Anda di halaman 1dari 32

Rabu, 23 Oktober 2019

BAHAN DISKUSI 3
PMPL A
MATERI STATISTIKA DAN PELUANG

STATISTIKA

Materi statistika ada di kelas VII SMP Semester 2, kelas VIII SMP Semester 2,
dan kelas XII SMA semester 1. Model pembelajaran yang digunakan yaitu PBL (Problem
Based Learning).
Peta Konsep.

Pengertian Statistika
Statistika adalah ilmu yang merupakan cabang matematika terapan yang
membahas metode–metode ilmiah tentang tata cara mengumpulakan dan

1
mengelompokkan data, menyusun dan menyajikan data, sampai pada mengambil
kesimpulan yang sahih sehingga keputusan yang diambil dapat diterima.

Sejarah Singkat Statistika


Statistika berawal dari kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh John
Graunt di Eropa pada tahun 1662, hal ini merupakan awal munculnya statistika deskriptif.
Penggunaan istilah statistika berakar dari istilah-istilah dalam bahasa latin modern
statisticum collegium (dewan negara) dan bahasa Italia statista (negarawan atau
politikus). Pada tahun 1749 Gottfried Achenwall menggunakan Statistika dalam bahasa
Jerman untuk pertama kalinya sebagai nama bagi kegiatan analisis data kenegaraan,
dengan mengartikannya sebagai ilmu tentang Negara (state). Jadi statistika secara prinsip
mula-mula hanya mengurus data yang dipakai lembaga-lembaga administrasif dan
pemerintahan. Pengumpulan data terus berlanjut, khususnya melalui sensus yang
dilakukan secara teratur untuk memberi informasi kependudukan yang berubah setiap
saat, selain itu statistik digunakan untuk mendapatkan informasi deskriptif mengenai
pajak, perang, hasil pertanian, bahkan pertandingan atletik.
Sumber: https://hasanahworld.wordpress.com/2008/06/21/sejarah-peluang-dan-statistika/

A. Beberapa Istilah dalam Statistika


1. Klasifikasi Statistika
Statistika dibagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Statistika Deskriptif yang meliputi kegiatan mengumpulkan dan
mengelompokkan data, serta menyusun dan menyajikan data kedalam
bentuk yang mudah dimengerti dan dipahami.
b. Statistika Inferensial yang meliputi kegiatan menyimpulkan dan
meramalkan kondisi dari data yang diperoleh.
2. Pengertian Datum dan Data
Misalnya kita melakukan pengamatan terhadap hasil ulangan matematika
10 orang siswa. Hasilnya sebagai berikut: 68 6 5 7 6 5 9 10 10
Angka-angka 6, 8, 6, …, 10 masing -masing disebut Datum. Keseluruhan angka-
angka tersebut disebut Data. Jadi, datum merupakan informasi yang di dapat dari

2
pengamatan terhadap objek. Datum dapat berupa angka atau lambang. Data
adalah kumpulan dari datum-datum secara keseluruhan.
3. Jenis – Jenis Data
a) Data Kuantitatif, yaitu data yang menunjukkan ukuran objek yang diamati.
Karena berupa ukuran, maka data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka
atau bilangan.
b) Data Kualitatif, yaitu data yang menunjukkan keadaan fisik suatu objek
yang diamati.

B. Penyajian Data
Data mentah yang diperoleh dari proses pengumpulan data pada umumnya masih
berupa data yang tidak teratur. Agar data dapat memberikan informasi yang optimal,
maka data mentah tersebut perlu dikelompokkan atau diatur ke dalam bentuk-bentuk
tertentu. Salah satu cara pengorganisasian data yang dapat digunakan untuk
mempermudah penarikan kesimpulan adalah menyajikan data mentah ke dalam tabel
distribusi frekuensi dan memvisualisasikan ke dalam bentuk grafik.
1. Tabel Distribusi Frekuensi
Langkah-langkah menyusun tabel distribusi frekuensi data kelompok sebagai
berikut :
a) Menentukan jangkauan/range (R) dengan rumus R = Xmax - Xmin
b) Menentukan banyak kelas dengan rumus K = 1 + 3,3 log n
R
c) Menentukan interval kelas/panjang kelas (I) dengan rumus I 
K
d) Menentukan batas kelas, yaitu batas atas dan batas bawah
e) Menyusun tabel distribusi data kelompok
2. Grafik
a) Histogram
Histogram adalah diagram yang menyajikan data dari tabel distribusi frekuensi
dengan bentuk batang dan berimpitan. Sumbu mendatar (sumbu x) menyatakan
tepi kelas dan sumbu tegak (sumbu y) menyatakan frekuensi. Untuk pembuatan
histogram, pada setiap interval kelas diperlukan tepi-tepi kelas. Tepi-tepi kelas

3
ini digunakan untuk menentukan titik tengah kelas. Penyajian histogram dapat
disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas atau berdasarkan nilai tengah.

