Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Pada awal zaman Masehi, bangsa-bangsa mengumpulkan data statistik untuk


mendapatkan informasi deskriptif mengenai banyak hal, misalnya pajak, perang, hasil
pertanian, dan bahkan pertandingan atletik. Pada masa kini, dengan berkembangnya teori
peluang, kita dapat menggunakan berbagai metode statistic yang memungkinkan kita
meneropong jauh di luar data yang kita kumpulkan dan masuk ke dalam wilayah
pengambilan keputusan melalui generalisasi dan peramalan.

Sering kali kita menghadapi masalah menyajikan sejumlah besar data statistic dalam
bentuk yang ringkas dan kompak. Ukuran-ukuran tersebut tidak dapat mengidentifikasi
semua ciri yang penting. Sejumlah informasi dapat diperoleh kembali bila data asal yang
banyak tersebut diringkaskan dan disajikan delam bentuk tabel, diagram, dan grafik yang
layak.

Statistik adalah kumpulan informasi atau keterangan yang berupa angka-angka yang
disusun, ditabulasi, dan dikelompok-kelompokkan sehingga dapat memberikan informasi
yang berarti mengenai suatu masalah atau gejala. Adapun ilmu tentang cara mengumpulkan,
menabulasi, mengelompokan informasi, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti
tentang informasi yang berupa angka-angka itu disebut statistika.

1
BAB II

PEMBAHASAN

 Mean

Mean dari suatu data didefinisikan sebagai jumlah semua nilai datum dibagi dengan
banyaknya datum. Dengan demikian, dalam notasi pembagian dapat ditulis

jumlah semua datum


Mean¿
banyaknya datum

Mean disebut juga rataan hitung atau rata-rata hitung dan sering disingkat rataan atau rata-
rata saja. Misalnya, suatu data kuantitatif terdiri atas datum x 1 , x 2, ..., x n , mean data tersebut
dapat dituliskan sebagai berikut.

x 1 + x 2+...+ x n
X́ =
n

Keterangan :

X́ = rata-rata

n = jumlah data

dengan x́ adalah mean ( x́dibaca: x bar). Penjumlahan berulang x 1 , x 2, ..., x n , dapat


dinyatakan dalam notasi sigma berikut
n
x 1 , x 2, ..., x n =∑ x i
i=1

n
Keterangan : ∑ x 1 dibaca “sigma x, untuk i= 1 sampai dengan n”. oleh karena itu, nilai mean
i=1

diatas dapat ditulis


n
n
xi
x́ = ∑
1
i=0 = ∑x
atau x́ n i=0 i
n

Contoh soal :

2
Tentukan mean dari data: 3,4,3,7,8,6,6,5.

Penyelesaian :
n n

Mean = x́ =
∑ xi ∑ x i
i=0
= i=0
n 8

3+4 +3+7+ 8+6+6+5


= 8

42
= 8 =5,25

Contoh 2

Nilai mean (rata-rata) ujian sekelompok siswa yang berjumlah 30 orang adalah 60. Berapa
nilai mean ujian tersebut jika seorang dari kelompok itu yang mendapat nilai 89 tidak
dimasukkan dalam perhitungan?

Penyelesaian :

x1 + x 2 +...+ x30
= 60
30

x 1 + x 2 + x 30 = 1.800

Menurut soal, nilai 89 tidak diikutkan. Misalkan x 30= 89. Nilai, dari 29 siswa iu adalah

x 1 + x 2 + x 29 = 1.800 - x 30

= 1.800 – 89

= 1.711

1.700
Jadi, mean ujian dari 29 siswa twrsebut adalah = 59.
29

 Modus

Modus digunakan untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi. Modus dari
sekumpulan pengamatan (data) ialah nilai yang sering muncul atau memiliki frekuensi
tertinggi. Dalam data bisa terdapat satu modus (unimodus) , dua modus (bimodus), lebih dari

3
dua modus(multimodus), atau sama sekali tidak memiliki modus. Jika semua pengamatan
mempunyai frekuensi sama maka tidak ada modus.

