Anda di halaman 1dari 34

Ukuran

Pemusatan
Anggota :

Lazario Stevano
Lulu Putri Arfina
01 laiya
2215011117 02 2255011019

Tibra Sausan
Nailah Is’ Afbilla
03 2215011063 04 Hisanah
2255011023
DEFENISI UKURAN PEMUSATAN
Rata-rata (average) adalah nilai yang
mewakili himpunan atau sekelompok data (a
set of data). Nilai rata-rata umumnya
cenderung terletak di tengah suatu kelompok
data yang disusun menurut besar/kecilnya
Beberapa jenis rata-rata yang sering
nilai. Dengan perkataan lain, nilai rata-rata
dipergunakan
mempunyai kecenderungan memusat,
• rata-rata hitung (arithmetic mean
sehingga sering disebut ukuran
atau sering disingkat mean saja),
kecenderungan memusat (measures of
• rata-rata ukur (geometric mean),
central tendency).
dan
• rata-rata harmonis (harmonic
mean).
CONTOH

Rata-rata hitung, yang untuk selanjutnya kita singkat rata-rata, sering digunakan sebagai dasar
perbandingan antara dua kelompok nilai atau lebih. Misalnya ada dua mahasiswa, yaitu Toni dan
Joni dari Fakultas Ekonomi Universitas Atmajaya, yang menempuh ujian lima macam mata
pelajaran, yaitu: Statistik, Matematika, Teori Ekonomi, Pemasaran, dan Metode Riset. Untuk
menentukan mana yang lebih pandai antara Toni atau Joni, dapat dipergunakan nilai rata-rata.
Rata-rata Hitung
a) Rata-rata sebenarnya (populasi):
1
µ = 𝑁 ∑𝑁
𝑖=1 𝑥1

= (𝑥1 + 𝑥2 + . . . + 𝑥𝑖 + . . . + 𝑥𝑛 )

b) Rata-rata perkiraan (sampel):


1
𝑥̅ = 𝑁 ∑𝑁
𝑖=1 𝑥1

= (𝑥1 + 𝑥2 + . . . + 𝑥𝑖 + . . . + 𝑥𝑛 )
𝑥̅ dibaca “x bar”, yaitu symbol rata-rata.
𝑥̅ merupakan perkiraan µ
Rata-rata Hitung (Data Berkelompok)
Apabila data sudah disajikan dalam
bentuk tabel frekuensi, di mana 𝑥' ,
terjadi, 𝑓' kali, 𝑥( terjadi 𝑓( kali, dan
seterusnya sampai 𝑥) terjadi 𝑓) kali,
maka rumus rata-rata dari data yang
sudah dibuat tabel frekuensinya
adalah sebagai berikut:
Contoh Rata-rata Hitung (Data
Berkelompok)
Rata-rata Hitung Tertimbang
Sering kali dalam suatu persoalan, masing-masing nilai
mempunyai nilai bobot/timbangan tertentu, misalnya
𝑥' dengan timbangan 𝑤' , 𝑥( dengan timbangan 𝑤( dan
seterusnya sampai 𝑥* dengan timbangan 𝑤* . Oleh
karena itu, rata-rata yang menggunakan timbangan
tersebut disebut rata-rata tertimbang (weighted
arithmetic mean) dengan rumus sebagai berikut:
Contoh Soal Rata-rata Hitung
Tertimbang.
Beberapa Sifat/Ciri Rata-Rata Hitung

I. Jumlah deviasi ata selisih


dari suatu kelompok nilai
terhadap rata-ratanya
sama dengan nol, yaitu
∑*+,' (𝑥' - 𝑥̅ ) = 0
Contoh:
Median (data tidak berkelompok)

Sekelompok nilai sebanyak n diurutakan mulai dari yang terkecil X1 sampai dengan yang terbesar
Xn’ maka nilai yang ada di tengah di sebut Median (Med). Setengah (=50%) dari nilai lebih kecil
atau sama dengan median, setengah lainnya lebih besar atau sama dengan median.
Untuk n ganjil
Kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n ganjil, maka selalu dapat ditulis

n = 2k + 1

𝒏.𝟏
Atau k= 𝟐

CONTOH
FEATURES OF THE TOPIC: NUMBERS FROM 1-3

kalau k adalah suatu bilangan konstan dan n genap, maka selalu dapat ditulis

n= 2k
atau
𝒏
k=
𝟐
misalkan
n=8 maka k= 4
#
median= $ 𝑋% + 𝑋%&#
Contoh:
Simbol n sering disebut banyaknya observasi (n = 8, n = 10) atau besarnya sampel. Apabila kita
perhatikan, hasil perhitungan median tersebut menunjukan bahwa median suatu kelompok
merupakan nilai observasi (salah satu nilai yang ada di tengah atau rata-rata dari dua nilai yang
ada di tengah) sedemikian rupa sehingga setengah (50%) dari observasi mempunyai nilai sama
atau lebih kecil dari nilai median sedangkan setengah (50%) Iainnya mempunyai nilai sama atau
lebih besar dari median.

CONTOH:
Median (Data berkelompok)

Untuk data yang berkelompok, nilai median dapat dicari dengan interpolasi yang rumusnya sebagai berikut:

!
"
" ∑$# $
med = 𝐿! + 𝑐 $%

Dimana:

𝐿! = nilai batas bawah sebenarnya dari kelas yang memuat nilai median:

n = banyaknya observasi = jumalah semua frekuensi

∑𝑓% ! = jumalah frekuensi dari semua kelas di bawah kelas yang mengandung median (kelas yang
mengandung median tak termasuk)

𝑓& = frekuensi dari kelas yang mengandung median

c = besarnya interval kelas, jarak anatara kelas yang satu dengan lainnya atau besarnya kelas yang mengandung
median
CONTOH

Kelas f

30-39 4
40-49 6
50-59 8
60-69 12
70-79 9
80-89 7
90-99 4
jumlah 50
Modus (Data tidak berkelompok)
Modus dari suatu kelompok nilai kelompok tersebut yang mempunyai frekuensi tertinggi, atau nilai yang paling
banyak terjadi di dalam suatu kelompok nilai. Untuk selanjutnya kita singkat Mod.

x F

(2)
𝑓'
𝑓(
. .
. .
. .
𝑓+
.
.
.
𝑓*
Contoh:

!
MODUS (DATA KELOMPOK)

Apabila data sudah dikelompokkan dan disajikan dalam tabel frekuensi, maka dalam mencari modusnya
harus dipergunakan rumus berikut ini.

Dimana :
𝐿0 = nilai batas bawah sebenarnya, dari kelas yang membuat modus
𝑓m0 = frekuensi kelas yang membuat modus
(𝑓1)0 = 𝑓m0 - 𝑓(m0-1) selisih frekuensi kelas yang membuat modus dengan frekuensi kelas sebelumnya
(dibawahnya)
(𝑓2)0 = 𝑓m0 - 𝑓(m0+1) selisih frekuensi kelas yang membuat modus dengan frekuensi kelas sesudahnya
(atasnya)
𝑐 = besarnya jarak antara suatu kelas dengan kelas sebelumnya
Contoh :
Dari data yang disajikan dalam tabel frekuensi berikut ini, carilah modusnya.
Perbandingan antara Rata-rata, Median dan Modus
Bentuk kurva nilai Bentuk kurva nilai Rata- Bentuk Kurva Nilai Rata-
Median, Modus, dan rata > Med > Mod Rata < Med < Mod
Rata-rata sama
Apabila distribusinya tidak terlalu miring, maka
terdapat hubungan :
Rata-rata – modus = 3 (rata-rata – median)

Atau

Modus = rata-rata – 3 (rata-rata – median)

Dengan perkataan lain, apabila rata-rata dan median diketahui, maka modus dapat
dihitung.
Rata-rata di Luar Ukuran Pemusatan : Rata-Rata Ukur
Rumus rata-rata ukur atau rumus bunga majemuk bersusun :

Jadi rata-rata ukur kelompok nilai X1, X2,…, Xn merupakan akar pangkat n dari hasil kali masing-masing nilai
kelompok tersebut. Untuk mencari rata-rata ukur, juga dapat dipergunakan rumus berikut :

atau
Hubungan antara rata-rata ukur dan bunga majemuk
(compound interest)
Misalkan :
P0 : jumlah uang semula ditabung (P0 = Rp100.000)
P1 : jumlah uang akhir tahun pertama, termasuk bunga (P1 = 100.000 + (5% x 100.000) = 100.000 + 5.000 =
105.000)
P2 : jumlah uang akhir tahun kedua termasuk bunga (P2 = P1 + 5% = 105.000 + (5% x 105.000) = 105.000 + 5.250
= 110.250)
P3 : jumlah uang akhir tahun ketiga termasuk bunga (P3 = P2 + 5% = 110.250 + (5% x 110.250) = 110.250 + 5.512,5 =
115.762,5)

Perhatikan bahwa :
P0 = 100.000
P1 = 100.000 (1,05) = 105.000
P2 = 100.000 (1,05)(1,05) = 100.000 (1,05)2
P3 = 100.000 (1,05)(1,05)(1,05) = 100.000 (1,05)3

Maka dengan tingkat bunga tetap dari waktu ke waktu, jumlah uang tersebut pada akhir tahun ke-n dapat
dihitung dengan rumus berikut :
Pn = P0(1 + r)n
Rata-rata Harmonis
Rata-rata harmonis (RH) dari n angka, X1, X2,…, Xn adalah nilai yang diperoleh dengan jalan membagi n
dengan jumlah kebalikan dari masing-masing X tersebut di atas, Rumusnya sebagai berikut :

Contoh :
Distribusi yang Dibagi Menjadi 4, 10, 100 Bagian yang Sama : Kuartil, Desil,
dan Persentil (Data Tak Berkelompok)

Apabila berbicara tentang median, maka nilai ini seolah-olah membagi kelompok data menjadi 2 bagian
yang sama. Artinya, 50% drai kelompok data ini (seluruh nilai observasi) mempunyai nilai sama atau
lebih kecil dari median, sedangkan 50% lainnya mempunyai nilai yang sama atau kebih besar dari
median tersebut. Perlu diingat bahwa nilai median merupakan salah satu dari nilai
observasi/pengamatan.
Contoh Soal
Berikut ini adalah data upah bulanan dari 13 karyawan dalam ribuan rupiah, yaitu
40,30,50,65,45,55,70,60,80,35,85,95,100, (n=14), cari nilai Q1, Q2, Q3

PENYELESAIAN:
KUARTIL,DESIL,DAN PERSENTIL (DATA BERKELOMPOK)
Kuartil adalah ukuran yang membagi sekelompok nilai menjadi empat bagian yang sama
Rumus kuartil:

Desil adalah ukuran yang membagi sekelompok nilai menjadi 10 bagian yang sama
Persentil adalah ukuran yang membagi nilai menjadi 100 bagian yang sama
Rumus desil dan persentil:
CONTOH SOAL
Berdasarkan data berikut, hitunglah Q1, Q2, D6 dan P50.

Nilai kelas F
(1) (2)
72,2-72,4 2
72,5-72,7 5
72,8-73,0 20
73,1-73,3 13
73,4-73,6 27
73,7-73,9 23
74,0-74,2 16
74,3-74,5 4

Jumlah 100
PENYELESAIAN:
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai