Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS


HIPERTENSI

Nama : Aulia Agustin


NIM : C2018016

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
2021
HIPERTENSI

A. PENGERTIAN HIPERTENSI
 Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal
secara terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani,
2014).
 Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan
peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortilitas).Tekanan darah dikatakan hipertensi apabila tekanan darah
140/90 mmHg (Triyanto, 2014).
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri yang
mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan
organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014).

B. ETIOLOGI HIPERTENSI
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan menurut
Irianto (2014), Padila (2013), Syamsudin (2011), Udjianti (2011) :
1. Hipertensi Primer.
Hipertensi primer l yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak
diketahui penyebabnya (Idiopatik). Beberapa faktor diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi Primer seperti berikut ini:
a) Jenis kelamin dan usia: laki – laki berusia 35- 50 tahun dan wanita
menopause beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia
bertambah maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat
dikendalikan serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada
perempuan.
b) Genetik: individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak
dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memliki tekanan
darah tinggi.
c) Gaya hidup: Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan
pola hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi itu terjadi
yaitu merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang
dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung rokok
dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien. Konsumsi
alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan
darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
d) Berat badan: Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat
badan dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)
dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau
hipertensi.
e) Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus dapat
meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki tekanan
darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar tekanan
darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup sehat penting
agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
f) Diet konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya karena dengan
mengkonsumsi banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah dengan
cepat pada beberapa orang, khususnya dengan pendeita hipertensi,
diabetes, serta orang dengan usia yang tua karena jika garam yang
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam akan
menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya didalam tubuh.
2. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis.stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung
meningkatkan sintesis andosteron danreabsorbsi natrium. Apabiladapat
dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena
diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani, 2014).
C. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah menyebutkan gejala umum yang
ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan darah tinggi tidak sama pada setiap
orang, bahkan terkadang timbul tanpa tanda gejala (Aspiani, 2014). Secara umum
gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut:

a. Berdebar atau detak jantung terasa cepat


b. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
c. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
d. Sakit kepala
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera.

Menurut teori (Brunner dan Suddarth, 2014)


Klien hipertensi mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi
penyempitan pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut akan
menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.
D. PATHWAYS HIPERTENSI
E. KOMPLIKASI HIPERTENSI
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi, dalam
jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi yang dapat terjadi
pada penderita hipertensi yaitu :
1. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi. Akibatnya
jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan diparu yang
dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut gagal jantung.
2. Ginjal tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Merusak
sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat membuat zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi
penumpukan dalam tubuh.
(Aspiani,2014)
3. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di otak
dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang terpajan
tekanan darah tinggi.
4. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk 12
trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh darah.
Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium
tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang menyebabkan
infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu
hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia, hipoksia jantung, dan
peningkatan resiko pembentukan bekuan.
F. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis yang diterapakan pada penderita hipertensi adalah sebagai


berikut:
a) Pemantauan jantung

b) Obat-obatan/farmakologik

c) Terapi oksigen

d) Pemantauan hemodinamik

Menurut Susilo. Y dan Ari W (2011) pengobatan farmakologik pada

setiap penderita hipertensi memerlukan pertimbangan berbagai faktor

seperti beratnya hipertensi, kelainan organ dan faktor lain. Jenis obat anti

hipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut :

1. Obat yang bekerja sentral.Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi


pelepasan noradrenalin sehingga menurunkan aktivitas saraf adrenergik
perifer dan turunnya tekanan darah. Penggunaan obat ini perlu
memperhatikan efek hipotensi ortostatik. Obat yang termasuk dalam jenis
ini adalah clonidine, gauanfacine, dan metildopa
2. Vasodilator. Obat vasodilator dapat langsung mengembangkan dinding
arteriola sehingga daya tahan pembuluh perifer berkurang dan tekanan
darah menurun. Obat yang termasuk dalam jenis ini adalah Hidralazine
dan Ecarazine.
3. Diuretik : Adalah obat yang memperbanyak kencing, mempertinggi
pengeluaran garam (NaCl). Dengan turunnya kadar Na+, maka tekanan
darah akan turun, dan efek hipotensinya kurang kuat. Obat yang banyak
beredar adalah spironolactone, HCT, chlortalidone, dan iodopanide.
4. Alfa-blocker : Adalah obat yang dapat memblokir reseptor alfa dan
menyebabkan vasodilatasi perifer serta turunnya tekanan darah. Karena
efek hipotensinya ringan sedangkan efek sampingnya agak kuat. Obat
yang termasuk dalam jenis alfa-blocker adalah prazosin dan terazosin.
5. Antagonis kalsium. Mekanisme obat antagonis kalsium adalah
menghambat pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh
dengan efek vasodilatasi dan turunnya tekanan darah. Obat jenis
antagonis kalsium adalah nifedipin dan verapamil.

G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan hipertensi dengan menggunakan non farmakologi
Menurut Reny Y (2015) adalah sebagai berikut:
1) Pengaturan diet. Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat
atau dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat
memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri. Beberapa diet yang
dianjurkan:
a. Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada
pasien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat
mengurangi stimulasi sistem renin-angiotensin sehingga sangat
berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah asupan natrium yang
dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismnya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat
menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimeditasi oleh oksida nitrat
pada dinding vaskular.
c. Diet kaya buah dan sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegahan terjadinya jantung koroner.
2) Penuruanan berat badan. Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan
cara menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan
dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume secukup. Pada beberapa
studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan kejadian hipertensi
dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan adalah hal yang
sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
3) Olahraga. Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan
jantung. Olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi endotel,
vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur
selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu sangat dianjurkan
untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang
dapat mengurangi terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
4) Memberbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Berhenti merokok dan tidak
mengonsumsi alkohol, penting untuk mengurangi efek jangka panjang
hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai
organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk pasien hipertensi
menurut Amin & Hardhi (2015) sebagai berikut:

A. IUP: mengindikasikan penyebab hipertensi seperti: batu ginjal, perbaikan


ginjal.
B. Urinalisasi: darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan
ada DM.
C. Glukosa: hiperglekemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin
D. Hb/ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(viskositasi) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulasi, anemia.
E. CTS can: mengkaji adanya tumor cerebral, enselopati.
F. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
G. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
H. Photo dada: menurunkan ditruksi klasifikasi pada area katup, pembesaran
jantung.
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
A. PENGKAJIAN
1. Aktivitas/ Istirahat
 Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
 Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2. Sirkulasi
 Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrocaskuler, episode palpitasi.
 Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis,
jugularis,radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena
jugularis,kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer)
pengisiankapiler mungkin lambat/ bertunda.
3. Integritas Ego
 Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple(hubungan, keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan.
 Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian,tangisan meledak, otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
 Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
 Gejala: Maanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak serta kolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir
ini(meningkat/turun) Riowayat penggunaan diuretic
 Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
 Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit
kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontansetelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
 Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker, penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
 Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),sakit
kepala.
8. Pernafasan
 Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
 Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
 Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Spasme Arteri
Koroner.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Fisik.
3. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular
serebral.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan Rasional
1. Nyeri (sakit kepala) berhubungan NOC NIC 1. Meminimalkan
dengan Peningkatan Tekalnan a) Pain level 1. Kaji nyeri secara kmprehensif stimulasi/meni
Vaskular Serebral b) Pain control termasuk lokasi, karakteristik, ngkatkan relaksasi.
c) Comfort level durasi, frekuensi, kualotas dan 2. Tindakan yang
Kriteria Hasil : faktor presipitasi. menurunkan
2. Mempertahankan tirah baring tekanan vaskuler
 Mampu mengenali selama fase akut. serebral dan yang
nyeri (skala, 3. Berikan tindakan memperlambat
intensitas, frekuensi nonfarmakologi untuk 3. .
dan tanda nyeri menghilangkan sakit kepala 4. Aktivitas yang
 Mampu mengontrol (kompres dingin dan tehnik meningkatkan
nyeri relaksasi. vasokontriksi
 Melaporkan bahwa 4. Minimalkan aktivitas menyebabkan sakit
nyeri berkurang vasokontriksi yang dapat kepala.
dengan menggunakan meningkatkan sakit kepala 5. Menurunkan atau
manajemen t nyeri (mengejan saat BAB, batuk dan mengontrol nyeri
membungkuk). dan menurunkan
5. Kolaborasi dengan tim dokter rangsang
pemberian analgesik. sistemsaraf
simpatis.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan NOC NIC 1. Menyebutkan
dengan Kelemahan Fisik. a) Energi conservation 1. kaji respon pasien terhadap parameter
b) Activity tolerance aktivitas. membantu dalam
c) Selft care: ADLs 2. Instruksikan pasien tentang mengkaji respon
tekhnik penghematan energi fisiologi terhadap
(duduk saat gosok gigi, atau stress aktivitas dan
menyisir rambu) dan melakukan bila ada merupakan
Kriteria Hasil : aktivitas dengan perlahan. indicator dari
3. Dorongan untuk melakukan kelebihan kerja
 Berpartisipasi dalam aktivitas atau perawatan diri yang berkaitan
aktivitas fisik tanpa bertahap, berikan bantuan sesuai dengan tingkat
disertai peningkatan kebutuhan. aktivitas.
tekanan darah. 4. Bantu klien untuk 2. Tehnik menghemat
 Mampu melakukan mengidentifikasi aktivitas yang energy mengurangi
aktivitas sehari-hari mampu dilakukan. penggunaan
(ADLs) secara mandiri. 5. Kolaborasikan dengan dengan energy, juga
 Tanda- tanda vital normal. tenaga rehabilitasi medik dalam membatu
 Energy psikomotor merencanakan program terapi keseimbangan
 Level kelemahan yang tepat. antara suplai dan
 Mampu berpindah : kebutuhan oksigen.
dengan atau tanpa bantuan 3. Kemajuan aktivitas
alat. bertahap mencegah
 Status kardiopulmonari penningkatan kerja
adekuat. jantung tiba-tiba.
 Sirkulasi status baik. 4. Agar pasien
 Status respirasi : mampu
pertukaran gas dan mengidentifikasi
ventilasi adekuat. aktivitas yang
mampu dilakukan.
5. Agar pasien dapat
melakukan
aktivitas nya
kembali.
3. Risiko penurunan perfusi jaringan NOC NIC 1. Perbandingan dari
Berhubungan denngan spasme a) Cardiac pump effectivene 1. Pantau tekanan darah untuk tekanan
arteri koroner ss evaluasi awal. memberikan
b) Circulation status 2. Catat keberadaan, kualitas gambaran yang
c) Vital sign status denyutan sentral dan perifer. lebih lengkap
3. Auskultasi tonus jantung dan tentang
Kriteria Hasil : bunyi nafas. keterlibatan/bi
4. Berikan lingkungan tenang, dang masalah
 Tekanan systole dan nyaman, kurang aktivitas/keribut vascular.
diastole dalam tekanan an lingkungan. 2. Denyutan karotis,
normal 5. Berikan lingkungan yang jugularis,
 Nyeri dada tidak ada tenang, nyaman, kurangi radialisdan
 Denyut jantung dalam aktivitas atau keributan dan femoralis mungkin
batas normal batasi jumlha pengunjung dan teramati/terpal
lamanya tinggal. pasi.
3. S4 terdengar pada
pasien hipertensi
berat krena ada
hipertropi atrium
(penigkatan
volume atau
tekanan atrium),
perkembangan S3
4. menunjukkan
hipertropi
ventrikelatau
kerusakan fungsi
5. Membantu untuk
rangsang simpatis.
6. Membantu
menurunkan
rangsang simpatis
dan meningkatkan
relaksasi.
J. DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R & Siti, K. (2010). Hidup Bersama Hipertensi. In Books : Yogjakarta


