fungsi Capasitor
Kegunaan capasitor antara lain, sebagai berikut:
1) Menyimpan muatan listrik
2) Memilih gelombang radio (tuning)
3) Perata arus pada rectifier
4) Komponen rangkaian starter kendaraan bermotor
5) Memadamkan bunga api pada sistem pengapian mobil
6) Filter dalam catu daya (power supply)
c. Jenis –jenis Capasitor
1) Capasitor Nilai Tetap (Fixed Capasitor)
Capasitor nilai tetap adalah capasitor yang nilainya konstan atau tidak
berubah-ubah. Berikut jenis capasitor yang nilainya tetap:
134
a) Capasitor Keramik
Capasitor keramik adalah Kapasitor yang Isolatornya terbuat dari Keramik
dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor Keramik tidak
memiliki arah atau polaritas, jadi dapat dipasang bolak-balik dalam
rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor Keramik berkisar
antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip Capasitor) umumnya terbuat dari
bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk memenuhi kebutuhan
peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat dipasang oleh
Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan
tinggi.
b) Capasitor Polyester
Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester
dengan bentuk persegi empat. Kapasitor Polyester dapat dipasang terbalik
dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki polaritas arah).
c) Capasitor Kertas
d) Capasitor Mika
e) Capasitor Elektrolit
2) Capasitor Nilai Variabel
d.
3. INDUKTOR
a. Pengertian Induktor
Induktor atau lilitan atau coil merupakan salah satu komponen elektronika pasif yang
dapat menyimpan energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang
melintasinya. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah lilitan kawat penghantar yang
dibentuk menjadi kumparan. Dasar dari sebuah induktor berdasarkan Hukum Induksi
Faraday.

Gambar. Bentuk Fisik Induktor


Induktor adalah salah satu komponen elektronik dasar yang digunakan dalam
rangkaian yang arus dan tegangannya berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor
untuk memproses arus bolak balik.
b. Fungsi Induktor

135
Fungsi utama dari induktor dalam suatu rangkaian adalah untuk melawan fluktuasi
arus yang melewatinya. Berikut adalah beberapa fungsi dari induktor diantaranya
adalah:
1) Menyimpan arus listrik dalam bentuk medan magnet.
2) Menahan arus bolak balik (AC).
3) Meneruskan atau meloloskan arus searah (DC).
4) Sebagai penapis (filter) sebagai penalaan (tunning).
5) Kumparan atau koil (lilitan) ada yang memiliki inti besi, inti ferit, inti udara.
6) Tempat terjadinya gaya magnet.
7) Bersama kapasitor induktor dapat berfungsi sebagai rangkaian resonator yang
dapat beresonansi pada frekuensi tinggi.
8) Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetic membentuk
transformator.
9) Pelipat ganda tegangan yang dialirkan.
10) Sebagai pembangkit getaran.
c. Cara Kerja Induktor

Gambar. Skema Induktor


Ketika arus mulai dialirkan ke induktor maka induktor akan mulai menghasilkan
medan magnet yang diakibatkan oleh perubahan arus listrik ke medan magnet
dengan tidak mengubah tegangan listriknya. Perubahan yang terjadi biasa disebut
dengan fluks magnet.
Perubahan arus listrik yang mengalir pada lilitan inti besi akan menghasilkan
medan magnet disekitar kumparan tersebut sehingga inti besi tersebut akan
berubah menjadi magnet selama mendapat arus magnetik dari sumber daya baik
berupa arus bolak balik (AC) maupun arus searah (DC).

136
Gambar. Prinsip Kerja Induktor
Agar lebih jelas, kita akan membuat suatu rangkaian listrik yang tediri dari baterai,
lampu pijar, switch yang terhubung parallel dengan sebuah induktor. Saat menekan
switch pada rangkaian maka lampu akan menyala dengan terang pada awalanya
sebelum mengalami peredupan pada intensitas cahaya yang lebih rendah. Efek
yang sama saat switch dimatikan atau tidak ditekan yaitu lampu mengalami
berhenti memancarkan cahaya sepenuhnya.
Hal ini disebabkan oleh adanya induktansi. Dimana, ketika adanya arus yang mulai
mengalir melalui kumparan induktor akan menimbulkan reaksi perubahan menjadi
medan magnet yang mencoba menghentikan arus yang mengalir melalui kumparan
dengan menghasilkan arus ke dia tetapi dalam arah yang berlawanan.
Namun, ketika medan magnet terbentuk, arus kembali ke kondisi normal atau saat
arus dimatikan medan magnet yang terbentuk mencoba untuk mempertahankan
aliran arus listrik yang terdapat pada coil sampai arus yang dihasilkan tidak bisa
dipertahankan dan menghilang akibat tidak ada lagi arus yang mengalir membuat
lampu hanya menyala sebentar.
d. Sifat-sifat Induktor
1) Induktor (dinyatakan dalam Henry, miliHenry, microHenry).
2) Perlawanan ohm kumparan (perlawanan ini membangkitkan medan listrik, jika
ada rus yang mengalir pada kumparan berarti perlawanan ini merupakan
kerugian.
3) Induktor kumparan bergantung pada suhu.

137
4) Perubahan suhu berakibat pada perubahan ukuran fisik kumparan (panjang dan
penampangnya) karena itu induksi pun berubah.
5) Suhu naik induktor akan menurun.
6) Pada kumparan inti besi, induktor bergantung pada kuat arus yang mengalir.
7) Pada suatu harga arus tertentu, induktor menurun. Hal ini disebabkan karena
inti sudah jenuh.
8) Agar tidak terjadi penjenuhan inti maka diterapkan inti yang memiliki celah
udara.
9) Celah udara menentukan kuat arus kemagnetan (fluks), sebab kuat arus gaya
yang lewat celah udara pasti berubah oleh perubahan arus listrik tersebut.
e. Karakteristik Induktor
Kapasitansi sebuah induktor dinyatakan dalam satuan H (Henry) = 1000 mH
(miliHenry). Kapasitas induktor dilambangkan dengan L, sedangkan reaktansi
induktifnya diberi lambing XL.
Formulanya : XL = 2 π. F. L
Dimana XL = reaktansi induktif (Ω)
π = 3,14
f = frekuensi (Hz)
L = kapasitas induktor (Henry)

Pada induktor terdapat unsur resistansi (R) dan induktif (XL) jika digunakan
sebagai beban sumber tegangan AC. Jika digunakan sebagai beban sumber
tegangan DC, maka hanya terdapat unsur R saja. Dalam tegangan AC berlaku
rumus :

Dimana Z = impedansi (Ω)


R = tahanan (Ω)

138
V = tegangan AC (Volt)
XL = reaktansi induktif (Ω)
I = arus (Ampere)
Induktor yang ideal terdiri dari kawat yang dililit, tanpa adanya nilai resistansi.
Sifat-sifat elektrik dari suatu induktor ditentukan oleh panjang induktor, diameter
induktor, jumlah lilitan dan bahan yang mengelilinginya.
Rumus untuk menentukan induksi sendiri dari sebuah induktor gulungan tunggal
adalah :

Dimana L = induktansi sendiri dalam satuan Henry (H)


r = jari-jari koker lilitan
d = diameter tebal kawat dalam cm
n = jumlah lilitan
Induktor dengan gulungan berlapis nilai induksi sendiri dapat dicari dengan rumus
:
L = n2 x d x ( x 10-9

Dimana L = induktansi sendiri dalam satuan Henry (H)


n = jumlah lilitan
l = panjang gulungan dalam cm
d = diameter koker dalam cm
( = nilai perbandingan
h = tinggi (tebal) lapisan dalam cm

f. Jenis-jenis Induktor
Berdasarkan bentuk dan bahan intinya, induktor dapat dibagi menjadi beberapa
jenis, diantaranya adalah :
1) Air Core Inductor = menggunakan udara sebagai intinya
139
2) Iron Core Inductor = menggunakan bahan besi sebagai intinya
3) Ferite Core Inductor = menggunakan bahan ferit sebagai intinya
4) Torroidal Core Inductor = menggunakan inti yang berbntuk O Ring (bentuk
donat)
5) Laminated Core Induction = menggunakan inti yang terdiri dari beberapa lapis
lempengan logam yang ditempelkan secara parallel. Masing-masing lempengan
logam diberikan isolator
6) Variable Inductor = induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai
dengan keinginan. Inti dari variable inductor pada umumnya terbuat dari bahan
ferit yang dapat diputar-putar.

4. TRANSFORMATOR
a. Pengertian Transformator
Transformator (trafo) ialah alat listrik elektronika yang dapat memindahkan
tenaga (daya listrik) dari input ke output atau dari sisi primer ke sisi sekunder.
Gulungan primer itu adalah suatu gulungan yang menerima listrik dari luar dan
gulungan sekunder adalah suatu gulungan yang harus mengeluarkan tenaga listrik
yang aliran dan tegangannta atau dayanya telah dirubah harganya. Pemindahan
daya listrik primer ke sekunder disertai dengan perubahan tegangan baik naik
maupun turun.
Ada dua jenis trafo yaitu trafo penaik tegangan (step up transformator) dan trafo
penurun tegangan (step down transformator). Jika tegangan primer lebih kecil dari
tegangan sekunder maka dinamakan trafo step up. Tetapi jika tegangan primer
lebih besar dari tegangan sekunder maka dinamakan trafo step down.

Gambar. Simbol Trafo

b. Prinsip Kerja

140
Gambar. Bagan Trafo yang dialiri arus listrik
Bila pada lilitan primer diberi arus bolak balik (AC), maka gulungan primer akan
menjadi magnet yang arah medan magnetnya juga bolak balik. Medan magnet ini
akan menginduksi gulungan sekunder dan mengakibatkan pada gulungan
sekunder mengalir arus bolak-balik (AC). Dimisalkan pada gulungan primer
mengalir arus berfasa positif (+), maka pada gulungan sekundernya mengalir arus
berfasa negatif (-). Karena arus yang mengalir di gulungan primer bolak balik,
maka pada gulungan sekunder pun mengalir arus bolak balik. Besarnya daya pada
lilitan primer sama dengan daya yang diberikan pada lilitan sekunder.
Jadi Pp = Ps atau Up . Ip = Us . Is
Dimana Pp = daya primer (Watt)
Ps = daya sekunder (Watt)
Up = tegangan primer (Volt)
Us = tegangan sekunder (Volt)
Ip = arus primer (Ampere)
Is = arus sekunder (Ampere)

c. Jenis-jenis Transformator
1) Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder
lebih banyak dari lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh.

Gambar. Simbol Transformator Step Up


141
2) Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator
jenis ini sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.

Gambar. Simbol Transformator Step Down


3) Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara
listrik, dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan
primer juga merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder
selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama
lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan
transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran
fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan.
Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik
antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu, autotransformator
tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari beberapa kali lipat
(biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).

Gambar. Simbol Autotransformator


4) Autotransformator Variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan
primer-sekunder yang berubah-ubah.
5) Transformator Isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer.
Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak
untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai
isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah
banyak digantikan oleh kopling.
6) Transformator Pulsa
142
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
7) Transformator Tiga Fase
Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya
dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta
(Δ).
d. Kerugian-kerugian dalam Transformator
Besarnya hambatan listrik dari gulungan kawat transformator ditentukan oleh
panjang, tebal kawat dan perlawanan jenis dari kawat tersebut. Cara menghitung
besarnya hambatan dari kawat-kawat tembaga adalah dengan menggunakan rumus
:

Dimana R = hambatan (Ω)


ρ = hambatan jenis tembaga (0,0175)
P = panjang kawat (meter)
D = diameter tebal kawat (mm)
Dalam praktiknya, terjadi beberapa kerugian yaitu :
1) Kerugian tembaga. Kerugian I2 R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaha dan arus listrik yang mengalirinya.
2) Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi antara kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3) Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding).
4) Kerugian histeris. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks
143
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
5) Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat
yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti
kawat biasa.
6) Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi tolakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapis.
e. Fungsi dan Kegunaan Transformator
Dalam perkembangan dunia kelistrikan, transformator atau trafo banyak sekali
digunakan dalam berbagai bidang, seperti:
1) Distribusi dan Transmisi Listrik
Seperti kita ketahui bahwa jarak antara pembangkit listrik dengan beban listrik
yang digunakan oleh pelanggan relatif jauh. Sehingga akan terjadi drop
tegangan. Untuk itu kita perlu untuk menaikkan tegangan sebelum distribusi
dan transmisi listrik jarak jauh agar drop tegangan tidak terlalu besar serta
lebih murah karena kabel yang digunakan lebih kecil (semakin besar tegangan
besar maka arus semakin kecil sesuai dengan Hukum kekekalan energi).

Gambar. Trafo daya yang sering digunakan untuk


menaikkan atau menurunkan tegangan
2) Rangkaian Kontrol
Pada peralatan seperti komputer, charger dan berbagai macam peralatan
lainnya, transformator digunakan untuk menurunkan tegangan agar dapat
digunakan pada tegangan kontrol (5 Volt, 12 Volt,dsb). Begitu juga pada
rangkaian kontrol motor pada pabrik, Trafo digunakan untuk
144
mengenergize dan meng dienergize kontaktor yang digunakan untuk
menghidupkan dan mematikan motor induksi.
3) Rangkaian Pengatur Frekuensi
Dalam dunia radio frekuensi, transformator juga digunakan untuk mengatur
besaran frekuensi yang dihasilkan. Hanya saja bentuk dan dimensinya jauh
lebih kecil dibandingkan trafo yang digunakan pada rangkaian kontrol apalagi
transformator / trafo transmisi listrik.

B. KOMPONEN AKTIF
1. DIODA
a. Pengertian Dioda
Dioda dalam bahasa Inggris disebut dengan diode, merupakan komponen aktif
elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan memiliki fungsi untuk
menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya atau merupakan sambungan bahan p-n yang berfungsi sebagai
penyearah. Dioda tersusun atas 2 elektroda yaitu Anoda (+) terbuat dari bahan tipe
p dan Katoda (-) terbuat dari bahan tipe n. Bahan semikonduktor yang sering
digunakan untuk membuat dioda adalah bahan Silicon (Si) dengan tegangan
penghalang sebesar 0,6 V dan bahan Germanium (Ge) dengan tegangan
penghalang sebesar 0,2 V.

Gambar. Susunan dan simbol dioda

b. Jenis dan Fungsi Dioda


1. Dioda Penyearah

Gambar. Bentuk Fisik dan Simbol Dioda Penyearah


Dioda penyearah (Rectifier) adalah jenis diode yang terbbuat dari bahan
Silicon (Si) yang berfungsi sebagai penyearah tegangan / arus dari arus bolak
balik (AC) ke arus searah (DC) atau mengubah arus AC menjadi DC.

145
2. Dioda Zener
Dioda Zener merupakan diode junction P dan N yang terbuat dari bahan dasar
Silicon (Si). Dioda ini dikenal sebagai Voltage Regulation Diode atau diode
penstabil tegangan yang bekerja pada daerah reverse. Dioda Zener dapat
mengalirkan arus kea rah yang berlawanan jika tegangan yang diberikan
melampaui batas ”tegangan rusak” (breakdown voltage) atau ”tegangan zener”.
Potensial diode zener berkisar mulai 2,4 V sampai 200 V dengan disipasi daya
¼ hingga 50 Watt.
3. Dioda Pemancar Cahaya (LED)
LED adalah singkatan dari Light Emitting Diode, merupakan komponen yang
dapat mengerluarkan emisi cahaya. LED merupakan piranti elektronik
gabungan antara elektronik dengan optic, sehingga dikategorikan pada keluarga
”Optoelectronic”. Elektroda LED sama seperti dioda lainnya, yaitu Anoda (+)
dan Katoda (-). Ada 3 kategori umum penggunaan LED, yaitu : sebagai lampu
indikator, untuk transmisi sinyal cahaya yang dimodulasikan dalam suatu jarak
tertentu, sebagai penggandeng rangkaian elektronik yang terisolir secara total.
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan LED adalah bahan Galium
Arsenida (GaAs) atau Galium Arsenida Phospida (GaAsP) atau juga Galium
Phospida (GaP), bahan-bahan ini memancarkan cahaya dengan warna yang
berbda-beda. Bahan GaAs memancarkan cahaya infra-merah, bahan GaAsP
memancarkan cahaya merah atau kuning, sedangkan bahan GaP memancarkan
cahaya merah atau hijau. LED memiliki nilai besaran terbatas dimana tegangan
majunya dibedakan atas jenis warna.
Tabel Warna LED dan Tegangannya
Warna LED Tegangan Maju
Merah 1,8 V
Orange 2,0 V
Kuning 2,1 V
Hijau 2,2 V
Sedangkan besar arus maju suatu LED standar adalah sekitar 20 mA. Karena
dapat mengeluarkan cahaya, pengujian LED ini mudah, cukup dengan
menggabungkan dengan sumber tegangan DC kecil saja atau dengan
Ohmmeter dengan polaritas yang sesuai dengan elektrodanya.
4. Dioda Foto (Photo Diode)
Secara umum diode cahaya ini mirip dengan PN junction, perbedaannya
terletak pada persambungan yang diberi celah agar cahaya dapat masuk
padanya. Komponen elektronika ini akan mengubah arus cahaya menjadi arus
listrik. Cahaya yang dapat dideteksi oleh photo diode mulai dari cahaya infra
merah, cahaya tampak, ultra ungu sampai dengan sinar X.
Dioda foto ini bekerja pada daerah reverse, jadi hanya arus bocor saja yang
melewatinya. Dalam keadaan gelap, arus yang mengalir sekitar 10 A untuk
146
dioda foto dengan bahan dasar Germanium (Ge) dan 1 A untuk bahan dasar
Silicon (Si). Kuat cahaya dan temperature keliling dapat menaikkan arus bocor
tersebut karena dapat mengubah nilai resistansinya dimana semakin kuat
cahaya yang menyinari semakin kecil nilai resistansi dioda foto tersebut.
Dioda foto sering digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi cahaya kamera,
sensor penghitung kendaraan, scanner barcode dan peralatan medis.
5. SCR (Silicon Control Rectifier)
Dioda SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier merupakan dioda yang
mempunyai fungsi sebagai pengendali. Sebagai pengendalinya adalah gate (G).
SCR sering disebut sebagai Therystor. SCR terbuat dari bahan campuran P dan
N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) yang biasanya
disebut PNPN Trioda.
6. Dioda Laser
Dioda laser adalah sejenis laser dimana media aktifnya sebuah semikonduktor
persimpangan P-N yang mirip seperti dioda pemancar cahaya. Dioda Laser
kadang disingkat menjadi LD atau ILD. Prinsip kerja dioda ini sama seperti
dioda lainnya yaitu melalui sirkuit dari rangkaian elektronika yang terdiri atas
P dan N.
Dioda laser ini sering digunakan pada perangkat audio/video seperti Player
DVD dan Blueray, Laser Pointer, Scanner Barcode.

c. Cara Kerja Dioda


1) Bias Mundur (Reverse Bias)

147
Bias mundur adalah pemberian tegangan negatif baterai ke terminal anoda (A)
dan tegangan positif ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain,
tegangan anoda katoda VA-K adalah negatif (VAK < 0).

Gambar. Dioda diberi reverse bias


Karena pada ujung anoda (A) yang berupa bahan tipe P diberi tegangan negatif,
maka hole-hole (pembawa mayoritas) akan tetarik ke kutub negatif baterai
menjauhi persambungan. Demikian juga karena pada ujung katoda (K) yang
berupa bahan tipe N diberi tegangan positif, maka electron-elektron (pembawa
mayoritas) akan tertarik ke kutub positif baterai menjauhi persambungan.
Sehingga daerah pengosongan semakin lebar dan arus yang disebabkan oleh
pembawa mayoritas tidak ada yang mengalir. Sedangkan, pembawa minoritas
yang berupa elektron (pada bahan tipe P) dan hole (pada bahan tipe N) akan
berkombinasi sehingga mengalir arus jenuh mundur (reverse saturation current)
atau Is. Arus ini dikatakan jenuh karena dengan cepat mencapai harga
maksimum tanpa dipengaruhi besarnya tegangan baterai. Besar arus ini
dipengaruhi oleh temperature. Makin tinggi temperature, makin besar harga Is.
Pada suhu ruang besarnya Is ini dalam skala mikro-ampere untuk dioda
Germanium (Ge) dan dalam skala nano-ampere untuk dioda Silicon (Si).
2) Bias Maju (Forward Bias)
Apabila tegangan positif baterai dihubungkan ke terminal anoda (A) dan
negatifnya ke terminal katoda (K), maka diode disebut mendapatkan bias maju
(forward bias). Dengan demikian, VA-K adalah positif atau VA-K > 0. Dengan
pemberian tegangan polaritas seperti pada gambar, yakni VA-K positif maka
pembawa mayoritas dari bahan tipe P (hole) akan tertarik oleh kutub negatif
baterai melewati persambungan dan berkombinasi dengan elektron (pembawa
mayoritas bahan tipe N). Demikian juga elektronnya akan tertarik oleh kutub
positif baterai untuk melewati persambungan. Oleh karena itu daerah
pengososngan terlihat semakin menyempit pada saat dioda diberi bias maju.
Dan arus dioda yang disebabkan oleh pembawa mayoritas akan mengalir, yaitu
ID.

148
Gambar. Dioda diberi forward bias
Sedangkan pembawa minoritas dari bahan tipe P (elektron) dan bahan tipe N
(hole) akan berkombinasi dan menghasilkan Is. Arah Is dan ID adalah
berlawanan. Namun, karena Is jauh lebih kecil daripada ID, maka secara
praktis besarnya arus yang mengalir pada diode ditentukan oleh ID.
d. Karakteristik Dioda
Karakteristik dioda adalah perilaku sebuah komponen dioda ketika dialiri arus
listrik baik searah (DC) atau bolak balik (AC). Secara dasar kita bisa memahami
karakteristik diode secara sederhana maupun secara detail. Karakteristik dioda
yang paling dasar adalah ia akan menghantar jika dikerjakan secara maju (forward)
dan akan menghambat jika dikerjakan secara terbalik (reverse).
Secara sederhana kita bisa mengamati karakteristik dioda ketika maju atau mundur
dengan indikator on/off biasa. Kemudian lebih detail lagi kita bisa mengamati
karakteristik dioda melalui grafik. Dengan grafik akan tampak beberapa area yang
menunjukkan karakteristik dioda pada berbagai kondisi tegangan.
1) Karakteristik dioda secara sederhana
Untuk memahami karakteristik dioda secara sederhana kita bisa menggunakan
sebuah lampu indikator yang dihubungkan dengan power supply dengan
perantaraan dioda. Karakteristik dioda kan terlihat melalui nyala lampu ketika
dioda dikerjakan secara maju (forward) atau dikerjakan secara mundur
(reverse).

Gambar. Ilustrasi Karakteristik Dioda Sederhana


Pada kondisi maju (forward), karakteristik dioda akan menghantar atau
mengalirkan arus. Ini tampak pada kondisi lampu yang menyala yang
149
menandakan ada arus listrik yang masuk ke lampu. Pada kondisi sebaliknya
ketika dipasang dioda dipasang secara mundur (reverse) karakteristik dioda
adalah menghambat. Kondisi ini ditandai dengan lampu yang tidak menyala
yang menandakan tidak ada arus listrik yang masuk ke lampu.
2) Karakteristik dioda secara lebih detail
Untuk menjelaskan karakteristik dioda secara lebih detail dibutuhkan sebuah
pengamatan dengan alat ukur seperti multimeter dan tidak hanya sekedar
dengan nyala lampu. Untuk itu membutuhkan sebuah rangkaian untuk
pengukuran seperti berikut ini:

Gambar. Rangkaian Pengukuran Karakteristik Dioda Secara Lebih Detail


Pengukuran dilakukan dengan memberi tegangan input pada kaki anoda dioda
dan mengukur tegangan output pada kaki katoda dioda. Besarnya tegangan
input bisa bervariasi mulai dari tegangan negatif dengan level tertentu sesuai
dengan datasheet dioda sampai pada tegangan positif dengan level tertentu
diatas tegangan forward diode. Hasil pengukuran akan menunjukkan grafik
fungsi tegangan terhadap arus seperti berikut ini :

Gambar. Grafik Karakteristik Detail Dioda


Pada grafik terlihat bahwa pada tegangan dibawah ambang batas tegangan
mundur (reverse) sebuah diode akan tembus (menghantar) dan tidak bisa
150
menahan lagi. Batas ini disebut dengan area tegangan breakdown diode.
Karakteristik dioda pada area ini adalah tembus atau menghantar dan tidak
menghambat.
Kemudian pada level tegangan diantara tegangan breakdown dan tegangan
forward terdapat area tegangan reverse dan tegangan cut off. Pada area ini
karakteristik dioda adalah menahan atau tidak mengalirkan arus listrik. Area
tegangan reverse adalah daerah pada level tegangan negatif (di bawah nol) dan
diatas tegangan breakdown. Sedangkan area tegangan cut off adalah area diatas
nol namun dibawah batas tegangan maju, missal untuk dioda Silicon (Si)
sebesar 0,7 V dan untuk dioda Germanium (Ge) sebesar 0,2 V.
Area ketiga adalah area tegangan dengan level diatas tegangan forward. Pada
area ini karateristik dioda adalah menghantar.
e. Penggunaan Dioda
1) Penyearah Setengah Gelombang
2) Penyearah Gelombang Penuh Dengan Trafo CT
3) Penyearah Gelombang Penuh Sistem Jembatan
4) Dioda Semikonduktor Sebagai Pemotong (Clipper)
5) Dioda Semikonduktor Sebagai Penggeser (Clemper)
2. TRANSISTOR
a. Pengertian Transistor
Transistor adalah salah satu komponen aktif, secara kontruksi transistor memiliki 3
kaki yang lazim dikenal dengan emitor, kolektor dan basis. Dari susunan bahan
semikonduktor yang digunakan, transistor dapat dibedakan menjadi 2 tipe yaitu:
transistor PNP dan transistor NPN. Transistor PNP dibuat dengan jalan meletakkan
bahan tipe N diantara 2 bagian bahan tipe P, seperti gambar berikut :

Gambar. Transistor tipe PNP


Bahan tipe P yang lebih tebal (terletak di sebelah kanan) disebut kolektor, sedang
bahan tipe P yang sebagian lagi (sebelah kiri) disebut emitor dan yang ditengah
disebut basis.
Sedang transistor tipe NPN dibuat dengan meletakkan bahan tipe P diantara 2
bagian bahan tipe N.

151
Gambar. Transistor tipe NPN
Simbol umum digunakan untuk menyatakan sebuah transistor. Ujung panah selalu
ditempatkan atau diletakkan pada emitor dan arahnya (seperti tanda panah pada
dioda) menunjukkan arah arus konvesional, yaitu dari bahan P ke bahan N.

Gambar. Simbol Transistor

Gambar. Bentuk Transistor


Transistor memiliki 2 jenis yaitu transistor bipolar dan transistor unipolar.
Transistor bipolar adalah transistor yang memiliki 2 persambungan kutub.
Sedangkan, transistor unipolar adalah transistor yang hanya memiliki 1 buah
persambungan kutub.
b. Jenis Transistor
1) Transistor Bipolar
Transistor Bipolar adalah transistor yang struktur dan prinsip kerjanya
memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu elektron di kutub negatif
untuk mengisi kekurangan elektron atau hole di kutub positif. Bipolar berasal
dari kata ”bi” yang artinya adalah dua dan kata ”polar” yang artinya adalah
kutub. Transistor bipolar juga sering disebut dengan BJT yang kepanjangannya
adalah Bipolar Junction Transistor. Jenis transistor bipolar ada dua yakni
transistor NPN dan transistor PNP. Terminal transistor ini diantaranya adalah
terminal basis, kolektor dan emitor.
 Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus
listrik kecil dan tegangan positif pada terminal basis untuk

152
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari kolektor
ke emitor.
 Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus
listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal basis untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari emitor ke
kolektor.
2) Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi
FET merupakan jenis transistor yang menggunakan listrik untuk
mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan medan listrik disini
adalah tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk
mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal
Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai
Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu
muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron
maupun Hole. Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)
adalah sebagai berikut :
 JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek
Medan yang menggunakan persimpangan (junction) P-N bias terbalik
sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan kanalnya. JFET terdiri dari
dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-
channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing
terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
 MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor)
adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya
menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan
Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu
MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing
jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel)
dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki
terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).

Gambar. MOSFET
 UJT (Uni Junction Transistor)
adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect
Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan
listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET

153
lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1
terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch)
dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor
lainnya.

Gambar . Uni Junction Transistor

c. Fungsi Transistor
Fungsi utama transistor adalah menyambung arus listrik dan memutuskan arus
listrik. Namun, masih ada fungsi lain dari komponen transistor, yakni :
1) Sebagai penyambung dan pemutus arus listrik/saklar.
2) Sebagai penguat suara yang terdapat dalam rangkaian amplifier.
3) Sebagai pembagi frekuensi tinggi maupun frekuensi rendah.
4) Sebagai penguat arus dalam sebuah rangkaian khusus.
5) Sebagai pengatur tegangan listrik.
6) Sebagai perata dan pembagi arus listrik.
d. Cara Kerja Transistor
Cara kerja transistor bisa digambarkan sebagai pengaturan aliran air sebagi berikut
:

Gambar. Ilustrasi Cara Kerja Transistor


Dari gambar diatas terlihat bahwa sumber air dari titik C akan mengalir ke titik E
jika dari B diberi sedikit aliran air untuk membuka keran. Aliran air dari C ke E
merupakan kelipatan aliran air B misalkan saja aliran C ke E 10x lipat aliran B,
misalnya dari B kita aliri 1 liter/detik maka dari C ke E akan mengalir 10
liter/detik. Jika kita aliri air dari B sebesar 100 liter/detik maka dari C ke E akan
mengalir sebesar 1000 liter/detik begitu seterusnya. Aliran C ke E ada batas
maksimumna missal 10.000 liter/detik. Aliran C ke E akan ”OFF” jika tidak ada
aliran B yang membuka keran (kecuali ada kebocoran di B). Pada saat aliran C ke
E maksimum (10.000 liter/detik) ini disebut ”ON” atau saturasi.

154
1) Cara Kerja Transistor Bipolar atau Bipolar Junction Transistor (BJT)

Gambar. Simbol Transistor BJT


Transistor BJT sering digunakan untuk penguatan sinyal listrik serta pada
saklar digital, Bipolar Junction Transistor (BJT) adalah komponen
semikonduktor yang dibuat dengan tiga terminal/kaki semikonduktor (basis,
kolektor dan emitor), biasanya kaki/terminal basis dan emitor memiliki
tegangan penghalang sekitar 0,5 V - 0,7 V, artinya bahwa dibutuhkan tegangan
listrik minimal antara 0,5 V – 0,7 V untuk bisa membuat arus listrik mengalir
melalui kaki emitor ke basis (basis ke emitor) dan atau kolektor ke basis (basis
ke kolektor).

Gambar. Struktur Transistor BJT


Secara teknis cara kerja transistor adalah komponen aktif dengan 3 terminal
yang terbuat dari bahan semikonduktor yang berbeda yang dapat bertindak
sebagai isolator atau konduktor dengan menggunakan tegangan atau sinyal
yang kecil. Kemampuan transistor membuat komponen ini sering digunakan
dalam saklar (elektronika digital) atau penguat (elektronika analog).
2) Cara Kerja Junction Field Effect Transistor (JFET)
Junction Field Effect Transistor (JFET) atau FET adalah transistor yang
menggunakan tegangan pada terminal inputnya, hal ini dalam istilah dunia
rangkaian elektronika disebut dengan gerbang (gate), gerbang ini mengontrol
arus yang mengalir melalui kaki terminal komponen transistor ini dan
155
menghasilkan arus keluaran yang sebanding dengan tegangan input. Oleh
karena itu, komponen ini disebut juga transistor yang bisa mengatur tegangan.

Gambar. Konstruksi MOSFET


Transistor FET ini mempunyai 3 kaki terminal semikonduktor yang satu arah
serta memiliki karakteristik yang mirip dengan transistor BJT yaitu mempunyai
efisiensi kerja yang tinggi, penggunaan yang praktis, tahan lama dan juga
murah dan dapat digunakan pada hamper semua perangkat elektronika yang
ada saat ini dan dapat menggantikan fungsi transistor BJT.
Ukuran dari transistor FET ini bisa lebih kecil dari transistor BJT dengan
konsumsi daya yang lebih kecil serta disipasi daya (berubahnya tenaga listrik
menjadi tenaga panas per satuan waktu) yang rendah, sehingga membuat
transistor FET ini cocok atau banyak digunakan dalam rangkaian logika digital.
e. Karakteristik Transistor
Transistor BJT dan transistor FET memiliki cara kerja yang sama, namun dengan
karakteistik yang berbeda, seperti:
1) Konversi : transistor BJT mengkonversikan arus menjadi arus, sedangkan
transistor FET mengkonversikan tegangan menjadi arus.
2) Arus Input : transistor BJT membutuhkan arus input, transistor FET tidak
membutuhkan arus input.
3) Input/Output : hubungan input / output pada transistor BJT biasanya linier
(ini di representasikan kalua dalam grafik yang bisa di lihat di osiloskop berupa
sebuah garis lurus), tetapi tidak linier untuk jenis sinyal yang besar atau

156
bertegangan tinggi. Hal ini dapat mengakibatkan distorsi pada sinyal yang
besar yang diteruskan ke sebuah transistor FET.
4) Kecepatan : FET dapat melaksanakan proses pensaklaran atau switching
secara lebih cepat dari BJT, namun kedua jenis transistor ini dirasa cukup
untuk memenuhi kebutuhan kebanyakan besar aplikasi rangkaian elektronika.
5) Resistor Input : sebuah FET tidak membutuhkan sebuah resistor di depan kaki
terminal gatenya, hal ini menjadikan rangkaian yang bersangkutan jauh lebih
sederhana.
6) Tahanan/Hambatan Output : kebanyakan FET memiliki tahanan yang sangat
rendah ketika dalam keadaan aktif, biasanya kurang dari 1 Ω, hal ini membuat
komponen ini sangat cocok digunakan dalam rangkaian saklar transistor.
f. Penggunaan Transistor
1) Transistor Sebagai Penguat
Transistor sebagai penguat,kegunaan transistor sudah banyak dan bermacam-
macam. Penggunaan ini biasanya paling banyak digunakan di rangkaian
rangkaian elektronika yang sifatnya masih analog misalnya saja ketika
digunakan sebagai penguat yaitu penguat arus, penguat tegangan, dan penguat
daya. Fungsi komponen semikonduktor ini dapat ditemui pada rangkaian Pree-
Amp Head , Pree-Amp Mic, Mixer, Echo, Tone Control, Amplifier dan lain-
lain.
2) Transistor Sebagai Saklar
Pada prinsipnya transistor sebagai saklar ini bekerjanya dalam kondisi saturasi
dan kondisi cut-off. Saat transistor dalam kondisi saturasi, berarti transistor
berfungsi sebagai saklar tertutup. Saat transistor dalam keadaan cut-off, berarti
transistor berfungsi sebagai saklar terbuka.
3. IC (INTEGRATED CIRCUIT)
a. Pengertian IC
IC atau integrated circuit adalah salah satu komponen elektronika aktif yang
merupakan gabungan dari ratusan bahkan ribuan komponen elektronika seperti
transistor, resistor, diode dan juga kapasitor. Jadi, dalam komponen ini tersimpan
berbagai jenis komponen tersebut dalam bentuk yang lebih compact.
Dalam IC, komponen-komponen seperti transistor, resistor, dioda, dan juga
kapasitor tersebut diintegrasikan menjadi satu kesatuan rangkaian dalam kemasan
yang lebih kecil. Mayoritas IC dibuat dengan menggunakan bahan semikonduktor
berupa silicon. Dalam bahasa Indonesia, komponen IC kerap disebut dengan nama
sirkuit terpadu.
Perlu diketahui bahwa komponen IC sangat bermacam-macam dan memiliki fungsi
yang berbeda-beda satu sama lain. Bentuk IC pun juga sangat bermacam-macam,
mulai dari yang mirip transistor, single in line, dual line, sampai dengan persegi
seperti prosesor komputer. Selain itu IC juga bisa diklasifikasikan menjadi
beberapa bagian lagi.

157
IC dapat dibedakan menjadi 2, yakni IC monolitik dan juga IC hybrid. IC
monolitik adalah jenis IC yang berdiri sendiri mengatur satu blok rangkaian tanpa
bergabung dengan IC lainnya. Sedangkan IC hybrid adalah jenis IC yang terdiri
dari beberapa IC yang bergabung menjadi satu dalam sebuah blok PCB.
b. Fungsi IC Secara Umum
Banyak sekali fungsi dari komponen elektronika yang sastu ini, beda jenis & tipe
maka beda pula fungsi dan cara kerjanya. Ada beberapa fungsi umum dari IC,
yakni :
1) Mengatur tegangan input dan output.
2) Sebagai jantung pada suatu rangkaian.
3) Penguat Daya (Power Amplifier).
4) Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
5) Penguat Operasional (Operational Amplifier / OP Amp)
6) Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
7) Penguat RF dan IF
8) Voltage Comparator
9) Multiplier
10) Penerima Frekuensi Radio
11) Regulator Tegangan
c. Jenis-Jenis IC
1) IC Linier atau IC Analog
Ic Linier atau IC analog pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan
berfungsi sebagai amplifier (penguat). IC linier tidak melakukan fungsi logic
seperti halnya IC-TTL maupun C-MOS dan yang paling popular IC linier di
desain untuk dikerjakan sebagai penguat tegangan. Dalam kemasan IC linier
terdapat rangkaian linier, dimana kerja rangkaiannya akan bersifat proporsional
atau akan mengeluarkan output sebanding dengan inputnya. Berikut beberapa
jenis IC yang masuk dalam kategori IC linier:
a) IC Op-Amp
Disebut amplifier operasional atau op-amp karena merupakan salah satu
jenis IC yang berfungsi sebagai rangkaian penguat. IC ini memiliki 2
masukan dan 1 keluaran. Penguat operasional (Op-Amp) dikemas dalam
suatu rangkaian terpadu (Integrated Circuit-IC). Salah satu tipe Op-Amp
yang populer adalah LM 741. Dalam Ic Op-Amp terdapat batasan-batasan
penting yang perlu diperhatikan yakni:
 Tegangan maksimum power supply tidak boleh melebihi rating
maksimum, karena akan merusak IC.
 Tegangan output dari IC Op-Amp biasanya 1 atau 2 Volt lebih kecil
dari tegangan power supply. Sebagai contoh, tegangan swing output
dari suatu Op-Amp dengan tegangan supply 15 V adalah ± 13 V.
 Arus output dari sebagian besar Op-Amp memiliki batas pada 30 mA,
yang berarti bahwa resistansi beban yang ditambahkan pada output Op-
158
Amp harus cukup besar sehingga pada tegangan output maksimum,
arus output yang mengalir tidak melebihi batas arus maksimum.
Untuk menghindari keluaran yang berisolasi, maka frekuensi harus di
batasi, unity gain frequency memberi gambaran dari data tanggapan
frekuensi. Hal ini hanya berlaku untuk isyarat yang kecil saja karena untuk
isyarat yang besar penguat mempunyai keterbatasan sehingga output
maksimum hanya dihasilkan pada frekuensi yang relatif rendah.
b) IC Power Adaptor (Regulator)
IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya. Umumnya,
IC Power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor dan power supply.
Pada umumnya catu daya selalu dilengkapi dengan regulator tegangan.
Tujuan pemasangan regulator tegangan pada catu daya adalah untuk
menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan
masukan pada catu daya. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk
perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban.
c) Ic Silinder
Bentuk IC jenis ini adalah silinder dan banyak digunakan pada rangkaian
penguat pesawat CB (Citizen Band) atau HT (Held Tranceived). IC jenis
ini mempunyai tingkat ketahanan dan keawetan lebih lama daripada jenis
IC penguat lain.
d) IC Timer 555
IC timer 555 merupakan IC linier yang berfungsi sebagai rangkaian
pewaktu monostable dan osilator estable. IC 555 merupakan jenis IC yang
tekenal di dunia elektronika analog/linier. Pada dasarnya aplikasi utama IC
NE555 ini digunakan sebagao timer (pewaktu) dengan operasi rangkaian
monostable dan pulse generator (pembangkit pulsa) dengan operasi
rangkaian astable. Selain itu, dapat juga digunakan sebagai time delay
generator dan sequential timing. Praktisnya, fungsi dan aplikasi IC NE555
ini banyak sekali digunakan sebagai pengatur alarm, penggerak motor DC,
bisa digabungkan dengan IC TTL (Transistor Transistor Logic) dan sebagai
input jam digital, bisa juga dimanfaatkan dalam rangkaian saklar sentuh,
dan jika digabungkan dengan infra merah atau ultrasonic maka bisa
dijadikan sebagai pemancar atau remote control.
2) IC Digital
Perbedaan utama dari IC Linier dengan digital ialah fungsinya, dimana IC
digital beroperasi dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya
memiliki 2 kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai switch/saklar,
sedangkan IC linier pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan
berfungsi sebagai amplifier (penguat). Dalam IC digital, suatu titik elektronis
yang berupa seutas kabel atau kaki IC, akan mewujudkan salah satu dari 2
keadaan logika, yaitu logika ”0” (nol, rendah) atau logika ”1” (satu, tinggi).
Suatu titik elektronis mewakili satu ”binary digit” atau biasa disebut dengan
159
”bit”. Binary berarti sistem bilangan ”dua-an”, yakni bilangan yang hanya
mengenal 2 angka, 0 dan 1. Ada beberapa jenis IC yang termasuk dalam
kategori IC digital, yaitu :
a) TTL (Transistor Transistor Logic)
IC yang paling banyak digunakan secara luas saat ini adalah IC digital yang
dipergunakan untuk peralatan computer, kalkulator dan sistem control
elektronik. IC digital bekerja dengan dasar pengoperasian bilangan biner
logic (bilangan dasar 2) yaitu hanya mengenal 2 kondisi saja 1 (ON) dan 0
(OFF). IC TTL dibangun dengan menggunakan transistor sebagai
komponen utamanya dan fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi
logic.
b) C-MOS (Complementary with MOSFET)
C-MOS berisi rangkaian yang merupakan gabungan dari beberapa
komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi logic
seperti halnya IC TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi
beberapa macam gate (gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam
fungsi logic seperti AND, OR, NAND, NOR, XOR, XNOR serta beberapa
fungsi logic lainnya seperti decoder, encoder, multiflexer dan memory.
d. Kelebihan dan Kelemahan IC
1) Kelebihan
Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan
keuntungan lain bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit konvensional yang
banyak menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya
mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih
sehingga tidak membutuhkan pendingin (cooling system).
2) Kelemahan
Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya dalam menghadapi kelebihan
arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat menimbulkan panas
di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti IC akan mudah
rusak jika timbul panas yang berlebihan. Demikian pula keterbatasan IC dalam
mengahadapi tegangan yang besar, dimana tegangan yang besar dapat merusak
lapisan isolator antar komponen di dalam IC.

160
MATERI PERTEMUAN KETIGA DAN KEEMPAT
B. HUKUM OHM
Dalam ilmu elektronika, hukum dasar elektronika yang wajib dipelajari dan dimengerti
oleh setiap Engineer Elektronika ataupun penghobi Elektronika adalah hukum Ohm, yaitu
hukum dasar yang menyatakan hubungan antara arus listrik (I), Tegangan (V) dan
Hambatan (R). Hukum Ohm dalam bahasa Inggris disebut dengan “Ohm`s Laws”. Orang
pertama yang menyelidiki hubungan antara arus listrik dengan beda potensial pada suatu
penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari Jerman (1789-1854) pada tahun
1825. Georg Simon Ohm mempublikasikan Hukum Ohm tersebut pada Paper yang
berjudul “The Galvanic Circuit Investigated Mathematically” pada tahun 1827.

Pada dasarnya, bunyi dari Hukum Ohm adalah :


”Besar arus listrik (I) yang mengalir melalui sebuah penghantar atau konduktor akan
berbanding lurus dengan beda potensial/ tegangan (V) yang diterapkan kepadanya dan
berbanding terbalik dengan hambatannya (R).”
Secara matematis, Hukum Ohm dapat dirumuskan menjadi persamaan seperti di bawah
ini:
V =IxR
I =V/R
R =V/I

Dimana :
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
R = Hambatan (Ohm)

161
Sebuah benda penghantar dikatakan mematuhi hukum Ohm apabila nilai resistansinya
tidak bergantung terhadap besar dan polaritas beda potensial yang dikenakan kepadanya.
Model grafik komponen-komponen Ohm jika dialiri arus listrik.

Dalam aplikasinya, kita dapat menggunakan teori Hukum Ohm dalam rangkaian
elektronika untuk memperkecil arus listrik, memperkecil tegangan dan juga dapat
memperoleh nilai hambatan (resistansi) yang kita inginkan.
Hal yang perlu diingat dalam perhitungan rumus Hukum Ohm, satuan unit yang digunakan
adalah Volt, Ampere dan Ohm. Jika kita menggunakan unit lainnya seperti millivolt,
kilovolt, miliampere, megaohm ataupun kiloohm, maka kita perlu melakukan konversi ke
unit Volt, Ampere dan Ohm terlebih dahulu untuk mempermudah perhitungan dan juga
untuk mendapatkan hasil yang benar.
Contoh Kasus dalam Praktikum Hukum Ohm
Untuk lebih jelas mengenai Hukum Ohm, kita dapat melakukan praktikum dengan sebuah
rangkaian elektronika sederhana seperti dibawah ini:

162
Kita memerlukan sebuah DC Generator (Power Supply), Voltmeter, Amperemeter dan
sebuah potensiometer sesuai dengan nilai yang dibutuhkan.
Dari rangkaian elektronika yang sederhana diatas kita dapat membandingkan Teori
Hukum Ohm dengan hasil yang didapatkan dari praktikum dalam hal menghitung Arus
Listrik (I), Tegangan (V) dan Resistansi / Hambatan (R).
Menghitung Arus Listrik (I)
Rumus yang dapat kita gunakan untuk menghitung arus listrik adalah I = V / R
Contoh Kasus 1 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan output tegangan 10 V,
kemudian atur nilai potensiometer ke 10 Ω. Berapakah nilai arus listrik (I) ?
Diketahui : V = 10 V
R = 10 Ω
Ditanyakan : Arus listrik (I)….. ?
Dijawab :
I=V/R
I = 10 V / 10 Ω
I = 1 Ampere
Contoh Kasus 2 :
Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan output tegangan 10 V,
kemudian atur nilai potensiometer ke 1 KΩ. Berapakah nilai arus listrik (I)?
Diketahui : V = 10 V
R = 1 KΩ = 1000 Ω
Ditanyakan : Arus listrik (I)….. ?
Dijawab :
I=V/R
I = 10 V / 1000 Ω
I = 0.01 Ampere atau 10 miliAmpere
Menghitung Tegangan (V)
Rumus yang akan kita gunakan untuk menghitung tegangan atau beda potensial adalah V
=IxR
Contoh Kasus :
163
Atur nilai resistansi atau hambatan (R) potensiometer ke 500 Ω, kemudian atur DC
Generator (Power Supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 10 mA. Berapakah
tegangannya?
Diketahui : R = 500 Ω
I = 10 mA = 0.01 A
Ditanyakan : Tegangan (V)….. ?
Dijawab :
V=IxR
V = 0.01 V x 500 Ω
V=5V
Menghitung Resistansi / Hambatan (R)
Rumus yang kita gunakan untuk menghitung nilai resistansi adalah R = V / I
Contoh Kasus :
Jika nilai tegangan voltmeter adalah 12 V dan nilai arus listrik di Amperemeter adalah 0.5
A. Berapakah nilai resistansi pada potensiometer?
Diketahui : V = 12 V
I = 0.5 A
Ditanyakan : Resistansi / Hambatan (R)….. ?
Dijawab :
R=V/I
R = 12 V / 0.5 A
R = 24 Ω

C. DAYA LISTRIK
Daya listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah jumlah
energy yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit rangkaian. Sumber energi seperti
tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan beban yang terhubung
dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan kata lain, daya listrik adalah
tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau rangkaian listrik. Kita mengambil
contoh lampu pijar dan heater (pemanas), lampu pijar menyerap daya listrik yang
diterimanya dan mengubahnya menjadi cahaya sedangkan heater mengubah serapan daya
listrik tersebut menjadi panas. Semakin tinggi nilai Wattnya semakin tinggi pula daya
listrik yang dikonsumsinya.

164
Sedangkan berdasarkan konsep usaha, yang dimaksud dengan daya listrik adalah besarnya
usaha dalam memindahkan muatan per satuan waktu atau lebih singkatnya jumlah energi
listrik yang digunakan tiap detik. Berdasarkan definisi tersebut, perumusan daya listrik
adalah seperti di bawah ini :
P=Ext
Dimana :
P = Daya Listrik
E = Energi (Joule)
t = Waktu (detik)
Dalam rumus perhitungan, daya listrik biasanya dilambangkan dengan huruf “P” yang
merupakan singkatan dari Power. Sedangkan, satuan internasional (SI) daya listrik adalah
Watt yang disingkat dengan W. Watt adalah sama dengan satu joule per detik (Watt =
Joule / detik)
Satuan turunan Watt yang sering dijumpai diantaranya adalah seperti di bawah ini :
1 miliWatt = 0,001 Watt
1 kiloWatt = 1.000 Watt
1 MegaWatt = 1.000.000 Watt
Rumus Daya Listrik
Rumus umum yang digunakan untuk menghitung daya listrik dalam sebuah rangkain
listrik adalah sebagai berikut :
P=VxI
Atau
P = I2 x R
P = V2 / R
Dimana :
P = Daya Listrik (Watt / W)
V = Tegangan Listrik (Volt / V)
I = Arus Listrik (Ampere / A)
R = Hambatan (Ohm / Ω)
Contoh-contoh Kasus Perhitungan Daya Listrik
Contoh Kasus I :

165
Sebuah televise LCD memerlukan tegangan 220 V dan arus listrik sebesar 1,2 A untuk
mengaktifkannya. Berapakah daya listrik yang dikonsumsi?
Diketahui : V = 220 V
I = 1,2 A
Ditanyakan : Daya Listrik (P)….. ?
Dijawab :
P=VxI
P = 220 V x 1,2 A
P = 264 Watt
Contoh Kasus II :
Seperti terlihat pada rangkaian dibawah ini hitunglah daya listrik yang dikonsumsi oleh
lampu pijar tersebut. Yang diketahui dalam rangkaian di bawah ini hanya tegangan dan
hambatan.

Diketahui : V = 24 V
R=3Ω
Ditanyakan : Daya Listrik (P)….. ?
Dijawab :
P = V2 / R
P = 242 V / 3 Ω
P = 576 V / 3 Ω
P = 192 Watt
166
Persamaan Rumus Daya Listrik
Dalam contoh kasus II, variabel yang diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R),
jadi kita tidak dapat menggunakan rumus dasar daya listrik yaitu P = V x I, namun kita
dapat menggunakan persamaan berdasarkan konsep hukum Ohm untuk mempermudah
hitungannya.
Hukum Ohm
V=IxR
Jadi, jika yang diketahui hanya Arus Listrik (I) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = (I x R) x I
P = I2 x R  dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Sedangkan penjabaran rumus jika diketahui hanya Tegangan (V) dan Hambatan (R) saja.
P=VxI
P = V x (V / R)
P = V2 / R  dapat menggunakan rumus ini untuk mencari daya listrik
Hubungan Horsepower (hp) dengan Watt
Hampir semua peralatan listrik menggunakan Watt sebagai satuan konsumsi daya listrik.
Tapia da juga peralatan tertentu yang menggunakan satuan Horsepower (hp). Dalam
konversinya, 1 hp = 746 Watt.

D. HUKUM KIRCHHOFF
Hukum Kirchhoff merupakan salah satu hukum dalam ilmu elektronika yang berfungsi
untuk menganalisis arus dan tegangan dalam rangkaian. Hukum Kirchhoff pertama kali
diperkenalkan oleh seorang ahli fisika Jerman yang bernama Gustav Robert Kirchhoff
(1824-1887) pada tahun 1845. Hukum Kirchhoff terdiri dari 2 bagian yaitu Hukum
Kirchhoff 1 dan Hukum Kircchoff 2.
1. Hukum Kirchhoff 1
Hukum Kirchhoff 1 merupakan Hukum Kirchhoff yang berkaitan dengan arah arus
dalam menghadapi titik percabangan. Hukum Kirchhoff 1 ini sering disebut dengan
Hukum Arus Kirchhoff atau Kirchhoff`s Current Law (KCL).
Bunyi Hukum Kirchhoff 1 adalah sebagai berikut :
”Arus Total yang masuk melalui suatu titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik
sama dengan arus total yang keluar dari titik percabangan tersebut.”
Secara matematis Hukum Kirchhoff 1 dirumuskan
167
∑ Imasuk = ∑ Ikeluar
Coba perhatikan gambar di bawah ini :

Dari gambar diatas terlihat arus yang masuk terdapat 2 sumber yakni I1 dan I2.
Sedangkan, arus yang keluar ada 3 yakni I3, I4, I5. Jadi persamaan Hukum Kirchhoff
yang ditulis :
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
Contoh Soal

Perhatikan gambar di atas, pada titik P dari sebuah rangkaian listrik ada 4 cabang, 2
cabang masuk dan 2 cabang keluar. Jika diketahui besarnya I1 = 6 A, I2 = 3 A dan I3 =
7 A. Tentukan berapa besar nilai dari I4 ?
Diketahui : I1 = 6 A
I2 = 3 A
I3 = 7 A
Ditanyakan : I4 = …?
Dijawab :
168
Hukum Kirchhoff 1
∑ Imasuk = ∑ Ikeluar
I1 + I2 = I3 + I4
6A+3A = 7 A + I4
9A = 7 A + I4
9A–7A = I4
2A = I4
2. Hukum Kirchhoff II
Hukum Kirchhoff II merupakan Hukum Kirchhoff yang digunakan untuk menganalisis
tegangan (beda potensial) komponen-komponen elektronika pada suatu rangkaian
tertutup yang disebut dengan ”loop”. Hukum Kirchhoff II dikenal dengan sebutan
Hukum Tegangan Kirchhoff atau Kirchhoff`s Voltage Law (KVL).
Bunyi Hukum Kirchhoff II adalah sebagai berikut :
” Di dalam suatu rangkaian tertutup (loop) jumlah aljabar dari gaya gerak listrik
dengan besarnya penurunan tegangan adalah sama dengan nol.”
Secara matematis Hukum Kirchhoff II di tulis:
∑↋ + ∑ I.R = 0
Jumlah rangkaian tertutup (loop) dalam satu rangkaian listrik bisa satu atau lebih.
Dalam pemakaian Hukum Kirchhoff II pada rangkaian tertutup ada beberapa aturan
yaitu:
a. Pilih loop untuk masing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu bisa bebas
tapi usahakan untuk searah dengan arus listrik yang mengalir.
b. Kuat arus bertanda positif (+) jika searah dengan arah loop yang ditentukan dan
bertanda negatif (-) jika berlawanan dengan arah loop yang sudah ditentukan.
c. Apabila saat mengikuti arah loop, kutub positif (+) sumber tegangan dijumpai
lebih dulu dari kutub negatifnya (-) maka GGL (↋) bertanda positif. Sebaliknya,
apabila kutub negatif dijumpai lebih dulu dari kutub positif maka GGL (↋)
bertanda negatif. Kutub positif disimbolkan dengan garis panjang dan kutub
negatif garis pendek.
Rangkaian Dengan Satu Loop

169
Dalam rangkaian dengan satu loop, kuat arus yang mengalir adalah sama yaitu sebesar
I. Jika rangkaian di atas buat loop a-b-c-d maka sesuai Hukum Kirchhoff II berlaku
persamaan
∑↋ + ∑ I.R = 0
(↋1-↋2) + I (R4 + r2 + R3 + r1) = 0
Contoh Soal

Tentukan kuat arus yang mengalir melalui rangkaian

170
Penyelesaian

Misalkan arah kuat arus dianggap berlawanan dengan arah loop


∑↋ + ∑ I.R = 0
(↋3 - ↋2 + ↋1) - I (R1 + R2 + R3) =0
(4 V – 2 V + 4 V) – I (15 Ω + 5 Ω + 10 Ω) =0
(6 V) – I (30 Ω) =0
6V = I (30 Ω)
6 V /30 Ω =I
0,2 A =I
Rangkaian dengan Dua Loop atau Lebih
Pada rangkaian dua loop atau lebih secara prinsip dapat dipecahkan seperti pada
rangkaian satu loop, hanya perlu diperhatikan kuat arus setiap percabangannya.
Berikut langkah-langkah yang harus ditempuh :
a. Tentukan kuat arus (symbol dan arahnya) pada setiap percabangan yang dianggap
perlu.
b. Sederhanakanlah susunan seri-paralel resistor jika memungkinkan.
c. Tentukan arah masing-masing loop.
d. Tulis persamaan setiap loop dengan menggunakan Hukum Kirchhoff II.
e. Tulis persamaan arus untuk tiap titik percabangan dengan menggunakan Hukum
Kirchhoff.
Perhatikan gambar di bawah ini :

171
Tentukan arah dan simbol Kuat arus
Pada b-a-d-e  I
Pada e-f-c-b  I2
Pada e-b  I1
Kita lihat di titik b atau c (silahkan dipilih) dengan Hukum Kirchhoff I
I = I1 + I2
Kita lihat masing-masing loop dengan Hukum Kirchhoff II
Loop I
∑↋ + ∑ I.R = 0
-↋1 + I2 (r1 + R1) - I1 (R2) = 0 (ada dua arus pada loop I)

Loop II
∑↋ + ∑ I.R = 0
↋2 + I2 (r2 + R3) + I1 (R2) = 0 (ada dua arus pada loop 2, I1 berlawanan dengan arah
loop)
Contoh Soal

172
Perhatikan gambar diatas, diketahui
↋1 = 16 V
↋2 = 8 V
↋3 = 10 V

R1 = 12 Ω
R2 = 6 Ω
R3 = 6 Ω
Jika hambatan sumber tegangan diabaikan, berapa kuat arus yang melalui R2?
Kita buat arah loop dan arus seperti gambar di bawah ini :

Loop I
∑↋ + ∑ I.R =0
(-↋1 - ↋2) + I. R1 + I1. R2 =0
173
(-16 V – 8 V) + I. 12 Ω + I1.6 Ω =0
-24 V + I .12 Ω + I1.6 Ω =0
I .12 Ω + I1.6 Ω = 24 V (disederhanakan dengan dibagi 6)
I . 2 Ω + I1 = 4 V (ketemu persamaan I)

Loop II
∑↋ + ∑ I.R =0
(↋3 + ↋2) + I2. R3 - I1. R2 =0
(8 V + 10 V) + I2. 6 Ω - I1.6 Ω =0
18 V + I2. 6 Ω - I1.6 Ω =0
18 V = - I2. 6 Ω + I1.6 Ω
18 V = 6 Ω (I1 – I2) (disederhanakan dengan di bagi 6)
3V = I1 – I2 (ketemu persamaan II)

Kita kombinasikan persamaan I dan II


I . 2 Ω + I1 = 4 V (persamaan I)
I1 – I2 = 3 V (persamaan II)
Kita hilangkan nilai satuannya karena sudah menggunakan satuan dasar sehingga
menjadi:

2.I + I1 =4
I1 – I2 =3
Kemudian agar bisa dikombinasikan nilai I adalah I1 + I2 sehingga :
2(I1 + I2) + I1 =4
I1 – I2 =3

Disederhanakan
2.I1 + 2.I2 + I1 = 4  3 I1 + 2.I2 = 4
I1 – I2 =3

174
3 I1 + 2.I2 = 4  di kali 1
I1 – I2 = 3  di kali 3
Menjadi
3 I1 + 2.I2 =4
3 I1 – 3I2 =9
Kemudian di kurangi :
5 I2 =-5
I2 = -1 A
Untuk mengetahui nilai arus yang mengalir melalui R2 atau I1 digunakan persamaan II
3 = I1 – (-1)
3 –1 = I1
2 = I1
Arus yang mengalir melalui R2 adalah 2 Ampere.

175
Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa
LEMBAR KERJA SISWA 1
Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai komponen pasif elektronika yang meliputi pengertian, jenis, fungsi, cara kerja, karakteristik,
contoh pengaplikasian atau penggunaan dalam rangkaian elektronika dan hal-hal yang berkaitan dengan spesifikasi data komponen.
Masukkan hasil diskusi ke dalam tabel dan beri keterangan secara rinci.
HASIL DISKUSI :
Nama Komponen Jenis Fungsi Karakteristik Cara Kerja Pengaplikasian Keterangan

176
LEMBAR KERJA SISWA 2
Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
Cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai komponen aktif elektronika yang meliputi pengertian, jenis, fungsi, cara kerja, karakteristik,
contoh pengaplikasian atau penggunaan dalam rangkaian elektronika dan hal-hal yang berkaitan dengan spesifikasi data komponen.
Masukkan hasil diskusi ke dalam tabel dan beri keterangan secara rinci.
HASIL DISKUSI :
Nama Komponen Jenis Fungsi Karakteristik Cara Kerja Pengaplikasian Keterangan

177
LEMBAR KERJA SISWA 3
Diskusikan dengan teman sekelompokmu.

1. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan output tegangan 12 V,


kemudian atur nilai potensiometer ke 50 Ω. Berapakah nilai arus listrik (I) ?
2. Setting DC Generator atau Power Supply untuk menghasilkan output tegangan 20 V,
kemudian atur nilai potensiometer ke 5 KΩ. Berapakah nilai arus listrik (I)?
3. Atur nilai resistansi atau hambatan (R) potensiometer ke 330 Ω, kemudian atur DC
Generator (Power Supply) hingga mendapatkan Arus Listrik (I) 20 mA. Berapakah
tegangannya?
4. Jika nilai tegangan voltmeter adalah 24 V dan nilai arus listrik di Amperemeter adalah 0.2
A. Berapakah nilai resistansi pada potensiometer?
5. Sebuah televisi LCD memerlukan tegangan 220 V dan arus listrik sebesar 2 A untuk
mengaktifkannya. Berapakah daya listrik yang dikonsumsi?
6. Berapa daya listrik yang dihasilkan dari lampu pijar dibawah ini :

12 V R = 10 Ω

7. Berapa daya listrik yang dihasilkan apabila lampu pijar memiliki arus listrik sebesar 2A
dengan hambatan sebesar 1 KΩ?
8. Sebuah televisi LCD memerlukan tegangan 120 V dan arus listrik sebesar 5A untuk
mengaktifkannya. Berapakah daya listrik yang dikonsumsi dalam satuan horsepower (hp)?

178
LEMBAR KERJA SISWA 4
Diskusikan dengan teman sekelompokmu.
1. Tentukan kuat arus yang mengalir melalui rangkaian. Dengan nilai ↋3 = 4 V, ↋2 = 1 V, ↋1
= 5 V dan R1 = 20 Ω, R2 = 10 Ω , R3 = 20 Ω

2. Jika diketahui ↋1 = 14 V, ↋2 = 7 V, ↋3 = 10 V, R1 = 14 Ω, R2 = 7 Ω, R3 = 7 Ω. Tentukan


arus yang mengalir melalui R2 adalah …

179
Lampiran 5. Lembar Observasi Keaktifan Belajar
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 1
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta Keterangan :
Komp. Keahlian / Kelas : Teknik Audio Video / X - Ya = 1
Hari / Tanggal : Selasa, 21 Agustus 2018 - Tidak = 0
Siklus : Siklus I Pertemuan 1
Indikator Keaktifan Belajar
Tahap Guru Mengajar Tahap Diskusi Kelompok Tahap Presentasi

ketika sedang diskusi

Membuat rangkuman

mejawab pertanyaan
Bekerjasama dalam

mengerjakan tugas

Siswa percaya diri


Berani menjawab

teman presentasi
diskusi kelompok
No.

pertanyaan guru

pendapat teman

pertanyaan saat
Mengemukakan
penjelasan guru

penjelasan guru
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
Nama Siswa

saat presentasi
Mendengarkan

pendapat saat
PIN

Siswa berani
ketika teman

Mengajukan
hasil diskusi

presentasi
kelompok

teman
1 AANA 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0
2 ARA 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
3 BNK 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 AF 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
5 ABRS 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0
6 AS 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
7 AGA 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
8 DAA 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
9 AFRSL 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
10 FIL 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1
11 ARH 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1
12 DH 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1

180
13 AAS 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0
14 FN 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
15 AAA 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0
16 ES 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0
17 AR 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
18 GLCD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 KAK 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0
20 AWPNS 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
21 BRM 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
22 AHP 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0
23 HF 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
24 FFS 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0
25 CD 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
26 MNDL 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0
27 DDM 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
28 DP 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0
29 IH 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
30 MW 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1
31 DWN 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
32 APF 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
Total Skor 12 14 2 18 14 10 15 15 10 13 11
Persentase (%) 38 44 6 56 44 31 47 47 31 41 34
Rata-rata Persentase Keaktifan 38

181
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan 2
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta Keterangan :
Komp. Keahlian / Kelas : Teknik Audio Video / X - Ya = 1
Hari / Tanggal : Selasa, 28 Agustus 2018 - Tidak = 0
Siklus : Siklus I Pertemuan 2
Indikator Keaktifan Belajar
Tahap Guru Mengajar Tahap Diskusi Kelompok Tahap Presentasi

ketika sedang diskusi

Membuat rangkuman

mejawab pertanyaan
Bekerjasama dalam

mengerjakan tugas

Siswa percaya diri


Berani menjawab

teman presentasi
diskusi kelompok
No.

pertanyaan guru

pendapat teman

pertanyaan saat
Mengemukakan
penjelasan guru

penjelasan guru
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
Nama Siswa

saat presentasi
Mendengarkan

pendapat saat
PIN

Siswa berani
ketika teman

Mengajukan
hasil diskusi

presentasi
kelompok

teman
1 AANA 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1
2 ARA 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
3 BNK 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1
4 AF 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1
5 ABRS 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
6 AS 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1
7 AGA 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1
8 DAA 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1
9 AFRSL 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0
10 FIL 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
11 ARH 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0
12 DH 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
13 AAS 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1

182
14 FN 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0
15 AAA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0
16 ES 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
17 AR 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
18 GLCD 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0
19 KAK 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
20 AWPNS 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0
21 BRM 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1
22 AHP 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1
23 HF 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0
24 FFS 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
25 CD 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
26 MNDL 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1
27 DDM 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1
28 DP 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0
29 IH 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0
30 MW 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
31 DWN 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
32 APF 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
Total Skor 13 20 4 21 16 11 21 16 13 14 15
Persentase (%) 41 63 13 66 50 34 66 50 41 44 47
Rata-rata Persentase Keaktifan 47

183
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 1
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta Keterangan :
Komp. Keahlian / Kelas : Teknik Audio Video / X - Ya = 1
Hari / Tanggal : Selasa, 04 September 2018 - Tidak = 0
Siklus : Siklus II Pertemuan 1
Indikator Keaktifan Belajar
Tahap Guru Mengajar Tahap Diskusi Kelompok Tahap Presentasi

ketika sedang diskusi

Membuat rangkuman

mejawab pertanyaan
Bekerjasama dalam

mengerjakan tugas

Siswa percaya diri


Berani menjawab

teman presentasi
diskusi kelompok
No.

pertanyaan guru

pendapat teman

pertanyaan saat
Mengemukakan
penjelasan guru

penjelasan guru
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
Nama Siswa

saat presentasi
Mendengarkan

pendapat saat
PIN

Siswa berani
ketika teman

Mengajukan
hasil diskusi

presentasi
kelompok

teman
1 AANA 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0
2 ARA 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 BNK 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
4 AF 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
5 ABRS 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
6 AS 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0
7 AGA 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
8 DAA 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0
9 AFRSL 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
10 FIL 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
11 ARH 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1
12 DH 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
13 AAS 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1

184
14 FN 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
15 AAA 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
16 ES 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
17 AR 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
18 GLCD 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1
19 KAK 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
20 AWPNS 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1
21 BRM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
22 AHP 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0
23 HF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
24 FFS 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
25 CD 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
26 MNDL 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
27 DDM 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1
28 DP 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1
29 IH 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1
30 MW 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1
31 DWN 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
32 APF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
Total Skor 23 25 12 22 18 18 24 22 13 16 18
Persentase (%) 72 78 38 69 56 56 75 69 41 50 56
Rata-rata Persentase Keaktifan 60

185
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II Pertemuan 2
Nama Sekolah : SMK Negeri 3 Yogyakarta Keterangan :
Komp. Keahlian / Kelas : Teknik Audio Video / X - Ya = 1
Hari / Tanggal : Selasa, 18 September 2018 - Tidak = 0
Siklus : Siklus II Pertemuan 2
Indikator Keaktifan Belajar
Tahap Guru Mengajar Tahap Diskusi Kelompok Tahap Presentasi

ketika sedang diskusi

Membuat rangkuman

mejawab pertanyaan
Bekerjasama dalam

mengerjakan tugas

Siswa percaya diri


Berani menjawab

teman presentasi
diskusi kelompok
No.

pertanyaan guru

pendapat teman

pertanyaan saat
penjelasan guru

Mengemukakan
penjelasan guru
Memperhatikan

Memperhatikan

Memperhatikan
Nama Siswa

saat presentasi
Mendengarkan

pendapat saat
PIN

Siswa berani
ketika teman

Mengajukan
hasil diskusi

presentasi
kelompok

teman
1 AANA 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
2 ARA 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1
3 BNK 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
4 AF 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
5 ABRS 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
6 AS 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1
7 AGA 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1
8 DAA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
9 AFRSL 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
10 FIL 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
11 ARH 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
12 DH 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0
13 AAS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0

186
14 FN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
15 AAA 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
16 ES 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
17 AR 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1
18 GLCD 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1
19 KAK 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
20 AWPNS 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
21 BRM 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
22 AHP 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1
23 HF 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1
24 FFS 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
25 CD 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0
26 MNDL 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
27 DDM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
28 DP 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0
29 IH 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
30 MW 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
31 DWN 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
32 APF 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
Total Skor 29 27 16 28 21 23 28 26 16 18 22
Persentase (%) 91 84 50 88 66 72 88 81 50 56 69
Rata-rata Persentase Keaktifan 72

187
Lampiran 6. Soal Post Test dan Kunci Jawaban
SOAL POST TEST 1
1. Dibawah ini yang termasuk komponen pasif elektronika, kecuali…
a. Resistor
b. Capasitor
c. Induktor
d. Transformator
e. Dioda
2. Satuan hambatan listrik adalah…
a. Ohm
b. Volt
c. Ampere
d. Henry
e. Farad
3. Fungsi dari resistor adalah…
a. Voltage Devider
b. Penyearah Arus
c. Penghambat Sinyal
d. Penyimpan Arus
e. Filter
4. Kondensator yang dalam pemasangannya boleh bolak balik kakinya, kecuali….
a. Keramik
b. Mika
c. Milar
d. Elco
e. Polyster
5. Fungsi kondensator adalah untuk…
a. Menghambat besarnya arus listrik yang mengalir
b. Menyimpan muatan listrik
c. Beban induktif
d. Beban reaktansi
e. Menahan/memblok arus AC
6. Jika pada kondensator keramik pada badannya tertulis 102 berarti nilainya sebesar…
a. 0,0001 µF
b. 0,001 µF
c. 0,01 µF
d. 0,1 µF
e. 1 µF
7. Satuan induktansi adalah…
a. Henry
b. Farad
c. Ohm
d. Watt
188
e. Hertz
8. Yang bukan termasuk jenis induktor adalah…
a. Air Core
b. Ferrit Core
c. Auto Core
d. Torrodial Core
e. Laminated Core
9. Cara kerja transformator berdasarkan prinsip…
a. Konveksi
b. Induksi
c. Radiasi
d. Elektromagnetik
e. Dielektrik
10. Yang bukan termasuk jenis transformator ialah…
a. Seven Up
b. Autotrafo
c. Step Down
d. Step Up
e. Trafo Tiga Fase
11. Komponen yang hanya dapat mengalirkan arus dalam satu arah saja ialah…
a. Dioda
b. Kondenstaor
c. Transformator
d. Transistor
e. Induktor
12. Dioda adalah suatu komponen yang mengandung bahan semikonduktor dan memiliki 2
buah kaki yang disebut anoda dan katoda, dan dapat dipergunakan sebagai berikut,
kecuali…
a. Penyearah arus dan tegangan listrik
b. Pengaman arus dan tegangan listrik
c. Saklar pemutus / penghubung aliran listrik
d. Memblokir arus dan tegangan listrik
e. Sebagi pemotong tegangan listrik
13. Komponen yang berfungsi sebagai penguat sinyal adalah…
a. Transistor
b. Trafo
c. Induktor
d. Dioda
e. Capasitor
14. Fungsi transistor adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Penguat arus dalam suatu rangkaian khusus
b. Penguat suara
c. Pembagi frekuensi
d. Penyambung dan pemutus arus
189
e. Penyearah gelombang
15. Gabungan dari beberapa buah resistor, kapasitor, dioda dan transistor yang dikemas dalam
bentuk chip disebut…
a. Adaptor
b. Integrated Circuit
c. Power Supply
d. Stabilizer Circuit
e. Sirkuit aktif
16. Fungsi umum dari suatu IC adalah sebagai berikut, kecuali…
a. Sebagai jantung pada suatu rangkaian
b. Penguat Daya
c. Penguat Sinyal
d. Penyearah Dayazsw
e. Penguat Operasional
17. Total nilai resistor dengan warna kuning, hitam, merah dan emas adalah…
a. 4000 Ω ± 5 %
b. 400 Ω ± 5 %
c. 500 Ω ± 5 %
d. 5000 Ω ± 5 %
e. 2000 Ω ± 5 %
18. Total nilai resistor merah, coklat, biru, emas, emas adalah…
a. 21, 6 M Ω ± 5 %
b. 21 M Ω ± 5 %
c. 2,1 M Ω ± 5 %
d. 216 Ω ± 5 %
e. 21,6 Ω ± 5 %
19. Nilai Capasitor dengan kode 125 adalah…
a. 0,0012 mF
b. 0,012 mF
c. 0,12 mF
d. 1,2 mF
e. 12 mF
20. Nilai Capasitor dengan kode 104 adalah…
a. 10 pF
b. 100 pF
c. 10000 pF
d. 100000 pF
e. 1 pF

190
KUNCI JAWABAN
1. E 11. A
2. A 12. C
3. A 13. A
4. D 14. E
5. B 15. B
6. B 16. D
7. A 17. A
8. C 18. E
9. D 19. A
10. A 20. D

191
SOAL POST TEST 2
1. Hukum Ohm menyatakan hubungan antara…
a. Arus, Hambatan, Tegangan
b. Arus, Hambatan, Daya
c. Arus, Tegangan, Daya
d. Tegangan, Hambatan, Daya
e. Arus, Beda Potensial, Tegangan
2. Satuan unit yang digunakan dalam hukum Ohm adalah…
a. Ohm, Watt, Ampere
b. Volt, Ampere, Ohm
c. Ampere, Volt, Watt
d. Ampere, Ohm, Watt
e. Ohm, Volt, Watt
3. Setting DC Generator menghasilkan output tegangan 10 V, kemudian atur
tahanan/potensiometer 10 Ω. Nilai arus listrik yang dihasilkan adalah…
a. 0.1 A
b. 10 A
c. 100 A
d. 1 A
e. 0.01 A
4. Nilai resistansi 250 Ω, kemudian atur generator hingga mendapatkan arus 50 mA. Nilai
tegangan yang dihasilkan adalah…
a. 5000 V
b. 12 V
c. 12, 5 V
d. 5 V
e. 12,5 kV
5. Jika nilai tegangan pada voltmeter adalah 12 V dan nilai arus listrik di amperemeter adalah
20 mA. Nilai resistansi yang dihasilkan adalah…
a. 2400 Ω
b. 60 Ω
c. 240 Ω
d. 24 Ω
e. 600 Ω
6. Satuan internasional daya listrik adalah…
a. Volt
b. Ohm
c. Joule
d. Watt
e. Ampere
7. Rumus umum daya listrik dalam rangkaian listrik melibatkan 3 komponen dibawah ini…
a. Beda potensial, Tegangan, Arus
b. Arus, Resistansi, Hambatan
c. Tegangan, Arus, Hambatan
192
d. Arus, Tegangan, Energi
e. Hambatan, Resistansi, Beda Potensial
8. Sebuah televisi LCD memerlukan tegangan 220 V dan arus listrik sebesar 1,5 A untuk
mengaktifkannya. Daya listrik yang dikonsumsi televisi LCD tersebut adalah…
a. 495 Watt
b. 330 Watt
c. 146 Watt
d. 97 Watt
e. 100 Watt
9. Sebuah baterai 12 V digunakan untuk menghidupkan lampu LED yang memiliki hambatan
6 Ω. Daya listrik yang dihasilkan adalah…
a. 24 Watt
b. 2 Watt
c. 3 Watt
d. 72 Watt
e. 4 Watt
10. Daya listrik pada peralatan tertentu sering disebut dengan Horsepower (hp). Nilai 1 setara
dengan…
a. 476 Watt
b. 467 Watt
c. 746 Watt
d. 764 Watt
e. 762 Watt
11. Hukum Kirchhoff I berkaitan dengan…
a. Tegangan dalam suatu percabangan
b. Hambatan dalam suatu percabangan
c. Konsumsi daya listrik
d. Arah arus dalam suatu percabangan
e. Arus dan tegangan dalam suatu percabangan
12. Hukum Kirchhoff I sering disebut dengan…
a. Hukum Ohm
b. Hukum Beda Potensial
c. Hukum Tegangan Kirchhoff
d. Hukum Percabangan Kirchhoff
e. Hukum Arus Kirchhoff
13. Hukum Kirchhoff I menyatakan bahwa arus total yang masuk melalui suatu titik
percabangan dalam suatu rangkaian listrik … arus total yang keluar dari titik percabangan
tersebut
a. Lebih besar dari
b. Sama dengan
c. Lebih kecil dari
d. Tidak sama dengan
e. Tidak lebih besar dari

193
14. Jika diketahui dalam suatu rangkaian listrik ada 4 cabang, 2 cabang masuk (I1 dan I2 ) dan
2 cabang keluar (I3 dan I4 ). Jika diketahui besarnya I1 = 6 A, I2 = 3 A dan I3 = 7 A. Maka
besar I4 adalah…
a. 3 A
b. 1 A
c. 2 A
d. 4 A
e. 5 A
15. Pada suatu rangkaian listrik terdapat 5 cabang, I1 dan I4 cabang masuk dan I2, I3, I5. Jika
diketahui I1 = I3 = 2 A, I2 = 3 A dan I5 = 4 A. Maka besar I4 adalah…
a. 8 A
b. 6 A
c. 9 A
d. 5 A
e. 7 A
16. Hukum Kirchhoff II berkaitan dengan…
a. Tegangan dalam suatu percabangan
b. Hambatan dalam suatu percabangan
c. Konsumsi daya listrik
d. Arah arus dalam suatu percabangan
e. Arus dan tegangan dalam suatu percabangan
17. Hukum Kirchhoff II sering disebut dengan…
a. Hukum Ohm
b. Hukum Beda Potensial
c. Hukum Tegangan Kirchhoff
d. Hukum Percabangan Kirchhoff
e. Hukum Arus Kirchhoff
18. Hukum Kirchhoff II menyatakan di dalam suatu rangkaian tertutup (loop) jumlah aljabar
dari gaya gerak listrik dengan besarya penurunan tegangan adalah sama dengan…
a. Empat
b. Tiga
c. Dua
d. Satu
e. Nol
19. Tentukan kuat arus yang mengalir melalui rangkaian adalah…

194
a. 0,4 A
b. 0,3 A
c. 0,2 A
d. 0,5 A
e. 0,6 A
20. Jika diketahui ↋1 = 16 V, ↋2 = 8 V, ↋3 = 10 V, R1 = 12 Ω, R2 = 6 Ω, R3 = 6 Ω. Tentukan
arus yang mengalir melalui R2 adalah …

195
a. 4 A
b. 3 A
c. 2 A
d. 5 A
e. 6 A

196
KUNCI JAWABAN
1. A 11. D
2. B 12. E
3. D 13. B
4. C 14. C
5. E 15. E
6. D 16. A
7. C 17. C
8. B 18. E
9. A 19. C
10. C 20. C

197
Lampiran 7. Rekapan Lembar Jawab Siswa
JAWABAN SOAL POST TEST 1
No. JAWABAN ∑ SKOR KET
ABS E A A D B B A C D A A C A E B D A E A D BENAR
1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 14 70 BT
2 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80 T
3 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 15 75 T
4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80 T
5 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 11 55 BT
6 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 13 65 BT
7 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 13 65 BT
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 17 85 T
9 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 12 60 BT
10 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 13 65 BT
11 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80 T
12 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 16 80 T
13 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
14 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 12 60 BT
15 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 12 60 BT
16 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
17 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 13 65 BT
18 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 11 55 BT
19 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
20 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 13 65 BT
21 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14 70 BT
22 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 14 70 BT
23 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 11 55 BT
24 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
25 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
26 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 15 75 T
27 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 8 40 BT
28 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 13 65 BT
29 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 14 70 BT
30 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 15 75 T
31 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 15 75 T
32 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 13 65 BT

198
JAWABAN SOAL POST TEST 2
No. JAWABAN ∑ SKOR KET
ABS A B D C E D C B A C D E B C E A C E C C BENAR
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 17 85 T
3 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80 T
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 16 80 T
5 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 70 BT
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 16 80 T
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 16 80 T
8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 17 85 T
9 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 17 85 T
10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 75 T
11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 16 80 T
12 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13 65 BT
13 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 16 80 T
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 85 T
15 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 17 85 T
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 17 85 T
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 17 85 T
18 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 17 85 T
19 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 13 65 BT
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 12 60 BT
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
22 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 17 85 T
23 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 13 65 BT
24 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 15 75 T
25 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
26 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 17 85 T
27 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80 T
28 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 15 75 T
29 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 15 75 T
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 17 85 T
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 17 85 T
32 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 16 80 T

199
Lampiran 8. Foto Kegiatan Pembelajaran

Gambar. Siswa melakukan Diskusi Kelompok

Gambar. Siswa Presentasi

200
Gambar. Siswa Bertamu ke Kelompok Lain

Gambar. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi

201
Lampiran 9. Surat Ijin

202
203
204
205

Anda mungkin juga menyukai