Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SITI APRIYANI

NIM : 042268425

TUGAS 1 Bank & Lembaga Keuangan NonBank

1. Jelaskan dua peranan aset keuangan dalam perkekonomian beserta contoh penjelasannya?

2. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi pasar keuangan berdasarkan jatuh tempo klaim ?

3. Sebutkan manfaat dari suatu sistem keuangan yang modern atau sistem keuangan yang baik
bagi suatu perekonomian ?

4. Jelaskan jasa-jasa keuangan utama apa saja yang dapat diberikan / ditawarkan oleh lembaga
keuangan sebagai industri jasa keuangan?

5. Sebutkan klasifikasi lembaga keuangan sebagai lembaga perantara (intermediary) beserta


contohnya?

6. Sebutkan dan jelaskan peranan mendasar dan fungsi utama dari Bank Sentral dalam
perekonomian ?

7. Sebutkan dan jelaskan 2 pendekatan yang dilakukan BI dalam menjalankan tugas pengawasan
bank ?

8. Sebutkan tiga tugas pokok Bank Indonesia berdasarkan UU no. 23 tahun 1999 yang telah
diubah dengan UU no.3 tahun 2004 ?

JAWAB:
1.Peran aset keuangan:
• Sebagai media untuk memindahkan dana, aset keuangan dapat mengalihkan dana
dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana.Misalnya
Ada seorang pengusaha membutuhkan tambahan modal untuk memperbesar usahanya.
Untuk itu dia bisa menerbitkan aset keuangan (misalnya dalam bentuk saham atau
obligasi), dan dijual kepada pemilik dana dan selanjutnya dana tersebut bisa untuk
mebiayai perluasan usaha.
• Sebagai media untuk membagi risiko (risk sharing), aset keuangan mampu
membagikan risiko arus kas dari aset fisik yang tak terhindarkan. Bagi seorang
pengusaha, risiko ketidakpastian pendapatan usahanya adalah sesuatu yang pasti ada (tak
terhindarkan). Apabila usahanya dibiayai dengan menjual saham kepada beberapa pihak,
maka risiko ketidakpastian tersebut tidak akan ditanggung sendiri, melainkan ditanggung
oleh banyak pihak yang memegang saham tersebut.
• Contoh kasus berikut diharapkan dapat memperjelas peranan aset keuangan dalam
perekonomian:
1. Tuan A seorang eksportir mebel, mendapat pesanan mebel dari langganannya di luar negeri
senilai Rp. 500.000.000,-. Tuan A memperkirakan untuk memenuhi pesanan tersebut
memerlukan biaya sekitar Rp. 350.000.000,-. Bagi Tuan A potensi keuntungan itu sangat
menggiurkan, namun sayangnya dia hanya memiliki uang sebesar Rp. 200.000.000,-. Dalam
pesanan tersebut, Tuan A tidak mungkin memenuhi pesanan sebagaian, sesuai kekuatannya.
2. Di tempat lain, ada Nn. K yang mendapat warisan sebesar Rp.150.000.000,. Nn K berpikir
bahwa supaya warisannya tidak habis dan bahkan berkembang, warisan tersebut harus
diinvestasikan. Namun sayangnya dia tidak tahu harus berusaha di bidang apa yang
menguntungkan, karena memang Nn K bukan pengusaha.
3. Ny. X adalah seorang dokter yang sukses. Saat ini memiliki dana menganggur sebesar Rp.
250.000.000,-. Dia berpikir untuk diinvestasikan karena bunga tabungan di bank sangat kecil.
Sama halnya dengan Nn. K, Ny. X juga tidak tahu mau berusaha di bidang apa yang
menguntungkan. Di samping itu dia tidak punya waktu untuk menjalankan usaha tersebut.
Misalnya secara kebetulan tiga orang tersebut bertemu dalam acara olah raga di lapangan golf.
Dari pembicaraan yang cukup serius, akhirnya mereka bertiga menyepakati untuk sharing
membiayai produksi mebel tersebut. Nn. K bersedia sharing dalam bentuk saham, dengan
kesepakatan keuntungan dibagi secara proporsional. Sementara Ny. X tidak mau dalam bentuk
saham. Dia menginginkan dalam bentuk piutang dengan bunga yang pasti. Oleh karena itu Tuan
A menerbitkan dua aset keuangan sekaligus, yaitu saham dan obligasi. Saham dibeli oleh Nn. K,
senilai Rp. 100.000.000,- dan obligasi dibeli Ny X dengan nilai Rp. 100.000.000,- juga. Setelah
transaksi tersebut Tuan A bertanggung jawab untuk memproduksi mebel dengan tanpa bantuan
teknisataupun manajerial dari Nn K dan Ny. X. Sekarang Tuan A memiliki dana lebih dari Rp.
350.000.000,- yang diperkirakan cukup untuk membiayai produksi mebel tersebut.
Dari cerita tersebut, dua aset keuangan muncul, yaitu saham senilai Rp. 100.000.000,-; dan
obligasi juga senilai Rp. 100.000.000,-. Munculnya dua aset keuangan ini memindahkan dana
dari tangan Nn. K dan Ny. X ke tangan Tuan A, dan ini berarti aset keuangan berfungsi sebagai
media untuk memindahkan dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang
membutuhkan dana. Pengalihan dana ini merupakan salah satu fungsi utama dari aset keuangan.
Apa bila Tuan A tidak menerbitkan aset keuangan, maka sangat sulit (bisa jadi tidak mungkin)
bagi Nn. K dan Ny. X untuk bersedia memindahkan dana dari tangan mereka ke Tuan A,
sekalipun mereka saling mengenal.
Selain fungsi memindahkan dana, aset keuangan yang muncul dari transaksi tersebut juga
menunjukkan adanya pembagian risiko (risk sharing). Tuan A sebetulnya memiliki dana Rp.
200.000.000,-, dan untuk membiayai produksinya tinggal kurang Rp. 150.000.000,-
Kenyataannya, Tuan A menerbitkan aset keuangan senilai Rp. 200.000.000,- yang berarti tidak
bersedia menginvestasikan semua dana yang dimiliki karena mengandung risiko. Meskipun
mebel tersebut pesanan dari langganannya, namun risiko terjadinya kegagalan bisnis tetap saja
ada meskipun kecil. Tuan A nampaknya tidak mau menanggung risiko ini sendirian, dan
membagi risiko bersama pihak lain dengan cara menerbitkan aset keuangan. Dalam contoh ini,
hal inilah yang dimaksud dengan fungsi pembagian risiko (risk sharing) dari aset keuangan.
2.Klasifikasi keuangan berdasarkan jatuh tempo klaim:
1. Pasar uang (money market), merupakan pasar yang memperdagangkan aset keuangan
dengan instrument utang jangka pendek. Pada umumnya jangka waktu jatuh tempo surat
utang dibawah 12 bulan.
2. Pasar modal (capital market), merupakan pasar bagi aset-aset keuangan jangka
panjang, yaitu aset keuangan yang jatuh temponya diatas 12 bulan. Di pasar ini aset
keuangan yang diperdagangkan bisa dengan instrument utang, bisa juga dengan
instrument ekuitas.
3.Bagi suatu perekonomian, memiliki sistem keuangan yang modern, memberikan manfaat,
antara lain kemudahan untuk melakukan transaksi pembayaran sehingga produksi dan
perekonomian dapat tumbuh dengan pesat, dan selanjutnya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Selain itu, sistem keuangan yang baik juga akan memudahkan pemindahan dana dari pihak
yang kelebihan kepada pihak yang membutuhkan, yang selanjutnya akan dibelanjakan alat-alat
investasi utnutk meningkatkan produksi. Dengan kondisi ini maka tidak akan ada dana
menganggur, karena sangat memungkinkan untuk memobilisasi dana guna memenuhi kebutuhan
investasi, yang selanjutnya akan meningkatkan pendapatan masyarakat.
Selain itu, sistem keuangan yang baik juga akan memberikan keleluasaan bagi rumah tangga
dan institusi-institusi lain untuk melakukan investasi, meskipun mereka tidak perlu melakukan
usaha secara teknis. Kondisi ini memungkinkan rumah tangga untuk memilih alternatif tabungan
guna mengoptimalkan pendapatannya.
4.Jasa-jasa keuangan utama yang diberikan oleh Lembaga keuangan:
1. Mengubah aset keuangan yang diadaptkan dari pasar menjadi bentuk aset keuangan yang
berbeda, untuk tujuan yang berbeda pula.
2. Membantu menciptakan berbagai bentuk aset keuangan untuk kepentingan klien
perusahaannya.
3. Memperdagangkan aset keuangan untuk berbagai kepentingan, baik kepentingan
perusahaan keuangan sendiri, maupun kepentingan pihak lain (klien).
4. Memberikan jasa perlindungan atasa risiko yang mungkin dihadapi oleh kliennya, baik
risiko bisnis maupun risiko lain.
5. Memberikan jasa konsultasi untuk para investor dan pelaku perusahaan keuangan
lainnya.
6. Memberikan jasa pengelolaan portofolio, baik untuk pelaku pasar keuangan maupun
untuk masyarakat umum.
5.Lembaga keuangan sebagai Lembaga perantara (intermediary) :
• Lembaga keuangan depository sebagian besar dananya diperoleh dengan cara
menghimpun dana dari masyarakat, yang dilakukan dengan menawarkan jasa tabungan
atau simpanan. Simpanan ini bisa berupa giro, tabungan, deposito, dan simpanan lain.
Selanjutnya dana ini ditawarkan pada masyarakat yang membutuhkan dalam bentuk lain
misalnya kredit, atau membeli aset keuangan lain.
Contoh : Bank (bank umum, bank perkreditan rakyat, bank Syariah, bank perkreditan
Syariah), dan Lembaga simpan pinjam seperti koperasi.
• Lembaga non-depository, adalah Lembaga keuangan dimana penghimpunan dana
masyarakat tidak dilakukan dengan menawarkan produk tabungan atau simpanan,
melainkan dengan cara lain.
Contoh: asuransi, Lembaga pembiayaan, Lembaga dana pension, Lembaga reksa dana
(mutual funds), dll.
6.Peranan bank sentral adalah strategis. Peranan yang paling mendasar adalah sebagai penyedia
uang inti,yaitu yang bertugas mencetak dan mengedarkan uang. Di semua negara, bank sentral
merupakan satu-satunya Lembaga yang berwenang untuk menyediakan dan mengedarkan mata
uang yang diperlukan masyarakat sebagai alat pembayaran.
Fungsi utama bank sentral dalam perekonomian:
a. Fungsi kebijakan moneter
Untuk menjaga stabilitas nilai uang, bank sentral diberi beberapa kewenangan, antara lain
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mengendalikan jumlah uang
yang beredar. Stabilitas nilai uang dalam hal ini adalah stabil terhadap barang dan jasa
maupun stabil terhadap mata uang negara lain, yangdari keduanya berarti inflasi rendah.
Seperti diketahui, apabila jumlah uang beredar bertambah secara tak terkendali, maka
akan mengakibatkan inflasi dari sisi permintaan, sementara jika jumlah uang beredar
terlalu sedikit maka akan mengakibatkan inflasi dari sisi biaya produksi.
b. Melakukan pengaturan dan pelaksanaan sistem pembayaran
Mencakup sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan prosedur peredaran uang antar
pihak dengan menggunakan instrument pembayaran yang sah. Pada prinsipnya terdapat
dua sistem pembayaran, yaitu pembayaran tunai dan pembayaran non-tunai. Dalam
sistem pembayaran tunai, tugas bank sentral adalah menyediakan dan menyalurkan alat
pembayaran atau uang kartal. Sementara sistem pembayaran non-tunai tugas bank sentral
adalah mengatur dan mengendalikan peredaran uang giral, dan produk perbankan lain,
misalnya kartu kredit, ATM, dan produk perbankan lainnya.
c. Bank sentral sebagai banknya para bank (bank’s of the bank)
Selain sebagai otoritas moneter dan pengatur sistem pembayaran, bank sentral juga
berperan sebagai banknya para bank. Artinya, jika perbankan membutuhkan uang untuk
memenuhi kebutuhan likuiditasnya, maka bank akan meminjam uang dari bank sentral.
d. Mengatur dan mengawasi perbankan
Bank merupakan Lembaga yang cukup vital dalam proses intermediasi. Di beberapa
negara, khususnya negara sedang berkembang, proses intermediasi antara pihak yang
kelebihan dengan pihak yang membutuhkan dana lebih banyak menggunakan bank
daripada Lembaga keuangan lain. Hal ini dikarenakan di negara sedang berkembang,
Lembaga keuangan non-bank pada umumnya belum berkembang baik. Selain itu, bank
juga merupakan infrastruktur kebijakan moneter dan bank juga berperan penting dalam
proses pembayaran transaksi antar anggota masyarakat. Oleh karena itu bank sentral
perlu mengatur dan mengawasi perbankan.
7. Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini BI melaksanakan sistem
pengawasannya dengan menggunakan 2 pendekatan yakni pengawasan berdasarkan
kepatuhan (compliance based supervision) dan pengawasan berdasarkan risiko (risk
based supervision/RBS).
1. Pengawasan Berdasarkan Kepatuhan (Compliance Based Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan kepatuhan pada dasarnya menekankan
pemantauan kepatuhan bank untuk melaksanakan ketentuan ketentuan yang terkait
dengan operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di
masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola
secara baik dan benar menurut prinsip-prinsip kehati-hatian.
2. Pengawasan Berdasarkan Risiko (Risk Based Supervision)
Pendekatan pengawasan berdasarkan risiko merupakan pendekatan pengawasan
yang berorientasi ke depan (forward looking). Dengan menggunakan pendekatan tersebut
pengawasan/pemeriksaan suatu bank difokuskan pada risiko-risiko yang melekat
(inherent risk)pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko (risk
control system). Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas pengawasan
bank untuk proaktif dalam melakukan pencegahan terhadap permasalahan yang potensial
timbul di bank.
8.Tugas Pokok BI berdasarkan UU No.23 Tahun 1999 yang telah diubah dengan UU. No.3
Tahun 2004:
1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter
Bank Indonesia berwenang:
• Menetapkan sasaran-sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi yang
ditetapkannya
• Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara antara lain operasi
pasar terbuka, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum,
pengaturan kredit atau pembiayaan.
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Bank Indonesia berwenang:
• Melaksanakan daan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaran jasa sistem
pembayaran
• Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya
• Menetapkan penggunaan alat pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank
Bank Indonesia berwenang:
• Memberikan dan mencabut izin usaha Bank
• Memberikan izin pembukaan, penutupan, dan pemindahan kantor Bank
• Memberikan persetujuan atas kepemilikan dan pengurusan bank
• Memberikan izin kepada Bank untuk menjalankan kegiatan-kegiatan usaha tertentu.
Sumber :
BMP EKSI4205 Bank & Lembaga Keuangan NonBank
http://endrysukmawijaya.blogspot.com/2013/11/48-sistem-pengawasan-bank-oleh-bank.

Anda mungkin juga menyukai