Junaidi & Iskandar. (2010). Hipertensi Pengenalan, Pencegahan, dan
Pengobatan.Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Kartika Sari Wijayaningsih. (2013). Standar Asuhan Keperawatan : Jakarta. TIM
Dewi, S. & Familia. (2010).Hidup Bahagia Bersama Hipertensi.A Plus
Books.Jakarta
Irianto, K. (2014). Memahami Berbagai Macam Penyakit. Bandung: Alfabeta
American Heart Association. (2014). Highbloodpressure.from American Heart Association:
NANDA International Nursing Diagnoses. (2018). Definitions and
Classification 2018-2020. Buku Kedokteran: ECG
Soenarta,AnnArieska.2005.KonsensusPengobatanHipertensi.Jakarta:Pe
rhimpunanHipertensiIndonesia (Perhi)
Annisa, F.N. (2013). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kepatuhan Berobat Hipertensi Pada Lansia Di Puskesmas
Pattingalloang Kota Makassar. Naskah Publikasi: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Hassanudin Makassar.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.P DENGAN HIPERTENSI
DI RS WONOGIRI

Nama:Aulia Agustin
NIM :C2018016

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY T .DENGAN HIPERTENSI
DI RSUD WONOGIRI

Hasil pengkajian fokus


a. Data Fokus
Data Subjektif
- Klien mengatakan Sering Pusing dan Tidak bisa Tidur Malam Hari
- Klien mengatakan Nyeri pada Kepala
Data Objektif
Hasil Vital Sign :
- TD : 150/90 mmHg
- Nadi : 90x/menit
- RR : 30 x/menit
Suhu : 36 °C
b.Diagnosa Keperawatan :Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan Tekanan
Vaskuler Selebral

c.Intervensi Keperawatan
1. Monitor TTV dan kaji nyeri Pasien
2. Berikan posisi yang nyaman
3. Evaluasi pengalaman nyeri dimasa lampau
4. Berikan Informasi tentang Nyeri
7.Implementasi
Ny.T berumur 51 tahun mengatakan Pusing dan tidak bisa tidur dimalam hari pasien
mengatakan kurang mengetahui dengan penyakitnya. Pasien tampak pucat.
Dari analisa perawat A didapatkan Ny. T tampak lemas,Pucat bibir pecah-pecah dan
kulit kering. Kemudian perawat A melakukan pengkajian didapat hasil:
Hasil Vital Sign :
TD : 150/90mmHg
Nadi : 90 x/menit
RR : 30 x/menit
Suhu : 36°C
BB : 53 kg
TB : 159 cm
PENGKAJIAN
Namaperawat : Aulia Agustin
TanggalPengkajian : 1 Maret 2021
Jam pengkajian : 08.00 WIB
Biodata
a. Identitas Pasien

Nama : Ny.T
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan terakhir: SD
Pekerjaan : Tani
Alamat : Wonogiri

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. U
Umur : 67 Tahun
Jenis Kelamin : Laki –Laki
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Hub dengan pasien : Suami

Status kesehatan saat ini :


Keluhan Utama : Nyeri
c. Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan Pusing,lemas,Wajah


tampak pucat,bibir pecah pecah
Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan Pernah menderita hipertensi
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya ada yang mempunyai penyakit
hipertensi
e. Pola Kebiasaan Sehari-hari
b. Pola Persepsi Kesehatan dan Manejemen Kesehatan
Sebelum sakit : pasien mengatakan sehat,bebas melakukan aktivitas
apapun sehari-hari
Selama sakit : pasien mengatakan perlu bantuan dari keluarganya
untuk melakukan aktivitas sehari-hari

b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan porsi yang
cukup dan selalu habis
Selama sakit :Pasien mengatakan makan 2x sehari dengan porsi sedang

c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 2x sehari dengan konsistensi
lunak, warna dan bau khas, BAK ± 1x sehari dengan warna dan bau
khas
Selama sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi
keras, BAK ± 2x sehari dengan warna kuning muda keruh

d. Pola Istrirahat tidur


Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur rata-rata ± 8jam/hari
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur ± 3jam/hari dan sering
terbangun akibat rasa pusing dan tidak bisa tidur pada malam hari

e. Pola aktivitas dan latihan


Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit aktivitasnya
dilakukan secara mandiri

Selama sakit : Pasien mengatakan aktivitasnya dibantu oleh anggota


keluarganya
f. Pola Kognitif
Sebelum dan selama sakit : Pasien mengatakan kurang mengetahui
jenis penyakit yang dialaminya, tetapi pasien menyakini bahwa
penyakitnya dapat disembuhkan
g. Pola Konsep Diri
1. Gambaran diri
Pasien mengatakan selalu bersyukur kepada Allah SWT dengan
apa yang dimilikinya meskipun pasien sedang sakit
2. Harga diri
Pasien mengatakan tidak mengalami gangguan harga diri dan
pasien mempunyai rasa percaya diri yang tinggi
3. Ideal Diri
Pasien mengatakan tidak ingin sakit lagi dan ingin cepat sembuh

4. Identitas Diri
Pasien mengatakan dirinya merupakan seorang nenek dan seorang
ibu
5. Peran Diri
Pasien mengatakan dikeluarganya berperan sebagai orang tua
h. Pola Hubungan pasien
pasien mengatakan sebelum sakit maupun selama sakit pasien
mempunyai hubungan yang baik dengan siapapun
i. Pola seksual dan reproduksi
pasienmengatakan bahwa ia seorang nenek dan seorang ibu dan
sudah pernah menikah
j. Pola Koping dan Stress
pasien mengatakan akan sembuh dengan pangobatan yang dijalani
nya
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
pasien mengatakan selalu berdoa untuk kesembuhan nya

f. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum : Pasien dalam keadaan lemah dan wajah pucat


b. Kesadaran : Composmentis

c.Pemeriksaan TTV :
a. TD : 150/90 mmHg
b. Nadi : 90x/menit
c. RR : 30x/menit
d. Suhu : 36°C
e. BB : 50 kg
f. TB : 148 cm

9. Pemeriksaan sistematis: Head To Toe

1. Pemeriksaan Kepala

a. Rambut dan kepala : rambut berwarna hitam, rambut tidak


berminyak dan berketombe, tidak ada nyeri tekan pada kepala
dan tidak ada benjolan
b. Wajah : simetris tidak ada nyeri tekan, nampak pucat

c. Mata : mata simetris, fungsi penglihatan normal, konjungtiva


tidak anemis, sklera putih
d. Hidung : simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip dan tidak ada scret
e. Telinga : simetris kiri kanan, tidak ada lesi, tidak terdapat
edema, tidak ada serumen dan tidak menggunakan alat bantu
dengar
f. Mulut : simetris, mukosa bibir kering, bibir tampak pucat, tidak
ada stomatitis
2. Pemeriksaan Leher
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, dan tidak ada nyeri saat menelan maupun nyeri tekan
3. Pemeriksaan paru – paru
- Inspeksi : Pengembangan dada seimbang
- Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa tambahan
- Perkusi : Terdengar suara sonor
- Auskultasi : Terdengar suar vaskuler

4. Pemeriksaan Jantung
- Inspeksi : Tidak tampak ictus cordisnya, bentuk dada
simetris, tidak ada lesi
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba pada ics ke-5 sinistra
 Perkusi : Terdengar suara pekak
 Auskultasi : Terdengar bunyi jantung (lup dup) tidak ada
bunyi tambahan

5. Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : Tidak ada lesi, tidak ada benjolan
- Auskultasi : Bising usus 5x/mnt
- Perkusi : Terdengar suara timpani
- Palpasi : Adanya nyeri tekan

6. Pemeriksaan Ekstremitas
- Atas : Tidak ada nyeri tekan, tangan kanan teroasang infus
- Bawah : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema, tidakada luka
kekuatan otot

7. Pemeriksaan Genetalia
1. Bersih dan tidak ada kelainan
10. Pemeriksaan penunjang
2. Laboratorium
3. Radiologi
A. Analisa Data
No. Hari/Tgl/Jam Data Fokus Problem Etiologi
1.2 1 Maret 2021 DS :Pasien mengeluh pusing dan Nyeri Akut Peningkatan
tidak bisa tidur pada malam hari tekanan vaskuler
-Pasien mengatakan kepala nyeri selebral
DO:Terlihat pucat danj menahan
nyeri
BB : 51 kg
TD : 150/90 mmgh
N : 80x /menit
S : 36 C
RR : 30x /menit

2 1 Maret 2021 DS : Pasien mengatakan jtidak bisa Intoleransi aktivitas Ketidakseimbang


beraktivitas an suplai dan
-Pasien mengatakan lemas dan kebutuhan
kelelahan oksigen
DO:Terlihat lemas dan kelemahan
BB : 51 kg
TD : 150/90 mmgh
N : 80x /menit
S : 36 C
RR : 30x /menit

3 1 Maret 2021 DS : Pasien mengatakan belum Defisit pengetahuan Kurang


mengetahui tentang penyakit pengetahuan
hipertensi

DO:Terlihat bingung karena belum


mengetahui penyakit hipetensi
BB : 51 kg
TD : 150/90 mmgh
N : 80x /menit
S : 36 C
RR : 30x /menit

B. DiagnosaKeperawatan (Urutkan sesuai Prioritas)


1. Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Vaskuler Selebral
2.Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimnbangaan suplai kebutuhan
oksigen
3.Defisit pengetahuan berhubungan kurang informasi tentang hipertensi
C. IntervensiKeperawatan
No. Waktu Diagnosakeper Tujuandan Intervensi Rasional TTD
(Hari/Tgl/Jam) awatan Kriteria Hasil Keperawatan

1. 2 Maret 2021 Nyeri akut Setelah 1. Monitor 1.Memoni


berhubungan dilakukan TTV Dan kaji tor TTV
dan Kaji
dengan tindakan Nyeri Pasien nyeri pada
Peningkatan selama 3x 7 2.Berikan rasa pasien
Tekanan jam nyaman pada 2,Member
Vaskuler Kriteria hasil pasien ikan rasa
Selebral -Diharapkan 3.Evaluasi nyman
pada
Nyeri pada pengalaman pasien
pasien nyeri dimasa 3.Mengev
berkurang lampau aluais
- Pusing 4.berikan pengalam
informasi an nyeri
kepala pasien dimasa
mengenai lampau
berkurang nyeri 4.Member
- TTV Normal ikan
informasai
TD:140/80mm mengenai
Hg nyeri

Nadi90 x/menit
RR :30 x/menit
Suhu:36°C
2 2 Maret 2021 Intoleransi Setelah 1.Bantu pasien 1.Memeba
Aktivitas dilakukan untik melakukan ntu pasien
berhubungan tindakan selama aktivitas sesuai untuk
dengan 3x 7 jam kemampuanya melakukan
aktivitas
ketidakseimnb -Pasien dapat 2.Beri obat
sesuai
angaan suplai beraktivitas penurun kemampua
kebutuhan kembali hipertensi n
oksigen - Pasien dapat 3.Ajarkan Pasien 2.member
tekhnik i obat
tidur malam
Relaksasi penurun
- TTV Normal hipertensi
3.mengaja
TD:140/80mmHg rkan
Nadi 90 x/menit Pasien
tekhnik
RR :30 x/menit Relaksasi
Suhu:36°C

