Bab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan membahas Tinjauan teori sebagai dasar dalam
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut
(Arisman, 2010).
1. Tipe 1
Tipe ini disebut dengan diabetes mellitus tergantung insulin, tipe ini
2. Tipe 2
Tipe ini disebut dengan diabetes mellitus tak tergantung insulin. Tipe 2
ditangani dengan diet dan olahraga, dan juga dengan agens hipoglemik oral
sesuai kebutuhan. Diabetes tipe 2 paling sering dialami oleh pasien diatas usia
yang muncul selama kehamilan (trimester kedua atau ketiga). Resiko diabetes
2.1.3 Etiologi
insulin relative hingga defek sekresi insulin yang dibarengi resistensi insulin.
3. Tipe 3 : defek genetic fungsi sel B, Defek genetic kerja insulin, penyakit
eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab
2.1.4 Patofisiologi
jaringan splanknik ( saluran cerna dan hati) dan jaringan perifer (terutama otot
Sebagian besar glukosa (80-85%) yang terambil oleh jaringan perifer akan
terpangkasnya kadar asam lemak bebas. Konsentrasi asam lemak bebas yang
glukosa akan tetap terjaga normal selama masih dapat dikompensasi oleh
peningkatan sekresi insulin. Jadi, sel beta pankreas yang masih berfungsi normal
mampu menduga keparahan resistensi insulin serta mengatur sekresi insulin untuk
akutterhadap beban KH yang merupakan kelainan khas dini pada DM, biasanya
terjadi ketika kadar gula darah puasa mencapai angka 115mg/Dl, yang
sebanyak 75% manakala kadar gula darah (plasma) puasa telah merapat ke angka
akan tumpah ke dalam urin. Kelimpahan glukosa dalam urin ini dinamakan
mellitus adalah:
kesemutan atau kebas di tangan dan kaki, kulit kering, lesi kulit atau kulit atau
3. Awitan diabetes tipe 1 dapat disertai dengan penurunan berat badan mendadak
mual, muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA yang tidak
kematian.
1. Kadar glukosa darah tinggi : kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl atau
lebih, atau kadar glukosa plasma sewaktu atau 2 jam pasca makan lebih dari
200 mg/dl.
2.1.7 Pencegahan
Bagi pasien yang obes (khususnya yang menyandang diabetes tipe 2),
penurunan berat badan adalah kunci untuk menangani diabetes dan merupakan
faktor preventif utama munculnya penyakit ini (Brunner & Suddarth, 2013).
komplikasi akut dan kronik. Komplikasi aku terjadi akibat intoleransi glukosa
otak. Yang kedua terdapat penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) yang
kadar gula darah untuk menunda atau mencegah awitan komplikasi mikrovaskular
untuk memengaruhi sifat sensori motorik dan otonom sera berperan memunculkan
munculnya komplikasi vascular dan neropatik. Tujuan terapetik pada setiap tipe
diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa
Adapun terdapat terapi primer untuk diabetes tipe 1 adalah insulin, terapi
primer untuk diabetes tipe 2 adalah penurunan berat badan, Penggunaan agens
hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak berhasil mengontrol kadar gula
darah. Injeksi insulin dapat digunakan pada kondisi akut. Mengingat terapi
bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya perubahan gaya hidup dan
status fisik serta emosional dan ugakemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi
rencana terapi serta lakukan penyesuaian terapi setiap hari. Edukasi diperlukan
kadar glukosa darah dan tekanan darah dalam kisaran normal (atau seaman
mungkin mendkati normal) dan profil lipid dan lipoprotein yang menurunkan
untukmakan hanya pilihan makanan yang terbatas ketika bukti ilmiah yang ada
mengindikasikan demikian.
hidup, waktu biasanya pasien makan, dan latar belakang etnis serta budaya pasien.
Bagi pasien yang membutuhkan insulin untuk membantu mengontol kadar gula
keterkaitan antara makanan dan insulin, dan penetapan rencana makan individual.
adalah:
gender, dan tinggi badan pasien serta dengan melihat derajat aktivitas pasien.
penurunan berat badan dalam jangka waktu panjang dapat dicapai (1 sampai 2 per
minggu) dengan mengurangi asupan kalori dasar sebnayak 500 sampai 1000
bahwa untuk semua tingkatan asupan kalori, sebanyak 50% sampai 60% kalori
didapatkan dari karbohidrat, 20% sampai 30% dari lemak, dan sisanya 10%
dapat bermanfaat.
kebutuhan energy bagi jaringan tubuh terutama otak dan sel darah merah. Glukosa
disimpan dalam hati sebagai glikogen dan asam lemak. Setelah mengonsumsi
glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari
makanan. Pada orang sehat dan normal, kadar gula darah berkisar 100 – 140
Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah adalah
konsentrasi glukosa darah dan hormone terutama hormone insulin dan glucagon
(Marks, et al., 2000). Insulin berfungsi untuk mendorong penyerapan gula lewat
dinding usus ke dalam darah, mendorong gula masuk ke dalam sel, memacu
hati dan sel otot. Glucagon membantu pelepasan glikogen ke dalam darah ketika
kadar glukosa dalam darah rendah sehingga meningkatkan kadar gula darah, serta
tejadi, yaitu fase antisipatif (tahap pertama) dan fase glukosa-sensitif (tahap
kedua). Pada tahap antisipatif, pandangan terhadap makana dan gigitan pertama
dalam sirkulasi hati, hati berhenti memecah glikogen menjadi glukosa. Setelah
glukosa darah dengan cepat kembali ke kondisi normal, biasanya dalam waktu 2
Insulin merupakan protein kecil, terdiri atas dua rantai asam amino, satu
sama lainnya dihubungkan oeh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi, ia harus
berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Pengaturan
sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang
berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa normal atau
keduanya memliki jalur yang sama, tetapi berlawanan arah. Sebagian besar
karbohidrat : (1) perubahan laju sintesis enzim, (2) modifikasi kovalen oleh
diabetes adalah:
otak, tubuli ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah). Masuknya
glukosa adalah suatu proses difusi karena perbedaan konsentrasi glukosa bebas
sintesis lipid
Pemeliharaan kadar glukosa darah yang stabil merupakan salah satu mekanisme
hemeostatik yang diatur paling ketat yang melibatkan hati, jaringan ekstrahepatik,
dan beberapa hormon. Sel hati bersifat permeabel bebas untuk glukosa (melalui
pengangkut GLUT 2), sedangkan sel jaringan ekstra hepatic (selain sel β pulau
diatur oleh insulin. Oleh karena itu, penyerapan glukosa dari aliran darah adalah
hormon insulin berperan sentral dalam mengatur glukosa darah. Hormone ini
aliran metabolic melalui glikolisis, siklus asam sitrat, dan pembentukan ATP.
voltase, dan merangsang eksositosis insulin. Oleh karena itu, kadar insulin dalam
darah setara dengan konsentrasi glukosa darah. Zat-zat lain yang menyebabkan
pengeluaran insulin dari pankreas adalah asam amino, asam lemak bebas, badan
keton, glucagon, sekretin, dan obat sulfonylurea tolbutamid dan gliburi. Obat-obat
ini digunakan untuk merangsang sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe 2
Tabel 2.1 Daftar tabel criteria pengendalian diabetes mellitus (Perkeni, 2011).
diantaranya adalah:
1. Konsumsi karbohidrat
oleh tubuh. Sebagian besar karbohidrat yang kita konsumsi terdapat dalam
bentuk polisakarida yang tiak dapat diserap secara langsung. Karena itu,
karbohidrat harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat
Karbohidrat yang masuk ke saluran cena akan dihidrolisis oleh enzim pencernaan.
dihidrolisis oleh enzim tersebut menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa
ptyalin menjadi tidak aktif akibat suasana lambung yang asam. Proses pencernaan
ini akan dilanjutkan diusus halus yang merupakan muara dari sekresi pankreas.
saliva.
glukosa kecil lainnya sebelum melewati duodenum atau jejunum bagian atas
(Guyton dan Hall, 2008). Disakarida dan polimer glukosa kecil ini kemudian
dihidrolisis oleh enzim monosakarida yang terdapat pada vili enterosit usus halus.
Proses ini terjadi ketika disakarida berkontak dengan enterosit usus halus dan
menghasilkan monosakarida yang dapat diserap ke aliran darah (Guyton dan Hall,
2008) kebanyakan karbohidrat dalam makanan akan diserap ke dalam aliran darah
dalam bentuk monosakrida glukosa. Jenis glukosa lain akan diubah oleh hati
2. Penggunaan obat
obat antipsikotik dan steroid (ADA, 2015). Obat anti psikotik atipikal mempunyai
sering kali dikaitkan dengan penambahan berat badan sehingga pemantauan akan
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penambahan berat badan akibat resistensi
insulin (Katzung, 2007). Steroid mempunyai efek yang beragam karena steroid
dapat mempengaruhi berbagai fungsi sel di dalam tubuh. Salah satu diantaranya
sintetik mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan steroid alami tubuh
penurunan pemakaiam glukosa ini, maka konsentrasi glukosa dalam darah akan
Akifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh oleh otot rangka yang
diantaranya adalah:
dan trigliserida.
4. Keadaan sakit
metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Hormone tiroid mempunyai efek pada
2012).
