Anda di halaman 1dari 30

IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan membahas Tinjauan teori sebagai dasar dalam

penelitian yang meliputi: 1) konsep dasar diabetes melitus, 2) konsep regulasi

gula darah, 3) konsep senam diabetes melitus.

2.1 Konsep Diabetes Mellitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus merupakan sekumpulan gangguan metabolic yang

ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat

kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Tiga komplikasi akut

utama diabetes terkait ketidakseimbangan kadar glukosa yang berlangsung dalam

jangka waktu pendek ialah hipoglikemia, ketoasidosis diabetik (DKA) dan

sindrom nonketotik hiperosmolar hiperglikemik. Hiperglikemia jangka panjang

dapat berperan menyebabkan komplikasi mikrovaskular kronik (penyakit ginjal

dan mata) an komplikasi neuropatik. Diabetes juga dikaitkan dengan peningkatan

insidensi penyakit makrovaskular, seperti penyakit arteri koroner (infark

miokard), penyakit serebrovaskular, seperti penyakit arteri koroner (infark

miokard), penyakit serebrovaskular (stroke), dan penyakit vascular perifer

(Arisman, 2010).

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
8

2.1.2 Tipe Diabetes Melitus

Menurut Brunner & Suddarth (2013), tipe-tipe diabetes adalah:

1. Tipe 1

Tipe ini disebut dengan diabetes mellitus tergantung insulin, tipe ini

ditandai dengan destruksi sel-sel beta pankreas akibat faktor genetis,

imunologis, dan mungkin juga lingkungan (mis., virus). Injeksi insulin

diperlukan untuk mengontrol kadar glukosa darah. Kemunculan diabetes tipe

1 terjadi secara mendadak, biasanya sebelum usia 30 tahun.

2. Tipe 2

Tipe ini disebut dengan diabetes mellitus tak tergantung insulin. Tipe 2

disebabkan oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistansi insulin)

atau akibat penurunan jumlah insulin yang diproduksi. Diabetes tipe 2

ditangani dengan diet dan olahraga, dan juga dengan agens hipoglemik oral

sesuai kebutuhan. Diabetes tipe 2 paling sering dialami oleh pasien diatas usia

30 tahun dan pasien yang obesitas.

3. Diabetes mellitus gestasional

Diabetes gestasional ditandai dengan setiap derajat intoleransi glukosa

yang muncul selama kehamilan (trimester kedua atau ketiga). Resiko diabetes

gestasional mencakup obesitas, riwayat personal pernah mengalami diabetes

gestasional, glikosuria, atau riwayat kuat keluarga pernah mengalami

diabetes. Kelompok etnis yang beresiko tinggi mencakup penduduk Amerika

Hispanik, Amerika Asli, Amerika Asia, Amerika Afrika, dan Kepulauan

Pasifik. Diabetes Gestasional meningkatkan resiko mereka untuk mengalami

gangguan hipertensif selama kehamilan.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
9

2.1.3 Etiologi

Menurut Arisman (2010) Klasifikasi etiologic diabetes mellitus adalah:

1. Tipe 1 : destruksi sel β, umumnya menjurus ke defisiensi insulin absolute;

autoimun dan idiopatik.

2. Tipe 2 : bervariasi, mulai dari resistensi insulin yang disertai defisiensi

insulin relative hingga defek sekresi insulin yang dibarengi resistensi insulin.

3. Tipe 3 : defek genetic fungsi sel B, Defek genetic kerja insulin, penyakit

eksokrin pankreas, endokrinopati, karena obat atau zat kimia, infeksi, sebab

imunologi (jarang), sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM.

2.1.4 Patofisiologi

Ketika glukosa menerobos masuk ke dalam jaringan, “bandul”

keseimbangan antara produksi glukosa endogen dan ambilan glukosa oleh

jaringan pun menjadi “oleng”. Peningkatan glukosa plasma merangsang

pelepasan insulin oleh sel-sel β, menyebabkan hiperinsulinemia. Kedua keadaan

in, hiperglisemia dan hiperinsulinemia, akan merangsang ambilan glukosa oleh

jaringan splanknik ( saluran cerna dan hati) dan jaringan perifer (terutama otot

lurik) sembari menekan produksi glukosa endogen (DeFronzo RA, 1997).

Sebagian besar glukosa (80-85%) yang terambil oleh jaringan perifer akan

terkonsentrasi pada otot lurik (Arisman, 2010).

Meskipun jumlah sebarannya dalam tubuh tidak banyak, insulin

merupakan penghambat enzim lipolisis potensial yang mengakibatkan

terpangkasnya kadar asam lemak bebas. Konsentrasi asam lemak bebas yang

terpenggal ini mengakibatkan pertambahan ambilan glukosa dalam otot seraya

menopang penghambatan produksi gula hati (Arisman, 2010).

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
10

Meskipun patofosiologi DM bermuara pada resistensi insulin, toleransi

glukosa akan tetap terjaga normal selama masih dapat dikompensasi oleh

peningkatan sekresi insulin. Jadi, sel beta pankreas yang masih berfungsi normal

mampu menduga keparahan resistensi insulin serta mengatur sekresi insulin untuk

mempertahankan kenormalan toleransi glukosa (Arisman, 2010).

Kelainan utama yang tergambar pada diabetisi tipe 2 berupa resitensi

insulin dan penyusutan fungsisekretorik sel-sel β. Ketidakpekaan insulin dalam

merespons lonjakan gula darah menyebabkan peningkatan produksi glukosa oleh

hati seraya penurunan ambilan glukosa oleh jaringan. Hilangnya respons

akutterhadap beban KH yang merupakan kelainan khas dini pada DM, biasanya

terjadi ketika kadar gula darah puasa mencapai angka 115mg/Dl, yang

terdiagnosis sebagai hiperglisemia postprandial. Fungsi sel-sel β dipastikan susut

sebanyak 75% manakala kadar gula darah (plasma) puasa telah merapat ke angka

140 mg/Dl (Arisman, 2010).

Peningkatan kadar glukosa darah dalam keadaan puasa merupakan

cerminan dari pengurangan ambilan glukosa oleh jaringan, atau pertambahan

glukoneogenesis. Jika kadar glukosa darah meningkat sedemikian tinggi, ginjal

tidak akan mampulagi menyerap-balik glukosa yang tersarin sehingga glukosa

akan tumpah ke dalam urin. Kelimpahan glukosa dalam urin ini dinamakan

glukosuria (Arisman, 2010).

2.1.5 Manifestasi Klinis

Menurut Brunner & Suddarth (2010) manifestasi klinis dari diabetes

mellitus adalah:

1. Poliuria, polidipsia, dan polifagia

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
11

2. Keletihan dan kelemahan, perubahan pandangan secaa mendadak, sensasi

kesemutan atau kebas di tangan dan kaki, kulit kering, lesi kulit atau kulit atau

luka yang lambat sembuh, atau infeksi berulang.

3. Awitan diabetes tipe 1 dapat disertai dengan penurunan berat badan mendadak

atau mual, muntah, atau nyeri lambung.

4. tipe 2 disebabkan oleh intoleransi glukosa yang progresifdan berlangsung

perlahan (bertahun-tahun) dan mengakibatkan komplikasi jangka panjang

apabila diabetes tidak terdeteksi selama bertahun-tahun (mis., penyakit mata,

neuropati perifer, penyakit vaskuler perifer). Komplikasi dapat muncul sebelm

diagnosis yang sebenarnya ditegakkan.

5. Tanda dan gejala ketoasidosis diabetes (DKA) mencakup nyeri abdomen,

mual, muntah, hiperventilasi, dan napas berbau buah. DKA yang tidak

tertangani dapat menyebabkan perubahan tingkat kesadaran, koma, dan

kematian.

2.1.6 Pengkajian dan metode diagnostic

Menurut Brunner & Suddarth (2013) pengkajian dan metode diagnostic

dalam diabetes mellitus adalah:

1. Kadar glukosa darah tinggi : kadar glukosa plasma puasa 126 mg/dl atau

lebih, atau kadar glukosa plasma sewaktu atau 2 jam pasca makan lebih dari

200 mg/dl.

2. Evaluasi adanya komplikasi.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
12

2.1.7 Pencegahan

Bagi pasien yang obes (khususnya yang menyandang diabetes tipe 2),

penurunan berat badan adalah kunci untuk menangani diabetes dan merupakan

faktor preventif utama munculnya penyakit ini (Brunner & Suddarth, 2013).

2.1.8 Komplikasi Diabetes

Komplikasi yang berkaitan dengan diabetes diklasifikan sebagai

komplikasi akut dan kronik. Komplikasi aku terjadi akibat intoleransi glukosa

yang berlangsung dalam jangka waktu pendek dan mencakup berikut:

Hipoglikemia, Ketoasidosis Diabetikum, Hiperglikemia Hyperosmolar syndrome.

Menurut Brunner & Suddarth ( 2013) Komplikasi kronik biasanya terjadi

10-15 tahun setelah awitan dibetes mellitus. Komplikasinya mencakup berikut :

Penyakit makrovaskular (pembuluh darah besar) yang berfungsi

memengaruhi sirkulasi koroner, pembuluh darah perifer, dan pembuluh darah

otak. Yang kedua terdapat penyakit mikrovaskular (pembuluh darah kecil) yang

berfungsi untuk memengaruhi mata (retinopati) dan ginjal (nefropati), control

kadar gula darah untuk menunda atau mencegah awitan komplikasi mikrovaskular

maupun makrovaskular. Sedangkan yang ketiga penyakit neuropatik berfungsi

untuk memengaruhi sifat sensori motorik dan otonom sera berperan memunculkan

sejumlah masalah, seperti impotensi dan ulkus kaki.

2.1.9 Pentalaksanaan Medis

Menurut Brunner & Suddart (2013) Tujuan utama terapi adalah

menormalkan aktivitas insulin dan kadar glukosa darah guna mengurangi

munculnya komplikasi vascular dan neropatik. Tujuan terapetik pada setiap tipe

diabetes adalah untuk mencapai kadar glukosa darah normal (euglikemia) tanpa

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
13

disertai hipoglikemia dan tanpa mengganggu aktivitas pasien sehari-hari. Ada

lima komponen penatalaksaan diabetes : nutrisi, olahraga, pemantauan, terapi

farmakologis, dan edukasi.

Adapun terdapat terapi primer untuk diabetes tipe 1 adalah insulin, terapi

primer untuk diabetes tipe 2 adalah penurunan berat badan, Penggunaan agens

hipoglikemik oral apabila diet dan olahraga tidak berhasil mengontrol kadar gula

darah. Injeksi insulin dapat digunakan pada kondisi akut. Mengingat terapi

bervariasi selama perjalanan penyakit karena adanya perubahan gaya hidup dan

status fisik serta emosional dan ugakemajuan terapi, terus kaji dan modifikasi

rencana terapi serta lakukan penyesuaian terapi setiap hari. Edukasi diperlukan

untuk pasien dan keluarga.

2.1.10 Penatalaksanaan Nutrisi

Menurut Brunner & Suddarth ( 2013) penatalaksanaan nutrisi pada pasien

diabetes diabetes adalah:

Tujuan dari penatalaksanaan nutrisi untuk mencapai dan mempertahankan

kadar glukosa darah dan tekanan darah dalam kisaran normal (atau seaman

mungkin mendkati normal) dan profil lipid dan lipoprotein yang menurunkan

resiko penyakit vascular; mencegah, atau setidaknya memperlambat, munculnya

komplikasi kronik; memenuhi kebutuhan nutrisi individu; dan menjaga kepuasan

untukmakan hanya pilihan makanan yang terbatas ketika bukti ilmiah yang ada

mengindikasikan demikian.

Rencana makan harus mempertimbangkan pilihan makanan pasien, gaya

hidup, waktu biasanya pasien makan, dan latar belakang etnis serta budaya pasien.

Bagi pasien yang membutuhkan insulin untuk membantu mengontol kadar gula

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
14

darah, diperlukan konsistensi dalam mempertahankan jumlah kalori dan

karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap sesi makan.

Edukasi awal membahas pentingnya kebiasaan makan yang konsisten,

keterkaitan antara makanan dan insulin, dan penetapan rencana makan individual.

Selanjutnya, edukasi lanjutan berfokus pada keterampilan manajemen, seperti

makan di restoran; membaca label makanan; dan menyesuaikan/mengatur rencana

makan untuk olahraga, kondisi sakit, dan acara-acara khusus.

2.1.11 kebutuhan kalori

Menurut Brunner & Suddarth (2013) kebutuhan kalori pasien diabetes

adalah:

Menentukan kebutuhan kalori dasar dengan mempertimbangkan usia,

gender, dan tinggi badan pasien serta dengan melihat derajat aktivitas pasien.

penurunan berat badan dalam jangka waktu panjang dapat dicapai (1 sampai 2 per

minggu) dengan mengurangi asupan kalori dasar sebnayak 500 sampai 1000

kalori dari perhitungan kebutuhan kalori dasar.

American diabetes dan American diabetes association merekomendasikan

bahwa untuk semua tingkatan asupan kalori, sebanyak 50% sampai 60% kalori

didapatkan dari karbohidrat, 20% sampai 30% dari lemak, dan sisanya 10%

sampai 20% dari protein. Penggunaan kombinasi makanan untuk menurunkan

respons glikemik (indeks glikemik) akan sanat bermanfaat. Penghitungan jumlah

karbohidrat dan piramida panduan makanan merupakan beberapa instrument yang

dapat bermanfaat.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
15

2.2 Konsep Regulasi Gula Darah

2.2.1 Pengertian regulasi gula darah

Glukosa merupakan senyawa yang sangat diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan energy bagi jaringan tubuh terutama otak dan sel darah merah. Glukosa

disimpan dalam hati sebagai glikogen dan asam lemak. Setelah mengonsumsi

makanan tinggi karbohidrat terjadi peningkatan kadar glukosa darah. Kadar

glukosa darah meningkat seiring dengan pencernaan dan penyerapan glukosa dari

makanan. Pada orang sehat dan normal, kadar gula darah berkisar 100 – 140

mg/Dl (Marks, et al., 2000).

Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar gula darah adalah

konsentrasi glukosa darah dan hormone terutama hormone insulin dan glucagon

(Marks, et al., 2000). Insulin berfungsi untuk mendorong penyerapan gula lewat

dinding usus ke dalam darah, mendorong gula masuk ke dalam sel, memacu

proses pembentukan energy, dan mendorong penyimpanan glukosa (glikogen) di

hati dan sel otot. Glucagon membantu pelepasan glikogen ke dalam darah ketika

kadar glukosa dalam darah rendah sehingga meningkatkan kadar gula darah, serta

mengurangi terbentuknya insulin dalam pankreas (Mahendra, et al., 2008).

Ketika seseorang ingin mengonsumsi makanan, dua fase sekresi insulin

tejadi, yaitu fase antisipatif (tahap pertama) dan fase glukosa-sensitif (tahap

kedua). Pada tahap antisipatif, pandangan terhadap makana dan gigitan pertama

merespon otak untuk mengirim sinyal ke pankreas. Sinyal-sinyal ini menyebabkan

pankreas melepaskan insulin kedalam sirkulasi hepatic. Setelah insulin dilepas

dalam sirkulasi hati, hati berhenti memecah glikogen menjadi glukosa. Setelah

makanan memasuki lambung, pelepasan insulin lebih lanjut difasilitasi oleh

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
16

hormone gastrointestinal yang meningkatkan sensitivitas sel-sel islt glukosa.

Setelah semua karbohidrat/ glukosa terserap, sistemumpan balik untuk control

glukosa darah dengan cepat kembali ke kondisi normal, biasanya dalam waktu 2

jam (Chee dan Fernando, 2007).

Insulin merupakan protein kecil, terdiri atas dua rantai asam amino, satu

sama lainnya dihubungkan oeh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi, ia harus

berikatan dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Pengaturan

sekresi insulin dikendalikan oleh kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang

berlebihan akan merangsang sekresi insulin dan bila kadar glukosa normal atau

rendah maka sekresi insulin akan berkurang (Syaifuddin, 2016).

Glikosis dan glukoneogenesis harus diatur secara timbal-balik karena

keduanya memliki jalur yang sama, tetapi berlawanan arah. Sebagian besar

perubahan metabolisme disebabkan oleh perubahan ketersediaan substrat baik

secara langsung maupun melalui perubahan sekresi hormon. Tiga mekanisme

berperan mengatur akivitas enzim-enzim yang berkaitan dengan metabolisme

karbohidrat : (1) perubahan laju sintesis enzim, (2) modifikasi kovalen oleh

fosforilasi reversible, dan (3) efek alosterik (Murray, et al., 2009).

Pengaturan kadar glukosa darah pada keadaan normal glukosa

dipertahankan antara 70-110 mg/dl.