Setelah dilakukan -Berikan Penkes -


3 2 Maret 2021 Defisit tentang Memberik
tindakan
pengetahuan hipretensi an Penkes
berhubungan keperawatan 3x7 -Jelaskan tanda tentang
kurang jam diharapkan gejala hipetens hipretensi
informasi -Diskusikan -
kriteria hasil : menjelask
tentang gaya hidup sehat
-Pasien an tanda
hipertensi
mengetahui gejala
hipetens
informasi tengang -
hipertensi mendisku
sikan
-Pasien mampu
gaya
mejelaskan hidup
kembali materi sehat
hipertensi yang
dijelaskan oleh
perawat
E. Implementasi Keperawatan
Waktu No Implementasi Respon Paraf
Dx
3 Maret 1  Memonitor TTV dan S : pasien mengatakan
WIB mengkaji nyeri pasien nyeri pada bagian
08.00 perutnya
O : pasien lemas dan
menahan nyeri

11.30 1  Berikan posisi yang S ; Pasien megatakan


WIB
nyaman megatakan sedikit
lebih rileks setelah
dipindah atau
diberikan atau
diperikan posisi yang
nyaman
O : pasien terlihat
lebih rileks

13.00 1  Mengevaluasi S : Pasien mengatakan


WIB bersedia dievaluasi
pengalaman nyeri dimasa pengalamn nyeri dimasa
lampau lampau
O: Pasien tampak
mengikuti arahan
perawat saat diberikan
arahan perawat
14.00 1
WIB S:-
 Memberikan O : pasien terlihat bisa
informasi tentang menjelaskan tentang
perawatan penyakit perawatan penyakitnya
pasien

4 Maret 2
2021 S :Pasien mengtakan
 Mengajarkan pasien
08.00 bersedia untuk
WIB untuk melakukan melakukan aktivitas
sesuai kemampuan
aktivitas sesuai O : Pasien terlihat
kemampuan melakukan aktivitas
yang diajarkan

10.30 2 S :Pasien mengatakan


WIB  Memberi obat bersedia untuk
penurun Hipertensi diberikan obat penurun
Hipertensi
O :Pasien terlihat mau
diberikan obat hiprtensi

14.00 2  Mengajarkan pasien S :Pasien mengatakan


WIB tehnik relaksasi bersedia untuk diajarkan
tehnik relasasi
O :Pasien terlihat
mengikuti intruksi
perawat

 Memberikan penkes
5 Maret 3 S : Pasien bersedia
tentang hipertensi
2021 diberikan penkes
08.00 hipetensi
WIB O :Pasien terlihat
memperhatikan penkes
yang diberikan
3  Memberi informasi S : Pasien bersedia
10.00 tanda gejala diberikan informasi
WIB hipertensi tanda gejala hipertensi
O : Pasien terlihat
Mendengarkan
informasi yang
diberikan

3  Mendiskusikan gaya S :Pasien mengatakan


14.00 hidup sehat bersedia mendiskusikan
hidup sehat
O : Pasien terlihat
berdiskusi dengan
perawat
F. Evaluasi Formatif
No Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Formatif TTD
1. 2 Maret Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan masih
2021 dengan Peningkatan Tekanan merasakan pusing dan belum bisa
Vaskuler Selebral tidur pada malam hari
P:
O : pasien tampak lemas dan pucat
A : masalah nyeri berhubungan
dengan peniongkkatan tekanan
vaskuler selebral belum terarasi
akut belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjarkan teknik relaksasi
- Pemberian analgesik

Intoleransi Aktivitas S : pasien mengatakan tidak bisa


berhubungan dengan beraktivitas
3 Maret ketidakseimnbangaan suplai O : pasien tampak lemas dan
2021 kebutuhan oksigen kelelahan
A : Intoleransi Aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimnbangaan suplai
kebutuhan oksigen belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

4 Maret Defisit pengetahuan S : Pasien Mengatkan belum


2021 berhubungan kurang informasi mengetahui tentang penyakit
tentang hipertensi hipetensi
O : Pasien Terlihat bingung karena
belum mengetahui tentang penyakit
hipertensi

A: Defisit pengetahuan
berhubungan kurang informasi
tentang hipertensi belum teratasi

P : lanjutkan intervensi
G. Evaluasi Sumatif
No Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi Sumatif TTD
1. 2 Maret Nyeri akut berhubungan S : pasien mengatakan sudah
2021 dengan Peningkatan tidak merasa pusing dan bisa
Tekanan Vaskuler Selebral tidur pada malam hari
O : pasien tampak lebih
tenang dan rileks
A : masalah akut teratasi
P : intervensi dihentikan

3 Maret S : pasien mengatakan sudah


2
2021 Intoleransi Aktivitas bisa beraktivitas
berhubungan dengan O : Pasien tampak sudah tidak
ketidakseimnbangaan suplai lemah
kebutuhan oksigen A : Intoleransi Aktivitas
berhubungan dengan
ketidakseimnbangaan suplai
kebutuhan oksigen sudah
teratasi
P : intervensi dihentikan

4 maret
2021 Defisit pengetahuan S : Pasien mengatakan sudah
3 berhubungan kurang mengetahui tentang penyakit
informasi tentang hipertensi hipertensi
O : Pasien tampak memahami
materi tentang materi
hiopetensi
A : Defisit pengetahuan
berhubungan kurang informasi
tentang hipertensi sudah
teratsi

P :intervensi dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI

PokokPembahasan:Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan:PengertianHipertensi, Penyebab Hipertensi,
TandadanGejalaHipertensi, , PencegahanHipertensi
Sasaran:Pasien
Jam:09.00 WIB
Waktu:25 Menit
Tanggal:2 Maret 2021
Tempat:Wonogiri
Nama penyuluh : Aulia Agustin
A.TujuanUmum
Setelahdiberikanpenyuluhan 25 menit, diharapkanPasien
mampumemahamidanmengertitentanghipertensi

B.Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan


selama 25 menit tentang Hipertensi, diharapkanPasien dapat:
1.Menjelaskan tentanghipertensi
2.Menyebutkanpenyebabhipertensi
3.Menyebutkantandadangejalahipertensi
4.Menjelaskantentang diet hipertensi
5.Menjelaskantentangpencegahanhipertensi

C.MateriPenyuluhan (Terlampir)
1.Pengertianhipertensi
2.Penyebabhipertensi
3.Tandadangejalahipertensi
4.Diet hipertensi
5.Pencegahanhipertensi

D.MetodePenyuluhan
1.Ceramah
2.Tanya Jawab

E.Media
1.Leaflet
2.Lembarbalik
HIPERTENSI

PENGERTIAN
Hipertensi adalah suatu peninggian yang
menetap dari pada tekanan darah sistolik di
atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di
atas 90 mmHg
Penyebab Hipertensi

1.Asupangaram yang tinggi


2.Streespsikologis
3.Faktorgenetik (keturunan)
4.Kurangolahraga
5.Kebiasaan hidup yang tidak baik
6.Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7.Peningkatan usia
8.Kegemukan
Tandadan Gejala Hipertensi

Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain


1.Kepala pusing
2.Gemetar
3.Seringmarah –marah
4.Jantungberdebar-debar
5.Tekanandarahlebihdari 140/90 mmHg
6.Keringatberlebihan
7.Gangguanpenglihatan
8.Rasa beratditekuk
9.Sukar tidur
Makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi
a.Makananyang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a.Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung,
mie, tapioca, nasib.Sumber protein nabati seperti tahu, tempe
dan kacang-kacangan.
Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk,
pisang, melon, tomat, dll

Makanan yang dibatasi


a.Garamdapur
b.Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c.Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
PencegahanHipertensi

1.Periksakan tekanan darah secara teratur kepelayanan


kesehatan terdekat
2.Diet hipertensi
3.Menjaga keseimbangan berat badan kurangi/ 5 .Istirahat
yang cukup
6.Hindari strees
7.Olahraga yang teratu
PENYEBAB HIPERTENSI
1.Asupan garam yang tinggi
2.Strees psikologis
3.Faktor genetik (keturunan)
4.Kurang olahraga
5.Kebiasaa nhidup yang tidak baik seperti merokok
dan alcohol
6.Penyempitan pembuluh darah oleh
lemak/kolesterol tinggi
7.Peningkatan usia
8.Kegemukan

Anda mungkin juga menyukai