Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lansia merupakan tahapan terakhir dari kehidupan manusia. Lansia

merupakan suatu proses alami yang ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa

hidup manusia yang terakhir. Jumlah lansia di dunia pada tahun 2010 sebanyak

15,8% meningkat menjadi 18,4% pada tahun 2019 (United Nations, 2017).

Sedangkan, di Indonesia menurut data proyeksi penduduk, diketahui bahwa rasio

penduduk Lansia menyebabkan indonesia memasuki era penduduk menua (aging

population) karena jumlah penduduk yang berusia 60 tahun ke atas sudah

melebihi 7% (Kementrian Kesehatan RI, 2017).

Semakin usia bertambah fungsi tubuh semakin menurun, sehingga lansia

rentan mengalami penyakit. Salah satu penyakit yang biasa terjadi pada Lansia

yaitu Diabetes Melitus. Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit

metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi

insulin, kerja insulin atau kedua duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

berhubungan dengan kerusakan jangka panjang, disfungsi atau kegagalan

beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah.

Diabetes Melitus telah menjadi kesehatan utama di dunia dengan angka

kejadian dan kematian yang masih sangat tinggi. Berdasarkan data Word Health

Organization (WHO), Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai negara

1
dengan jumlah pasien Diabetes Melitus di Asia. Di indonesia pada tahun 2000

jumlah Diabetes sekitar 8.426.000 jiwa. Angka ini di prediksikan semakin

meningkat pada tahun 2030 yang mencapai 21.257.000 jiwa.

Berdasarkan data tersebut riset kesehatan dasar 2018 di Indonesia, secara

umum angka kejadian Diabetes Melitus mengalami peningkatan yang cukup

segnifikan selama 5 tahun terakhir. Pada tahun 2013, angka kejadian Diabetes

Melitus pada orang dewasa mencapai 6,9% dan di tahun 2018 angka terus

melonjak menjadi 8,9% (RISKESDAS, 2018).

Diagnosis klinis diabetes melitus umumnya jika memiliki keluhan khas

diabetes melitus seperti poliuria, polidsia, polifagia, dan penurunan berat badan

yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Jika keluhan khas, pemeriksaan gula darah

sewaktu ≥ 200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa ≥ 126 mg/dl cukup untuk

menegakkan diagnosis diabetes melitus. Pada penderita diabetes melitus tubuh

kekurangan insulin sehingga gula darah menjadi tidak normal (American Diabetes

Association 2005 dalam Suyono 2015).

Normalnya asupan glukosa atau produksi glukosa dalam tubuh akan

difasilitasi (oleh insulin) untuk masuk kedalam sel tubuh. Glukosa itu kemudian

diolah untuk menjadi bahan energi, apabila bahan energi yang di butuhkan masih

ada sisa akan disimpan sebagai glikogen dalam sel hati dan sel otot (sebagai

massa sel otot). Proses ini tidak dapat berlangsung dengan baik pada penderita

diabetes sehingga glukosa banyak yang menumpuk di darah (hiperglikemi)

(Aridiana, 2016).

2
Hiperglikemia didefinisikan sebagai glukosa darah yang tinggi pada

rentang non puasa sekitar 140-160 mg/100 ml darah (Agussalim, 2016). Gula

darah yang tinggi sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan

berbagai komplikasi. Oleh karena itu sangat penting untuk menjaga agar gula

darah tetap stabil.

Salah satu cara menjaga kestabilan gula darah dapat dengan melakukan

latihan jasmani. Latihan jasmani merupakan salah satu bentuk senam diabetes.

Senam Diabetes adalah senam fisik yang dirancang menurut usia dan satus fisik

dan merupakan bagian dari pengobatan diabetes melitus (Persadia, 2000). Senam

Dibetes Melitus merupakan solusi untuk mengatasi permasalahan diabtes melitus.

Karena dengan Senam Diabetes Melitus dapat memperoleh tubuh yang sehat dan

sarana hiburan yang dilakukan secara bersama penderita Diabetes Melitus

sehingga termotivasi dan meliliki dorongan untuk menerapkan gaya hidup banyak

gerak atau rutin berolahraga. Pembakaran kalori bisa menurunkan kadar gula

darah yang tinggi.

Provinsi Sumatera Selatan termasuk provinsi yang memiliki angka

kejadian Diabetes Melitus terbanyak di Indonesia, Pada tahun 2016 sebanyak

45%, tahun 2017 sebesar 55%, dan pada tahun 2018 sebesar 62,6% (Dinkes

Prov.Sumsel 2018).

Di Kota Palembang jumlah penderita Diabetes Melitus pada tahun 2016

sebanyak 4.442 orang, kemudian pada tahun 2017 sebanyak 4.823 orang, dan

pada tahun 2018 mengalami peningkat menjadi 10.038 orang dan ini terjadi di

Kota Palembang (Dinkes Kota Palembang,2018).

3
Menurut Data yang di dapat dari Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita

Palembang, Jumlah Lansia Diabetes Melitus dengan Hiperglikemia berjumlah 2

orang tahun 2018 dan Tahun 2019. Sedangkan pada tahun 2020 menjadi 3 orang

dimana 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan.

Berdasarkan uraian data diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Penatalksanaan Senam Diabetes dalam Menurunkan Kadar Gula Darah

pada Lansia yang Mengalami Hiperglikemia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan

Kita Palembang Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana

Penatalaksanaan Senam Diabetes Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada

Lansia yang Mengalami Hiperglikemia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita

Palembang?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah:

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

adalah memberikan gambaran tentang Penatalaksanaan Senam Diabetes Dalam

Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Lansia yang Mengalami Hiperglikemia di

Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

4
1.3.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

agar Mahasiswa mampu:

1. Melakukan Pengkajian Keperawatan pada Lansia yang mengalami

Hiperglikemia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

2. Merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Lansia yang mengalami

Hiperglikemia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

3. Membuat Rencana Tindakan (intervensi) pada Lansia yang mengalami

Hiperglikemia di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

4. Melakukan Implementasi pada Lansia yang mengalami Hiperglikemia di

Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

5. Melakukan Evaluasi pada Lansia yang mengalami Hiperglikemia di Panti

Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

6. Melaksanakan Senam Diabetes pada Lansia yang mengalami Hiperglikemia

di Panti Sosial Lanjut Usia Harapan Kita Palembang.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapum manfaat dari penulisan proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini

adalah:

1.4.1 Bagi Peneliti

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi landasan yang untuk penulisan

berikutnya, khususnya yang menyangkut topik Penatalaksanaan Senam Diabetes

5
Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Lansia yang Mengalami

Hiperglikemia.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran

Keperawatan Gerontik yaitu Penatalaksanaan Senam Diabetes Dalam

Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Lansia yang Mengalami Hiperglikemia.

Pada Mahasiswa DIII Keperawatan Akademi Keperawatan Pembina Palembang.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan atau masukan sumber

informasi serta dasar pengetahuan bagi keperawatan Gerontik tentang keterkaitan

Penatalaksanaan Senam Diabetes Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada

Lansia yang Mengalami Hiperglikemia.

Anda mungkin juga menyukai