2.2.2 Mekanisme Regulasi Gula Darah

Menurut Syaifuddin (2016) mekanisme regulasi gula darah pada pasien

diabetes adalah:

1. Insulin meningkatkan transport glukosa ke dalam sel/jaringan tubuh (kecuali

otak, tubuli ginjal, mukosa usus halus, dan sel darah merah). Masuknya

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
17

glukosa adalah suatu proses difusi karena perbedaan konsentrasi glukosa bebas

antara ekstrasel dan intrasel.

2. meningkatkan resiko asam amino kedalam sel

3. meningkatkan sintesis protein di otak dan hati

4. menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase, meningkatkan

sintesis lipid

5. meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.

Mekanisme metabolik dan hormonal mengatur kadar glukosa darah.

Pemeliharaan kadar glukosa darah yang stabil merupakan salah satu mekanisme

hemeostatik yang diatur paling ketat yang melibatkan hati, jaringan ekstrahepatik,

dan beberapa hormon. Sel hati bersifat permeabel bebas untuk glukosa (melalui

pengangkut GLUT 2), sedangkan sel jaringan ekstra hepatic (selain sel β pulau

langerhans pankreas) relatif impermeabel, dan pengangkut glukosa jaringan ini

diatur oleh insulin. Oleh karena itu, penyerapan glukosa dari aliran darah adalah

tahap penentu kecepatan dalam pemakaian glukosa dijaringan ekstrahepatik.

Peran berbagai protein pengangkut glukosa yang terdapat di membrane sel

(Murray, et al., 2009).

Insulin berperan sentral dalam mengatur glukosa darah. Selain efek

langsung hiperglikemia dalam meningkatkan penyerapan glukosa ke dalam hati,

hormon insulin berperan sentral dalam mengatur glukosa darah. Hormone ini

dihasilkan oleh sel β pulau Langerhans di pankreas sebagai respons terhadap

hiperglikemia. Sel-sel β pulau Langerhans bersifat permeabel bebas terhadap

glukosa melalui pengangkut GLUT 2, dan glukosa mengalami fosforilasi oleh

glukokinase. Oleh karena itu, peningkatan glukosa darah akan meningkatkan

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
18

aliran metabolic melalui glikolisis, siklus asam sitrat, dan pembentukan ATP.

Peningkatan [ATP] menghambat kanal K yang peka ATP, menyebabkan

depolarisasi membrane sel yang meningkatkan influks Ca melalui kanal Ca peka

voltase, dan merangsang eksositosis insulin. Oleh karena itu, kadar insulin dalam

darah setara dengan konsentrasi glukosa darah. Zat-zat lain yang menyebabkan

pengeluaran insulin dari pankreas adalah asam amino, asam lemak bebas, badan

keton, glucagon, sekretin, dan obat sulfonylurea tolbutamid dan gliburi. Obat-obat

ini digunakan untuk merangsang sekresi insulin pada diabetes mellitus tipe 2

(NIDDM, diabetes mellitus nondependent insulin); obat-obat ini bekerja dengan

menghambat kanal K yang peka ATP. Epinefrin dan norepinefrin menghambat

pelepasan insulin. Insulin cepat menurunkan kadar glukosa darah dengan

meningkatkan pemindahan glukosa ke dalam jaringan adipose dan otot dengan

merekrut pengangkut glukosa (GLUT 4) dari bagian dalam sel ke membrane

plasma. Meskipun tidak secara langsung memengaruhi penyerapan glukosa oleh

hati, namun insulin meningkatkan penyerapan jangka panjang akibat kerjanya

pada enzim-enzim yang mengendalikan glikolisis, glikogenesis, dan

glukoneogenesis (Murray, et al., 2009).

2.2.3 Kriteria Pengendalian Diabetes Melitus

Tabel 2.1 Daftar tabel criteria pengendalian diabetes mellitus (Perkeni, 2011).

No Kriteria Baik Sedang Buruk

1 GDP (Mg/dl) 80-109 110-125 ˃126

2 2 JPP (Mg/dl) 110-144 145-179 ˃180

3 A1C (%) ˂6,5 6,5-8 ˃8

4 GDA (Mg/dl) ˂200 ˃200

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
19

No Kriteria Baik Sedang Buruk

5 LDL (Mg/dl) ˂100 100-129 ˃130

6 HDL (Mg/dl) ˂45

7 TG ˂150 150-199 ˃200

8 IMT 18,5-22,9 23-25 25

9 TD ˂130/80 130-140/80-90 ˃140/90

2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah

Menurut ADA (2015), faktor yang mempengaruhi glukosa darah

diantaranya adalah:

1. Konsumsi karbohidrat

Karbohidrat adalah salah satu bahan makanan utama yang diperlukan

oleh tubuh. Sebagian besar karbohidrat yang kita konsumsi terdapat dalam

bentuk polisakarida yang tiak dapat diserap secara langsung. Karena itu,

karbohidrat harus dipecah menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk dapat

diserap melalui mukosa saluran pencernaan (Sherwood, 2012).

Karbohidrat yang masuk ke saluran cena akan dihidrolisis oleh enzim pencernaan.

Ketika makanan dikunyah didalam mulut, makanan tersebut bercampur dengan

saliva yang mengandung enzim ptyalin (ɑ-amilase). Tepung (starch) akan

dihidrolisis oleh enzim tersebut menjadi disakarida maltose dan polimer glukosa

kecil lainnya (Guyton an Hall, 2008). Sesampainya dengan lambung, enzim

ptyalin menjadi tidak aktif akibat suasana lambung yang asam. Proses pencernaan

ini akan dilanjutkan diusus halus yang merupakan muara dari sekresi pankreas.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
20

Sekresi pankreas mengandung ɑ-amilase yang lebih paten daripada ɑ-amilase

saliva.