5. Stress
6. Siklus menstruasi
peluruhan mukosa uterus (Decherney et al., 2007). Siklus menstruasi terdiri dari
tigafase, yaitu fase proliferasi, sekretori, dan menstuasi. Selama siklus menstruasi
Sedangkan pada fase menstruasi, kedua hormone ini terdapat dalam kadar yang
sehingga menyebabkan kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal. Kadar
sehingga kadar glukosa darah dapat lebih rendah dari normal. Perubahan kadar
glukosa darah ini mungkin juga berhubungan dengan adanya inflamasi ringan
7. Dehidrasi
keseimbangan air menjadi negative. Ketika tubuh kekurangan cairan, maka tubuh
yang salah satu efeknya adalah meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal
8. Konsumsi alkohol
Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan
status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia,
2000).
mellitus. Karena dengan senam DM dapat memperoleh tubuh yang sehat dan
motivasi dan dorongan agar diabetes tidak merasa sendiri dan terpuruk menjalani
1. Mengontrol gula darah, untuk diabetes mellitus tipe 2 olahraga yang teratur
otot dan jaringan lain sehingga kadar gula darah mengalami perbaikan.
kadar kolestrol LDL yang dapat menyumbat arteri koroner sedangkan HLD
dibuang.
3. Menurunkan berat badan, untuk diabetes yang memiliki kelebihan berat badan
gejala tersebut adalah kesemutan, gatal-gatal, linu diujung jari-jari tangan atau
gejala tersebut karena semua anggota badan pada saat berolahraga bergerak.
tergantung dari bebrapa faktor, seperti ukuran tubuh, berapa lama olahraga,
Pada umumnya, olahraga senam diabetes kurang lebih dari satu jam akan
1. Sakit
2. Sesak Napas
3. Cedera Berat
4. Pusing
6. Mata kabur
diperhatikan sesuai kadar gula darah, jika kadar gula darah sebelum
olahraga 100-250 mg/l dan akan olahraga lebih dari satu jam dianjurkan
gram, kemudian dikonsumsi juga setiap 30-60 menit. Jika kadar gula darah
kurang dari 100 mg/dl dibutuhkan makanan extra (25 gram), sedangkan
bila kadargula darah 100-250 mg/dl dan hanya akan berolahraga kurang
sebagai berikut:
1. Pilih tempat, lebih baik diruangan terbuka seperti lapangan atau taman
Jika control glisemia baik, penurunan kadar gula darah terjadi karena
kebutuhan energy untuk olahraga, dengan adanya proses pemberian insulin yang
penuh. Eksogen-eksogen atau insulin yang diberikan secara eksternal tidak bisa
digunakan. Adanya insulin adalah untuk menghasilkan produksi glukosa pada hati
karbohidrat diubah. Jika control glisemia tidak baik atau tidak cukup mungkin
Dalam kondisi seperti ini, begitu gula selama senam, produksi gula pada hati
digunakan. Penerimaan glukosa oleh otot-otot dihambat dan hasil akhir adalah
penentuan saat hipoglisemia yang mungkin terjadi. Dosis insulin yang daya
cukup dan/atau telah dikurangi. Insulin yang berdaya kerja lama memelihara
tingkat insulin yang tinggi pada jaringan peripheral dan memiliki pengaruh yang
lebih lama, dan dengan demikian hipoglisemia lebih besar kemungkinan terjadi
beberapa jam setelah waktu senam, atau bahkan selama hari berikutnya. Ini berarti
bahwa penting sekali untuk biasa mengonsumsi makanan dan snack yang
dilakukan satu atau dua jam setelah makan. Olahraga giat yang direncanakan
terakhir.
d. Jenis olahraga
Olahraga yang giat dan/atau lama menciptakan kebutuhan yang lebih besar
pada aktivitas tubuh dan metabolisme dan karena itu besar kemungkinan
ekstra, pada tingkat 20-40 gr/am, selama waktu olahraga. Kendatipun demikian,
diserap dan karenanya waktu dimana insulin mulai berpengaruh. Insulin diserap
pada tingkat yang lebih cepat dari anggotabadan yang sedang beraktivitas
2012).
siapapun yang terkena diabetes mellitus tipe 1 hendaknya meminta saran dari
klinik diabetes. Dibawah ini mungkin hanya diberikan saran yang bersifat umum:
a. Jika olahraga yang dilakukan itu ringan, mungkin tidak perlu menyesuaikan
b. Jika olahraga ini tidak direncanakan, lebih aktif atau dilakukan selama waktu
dosis insulin pra senam, sesuai dengan anjuran klnik dan lakukan monitoring
kadar gula darah sebelum, selama dan sesudah latihan dan catat hasilnya.
dengan karbohidrat yang sesuai dan bawalah minuman sehingga anda bisa
minum bila diperlukan. Idealnya, selalu berolahraga pada waktu yang sama
d. Bahkan jika kadar gula darah tinggi setelah senam DM, jangan abaikan
makanan dan snack yang biasanya diabetis makan pada waktu-waktu yang
teratur. Hipoglisemia masih bisa terjadi dalam kondisi tersebut, sering kali
banyak waktu yang nantinya sebagai simpanan gula yang digunakan makanan
kejiwaan yang normal terhadap olahraga namun pada tingkat yang mudah pada
tingkat rendah atau yang dapat diterima. Pada umumnya tida ada resiko
(Novitasari, 2012).
b. Memperbaiki jaringan pembuluh darah dan otot yang telah berubah posisinya
2. Latihan Inti