Modus adalah datum yang nilainya paling sering muncul atau datum yang frekuensinya
(kekerapan atau keseringan munculnya) paling besar. Misalnya, dari data: 4, 3, 6, 6, 7, 8, 4,
2, 3, 7, 3, 5, 9, modusnya adalah 3 karena frekuensi nilai 3 paling besar di antara nilai-nilai
yang lain. Data yang bermodus tunggal atau hanya mempunyai satu modus dinamakan data
unimodal. Data yang mempunyai dua modus dinamakan data bimodal. Misalnya, data: 3, 4,
5, 5, 6, 7, 7, 8, modusnya adalah 5 dan 7. Adapun data yang modusnya lebih dari dua
dinamakan data multimodal (bermodus banyak). Jika semua nilai datum mempunyai
frekuensi sama besar, data tersebut dikatakan tidak mempunyai modus.

Contoh 1

a. Modus dari data 3, 4, 4, 6, 6, 6, 8, 9 adalah 6 karena 6 paling sering muncul, yaitu


sebanyak tiga kali.
b. Modus dari data 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11 tidak ada, atau dikatakan data ini tidak
memiliki modus karena frekuensi datum sama yaitu 1.
c. Modus dari 2, 4, 6, 6, 9, 9, 11, 12 adalah 6 dan 9 karena sama-sama mempunyai
frekuensi 2.

Contoh 2

Skor Frekuensi
5 10
6 18
7 15
8 12
9 9
10 13

Modus dalam tabel di atas adalah 6.

Contoh 3

Misalkan diketahui data dalam tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:

Skor Frekuensi
40-49 5
50-59 15
60-69 10
70-79 28
80-89 17

4
Skor Frekuensi
90-99 10

Dari tabel di atas, modus yang sesungguhnya tidak dapat dicari. Oleh karena itu
ditetapkan aturan bahwa kelas yang frekuensinya tertinggi disebut kelas modus,
sedangkan modus dari data dalam distribusi frekuensi tersebut ialah bilangan dalam
kelas modus yang ditentukan dengan rumus:

b1
Modus=Bmod + p
[ ]
b1 +b2

Keterangan:

Bmod : batas bawah kelas modus, yaitu interval dengan frekuensi terbanyak.
p : panjang kelas interval pada kelas modus
b1 : selisih frekuensi kelas modus dengan frekuensi kelas interval dengan tanda
kelas lebih kecil sebelum tanda kelas modus
b2 : frekuensi kelas modus dikurangi dengan frekuensi kelas sesudahnya.
Jadi, dari data dalam daftar distribusi di atas diperoleh:

Kelas modus : 70-79

Batas bawah kelas modus, Bmod : 70-0,5= 69,5

Panjang kelas, p: 80-70 = 10

b 1 : 28-10 = 18

b 2 : 28-17 = 11

b1 18
Modus=Bmod + p
[ ]
b1 +b2
=69,5+ 10 [
18+11 ]
=69,5+6,21=75,71

Contoh 4

Modus suatu data tidak selalu berupa bilangan.

Jenis kendaraan Frekuensi

5
Sepeda 10
Sepeda motor 45
Mobil 20
Bus 5
Truk 4
Becak 2

Modus data dalam tabel ini adalah sepeda motor karena frekuensinya yang paling
banyak.