Hampir semua karbohidrat telah diubah menjadi maltose dan polimer

glukosa kecil lainnya sebelum melewati duodenum atau jejunum bagian atas

(Guyton dan Hall, 2008). Disakarida dan polimer glukosa kecil ini kemudian

dihidrolisis oleh enzim monosakarida yang terdapat pada vili enterosit usus halus.

Proses ini terjadi ketika disakarida berkontak dengan enterosit usus halus dan

menghasilkan monosakarida yang dapat diserap ke aliran darah (Guyton dan Hall,

2008) kebanyakan karbohidrat dalam makanan akan diserap ke dalam aliran darah

dalam bentuk monosakrida glukosa. Jenis glukosa lain akan diubah oleh hati

menjadi glukosa (Murray, Granner, dan Rodwell, 2009).

2. Penggunaan obat

Berbagai obat dapat mempengaruhi kadar glukosa darah, diataranya adalah

obat antipsikotik dan steroid (ADA, 2015). Obat anti psikotik atipikal mempunyai

efek samping terhadap proses metabolisme. Penggunaan klozapin dan olanzapin

sering kali dikaitkan dengan penambahan berat badan sehingga pemantauan akan

asupan karbohidrat sangat diperlukan. Penggunaan antipsikotik juga dikaitkan

dengan kejadian hiperglikemia walaupun mekanisme jelasnya belum diketahui.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penambahan berat badan akibat resistensi

insulin (Katzung, 2007). Steroid mempunyai efek yang beragam karena steroid

dapat mempengaruhi berbagai fungsi sel di dalam tubuh. Salah satu diantaranya

adalah efek steroid terhadap metabolisme karbohidrat, protein, danlemak. Steroid

sintetik mempunyai mekanisme kerja yang sama dengan steroid alami tubuh

(Katung, 2007). Glukokortikoid mempunyai peran penting dalam proses

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
21

glukoneogenesis. Kortisol dan glukokorikoid lainnya dapat meningkatkan

kecepatan proses glukoneogenesis higga 6 sampai 10 kali lipat. Selain berperan

dalam proses glukoneogenesis, kortisol juga dapat menyebabkan penurunan

pemakaian glukosa oleh sel. Akibat peningkatan kecepatan glukoneogenesis dan

penurunan pemakaiam glukosa ini, maka konsentrasi glukosa dalam darah akan

meningkat (Guyton dan Hall, 2008).

3. Aktifitas fisik (senam diabetes mellitus)

Akifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh oleh otot rangka yang

membutuhkan energy. Aktifitas fisik tidak sama dengan latihan (exercise).

Latihan merupakan bagian dari aktifitas fisik yang direncanakan, terstruktur,

berulang, dan bertujuan untuk menjaga kebugaran tubuh (WHO, 2010).

Aktifitas fisik juga dapat dikelompokkan menjadi 3, diantaranya adalah:

1) Aktifitas fisik tinggi

2) Aktifitas fisik sedang

3) Aktifitas fisik rendah

Menurut ADA (2015), manfaat aktifitas fisik seperti senam diabetes

diantaranya adalah:

a. Membantu menjaga kadar tekanan darah, glukosa darah, HDL, kolestrol

dan trigliserida.

b. Menurunkan resiko untuk penderita prediabetes, DM tipe 2, penyakit

jantung, dan stroke.

c. Menurunkan tingkat stress.

d. Memperkuat jantung, otot, dan tulang.

e. Memperbaiki aliran darah dan tonus otot.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
22

f. Menjaga fleksibilitas sendi.

4. Keadaan sakit

Beberapa penyakit dapat mempengaruhi kadar glukosa didalam darah

seseorang, diantaranya adalah penyakit metabolisme diabetes mellitus dan

tirotoksikosis. Tirotoksikosis adalah respons jaringan tubuh akibat pengaruh

metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Hormone tiroid mempunyai efek pada

pertumbuhan sel, perkembangan, dan metabolisme energy (Price dan Wilson,

2012).

5. Stress

Sress baik stress fisik maupun neurogenik, akan merangsang pelepasan

ACTH (adenocorticotropic hormone) dari kelenar hipofisis anterior. Selanjutnya,

ACTH akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormone

adrenokortikoid, yaitu kortisol. Hormone kortisol ini kemudian akan

menyebabkan peningkatan kadar gukosa darah (Guyton dan Hall, 2008).

6. Siklus menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan pervaginam periodic yang terjadi akibat

peluruhan mukosa uterus (Decherney et al., 2007). Siklus menstruasi terdiri dari

tigafase, yaitu fase proliferasi, sekretori, dan menstuasi. Selama siklus menstruasi

terjadi fluktuasi hormone-hormon yang berperan dalam mengatur siklus, termasuk

estrogen dan progesterone. Selama fase proliferasi, terdapat peningkatan kadar

estrogen. Pada fase sekretori, kadar hormonestrogen dan progesterone meningkat.

Sedangkan pada fase menstruasi, kedua hormone ini terdapat dalam kadar yang

sangat rendah (Sherwood, 2012). Fluktuasi hormone-hormon selama siklsus

menstruasi ini diduga menyebabkan perubahan kadar glukosa darah. Peningkatan

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
23

kadar progesterondikatakan dapat menyebakan resistensi insulin temporer,

sehingga menyebabkan kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal. Kadar

estrogen yang tiggi dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas terhadapinsulin,

sehingga kadar glukosa darah dapat lebih rendah dari normal. Perubahan kadar

glukosa darah ini mungkin juga berhubungan dengan adanya inflamasi ringan

sebelum menstruasi (Bennal dan Kerure, 2013).

7. Dehidrasi

Dehidrasi adalah suatu kondisi di mana tubuh kekurangan cairan sehingga

keseimbangan air menjadi negative. Ketika tubuh kekurangan cairan, maka tubuh

akan melakukan kompensasi dengan cara mengaktifkan sistem rennin-

angiotensin. Angiotensin II kemudian akan merangasang pelepasan vasopressin

yang salah satu efeknya adalah meningkatkan reabsorbsi air oleh tubulus ginjal

(Serwood, 2012). Selain berfungsi sebagai retensi air, vasopressin juga

mempunyai efek terhadap metabolisme glukosa. Vasopressin memiliki reseptor di

hati dan di pulau langerhans pankreas. Vasopressin merangsang proses

glukoneogenesis dan pelepasan glucagon sehingga meningkatkan kadar glukosa

dalam darah (Rousel at al., 2011).

8. Konsumsi alkohol

Konsumsi alcohol dikaitkan dengan hipoglikemia. Sebagian pecandu

alcohol mengalami hipoglikemia akibat gangguan metabolisme glukosa.

Metabolisme alcohol (etanol) melibatkan enzim alcohol dehidrogenase (ADH)

yang terutama terdapat di hati. Proses perubahan etanol menjadi asetaldehid

menghasilkan zat reduktif yang berlebihan dihati, terutama NADH (Katzung,

2007). Peningkatan NADH ini mengganggu proses glikogenolisis. Alcohol juga

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
24

dapat mengganggu kerja enzim yang berperan dalam proses glukoneogenesis an

lipogenesis (Shils et al., 2006).

2.3 Konsep Senam Diabetes Mellitus

2.3.1 Pengertian Senam Diabetes Mellitus

Senam diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan

status fisik dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes mellitus (Persadia,

2000).

Senam DM merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan diabetes

mellitus. Karena dengan senam DM dapat memperoleh tubuh yang sehat dan

sebuah sarana hiburan yang dilakukan bersama-sama dengan orang-orang yang

mengalami penderitaan yang sama sehingga diharapkan dapat saling memberi

motivasi dan dorongan agar diabetes tidak merasa sendiri dan terpuruk menjalani

kehidupannya dengan diabetes mellitus (Novitasari, 2012).

2.3.2 Manfaat Senam DM

Menurut Novitasari (2012) manfaat senam diabetes mellitus adalah:

1. Mengontrol gula darah, untuk diabetes mellitus tipe 2 olahraga yang teratur

dapat menurunkan resistensi insulin meningkatkan sensitivitas insulin di otot-

otot dan jaringan lain sehingga kadar gula darah mengalami perbaikan.

2. Meningkatkan kadar kolestrol baik HDL, olahraga teratur dapat menurunkan

kadar kolestrol LDL yang dapat menyumbat arteri koroner sedangkan HLD

mengumpulkan kolestrol-kolestrol untuk dikirimnya ke hati selanjutnya

dibuang.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
25

3. Menurunkan berat badan, untuk diabetes yang memiliki kelebihan berat badan

dengan berolahraga dapat memperbaiki resisten insulin, mengontrol gula darah

dan menghindari resiko penyakit jantung koroner.

4. Memperbaiki gejala-gejala musculoskeletal, yang dimaksud dengan gejala-

gejala tersebut adalah kesemutan, gatal-gatal, linu diujung jari-jari tangan atau

persendian lainnya. Dengan olahraga diharapkan dapat mengurangi gejala-

gejala tersebut karena semua anggota badan pada saat berolahraga bergerak.

5. Memperbaiki kualitas hidup, selain meningkatkan kesegaran jasmani karena

terkontrolnya sistem kardiovaskuler, respirasi, gula darah. Senam DM dapat

menjadi solusi menghilangkan perasaan cemas dan depresi seperti yang

dibahas dibab sebelumnya.

6. Mencegah terjadinya diabetes mellitus, bagi mereka yang mempunyai riwayat

keluarga berpenyakit diabetes mellitus, senam DM sangat dianjurkan untuk

mencegah diabetes mellitus diusia dini.

Banyak faktor yang biasanya dapat membakar kalori lebih banyak

tergantung dari bebrapa faktor, seperti ukuran tubuh, berapa lama olahraga,

tingkat kebugaran, aktivitas dan rasio lemak tubuh.

Pada umumnya, olahraga senam diabetes kurang lebih dari satu jam akan

membakar kalori dalam tubuh sebesar 800 kalori.

2.1.3 Batasan senam diabetes mellitus

Menurut Novitasari (2012) terdapat batasan senam diabetes mellitus,

diantaranya sebagai berikut:

1. Sakit

2. Sesak Napas

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
26

3. Cedera Berat

4. Pusing

5. Tekanan Darah tidak normal

6. Mata kabur

7. Nyeri dada, bahu dan rahang

8. Gejala hipoglikemia : lemas, berdebar, keringat dingin, lapar, ingin

pingsan sebelum melakukan olahraga pun asupan makanan harus

diperhatikan sesuai kadar gula darah, jika kadar gula darah sebelum

olahraga 100-250 mg/l dan akan olahraga lebih dari satu jam dianjurkan

15-30 menit sebelum berolahraga mengkonsumsi makanan kecil 10-15

gram, kemudian dikonsumsi juga setiap 30-60 menit. Jika kadar gula darah

kurang dari 100 mg/dl dibutuhkan makanan extra (25 gram), sedangkan

bila kadargula darah 100-250 mg/dl dan hanya akan berolahraga kurang

dari satu jam, tidak diperlukan makanan extra.

2.1.4 Capaian porsi latihan harus ditentukan :

Menurut Novitasari (2012) terdapat penentuan capaian porsi latihan

sebagai berikut:

1. Pilih tempat, lebih baik diruangan terbuka seperti lapangan atau taman

agar membuat diabetis merasa nyaman.

2. Tentukan frekuensi waktu

3. Timbang berat badan bdan danukur tinggi badan

4. Ukur tekanan darah dan denyut nadi

5. Pemeriksaan kadar gula darah

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
27

2.1.5 Perbedaan Senam DM tipe 1 dan DM tipe 2

Menurut Novitasari (2012) terdapat perbedaan senam diabetes tipe 1 dan

diabetes tipe 2 diantaranya sebagai berikut:

1. Senam Diabetes tipe 1 :

a) Terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan bagi diabetes tipe 1 sebelum

melakukan olahraga, yaitu :

a. Tingkat control glisemia

Jika control glisemia baik, penurunan kadar gula darah terjadi karena

kebutuhan energy untuk olahraga, dengan adanya proses pemberian insulin yang

penuh. Eksogen-eksogen atau insulin yang diberikan secara eksternal tidak bisa

bebas dan dengan demikian terdapat adanya hiperinsulinemia di satu glukosa

digunakan. Adanya insulin adalah untuk menghasilkan produksi glukosa pada hati

maupun penggunaan lipid untuk menyediakan energy. Dalam kondisi demikian,

hipoglisemia merupakan akibatnya, kecuali kalau dosis insulin dan/atau asupan

karbohidrat diubah. Jika control glisemia tidak baik atau tidak cukup mungkin

terdapat kondisi hipoinsulinemia yang relative sebelum olahraga dilakukan.

Dalam kondisi seperti ini, begitu gula selama senam, produksi gula pada hati

meningkat. Hormone-hormon pengatur keseimbangan digerakkan dan lipid

digunakan. Penerimaan glukosa oleh otot-otot dihambat dan hasil akhir adalah

kadar gula meningkat dan terdapat adanya hiperglisemia. Kemungkinan besar

terjadi ketogenesis hati, dengan keton-keton yang dihasilkan, berikut ketonuria.

b. Sifat dosis insulin

Sifat dosis insulin yang diberikan sebelum senam mempengaruhi

penentuan saat hipoglisemia yang mungkin terjadi. Dosis insulin yang daya

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
28

kerjanya singkat mungkin mencapai puncak pengaruh maksimum selama periode

senam dan menyebabkan hipoglisemia, kecuali kalau memakan karbohidrat yang

cukup dan/atau telah dikurangi. Insulin yang berdaya kerja lama memelihara

tingkat insulin yang tinggi pada jaringan peripheral dan memiliki pengaruh yang

lebih lama, dan dengan demikian hipoglisemia lebih besar kemungkinan terjadi

beberapa jam setelah waktu senam, atau bahkan selama hari berikutnya. Ini berarti

bahwa penting sekali untuk biasa mengonsumsi makanan dan snack yang

mengandung karbohidrat seperti biasa guna mengimbangi pengaruh ini.

c. Pentingnya penentuan waktu dosis insulin dan asupan karbohidrat

Penentuan waktu baik terhadap dosis insulin maupun asupan karbohidrat

dalam hubungan dengan olahraga sangat penting dalam mencegah atau

mengurangi resiko gangguan. Idealnya, olahraga hendaknya direncankan dan

dilakukan satu atau dua jam setelah makan. Olahraga giat yang direncanakan

hendaknya diatur waktunya guna menghindari puncak kegiatan dosis insulin

terakhir.

d. Jenis olahraga

Olahraga yang giat dan/atau lama menciptakan kebutuhan yang lebih besar

pada aktivitas tubuh dan metabolisme dan karena itu besar kemungkinan

menyebakan masalah. Ini membutuhkan tingkat perencanaan ke depan yang lebih

baik, terutama penurunan dosis insulin 40-50% sebelumnya dan karbohidrat

ekstra, pada tingkat 20-40 gr/am, selama waktu olahraga. Kendatipun demikian,

anda hendaknya meminta saran klinis tertentu.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
29

e. Posisi tempat suntikan

Tempat atau bagian suntikan mempengaruhi tingkat dimana insulin

diserap dan karenanya waktu dimana insulin mulai berpengaruh. Insulin diserap

pada tingkat yang lebih cepat dari anggotabadan yang sedang beraktivitas

olahraga dan dengan demikian mungkin sebaiknya insulin disuntik kedalam

perut. Tanpa memperhatikan tempat suntikan, pengaruh olahraga (senam DM)

adalah mempercepat penyerapan dan karena itu insulin bekerja. (Novitasari,

2012).

b) Anjuran olahraga bagi diabetes tipe 1

Penyesuaian terhadap olahraga tergantung pada faktor individu dan

siapapun yang terkena diabetes mellitus tipe 1 hendaknya meminta saran dari

klinik diabetes. Dibawah ini mungkin hanya diberikan saran yang bersifat umum:

a. Jika olahraga yang dilakukan itu ringan, mungkin tidak perlu menyesuaikan

dosis insulin maupun asupan karbohidrat, namun perlu dilakukan monitoring

terhadap kadar gula darah secara cermat.

b. Jika olahraga ini tidak direncanakan, lebih aktif atau dilakukan selama waktu

yang relative singkat, mungkin diabetis perlu memakan snack yang

mengandung karbohidrat selama dan sesudah melakukan senam DM. Lakukan

monitoring kadar gula secara cermat.

c. Rencanakan kedepan jika senam dilakukan secara aktif/atau lama. Kurangi

dosis insulin pra senam, sesuai dengan anjuran klnik dan lakukan monitoring

kadar gula darah sebelum, selama dan sesudah latihan dan catat hasilnya.

Mulailah berolahraga 1-2 am setelah makan makanan dan asuplah snack

dengan karbohidrat yang sesuai dan bawalah minuman sehingga anda bisa

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
30

minum bila diperlukan. Idealnya, selalu berolahraga pada waktu yang sama

hari itu sehingga lebih mudah untuk memonitor pengaruh-pengaruh dalam

menyesuaikan dosis insulin/asupan karbohidrat dan mengetahui apa yang

diabetis perlu lakukan untuk menghindari adanya gangguan.

d. Bahkan jika kadar gula darah tinggi setelah senam DM, jangan abaikan

makanan dan snack yang biasanya diabetis makan pada waktu-waktu yang

teratur. Hipoglisemia masih bisa terjadi dalam kondisi tersebut, sering kali

banyak waktu yang nantinya sebagai simpanan gula yang digunakan makanan

yang hanya menambah resiko.

e. Jangan sekali-kali mengabaikan dosis insulin.

f. Karena resiko hipoglisemia, beberapa olahraga yang berbahaya tidak

dianjurkan, terutama jika dilakukan sendirian.

c) Anjuran olahraga bagi penderita diabetes tipe 2:

Mereka yang terkena diabetes mellitus tipe 2 mungkin menahan respon

kejiwaan yang normal terhadap olahraga namun pada tingkat yang mudah pada

tingkat rendah atau yang dapat diterima. Pada umumnya tida ada resiko

hipoglisemia,kecuali bagi mereka yang sedang mendapat pengobatan insulin

(Novitasari, 2012).

2.1.6 Gerakan Senam Diabetes Melitus

Menurut Novitasari (2012) terdapat macam-macam gerakan senam

diabetes mellitus diantaranya sebagai berikut:

1) Latihan Pemanasan ada 24 gerakan, dengan tujuan:

a. Adaptasi jantung terhadap seluruh kegiatan senam

b. Memperbaiki jaringan pembuluh darah dan otot yang telah berubah posisinya

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
31

c. Melancarkan peredaran darah

d. Memperbaiki sistem saraf dalam tubuh terutama bagian tulang punggung

yang merupakan kumpulan jutaan saraf

Gerakan 1-24 dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1 a) Gerakan 1&2 b) Gerakan 3&4

Gambar 2.2 c) Gerakan 5&6, d) Gerakan 7&8

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
32

Gambar 2.3 e) Gerakan 9&10 f) Gerakan 11&12

Gambar 2.4 g) Gerakan 13&14 h) Gerakan 15&16

Gambar 2.5 i) Gerakan 17&18 j) Gerakan 19&20

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
33

Gambar 2.6 k) Gerakan 21&22 l) Gerakan 23&24

Gambar 2.7 m) Gerakan 25&26 n) Gerakan 27&28

Gambar 2.8 o) Gerakan 29&30.

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
34

Tabel 2.2 Gerakan Inti Senam Diabetes Mellitus


No Inti Gerakan Manfaat
1 Inti 1 a) Badan tegak untuk
b) Langkahkan kaki kanan ke depan 1 melenturkan
langkah tangan sebelum
c) Kepalkan tangan angkat keatas maju ke gerakan
d) Dengan hitungan angkat dan tarik selanjutnya
tangan sejajar dengan bahu.
2 Inti 2 a) Kaki melangkah kedepan untuk
b) Tangan mengepal dari perut menguatkan otot
diangkat ke atas kepala dada, lengan, dan
c) Lakukan seterusnya bahu
3 Inti 3 a) Tangan kanan mengepal untuk
b) Badan serong kekanan menguatkan otot
c) Kaki kiri membuka ke samping kiri kaki dan
pinggang
4 Inti 4&5 a) Melangkah maju 1 langkah untuk
b) Tangan mendoron kedepan meningkatkan
c) Mundur 1 langkah otot lengan, otot
d) Tangan dorong ke depan kemudian paha, dan otot
rentangkan ke atas dada)
5 Inti 6 a) Kedua tangan mengepal kemudian untuk
tarik kebelakang menguatkan otot
b) Kaki kanan melangkah ke depan tangan, bahu, dan
c) Lakukan secara bergantian dengan otot betis
kaki kiri
6 Inti 7 a) Langkahkan ke depan kaki kiri untuk melatih otot
b) Tangan kiri dientangkan, tangan betis, otot paha,
kanan simpan didada persendian lutut,
c) Kedua tangan mengayun ke kanan dan lengan).
dan kiri
7 Inti 8 a) Angkat kaki kiri kebelakang untuk melatih
b) Kedua tangan bentangkan ke depan keseimbangan,
c) Lakukan bergantian dengan kaki menguatkan otot
kanan betis, paha, dan
otot lengan
8 Inti 9 & Inti 9 untuk melatih otot
10 a) Buka kaki jari tangan,
b) Langkahkan ke depan kaki kanan lengan, betis, dan
dan kaki kiri mundur ke belakang paha.
c) Telapak tangan dibuka, tangan kiri
bentangkan dan kanan simpan di
dada
d) Ayunkan ke kanan dan kiri

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
35

No Inti Gerakan Manfaat


9 Inti 11 Inti 11 untuk melatih
a) Buka kaki otot jari
b) Langkahkan ke depan kaki kanan tangan, otot
dan kaki kiri mundur ke belakang paha, otot
Angkat kedua tangan keatas bahu

10 Inti 12 Inti 12 untuk melatih


a) Buka kaki kiri ke samping kiri otot jari
b) Kedua tangan sejajar dengan dada tangan, otot
c) Rentangkan tangan kebawah bahu serta otot
d) Lakukan bergantian dengan kaki paha
kanan

2. Latihan Inti

Gambar 2.9 a) Gerakan Inti1 b) Gerakan Inti 2&3

Gambar 2.10 c) Gerakan Inti 4&5 d) Gerakan Inti 6&7

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH


IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
36

Gambar 2.11 e) Gerakan Inti 8 f) Gerakan Inti 9&10

Gambar 2.12 g) Gerakan Inti 11 h) Gerakan Inti 12

3. Latihan relaksasi, bertujuan untuk melakukan penyegaran setelah melakukan


pemanasan dan inti (Novitasari, 2012).

LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH SENAM DIABETES... INDAH FITRIYAH

Anda mungkin juga menyukai