Anda di halaman 1dari 8

NAMA : SITI APRIYANI

NIM: 042268425
DISKUSI 2 STATISTIKA EKONOMI
Jelaskan mengenai rata-rata hitung, median, dan modus dan cara mencarinya!
JAWAB:
Rata-rata hitung
Rata-rata hitung (arithmetic mean) biasanya disingkat dengan rata-rata (mean) yaitu
jumlah dari semua data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata hitung untuk sample biasanya
dinyatakan dengan simbul X (dibaca X bar) dan untuk mean populasi biasanya dinyatakan
dengan simbul ii (dibaca myu).
• Mencari rata-rata hitung data yang tidak dikelompokkan
Data hasil penelitian bisa dibedakan menjadi dua, yaitu data dikelompokkan dan data yang
tidak dikelompokkan. Kalau jumlah data sedikit maka data tersebut tidak perlu dikelompokkan.
Akan tetapi, jika datanya cukup banyak maka data tersebut dikelompokkan maksudnya dibuat
menjadi sebuah distribusi frekuensi. Jadi, data yang tidak dikelompokkan adalah data yang
belum dibuat menjadi distribusi frekuensi, merupakan data mentah yang belum diolah sama
sekali.
Perhitungan rata-rata hitung bagi data yang tidak dikelompokkan sangat sederhana, yaitu
dengan menjumlahkan semua data yang ada dibagi dengan banyaknya data, yang dapat ditulis
dengan rumus:
𝑿̅ =
n
Dalam ha1 ini :
∑ = tanda jumlah (dibaca sigma)
X = besarnya nilai tiap-tiap data
N = banyaknya data

Rumus diatas dapat pula ditulis :

X =X1 + X2 + X3 + … + Xn
n
Hal yang artinya rata-rata hitung sama dengan X1 (data ke 1) ditambah X2 (data ke 2) ditambah
X3 (data ke 3) dan seterusnya ditambah Xn (data ke n) dibagi dengan banyaknya data (n).
Contoh:
Diketahui data berat badan 5 oang mahasiswa yang mengambil mata kuliah statistika sebagai
berikut :
59 kg, 60 kg, 54 kg, 62 kg, 65 kg
Rata-rata berat badan dari 5 orang mahasiswa tersebut adalah :
X = ∑X = 59+60+54+62+65 = 300 = 60
n 5 5
• Mencari rata-rata hitung untuk data yang dikelompokkan
Data yang sudah dikelompokkan artinya data tersebut sudah dibuat menjadi suatu
distribusi frekuensi. Data yang sudah dibuat distribusi frekuensi menjadi tidak asli lagi, data
sudah dimasukkan kedalam kelas-kelas, sehingga yang ada tinggal frekuensi dari masing-
masing kelas saja.
Oleh karena itu, yang dipergunakan dalam menghitung rata-rata bukan nilai data
melainkan clas mark/mid point yaitu nilai pertengahan suatu kelas. Selanjutnya rata-rata
hitung dihitung dengan rumus :

X =X1ƒ1 + X2ƒ2 + X3ƒ3 + … + Xkƒk


ƒ1+ƒ2+ƒ3+ … + ƒk

Rumus diatas dapat pula ditulis dengan cara:

X=

Dalam hal ini


X = titik tengah (class mark/mid point)
ƒ = frekuensi
Contoh:
Keuntungan per tahun dari 50 perusahaan batik di Yogyakarta:
Keuntungan Per
Jumlah (f) Clas Mark (X) f.X
Tahun
30 - 39,9 4 35 140
40 - 49,9 7 45 315
50 - 59,9 8 55 440
60 – 69,9 12 65 780
70 – 79,9 9 75 675
80 – 89,9 6 85 510
90 – 99,9 4 95 380
Jumlah 50 3240

Ada dua cara menghitung titik tengah hal yang pertama kita jumlahkan batas bawah dan
batas atas kemudian dibagi 2. Cara yang kedua, batas bawah ditambah batas bawah kelas
berikutnya dibagi dua. Setelah itu, kita kalikan masing-masing titik tengah (X) dengan
frekuensi (f). kemudian kita jumlahkan perkalian titik tengah dengan frekuensi (f.X)
tersebut. Hasilnya penjumlahan tersebut dibagi dengan total frekuensi. Hasilnya adalah
sebagai berikut :

X = 3240 = 64,8
50
Median
Ukuran tendensi pusat yang ke dua yang akan dibahas adalah median. Median adalah nilai yang
letaknya ditengah-tengah setelah data tersebut diurutkan. Atau rata-rata dari dua nilai yang
letaknya ditengah apabila jumlah data genap.
• Mencari Median untuk data yang tidak dikelompokkan
Untuk data yang tidak dikelompokkan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurutkan
data. Urutannya boleh dari kecil ke besar, boleh juga dari besar ke kecil. Langkah berikutnya, kita
cari letak median dengan rumus :

L Md = n +1
2
• Mencari Median untuk data yang dikelompokkan
Untuk mencari median langkah pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan letak median.
Rumus untuk mencari letak median bagi data yang sudah dikelompokkan tidak sama dengan rumus
untuk mencari letak median bagi data yang belum dikelompokkan. Letak median dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
L Md = n
2
Langkah berikutnya kita hitung frekuensi kumulatifnya. Caranya menghitung sama dengan
mencari distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari”. Dan langkah terakhir kita menghitung nilai
median dengan rumus :

Md = L + Ci j
ƒm
Dalam hal ini :
Md = nilai median
L = Class boundary bawah pada klas median
Ci = lebar kelas (class interval)
j = selisih Antara letak median dengan frekuensi kumulatif sebelum klas

Median letak median (L Md) = n


2
ƒm = frekuensi pada klas median
Contoh:
Kita akan mencari kita akan mencari nilai median dari keuntungan 50 perusahaan batik di
Yogyakarta:
Perhitungan nilai Median
Keuntungan Per Tahun Perusahaan Batik di Yogyakarta
Keuntungan Frekuensi Frekuensi Kumulatif
30 - 39,9 4 4
40 - 49,9 7 11
50 - 59,9 8 19
60 – 69,9 12 31
70 – 79,9 9 40
80 – 89,9 6 46
90 – 99,9 4 50
Jumlah 50

Langkah pertama kita hitung frekuensi kumulatif kurang dari.


Setelah itu kita hitung letak median. Jumlah data dalam table diatas ada 50 maka letak
median dari data tersebut dapat dihitung
Letak Median (L Md) = n = 50 = 25
2 2

Class boundary bawah dari klas median (L) = 39,95


Frekuensi pada klas median (ƒm) = 12
Class interval pada klas median (Ci) = 10
Letak Median (L Md) = n = 25
2
Frekuensi kumulatif sebelum klas median= 19

Untuk menghitung nilai median, semua angka tersebut kita masukkan ke dalam rumus
median.
Md = 39,95 +10 25-19 = 44,95
12
Atau median keuntungan per tahun 50 perusahaan batik di Yogyakarta sebesar Rp.
44.950.000,00

Modus
Ukuran tendensi pusat yang ke tiga adalah modus. Untuk data kualitatif yang dimaksud dengan
modus adalah keadaan atau sifat yang paling sering terjadi. Sedang untuk data kuantitatif modus
adalah nilai yang paling sering terjadi yaitu data yang frekuensinya paling besar. Dalam praktek
dimungkinkan suatu kumpulan data tidak mempunyai modus, atau mempunya satu modus
(mono modus), tetapi dapat pula mempunyai lebih dari satu modus (bimodus).

• Mencari modus untuk data yang tidak dikelompokkan


Untuk mencari modus untuk data yang tidak dikelompokkan, sangat mudah. Pertama-tama data
kita urutkan, kemudian kita cari data yang frekuensinya paling besar.
Contoh :
Kita memiliki data berat badan 20 orang mahasiswa yang mengikuti kuliah statistika sebagai
berikut :
40 39 70 50 50 49 71 68 55 45
61 60 42 40 64 51 63 60 60 65
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengurutkan data tersebut menjadi :
39 40 40 42 45 49 50 50 51 55
60 60 60 61 63 64 65 68 70 71
Setelah itu kita teliti, apakah ada data yang paling sering terjadi. Ternyata 60 terjadi tiga kali maka
modus dari data tersebut adalah 60 dengan frekuensi terbesar sebanyak 3. Sedangkan data yang
lain frekuensinya dibawah 3.
• Mencari modus untuk data yang dikelompokkan
Untuk mencari modus dilakukan dengan 2 tahap. Langkah pertama kita mencari letak modus.
Modus terletak pada klas yang mempunyai frekuensi paling besar. Langkah kedua kita mencari
nilai modus. Nilai modus dapat dicari dengan rumus :

M0 = L + d1 c1
d1 + d2
Dalam hal ini :
L = class boundary bawah dari kelas modus
d1 = selisih Antara frekuensi pada kelas modus dengan frekuensi di bawah klas
modus
d2 = selisih Antara frekuensi pada klas modus dengan frekuensi di atas klas
modus
Ci = lebar kelas (Class interval)
Contoh:
Kita akan menghitung modus dari keuntungan per tahun dari 50 perusahaan batik di
Yogjakarta.
Perhitungan Modus untuk keuntungan per tahun
Dari 50 perusahaan Batikdi Yogjakarta

Keuntungan Frekuensi
30 - 39,9 4
40 - 49,9 7
50 - 59,9 8
60 – 69,9 12
70 – 79,9 9
80 – 89,9 6
90 – 99,9 4
Jumlah 50

Langkah pertama kita mencari kelas dengan frekuensi paling besar. Kelas ke 4 mempunyai
frekuensi terbesar yaitu 12, maka kelas ke 4 adalah merupakan kelas modus, yaitu kelas
dimana modus terletak. Perhitungan modus akan kita pusatkan pada kelas tersebut. Dan i
kelas tersebut dapat kita hitung :

Class boundary bawah sebesar 39,95, kelas interval sebesar 10.

d1 = 12 – 8 = 4
d2 = 12- 9 = 3

untuk menghitung modus, angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus :

M0 = 59,95 +10 4 = 65,6643


4+ 3
Artinya data yang frekuensinya paling besar adalah 65,6643, atau paling banyak perusahaan
mempunyai keuntungan 65,6643, dan kalau data tersebut igambar, puncaknya terjadi pada
saat keuntungan sebesar 65,6643 juta.

Sumber : BMP ESPA4123 Statistika Ekonomi Modul 2 hal. 2.2 – 2.14

Anda mungkin juga menyukai