Contoh :
Dari tabel angket berikut, buatlah histogramnya!

Penyelesaian:
Histogram yang disajikan berdasarkan tepi-tepi kelas.

4
b) Poligon Frekuensi
Poligon frekuensi adalah diagram garis yang menghubungkan setiap titik tengah
batang bagian atas dari suatu histogram dan batang -batangnya dihapus.
Contoh:
Hasil pengukuran berat badan terhadap 100 siswa SMP X digambarkan dalam
distribusi bergolong seperti dibawah ini. Sajikan data tersebut dalam histogram
dan poligon frekuensi!

Penyelesaian:
Histogram dan poligon frekuensi dari tabel di atas dapat ditunjukkan sebagai
berikut:

5
c) Ogive
Grafik yang menunjukkan frekuensi kumulatif kurang dari atau frekuensi
kumulatif lebih dari dinamakan poligon kumulatif. Untuk populasi yang besar,
poligon mempunyai banyak ruas garis patah yang menyerupai kurva sehingga
poligon frekuensi kumulatif dibuat mulus, yang hasilnya disebut ogive.
Ada dua macam ogive, yaitu sebagai berikut:
 Ogive positif, yaitu ogive dari frekuensi kumulatif kurang dari
 Ogive negatif, yaitu ogive dari frekuensi kumulatif lebih dari
Contoh:
Hasil tes ulangan matematika terhadap 40 siswa kelas XI IPA digambarkan dalam
tabel di bawah ini. Gambarlah ogive naik dan ogive turun!

Penyelesaian:
Daftar frekuensi kumulatif kurang dari dan lebih dari.

6
Berikut diagram ogive dari tabel di atas.

C. Pemusatan Data
Terdapat tiga buah nilai statistika yang dapat dimiliki sekumpulan data yang telah
diperleh, yaitu rataan hitung (mean), median dan modus. Ketiga nilai tersebut dikenal

7
juga sebagai ukuran pemusatan, karena ketiga nilai tersebut memiliki kecenderungan
bernilai sama dengan nilai tengah dari data yang diberikan.
a. Rataan Hitung (mean)
Rataan hitung atau mean dari suatu data didefinisikan sebagai jumlah semua nilai
datum dibagi dengan banyaknya datum yang diamati.
Rataan hitung (mean) = jumlah semua nilai datum
Banyaknya datum yang diamati
Misalnya diberikan data x1, x2, x3, … , xn maka rataan hitung data tersebut dapat
dinyatakan sebagai:

x x x  ...  x n  1 n

n i 1 xi
x 1 2 3
atau x
n

Dengan x (baca: x bar) menyatakan satuan hitung yang bisa disebut dengan

rataan atau mean.


b. Median (Me) dari sekumpulan data (bilangan) adalah nilai tengah dari
sekumpulan data setelah diurutkan yang fungsinya membantu memperjelas
kedudukan suatu data.
a) Median Data Tunggal
Median dari data tunggal ditentukan sebagai berikut:
 Untuk banyak data n = genap, maka mediannya adalah nilai datum ke

1
2
 n  1 atau dapat ditulis: Me = X 1
2
 n 1

 Untuk banyak data n = ganjil, maka mediannya adalah rataan dari nilai

n n
datum ke dan nilai datum ke + 1 atau dapat ditulis:
2 2

Me =
X n
2
 X n 1
2

 Contoh :
Tentukan median dari data berikut:
 65, 70, 90, 35, 40, 45, 50, 80, 70.

8
Penyelesaian:
Data setelah diurutkan: 35, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90. Banyaknya data
ada 9 (ganjil), maka mediannya adalah data yang ke-5.

Jadi, Me = X 1
2
( n 1)
 X 1
2
( 9 1)
 X 5
 65 .

b) Median Data Berkelompok


Untuk menghitung median dari data yang telah dikelompokkan
dipergunakan rumus :

1
n  fk
Me  L  2 p
f

Keterangan :
L = Tepi bawah kelas yang memuat median.
P = Panjang interval kelas
fk = jumlah frekuensi sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
n = banyaknya datum
Contoh : Tentukan median dari data pada table berikut:
Nilai f fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 - 100 3 40
Jumlah 40
Jumlah nilai data n = 40 (genap), artinya median terletak antara nilai
datum ke-20 dan nilai datum ke-21. Kedua datum tersebut terletak pada
kelas 73 – 79 (frekuensi terbanyak), sehingga diperoleh:

9
L = 72,5
P=7
fk = 11 (fk sebelum kelas median)
f = 15 (f pada kelas median)
n = 40
1
n  fk
Me  L  2 p
f
1
 40  11
20  11
Me  L  2  7  72,5  7
15 15
63
= 72,5 
15
= 72,5 + 4,2 = 76,7
Jadi, median dari data pada table diatas adalah 76,7.
c. Modus
Modus adalah bilangan yang paling banyak muncul dari data, yang fungsinya
untuk melihat kecenderungan dari data tersebut.
a) Modus dari Data Tunggal
Contoh :
1) Data : 5, 5 , 6, 6, 6, 7, 8. Mempunyai modus 6.
2) Data : 2, 2, 3, 3, 3, 3, 6, 6, 6, 6, 7. Mempunyai modus 3 dan 6.
3) Data : 2, 3, 4, 5, 6, 7. Tidak mempunyai modus.
4) Data : 3, 3, 5, 5, 6, 6, 7, 7. Juga tidak mempunyai modus.
b) Modus dari Data Berkelompok
Untuk menghitung modus dari data yang telah dikelompokkan dipergunakan
rumus sebagai berikut:

Mo = L +
d 1
p
Keterangan :
d1  d 2
Mo = Modus
L = tepi bawah kelas modus

10
p = panjang kelas
d1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya.
d2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas berikutnya.
Contoh:
Tentukan modus dari data pada table berikut:
Nilai Frekuensi
52 – 58 2
59 – 65 4
66 – 72 5
73 – 79 15
80 – 86 7
87 – 93 4
94 - 100 3
Kelas modus adalah kelas yang mempunyai frekuensi terbanyak. Jadi,
modusnya terletak pada kelas 73 – 79, sehingga diperoleh:
L = 72,5
d1 = 15 – 5 = 10
d2 = 15 – 7 = 8
p =7

Mo = L +
d 1
p
d d
1 2

10
= 72,5 + 7
10  8
70
= 72,5 +  72,5  3,9  76,4
18
Jadi, modusnya dari data pada table tersebut adalah 76,4.

D. Penyebaran Data
1. Ukuran Letak Data

11
Terdapat dua ukuran letak yang akan kita pelajari, yaitu kuartil dan desil.
Kuartil dan desil disebut ukuran letak karena kuartil dan desil menentukan letak
suatu datum tertentu pada data.
 Kuartil
Kuartil membagi kelompok data berurutan menjadi empat bagian yang
sama. Dengan menggunakan garis bilangan kita dapat menggambarkan
pembagiannya sebagai berikut:

Q1 Q2 Q3

Keterangan:
Q1 disebut kuartil bawah (kuartil pertama)
Q2 disebut kuartil tengah ( kuartil kedua ) atau median
Q3 disebut kuartil atas ( kuartil ketiga)
 Kuartil dari Data Tunggal
Contoh:
Tentukan kuartil bawah Q1, kuartil tengah Q2 dan kuartil atas Q3 untuk data
berikut 2, 3, 4, 14, 8, 11, 19, 20
Penyelesaian:
Nilai data setelah diurutkan: 2, 3, 4, 8, 11, 14, 19, 20
3 4
Jadi, Q1 =  3,5
2
8  11
Q2 =  9,5
2
14  19
Q3 =  16,5
2
 Kuartil dari Data Kelompok
Untuk menghitung kuartil dari data yang telah dikelompokkan dipergunakan
rumus sebagai berikut:

i
n f
Qi = LQi + 4
kQi
 p , dengan i = 1, 2, 3.
f Qi
12
Keterangan:
Qi = Kuartil ke – i
n = banyaknya datum
LQi = tepi bawah kelas Qi , dengan kelas Qi ialah interval kelas dimana
Qi akan terletak.
FkQi = jumlah frekuensi ( frekuensi kumulatif ) sebelum kelas Qi
f Qi = frekuensi kelas yang memuat Qi
p = panjang kelas
Seperti halnya median, sebelum menggunakan rumus, tentukan dahulu

i
kelas yang memuat Qi, yaitu kelas yang memuat data ke ( n)
4
Contoh :
Perhatikan table dibawah ini, kemudian tentukan Q1, Q2, dan Q3!
Nilai F Fk
52 – 58 2 2
59 – 65 4 6
66 – 72 5 11
73 – 79 15 26
80 – 86 7 33
87 – 93 4 37
94 – 100 3 40
Jumlah 40

Penyelesaian:
1 1
a. n  (40)  10 , kelas Q1 adalah 66 – 72, sehingga diperoleh L1 = 65,5, fk =
4 4
6, f = 5, dan p = 7.
Jadi, kuartil bawahnya (Qi) adalah

13
1
n f
Q1 = LQ1 + 4 kQ1
p
f Q1

10  6 28
= 65,5 +  7  65,5 
5 5
= 65,5 + 5,5 = 71, 1
2 1 1
b. n  n  (40)  20, kelas Q2 adalah 73 – 79, sehingga diperoleh:
4 2 2
L2 = 72,5, fk = 11, f = 15, dan p = 7.
Jadi, kuartil tengahnya (Q2) adalah:
1
n f
Q2 = LQ2 + 2 kQ 2
p
f Q2

20  11 63
= 72,5 +  7  72,5 
15 15
= 72,5 + 4,2 = 76, 7
3 3
c. n  (40)  30, kelas Q3 adalah 80 – 86 sehingga diperoleh
4 4
L3 = 79,5, fk = 26, f = 7 dan p = 7. jadi, kuartil atasnya (Q3) adalah
3
n f
Q3 = LQ3 + 4
kQ 3
p
f Q3

30  26
= 79,5 + 7
7
= 79,5 + 4,0 = 83,5
 Desil
Untuk desil, data keseluruhan dibagi menjadi 10 bagian yang sama. Untuk
menghitung desil di gunakan rumus:
a) Desil untuk data tunggal
 Untuk menghitung Desil dari data tunggal, maka kita menggunakan rumus
sebagai berikut:
i ( n  1)
Di =
10

14
Keterangan:
D = Desil ke-i
n = banyaknya datum
Contoh:
Diketahui sebuah data sebagai berikut: 6, 8, 3, 4, 9, 2, 12, 10, 14, 15. Tentukanlah:
a. desil ke-3
b. desil ke-6
c. desil ke-8
Penyelesaian :
Urutan data sebagai berikut: 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15
a. Desil ke – 3
i (n  1)
Letak Di = 10
3(10  1)
Letak D3 =  3,3
10
D3 = X3 + 0,3 ( X4 – X3 ) = 4 + 0,3 (6 – 4) = 4,6
b. Desil ke-6
i (n  1)
Letak Di = 10
6(10  1)
Letak D6 =  6,6
10
D6 = X6 + 0,6 ( X7 – X6 ) = 9 + 0,6 ( 10 – 9 ) = 9,6
c. Desil ke-8
i (n  1)
Letak Di = 10
8(10  1)
Letak D8 =  8,8
10
D8 = X8 + 0,8 (X9 – X8) = 12 + 0,8 (14 – 12) = 13,6
b) Desil untuk data Berkelompok
Untuk menghitung Desil dari data tunggal, maka kita menggunakan rumus
sebagai berikut:

15
in
 fk
Di = Li + 10  p, dengan i = 1, 2, 3, …, 9
f

Keteangan :
Di = desil ke – i
n = banyaknya datum
Li = tepi bawah kelas Di
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas Di
f = frekuensi kelas Di
p = panjang kelas
Contoh :
Tentukan Desil ke – 3 dari table berikut ini :
Nilai F
43 – 49 3
50 – 56 1
57 – 63 8
64 – 70 12
71 – 77 11
78 - 84 5
Jumlah 40
Penyelesaian:
Nilai f fk
43 – 49 3 3
50 – 56 1 4
57 – 63 8 12
64 – 70 12 24
71 – 77 11 35
78 - 84 5 40
Jumlah 40

in 3  40
 i=3   12, kelas D 3 adalah 57 – 63
10 10
L3 = 56,5 ; fk = 4, p = 7, f = 8, maka diperoleh

16
3  40
4
D4 = 56,5 + 10 12  4
 7  56,5  7
8 8
= 56,5 + 7 = 63,5
Jadi, desil ke-3 adalah 63,5
2. Ukuran Penyebaran
Untuk mendapatkan keterangan atau gambaran yang lengkap tentang suatu data
kita perlu mengetahui juga ukuran persebaran data, yaitu jangkauan data, jangkauan
atarkuartil, simpangan kuartil, langkah, pagar dalam, pagar luas, simpangan rata-rata,
ragam, dan simpangan baku.
a. Jangkauan Data
Ukuran penyebaran data yang sederhana adalah jangkauan data atau rentang
data. Jangkauan data adalah selisih antara nilai datum terbesar ( X maks ) dengan
nilai datum terkecil ( Xmin ). Jangkauan dilambangkan dengan “J”.

J = Xmaks – Xmin

b. Jangkauan Antar Kuartil (Hamparan)


Jangkauan antarkuartil atau hamparan diartikan sebagai selisih antara
kuartil ketiga dengan kuartil pertama. Hamparan dilambangkan dengan “H”.

H = Q3 – Q1

c. Simpangan Kuartil ( Jangkauan Semi Antarkuartil )


Simpangan kuartil atau jangkauan semi antarkuartil didefinisikan sebagai
setengah dari hamparan. Simpangan kuartil dilambangkan dengan “Qd”.

1 1
Q d

2
H  (Q  Q )
2 3 1

d. Simpangan rata-rata (SR)


Simpangan rata-rata adalah ukuran seberapa jauh penyebaran nilai – nilai data
terhadap nilai rataan. Dirumuskan dengan.

17
1 n
SR  
n 1 i x xi

Dengan n menyatakan banyaknya datum


Xi menyatakan data ke-i
x menyatakan rataan
e. Ragam (S2 )
Ragam adalah ukuran yang menyatakan rata-rata kuadrat jarak suatu data dari
nilai rataannya, dirumuskan dengan

S
2

1 n

n i 1
 x  x
i
2

f. Simpangan Baku (S)

2
S S

Sumber:
https://www.konsep-matematika.com/2015/10/statistika-penyajian-data.html?m=1
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.edu/34666437/STATISTIK_KELA
S_XII&ved=2ahUKEwjtvJbh46_lAhVHOSsKHQEADE8QFjAFegQIARAB&usg=AOv
Vaw3-ZHqWQ8IRTUV1NaHBAHgS

18
PELUANG

Materi peluang ada di kelas VIII SMP Semester 2, dan kelas XII SMA semester 1.
Peta Konsep.

Pengertian Peluang
Peluang (Probabilitas) merupakan suatu konsep matematika yang digunakan untuk
melihat kemungkinan terjadinya sebuah kejadian. Beberapa istilah yang perlu diketahui
dalam mempeajari konsep peluang adalah sebagai berikut:
1. Ruang sampel merupakan himpunan semua hasil yang mungkin dari sebuah
percobaan.
2. Titik sampel merupakan anggota yang ada pada ruang sampel.
3. Kejadian merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.

19
Peluang suatu kejadian dapat didefinisikan, Jika N adalah banyaknya titik sampel
pada ruang sampel S, suatu percobaan dan E merupakan suatu kejadian dengan

n
banyaknya n pada percobaan tersebut, maka peluang kejadian E adalah P(E) =
N
Sejarah Singkat Peluang
Teori peluang awalnya diinspirasi oleh masalah perjudian. Awalnya dilakukan
oleh matematikawan dan fisikawan Itali yang bernama Girolamo Cardano (1501-1576).
Cardano merupakan seorang penjudi pada waktu itu, judi memacunya untuk mempelajari
peluang. Dalam bukunya yang berjudul Liber de Ludo Aleae (Book on Games of
Changes) pada tahun 1565, Cardano banyak membahas konsep dasar dari peluang yang
berisi tentang masalah perjudian.
Pada tahun 1654, seorang penjudi lainnya yang bernama Chevalier de Mere
menemukan sistem perjudian. Ketika Chevalier kalah dalam berjudi dia meminta
temannya Blaise Pascal (1623-1662) untuk menganalisis sistim perjudiannya. Pascal
menemukan bahwa sistem yang dipunyai oleh Chevalier akan mengakibatkan peluang dia
kalah 51%. Pascal kemudian menjadi tertarik dengan peluang, dan mulailah dia
mempelajari masalah perjudian. Dia mendiskusikannya dengan matematikawan terkenal
yang lain yaitu Pierre de Fermat (1601-1665). Mereka berdiskusi pada tahun 1654
melalui 7 buah surat yang ditulis oleh Blaise Pascal dan Pierre de Fermat yang
membentuk asal kejadian dari konsep peluang.
Sumber: https://hasanahworld.wordpress.com/2008/06/21/sejarah-peluang-dan-statistika/

A. Aturan Pencacahan
Kaidah pencacahan adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan menentukan
banyaknya cara suatu percobaan dapat terjadi. Menentukan banyakya cara suatu
percobaan dapat terjadi dilakukan dengan aturan penjumlahan dan aturan perkalian.
1. Aturan Penjumlahan
Jika ada sebanyak a benda pada himpunan pertama dan ada sebanyak b benda
pada himpuan kedua, dan kedua himpuan itu tidak beririsan, maka jumlah total
anggota di kedua himpuan adalah a + b.
Contoh :

20
Jika seseorang akan membeli sebuah sepeda motor di sebuah dealer. Di dealer itu
tersedia 5 jenis Honda, 3 jenis Yamaha, dan 2 jenis Suzuki. Dengan demikian
orang tersebut mempunyai pilihan sebanyak 5 + 3 + 2 = 10 jenis sepeda motor.
2. Aturan Perkalian
Pada aturan perkalian ini dapat diperinci menjadi dua, namun keduanya saling
melengkapi dan memperjelas. Kedua kaidah itu adalah menyebutkan kejadian
satu persatu dan aturan pengisian tempat yang tersedia.
a) Menyebutkan kejadian satu persatu

Hasil yang mungkin : G1, G2, G3,G4, G5, G6, A1, A2, A3, A4, A5, A6
Catatan : G1 artinya uang menunjukkan gambar dan dadu menunjukkan
angka 1. Dengan demikian banyaknya cara hasil yang berkaitan dapat terjadi
adalah 12 cara.
b) Aturan pengisian tempat yang tersedia
Menentukan banyaknya cara suatu percobaan selalu dapat diselesaikan
dengan meyebutkan kejadian satu persatu. Akan tetapi, akan mengalami
kesulitan kejadiannya cukup banyak. Hal ini akan lebih cepat jika
diselesaikan dengan menggunakan aturan pengisian tempat yang tersedia
atau dengan mengalikan.
Contoh 1:
Alya mempunyai 5 baju dan 3 celana. Berapa cara Alya dapat memakai baju
dan celana?

21
Peyelesaian :
Misalkan kelima baju itu B1, B2, B3, B4, B5 dan ketiga celana itu C1, C2,
C3. Hasil yang mungkin terjadi adalah….

Jadi banyaknya cara Alya dapat memakai baju dan celana = 15 cara
Langkah diatas dapat diselesaikan dengan:

Jadi, ada 5×3 cara = 15 cara

Secara umum dapat dirumuskan:


Bila tempat pertama dapat diisi n1 cara, tempat kedua dengan n2 cara,…,
tempat k dapat diisi nk cara, maka banyakya cara mengisi k tempat yang tersedia
adalah: n 1  n 2  ...  n k cara.
3. Permutasi
Permutasi adalah susunan terurut dari suatu objek, dimana urutan
diperhatikan.
a. Notasi Faktorial
Untuk masing-masing bilangan bulat positif n,
n! = n(n-1)(n-2)...(3)(2)(1)
Demikian juga, 0! = 1
b. Notasi nPr
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi
dari n objek yang diambil r objek pada satu waktu adalah

Contoh soal:

22
Berapa banyaknya permutasi dari pengambilan 5 kartu pada 52 kartu?
Penyelesaian:
52! 52! 52  51  50  49  48  47!
52 P5     311.875.200
(52  5)! 47! 47!

Jadi ada 311.875.200 permutasi dari pemilihan 5 kartu dari 52 kartu


c. Permutasi dengan pengulangan
Untuk semua bilangan positif n dan r, dengan r ≤ n, banyaknya permutasi
berbeda dari n objek, r diantaranya sama adalah

Secara umum, jika ada r1 objek jenis pertama, r2 objek jenis kedua, dan

n!
seterusnya, ada permutasi dari n objek yang berbeda.
r1! r2 !...

Contoh soal:
Berapa banyaknya permutasi yang berbeda dari kata MISSISSIPI?
Penyelesaian:
Ada 11 huruf yaitu 4 huruf I, 4 huruf S, dan 2 huruf P. Sehingga, ada
P1 11!
11
  34.650 permutasi berbeda dari kata MISSISSIPI.
4 P4 4 P4 4 P2 4!4!2!

4. Kombinasi
Kombinasi adalah susunan terurut dari suatu objek dimana urutan tidak
diperhatikan.

Contoh :
Suatu rapat yang dihadiri oleh 8 orang, sebelum mereka memulai rapat, mereka
saling bersalaman. Berapa banyak salaman yang dapat terjadi?
Jawaban:

Jadi banyak salaman yang akan terjadi adalah 28 kali.

23
B. Kejadian Majemuk
1. Kejadian Saling Lepas
Dua kejadian dikatakan saling lepas jika kedua kejadian tersebut tidak dapat
terjadi secara bersamaan.
P ( A  B )  P ( A)  P ( B )

Misalnya ketika memilih bola secara acak dari keranjang yang berisi 3 bola biru,
2 bola hijau dan 5 bola merah, peluang mendapat bola biru atau merah adalah
P ( Biru  Merah)  P ( Biru )  P ( Merah)
3 5
 
10 10
8

10

2. Kejadian Saling Bebas


Kejadian A dan Kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika kejadian A tidak
dipengaruhi oleh kejadian B atau sebaliknya maka berlaku:
P ( A  B )  P ( A)  P ( B )

Contoh soal:
Ada dua kotak yang masing-masing memuat bola berwarna merah dan putih
kotak I memuat 5 merah dan 4 putih serta kotak II memuat 6 merah dan 3 putih.
Jika masing-masing kotak diambil 2 bola sekaligus, tentukan peluang terambilya
1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2 merah pada kotak II!
Penyelesaian:
Misal A adalah kejadian pada kotak I yaitu terambil 1M dan 1P, akan diambil
dua bola sekaligus dari kotak I yang terdiri dari 9 bola

Terpilih 1 merah dari 5 merah dan 1 putih dari 4 putih

20 5
Peluangnya adalah P( A)  
36 9

24
Misal B adalah kejadian pada kotak II yaitu terambil 2M akan diambil dua bola
sekaligus dari kotak II yang terdiri dari 9 bola

Terpilih 2 merah dari 6 merah

Maka peluang masing-masing kotak diambil 2 bola sekaligus, tentukan peluang


terambilya 1 merah dan 1 putih pada kotak I dan 2 merah pada kotak II
merupakan kejadian saling bebas sehingga berlaku

3. Kejadian Bersyarat
Dua kejadian disebut kejadian bersyarat apabila terjadi atau tidak terjadinya
kejadian A akan mempengaruhi terjadi atau tidak terjadinya kejadian B atau
sebaliknya.

Contoh soal:
Sebuah dadu dilempar sekali tentukan peluang munculnya mata dadu genap
dengan syarat munculnya kejadian mata dadu prima terlebih dahulu!
Penyelesaian:
Misal A adalah kejadian munculnya mata dadu prima
Ruang sampel (S) = {1,2,3,4,5,6}, sehinga n(S) = 6
A = {2,3,5}, sehingga n(A) = 3
3 1
Peluang kejadian A : P(A) = 
6 2
Misal B adalah kejadian munculnnya mata dadu genap

25
B = {2,4,6) sehingga irisannya A∩ B = {2}, dengan (A∩B) = 1
n( A  B ) 1
Peluang kejadian P (A∩B) = 
n( S ) 6

Jadi, peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian
mata dadu prima lebih dahulu

Peluang munculnya mata dadu genap dengan syarat munculnya kejadian mata dadu

1
prima lebih dahulu adalah
3
Sumber: https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/f1l3/PLPG2017
/Download/materi/matematika/BAB-1-
PELUANG.pdf&ved=2ahUKEwjprP6F5q_lAhVbX30KHfkGB14QFjABegQIBhAH&us
g=AOvVaw11QPkP_SK8o3Vkw-bJ4VsY

26
APLIKASI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

A. Statistika
a) Membuat rencana dan ramalan
Dengan statistik, rencana dan ramalan dapat dibuat sebaik mungkin. Misalnya,
rencana pembuatan perumahan untuk lima tahun mendatang dari suatu
pemerintahan kota, yang dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jumlah
penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat. Analisis data berkala mampu
memberikan jawaban terbaik.
b) Mengatasi berbagai perubahan
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu pengambilan keputusan tidak
mungkin dapat diabaikan atau dihindarkan, supaya pihak-pihak lain tidak ada
yang dirugikan. Dengan statistik, perubahan-perubahan yang mungkin terjadi
dapat diantisipasi sedini mungkin.
c) Bank data
Menyediakan data untuk diolah dan diinterpretasikan agar dapat dipakai untuk
menerangkan keadaan yang perlu diketahui atau diungkap.
d) Statistik menyediakan cara-cara meringkas data kedalam bentuk yang lebih
banyak artinya dan lebih gampang mengerjakannya.
e) Bagi ibu-ibu rumah tangga mungkin tanpa disadari mereka telah menerapkan
statiska. Saat berbelanja, mereka melakukan perhitungan berapa jumlah uang
yang harus dikeluarkan setiap bulannya untuk uang belanja, listrik, dll.
f) Dalam dunia bisnis, para pemain saham atau pengusaha sering menerapkan
statistika untuk memperoleh keuntungan. Seperti peluang untuk menanamkan
saham
g) Dalam bidang industri, statistika sering digunakan untuk menentukan keputusan.
Contohnya berapa jumlah produk yang harus diproduksi dalam sehari
berdasarkan data historis perusahaan, apakah perlu melakukan pengembangan
produk atau menambah varian produk, perlu tidaknya memperluas cabang
produksi, dll.

27
B. Peluang
a) Prediksi Cuaca
Ketika seseorang hendak pergi keluar rumah, kebanyakan orang melihat kondisi
cuaca terebih dahulu, orang akan berhipotesis setelah melihat kondisi cuaca, atau
seseorang mempersentasekan kemungkinan mana yang lebih besar terjadi
dengan melihat tanda-tanda yang ada seperti, langit yang mulai gelap karena
awan, langit masih cerah atau langit akan tetap cerah sampai waktu diprediksi.
Jika seseorang melihat banyak tanda-tanda bahwa cuaca tak memungkinkan
untuk keluar rumah, maka seseorang tidak akan bepergian sampai cuaca, atau
tanda-tanda akan turun hujan tidak terlihat.
b) Perlombaan
Biasanya para peserta lomba terlebih dahulu mencari tau siapa sajakah yang
akan menjadi lawan tanding nya dalam perlombaan, hal ini dilakukan agar para
peserta dapat mempersentasekan seberapa besarkah kemungkinannya untuk
menang atau kalah dalam perlombaan.
c) Penelitian
Membantu peneliti dalam pengambilan keputusan yang lebih tepat. Dengan
teori probabilitas kita dapat menarik kesimpulan secara tepat atas hipotesis yang
terkait tentang karakteristik populasi.
d) Pengundian dalam sepak bola
Sebelum memulai prtandingan biasanya wasit memanggil kedua kapten
kesebelasan yang akan bertanding, untuk mengundi dengan menggunakan uang
koin, para kapten memilih salah satu sisi, hal ini dipakai karena memiliki
keadilan karena kedua tim kesebelasan memiliki peluang yang sama dalam
pengundian ini untu siapa yang lebih dahulu memulai pertandingan.

28
CONTOH SOAL

LOTS
1. Grafik di bawah ini merupakan contoh dari grafik jenis ....

Jawaban: Histogram

2. Himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan disebut ...,
sedangkan titik sampel adalah ....
Jawaban:
Himpunan dari semua hasil yang mungkin terjadi dalam suatu percobaan disebut
ruang sampel, sedangkan titik sampel adalah setiap anggota dalam ruang sampel.

MOTS
1. Data nilai ulangan matematika siswa disajikan dalam tabel distribusi frekuensi
berikut:
Nilai Frekuensi
20 - 29 3
30 - 39 7
40 - 49 8
50 - 59 12
60 - 69 9
70 - 79 6
80 - 89 5

29
Nilai modus dari data pada tabel di atas adalah ....
40
A. 49,5-
7
36
B. 49,5-
7
36
C. 49,5 +
7
40
D. 49,5 +
7
48
E. 49,5 +
7
Penyelesaian:
Kelas dengan frekuensi tertinggi adalah kelas dengan interval 50-59.
Diketahui:
L0 = 50-0,5 = 49,5
c = 59-50 + 1 = 10
d1 = 12-8 = 4
d2 = 12-9 = 3
Dengan demikian diperoleh
 d1 
M 0  L0  c  
 d1  d 2 
 4 
 49,5  10  
 4  3
40
 95,5 
7
Jawaban: D
Sumber: https://mathcyber1997.com/category/statistika/page/2/

2. Dalam percobaan melambungkan 3 mata uang logam, peluang muncul 2 angka 1


gambar adalah ....
1 3 2 5 7
A. B. C. D. E.
8 8 3 8 8
Penyelesaian:

30
Misalkan M adalah kejadian munculnya 2 angka (A) 1 gambar (G), maka
M ={(A,A,G), (A,G,A), (G,A,A)}dengan n(M) = 3
Banyaknya anggota ruang sampel untuk 3 koin yang masing-masing memiliki 2 sisi
adalah n(S) = 2 × 2 × 2 = 8
n(M) 3
Jadi peluangnya adalah p(M)  
n(S) 8

Jawaban: B
Sumber: https://mathcyber1997.com/category/peluang/

HOTS
1. Sukardi adalah seorang karyawan pada perusahaan tekstil yang bertugas menyimpan
data kenaikan produksi selama 5 periode. Setelah dicari, Sukardi hanya menemukan
empat data kenaikan, yaitu sebesar 4%, 9%, 7%, dan 5%. sukardi hanya ingat bahwa
rata-rata hitung dan median dari lima data itu adalah sama. Kenaikan produksi yang
mungkin pada periode kelima berkisar antara ....
A. 0% sampai 10%
B. 5% sampai 15%
C. 10% sampai 15%
D. 10% sampai 20%
E. lebih dari 20%
Penyelesaian:
Misalkan data yang hilang adalah x.
Karena rata-ratanya sama dengan median, maka kita tulis
4579 x x
 5   median
5 5
Jika x nilai minimum, mediannya adalah 5, namun bila x nilai maksimum, mediannya
adalah 7. Ini berarti rentang nilai median yang mungkin adalah 5 ≤ median ≤ 7
x
Untuk median = 5, diperoleh 5  5 x0
5
x
Untuk median = 7, diperoleh 5   7  x  10
5

31
Jadi, rentang nilai x adalah 0 ≤ x ≤ 10. Ini berarti kenaikan produksi yang mungkin
pada periode kelima berkisar antara 0% ampai 10%.
Jawaban: A
https://mathcyber1997.com/category/statistika/

2. Dalam kantong terdapat tiga bola berwarna merah diberi nomor 1-3, lima bola
berwarna kuning diberi nomor 4-8, dan empat bola berwarna hijau diberi nomor 9-
12. Tiga bola diambil satu per satu secara acak dari dalam kantong. Pengambilan
pertama, muncul bola merah bernomor genap dan tidak dikembalikan. Pengambilan
kedua, muncul bola hijau bernomor prima dan tidak dikembalikan. Peluang
terambilnya bola bernomor ganjil pada pengambilan ketiga adalah ....
A. 30%
B. 40%
C. 50%
D. 60%
E. 70%
Penyelesaian:
nomor 1, 2, 3: merah
Bola nomor 4, 5, 6, 7, 8: kuning
Bola nomor 9,10, 11, 12: hijau
Pengambilan pertama muncul bola merah bernomor genap, artinya bola nomor 2
telah diambil.
Pengambilan kedua muncul bola hijau bernomor prima, artinya bola nomor 11 telah
diambil.
Sisa bola bernomor ganjil : 1, 3, 5, 7, 9 (ada 5 bola)
Jumlah seluruh bola ada 12-2 = 10
Jadi, peluang terambilnya bola bernomor ganjil pada pengambilan ketiga adalah

5
 50%
10
Jawaban: C
Sumber: https://mathcyber1997.com/category/peluang/

32

Anda mungkin juga menyukai