 Median

Median didefinisikan sebagai suatu nilai yang membagi suatu data yang telah
diurutkan dari yang terkecil ke terbesar menjadi dua bagian sama banyak. Berdasarkan
definisi tersebut, nilai median adalah a. nilai datum yang ada di tengah (jika ukuran
datanya ganjil); b. rataan dua nilai datum yang ada di tengah (jika ukuran datanya genap).
Misalnya, suatu data yang telah diurutkan dituliskan sebagai.

a. Nilai datum yang ada ditengah ( jika ukuran datanya ganjil)


b. Rataan dua nilai datum yang ada ditengah ( jika ukuran datanya genap)

Misalnya, suatu data yang telah diurutkan ditulisakan sebagai x 1 , x2 ..., x n, dengan x 1 ,≤
x 2 ≤ x 3… ≤ x n , nilai mediandapat dirumusakan sebagai berikut.

a. Jika n (ukuran data) ganjil, mediannya adalah datum yang berada ditengah atau

datum ke- ( x+2 1 )sehingga dapat ditulis


Median = x ( n+12 )
b. Jika n (ukuran data) genap, mediannya adalah rataan dari dua datum yang berada

di tengah, yaitudatum ke- ( n2 ) dan datum ke- ( n2 +1) sehingga dapat ditulis

Perlu ditekankan di sini bahwa nilai median hanya dapat ditentukan pada data yang
telah diurutkan. Jika masih belum urut maka perlu diurutkan terlebih dahulu. Proses
menyusun data dengan mengurutkan data dari datum terkecil ke datum terbesar ini disebut
juga dengan proses menyusun statistik peringkatnya.

6
Contoh soal

Tentukan median dari setiap data berikut

a. 3, 5, 4, 2, 6

b. 14,12, 10, 20, 8, 8, 6, 10

Penyelesaian: a. Data ini belum terurut sehingga perlu diurutkan terlebih dahulu. Urutan data
dari datum yang terkecil adalah 2, 3, 4, 5, 6. Ukuran data n = 5 (ganjil) sehingga median

b. Data belum terurut sehingga perlu diurutkan terlebih dahulu. Urutan data dari datum yang
terkecil adalah

7
 Kuartil
1) Kuartil Data Tunggal
Kuartil membagi data menjadi empat bagian yang sama banyak dari data yang telah
terurut yang masing-masing sebesar 25% atau 1/4 bagian . Kuartil (Q) terbagi menjadi tiga
macam, yaitu Q1 (kuartil bawah), Q2 (kuartil tengah atau median) dan Q3 (kuartil atas).
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kuartil.

 Susunlah data menurut urutannya.

 Tentukan letak kuartil dan.

 Tentukan nilai kuartilnya.


Untuk mencari letak kuartil ke i, dapat kita gunakan rumus berikut.

rumus mencari kuartil ke i (Qi)


Dengan i = 1, 2, dan 3.
Adabeberapa buku yang menulisQ1 dengan K 1

2) Kuartil Data Berkelompok


Berikut merupakan rumus yang dapat kita gunakan untuk kuartil data berkelompok
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

rumus kuartil data berkelompok


Keterangan:
Tb = Tepi bawah kuartil ke-i.
F = Jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i.
f = Frekuensi kuartil ke-i. i = 1, 2, 3
n = Jumlah seluruh frekuensi.
C = panjang interval kelas.

3) Jangkauan Kuartil dan Simpangan Kuartil atau Jangkauan Semi Inter Kuartil

8
Berikut adalah rumus untuk sekumpulan data yang mempunyai kuartil bawah (Q1)
dan kuartil atas (Q3), Rumus Jangkauan kuartil dan simpangan kuartil atau Jangkauan Semi
Inter kuartil dari data adalah sebagai berikut:

rumus jangkauan kuartil


Keterangan:
JQ = Simpangan kuartil.
Qd = Jangkauan semi inter kuartil atau simpangan kuartil.
Q1 = Kuartil ke-1 (Kuartil bawah).
Q3 = Kuartil ke-3 (Kuartil atas).

 Desil
1) Desil Data Tunggal 
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan desil.

 Susunlah data menurut urutan nilainya.

 Tentukan letak desilnya.

 Hitung nilai desilnya.


Letak desil ke i dapat ditentukan dengan rumus berikut: 

rumus menentukan letak Di


Dengan i = 1-9
2) Desil Data Berkelompok 
Data yang disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dapat dihitung menggunakan
rumus berikut:

rumus desil data berkelompok


Keterangan: 

9
Tb = Tepi bawah desil ke-i. 
F = Jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i. 
f = Frekuensi kuartil ke-i dengan i = 1-9.
n = Jumlah seluruh frekuensi. 
C = panjang interval kelas.

 Persentil (P)
1) Persentil Data Tunggal
Persentil merupakan kumpulan data yang dibagi menjadi seratus bagian yang sama,
maka diperoleh sembilan puluh sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan persentil,
yaitu persentil 1 hingga persentil 99 dan untuk menyederhanakannya disingkat menjadi P1
hingga P99. 
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan persentil
data tunggal: 

 Susunlah data menurut urutan nilainya. 

 Tentukan letak persentilnya.

 Hitung nilai persentilnya.


Letak persentil ke i dapat ditentukan dengan rumus berikut: 

rumus persentil data tunggal


Dengan i = 1-99.

2) Persentil Data Berkelompok


Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mendapatkan persentil
data berkelompok:

persentil data berkelompok

10
Keterangan: 
Tb = Tepi bawah persentil ke-i. 
F = Jumlah frekuensi sebelum frekuensi kuartil ke-i. 
f = Frekuensi kuartil ke-i. i = 1, 2, 3,…,99 
n = Jumlah seluruh frekuensi. 
C = panjang interval kelas. 

 Hubungan Mean-Median-Modus

Pada analisis data biasanya fokus perhatian tidak terletak pada keseluruhan data, tetapi
terletak hanya dimana data tersebut memusat. Oleh karena itulah nilai-nilai rata-rata, median
dan modus sering digunakan untuk mewakili seperangkat data dalam analisis statistik.
Pada suatu distribusi frekuensi, hubungan antara rata-rata, median dan modus adalah
sebagai berikut.

1. Jika rata-rata, median dan modus memiliki nilai yang sama, maka nilai rata-rata,
median dan modus akan terletak pada satu titik dalam kurva distribusi frekuensi.
Kurva distribusi frekuensi tersebut akan terbentuk simetris.

2. Jika rata-rata lebih besar dari median, dan median lebih besar dari modus, maka pada
kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kanan, sedangkan
median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kiri. Kurva distribusi frekuensi
akan terbentuk menceng ke kiri.

11
3. Jika rata-rata lebih kecil dari median, dan median lebih kecil dari modus, maka pada
kurva distribusi frekuensi, nilai rata-rata akan terletak di sebelah kiri, sedangkan
median terletak di tengahnya dan modus di sebelah kanan. Kurva distribusi frekuensi
akan terbentuk menceng ke kanan.

4. Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke kanan), maka
biasanya akan berlaku hubungan antara rata-rata median dan modus sebagai berikut:
Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata – Median).

12
BAB III
PENUTUP

Salah satu aspek yang paling penting untuk menggambarkan distribusi data
adalah nilai pusat data pengamatan. Terdapat tiga ukuran tendensi sentral yang sering
digunakan, yaitu: Mean (Rata-rata hitung/rata-rata aritmetika, median, dan modus.
Mean dihitung dengan menjumlahkan semua nilai data pengamatan kemudian dibagi
dengan banyaknya data. Median dari n pengukuran atau pengamatan x1, x2 ,…, xn
adalah nilai pengamatan yang terletak di tengah gugus data setelah data tersebut
diurutkan. Modus adalah data yang paling sering muncul/terjadi.

13
14
STATISTIKA

UKURAN PEMUSATAN DATA

MUH. KAHIDIR ARIF 17570410

NURUL AWALIA APRIANI BURHAN 17570410

NURFADILA 1757041011

PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN


FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FEBRUARI 2020
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan saya semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan saya, saya yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Makassar, 24 Februari 2020

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai