Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mean, Median, Modus sama-sama merupakan ukuran pemusatan data yang
termasuk kedalam analisis statistika deskriptif. Namun, ketiganya memiliki kelebihan
dan kekurangannya masing-masing dalam menerangkan suatu ukuran pemusatan data.
Untuk tahu kegunaannya masing-masing dan kapan kita mempergunakannya, perlu
diketahui terlebih dahulu pengertian analisis statistika deskriptif dan ukuran
pemusatan data. Analisis Statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan
dengan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna. Upaya
penyajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi penting yang terdapat
dalam data ke dalam berntuk yang lebih ringkas dan sederhana yang pada akhirnya
mengarah pada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran (Aunudin, 1989).
Deskripsi data yang dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan penyebaran
data. Ukuran pemusatan data meliputi nilai rata-rata (median), modus, median dan
quartil. Sedangkan ukuran penyebaran data meliputi ragam (variance) dan simpangan
baku (standard deviation).

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah ini sebagai berikut :
1. Pengertian Mean, Median, Modus ?
2. Cara menghitung dan Sifat-sifat Mean,Modus,dan Median ?
3. Hubungan Antara Rata-rata Hitung (Mean), Median dan Modus ?

C. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui apa yang dimaksud
dengan pengertian Mean,modus,Median. Kelebihan dan kekurangannya, sifat-
sifatnya, hubungan antara mean,Modus,dan Median.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian rata-rata
Istilah “rata-rata” dalam kehidupan kita sehari-hari sebenaranya merupakan
istila yang acapkali kita jumpai bahkan sering kita gunakan ; karena istilah tersebut
kiranya bukan lagi merupakan istilah yang asing bagi kita.
Nilai rata-rata dari sekumpulan data yang berupa angka itu pada umumnya
mempunyai kecenderungan untuk berada disekitar titik pusat penyebaran data angka
tersebut;karena itulah nilai rata-rata atau ukuran rata-rata itu dikenal pula dengan
nama ukuran tendasi pusat. Nilai rata-rata juga dikenal dengan istilah ukuran nilai
pertengahan, sebab niali rata-rata itu pada umumnya merupakan nilai pertengahan
dari nilai-nilai yang ada. Selain itu, karena nilai rata-rata itu biasanya berposisi pada
sekitar sentral penyebaran nilai yang ada , maka nilai rata-rata itu pun yang dikenal
dengan nama ukuran posisi pertengahan.
Dari uraian diatas secara singkat dapat dikemukakan bahwa apa yang
dimaksud dengan rata-rata itu tidak lain adalah “ tiap bilangan yang dapat dipakai
sebagai wakil dari rentetan nilai rata-rata itu wujudnya hanya satu bilangan
saja;namau dengan satu bilangan itu akan dapat tercermin gambaran secara umum
mengenai kumpulan atau deretan bahan keterangan yang berupa angka atau bilangan
itu.
1. Ukuran rata-rata dan macamnya
Dalam statistic, rata-rata itu mempunyai beberapa bentuk atau macam;
masing-masing dengan arti yang berbeda. Berhubungan dengan itu ,papabila
dalam menganalisis data statistic kita gunakan istilah “rata-rata”,kita harus dapat
menyatakan dengan tegas dan jelas “rata-rata” macam atau jenis manakah yang
kita maksudkan itu.
Adapun macam “rata-rata” atau “ukuran rata-rata” yang dimiliki statistik
sebagai ilmu pengetahuan ialah:
a. Rata-rata hitung atau nilai rata-rata hitung (aritmetis mean) yang sering
disingkat dengan mean yang umumnya dilambangkan dengan M atau X.
b. Rata-rata pertengahan atau nilai rata-rata pertengahan atau nilai rata-rata letak
(median atau medium) , yang umumnya dilambangkan : Mdn atau Me ,Mn.
c. Modus atau mode , yang biasa dilambangakan dengan Mo
d. Rata-rata ukur atau nilai rata ukur ( geometric mean )yang biasa dilambangkan
dengan GM
e. Rata-rata harmonic atau nilai rata-rata harmonic (harmonic mean), yang biasa
dilambangkan dengan HM.
Dari kelima ukuran seperti yang disebutkan diatas yang mempunyai
relevansi dank arena sering di pergunakan sebagai ukuran didunia statistic
pendidikan adalah : mean, media ,modus.
2. Nilai rata-rata hitung mean
Seperti yang dikemukakan terdahulu dalam bahasa inggris nilai rata-rata
hitung dikenai dengan istilah aritmetik mean, atau disingkat dengan Mean saja.
Untuk ringkas kata,dalam buku ini istilah yang dipakai pada dasarnya adalah
mean.
Sebagai salah satu ukuran yang tendensi pusat,mean dikenal dengan
ukuran yang menduduki tempat terpenting terpenting jika dibandingkan dengan
ukuran tedensi lainnya. Dalam kegiatan penelitian ilmiah yang mengguanakan
statistic sebagai metode analisis data mean dapat dikatakan hamper selalu
dipergunakan atau dihitung. Dalam kehidupan sehari-hari pun dengan sadar atau
tida, sebenarnya kebnayakan orang tlah menggunakan sebagai salah satu ukuran.

B. Pengertian Mean
Secara singkat MEAN dapat dikemukakan sbb;
Mean dari sekelompok(sederetan) angka (bilangan) adalah jumlah dari
keseluruhan angka (bilangan) yang ada, dibagi dengan bnyaknya angka bilangan
tersebut.
Ex.
Misalkan seorang siswa SMA memiliki nilai hasil ulangan dalam bidang studi
PAI, BI, MTK, FISIKA, BIO, SEJARAH berturut-turut 8, 9, 7, 4, 6 dan 5. Untuk
memperoleh nilai mean nilai hasil ulangan tersebut adalah :
Nilai yang ada itu kita jumlahkan dan dibagi dengan banyaknya nilai tersebut :
8 + 9 + 7 + 4 + 6 + 5 = 6,50
6
Jika keenam nilai tersebut dilambangkan dengan : X1 X2 X3 X4 X5 X6 Dan
banyaknya nilai itu dilambngkan N, maka mean dari Keenam nilai tersebut adalah :
Mx = X1 + X2 + X3 + X4 +X5 + X6
N
Apabila kita rumuskan secara umum , maka :
Mx = X1 + X2 + X3 + X4 +X5 + X6 Xn
N
Atau disingkat menjadi :
Mx = åX
N

Inilah rumus umum atau rumus dasar untuk mencari atau menghitung mean.
1. Cara mencari mean
Ada dua macam cara data tunggal :
a. Cara mencari mean dari data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi satu
Rumus yang digunakan
Untuk mencari mean data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi
satu adalah:
Mx = åX
N
Keterangan : Mx = MEAN yang kita cari
åX = jumlah dari skor-skor(nilai-nilai)yang ada
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri
Table 3.1
Perhitungan mean hasil belajar seorang siswa SMA memiliki nilai hasil
ulangan dalam bidang studi PAI, BI, MTK, FISIKA, BIO, SEJARAH.
X F
9 1
8 1
7 1
6 1
5 1
4 1
39=åX 6=N

Dari table 3.1 telah kita peroleh : å X = 39, sedangkan N=6 dengan demikian:
MX = åX = 39 = 6,50
N 6
b. Cara mencari mean dari data tunggal dimana sebagian atau seluruhannya
skornya berfrekuensi lebih dari satu
Rumus yang digunakan
Karena data tunggal yang akan kita hitung meannya baik sebagian atau
seluruhnya skornya berfrekuensi lebih dari Satu. Maka rumus mencari
meannya : MX = åX
N
Keterangan : Mx = MEAN yang kita cari
åX = jumlah hasil dari perkalian antara masing-masingskor
dengan frekuensinya
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri
Ex.
Dalam evaluasi belajar tahap akhir (EBTA) bidang studi FISIKA yang diikuti
100 siswa kelas terakhir FISIKA A, diperoleh nilai hasil EBTA sebagaimana
tertera pada table 3.2.
Table 3.2
Hasil EBTA bidang studi FISIKA dari 100 Orang siswa kelas terakhir FISIKA A
Nilai Frekuensi
(x) (f)
10 1
9 2
8 4
7 20
6 35
5 22
4 11
3 4
2 1
Total 100=N
Yang berdiri dari tiga kolom. Pada kolom 1 kita muat nilai hasil EBTA
yang akan kita cari mean-nya, kolom 2 memuat frekuensi masing-masing
nilai hasil EBTA tersebut,sedangkan pada kolom ke 3 kita muat hasil perkalian
tiap-tiap skor (nilai) yang ada dengan frekuensinya masing-masing.
Tabel 3.3
Nilai Frekuensi Fx
(x) (f)
10 1 10
9 2 18
8 4 32
7 20 140
6 35 210
5 22 110
4 11 44
3 4 12
2 1 2
Total 100=N 578 = åfx

Table 3.3 telah berhasil kita peroleh: å fx = 578 sedangkan N telah kita
ketahui = 100. Dengan demikian mean dapat kita peroleh dengan mudah,
dengan menggunakan rumus :
MX = åfX
N
Maka ,
MX = åfX = 578 =5,780 atau 5,78
N 100
2. Cara mencari mean untuk data kelompok
Untuk data kelompok mean dapat diperoleh dengan menggunakan dua
metode, yaitu metode panjang dan metode singkat.
a. Mencari mean data kelompok dengan menggunakan metode panjang
Pada perhitungan mean yang menggunakan metode panjang, semua
kelompokan data (interval) yang ada terlebih dahulu dicari nilai tengah atau
midpoint-nya. Setelah itu,tiap midpoint diperkalikan dengan frekuensi yang
dimiliki oleh masing-masing interval yang bersangkutan.
Rumus yang dipergunakan :
MX = åfX
N
Keterangan : Mx = MEAN yang kita cari
åX = Jumlah dari hasil perkalian antara midpoint dari
masing-masing interval, dengan frekuensinya
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri
Ex.
Dalam tes seleksi penerimaan siswa baru SMA swasta yang diikuti 800 calon,
diperoleh nilai hasil test bidang studi bahasa inggris sbb :
Table 3.4
Interval F
Nilai
75-79 8
70-74 16
65-69 32
60-64 160
55-59 240
50-54 176
45-49 88
40-44 40
35-39 32
30-34 8
Total 800=N

Perhitungan mean data yang tertera pada table 3.4 dengan


menggunakan metode panjang.
Table 3.5
Interval F X FX
Nilai
75-79 8 77 616
70-74 16 72 1152
65-69 32 67 2144
60-64 160 62 9920
55-59 240 57 13680
50-54 176 52 9152
45-49 88 47 4136
40-44 40 42 1680
35-39 32 37 1184
30-34 8 32 256
Total 800=N - 43920 = åfx
Dari table 3.5 telah kita peroleh åfx = 43920, adapun N=800. Dengan
demikian:
MX = åfX = 43920 = 54,90
N 800
b. Mencari mean data kelompok dengan menggunakan metode singkat
Rumus yang digunakan :
Jika dalam perhitungan mean dipergunakan metode, maka rumus yang
dipergunakan adalah sbb:
Mx = M’ + i åfx
N
Keterangan : Mx = Mean
M’ = Mean tekanan atau mean taksiran
I = Interval class(besar atau luas nya pengelompokan
data)
åfx = Jumlah dari hasil peerkalian antaratititk tengah buatan
sendiri dengan frekuensi dari masing-masing interval
N = Banyaknya skor-skor itu sendiri

Ex.
Jika misalnya data yang disajikan pada table 3.4 kita cari meannya dengan
menggunakan metode singkat , maka proses perhitungan dalam langkah
perhitungannya adalah (lihat table 3.6)
Interval F X X’ fx¹
Nilai
75-79 8 77 +4 32
70-74 16 72 +3 48
65-69 32 67 +2 64
60-64 160 62 +1 160
55-59 240 57 0 0
50-54 176 52 -1 -176
45-49 88 47 -2 -176
40-44 40 42 -3 -120
35-39 32 37 -4 -128
30-34 8 32 -5 -40
Total 800=N - -336 =åfx
Menghitung mean-nya, dengan menggunakan rumus
Mx = M’+ i åfx
N
Karena M’,i, fx’ dan N telah kita ketahui (yaitu : M’ = 57, i = 5, åfx’= -336
dan N= 800, maka dengan mensubtitusikannya kedalam rumus diatas, dapat
kita peroleh mean-nya:
Mx = M’+ i åfx = 57+5 - 366
N 800
= 57 - 1680 = 57-2,10 = 54,90
800
Dengan rumus atau metode singkat ternyata mean yang kita peroleh adalah
persis sama dengan mean yang kita peroleh dengan menggunakan metode
panjang, yaitu : M = 54,90.
c. Kelemahan mean
Sebagai ukuran rata-rata, mean yang menyandang kelemahan seperti
dikemukakan dibawah ini:
1) Karena Mean diperoleh atau berasal dari hasil perhitungan terhadap
seluruh angka yang ada, maka jika dibandingkan dengan ukuran rata-rata
lainnya perhitungan relative lebih sukar.
2) Dalam menghitung Mean, sangat diperlukan ketelitian dan kesabaran,
lebih-lebih apabila dihadapkan kepada bilangan yang cukup besar,
sedangkan kita tidak memiliki alat bantu perhitungan, seperti : mesin
hitung, kalkulator, dan sebagainya.
3) Sebagai salah satu ukuran rata-rata, Mean kadang-kadang sangat
dipengaruhi oleh angka atau nilai ekstrimnya, sehingga hasil yang
diperoleh kadang terlalu jauh dari kenyataan yang ada.
Contoh : Siswa “A” memiliki nilai rapor untuk lima macam bidang studi,
masing-masing 6,6,6,6, dan 6, sehingga nilai rata-rata hitungnya= 30 : 5 =
6. Siswa “B” untuk kelima bidang studi yang sama, memperoleh nilai 10,
4,3,8, dan 5, sehingga Nilai Rata-rata juga 30:5=6. Siswa “C” untuk
kelima bidang studi tersebut memiliki nilai-nilai 10, 2,2,6, dan 10 yang
berarti nilai rata-rata Hitungnya = 30:5=6.
Contoh lain :”A” memiliki uang Rp. 8000,-. “B” memiliki uang Rp. 6900,-
sedangkan “C” memiliki uang Rp. 100,-. Jadi rata-rata tiap anak memiliki
uang Rp. 15.000,- dibagi 3 = Rp. 5000,- (terlalu menyimpang dari
kenyataan yang ada).

C. Nilai Rata-rata Tengah (Median)


1. Pengertian niali rata-rata pertengahan (median)
Yang dimaksud dengan nilai rata-rata pertengahan atau median adalah
suatu nilai dan angka yang membagi suatu distribusi data kedalam dua bagian
yang sama besar. Dengan kata lain, nilai rata-rata pertengahan atau median adalah
nilai atau angka yang diatas nilai atau angka tersebut terdapat 1/2N dan
dibawahnya juga terdapat 1/2N. itulah sebabnya nilai rata-rata ini dikenal sebagai
nilai pertengahan atau nilai posisi tengah, yaitu nilai menunjukan pertengahan dari
suatu distribusi data.
2. Cara mencari nilai rata-rata pertengahan
Cara mencari nilai rata-rata pertengahan untuk data tunggal
a. Mencari nilai rata-rata pertengahan untuk data tunggal yang seluruh skornya
berfrekuensi 1
Untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1 dan number of
cases-nya berupa bilangan gasal (yaitu:N=2n+1),maka median data yang
demikian itu terletak pada bilangan yang (n+1).
Ex.
9 orang mahasiswa menempuh ujian lisan dalam mata kuliah tehnik evaluasi
pendidikan. Nilai mereka adalah sebagai berikut: 65 75 60 70 55 50 80 40 30.
Untuk mengetahui nilai berapakah yang merupakan nilai rata-rata pertengahan
atau median dari kumpulan nilai hasil ujian tersebut, pertama deretan itu kita
atur mulai dari nilai terendah sampai nilai yang tertinggi:
30 40 50 55 60 65 70 75 80
Kita lihat dalam deretan nilai diatas , bilangan ke-1 adalah 30, bilangan k-
2=40 dan seterusnya sampai nilai ke-9
Karena N=9,sedangkan rumus bilangan gasal adalah : N= 2n+1, maka 9 =
2n+1
9 = 2n+1
9-1 = 2n
2n = 8
n = 40
Dengan demikian nilai yang merupakn nilai rata-rata pertengahan atau median
dari nilai hasil ujian lisan tersebut adalah nilai (bil) yang ke-(4+1) atau
bilangan ke-5 yaitu nilai 60.
b. Mencari nilai rata-rata pertengahan untuk data tunggal yang sebagian atau
seluruh skornya berfrekuensi lebih dari 1
Untuk data tunggal yang seluruh skornya berfrekuensi 1dan number of cases-
nya merupaka bilangan genap (yaitu : N=2n),maka median atau nilai rata-rata
pertengahan data yang demikian itu terletak antara bilangan yang ke-n dan ke
(n+1).
Ex.
Tinggi badan 10 orang calon yang mengikuti tes seleksi penerimaan calon
penerbang enunjukan angka sebagai berikut: 168 162 169 170 164 167 161
166 163 dan 165cm.
Cara mencari nilai rata-rata pertengahan atau mediannya sama seperti telah
dikemukakan di atas , yaitu pertama-tama deretan angka itu terlebih dahulu
kita atur berderet ,mulai dari nilai terendah sampai dengan nilai yang tertinggi.
161 162 163 164 165 166 167 168 169 170
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karena N = 10 (merupakan bilangan bulat) , sedangkan rumus untuk bilangan
bulat adalah ;= 2n, maka : 10 =2n
N= 5
Jadi median atau nilai rata-rata pertengahan dari tinggi badan 10 orang peserta
tes seleksi calon penerbang tu terletak antara bilangan ke-5 dan ke (5+1), atau
antara bilangan ke-5 dan ke-6 dalam deretan angka-angka di atas, bilangan
ke-5 adalah 165 sedangkan bilangan ke-6 adalah 166.
Jadi Mdn = 165+166 =165,50
2
Tabel median nilai hasil ujian dari 9 orang mahasiswa
X F
80 1
75 1
70 1
65 1
60 1
55 1
50 1
40 1
30 1
Total 9=N

Median tinggi badan 10 orang calon yang mengikuti tes calon penerbang
X F
170 1
168 1
168 1
167 1
166 1
165 1
164 1
163 1
162 1
161 1
Total 10=N
Mdn = 165 + 166 = 165,50
2
c. Mencari nilai rata-rata pertengahan untuk data tunggal yang sebagian atau
seluruh skornya berfrekuensi lebih dari 1
Apabila data tunggal yang akan kita cari nialai rata-rata pertengahan
atau mediannya, sebagian atau seluruh skornya berfrekuensi lebih dari satu ,
sebaiknya kita tidak menggunakan cara seperti yang telah dikemukakan
diatas , melainkan kita menggunakan rumus sbb :
Mdn = U + 1/2N - fkb atau : Mdn = U - 1/2N - fkb
f1 f1
Mdn = median
= lower limit (batas bawah nyata dari skor yang mengandung median
Fkb = frekuensi komulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung
median
f1 = frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median)
N = number of cases
U = upper limit (batas atas nyata dari skor yang mengandung median )
Fka = frekuensi komulatifyang terletak diatas skor yang mengandung
median
d. Cara mencari nilai rata-rata pertengahan untuk data kelompok
Cara menghitung dan jalan fikiran yang ditempuh untuk menghitung atau
mencari nilai rata-ratapertengahan dari data kelompok adalah sama saja
dengan apa yang telah dikemukakan di atas. Letak perbedaannya adalah jika
pada data tunggal kita tidak perlu memperhitungkan interval kelas (i)
sedangkan pada data kelompok kelas interval (i), itu harus ikut diperhitungkan
, sehingga rumus diatas tadi berubah menjadi:
Mdn = U + 1/2N - fkb Xi dan Mdn = U – 1/2N - fka Xi
f1 f1
Mdn = median atau nilai rata-rata pertengahan
= lower limit (batas bawah nyata dari skor yang mengandung median
Fkb = frekuensi komulatif yang terletak dibawah skor yang mengandung
median
f1 = frekuensi asli (frekuensi dari skor yang mengandung median)
N = number of cases
U = upper limit (batas atas nyata dari skor yang mengandung median)
Fka = frekuensi komulatifyang terletak diatas skor yang mengandung
median

D. Modus (Mode)
Ukuran rata-rata ketiga yang kita pelajari disini adalah modus atau mode, yang
umumnya dilambangkan dengan Mo.
Modus tidak lain adalah suatu skor atau nilai yang mempunyai frekuensi
paling banya; dengan kata lain, skor atau nilai yang memiliki nilai frekuensi maksimal
dalam distribusi data.
1. Cara Mencari Modus
Untuk mencari data tunggal
Mencari modus untuk data tunggal dapat dilakukan dengan mudah dan
cepat sekali ; yaitu hanya dengan memeriksa (mencari) mana diantara skor yang
ada, yang memiliki frekuensi paling banyak. Skor atau nilai yang memiliki
frekuensi paling banyak itulah yang kita sebut modus.
2. Cara Mencari Modus Untuk Data Kelompokan
Untuk mencari modus dari data kelompokan,digunakan rumus sbb:
Mo= u + fa Xi atau Mo = u - fb Xi
Fa + fb fa + fb

Keterangan: Mo = modus
= lower limit (batas bawah nyata dari interval yang
mengandung modus)
Fb = frekuensi yang letaknya dibawah interval yang mengandung
modus
U = upper limit ( batas atas nyata dari interval yang mengandung
modus)
I = interval class (kelas interval)
Ex.
Nilai yang berhasil dicapai oleh 40 orang mahasiswa dalam mata kuliah ilmu
perbandingan agama adalah sebagai berikut :
Table 3.10
Nilai hasil ujian semester mata kuliah ilmu perbandingan agama dari 40 orang mahasiswa
Interval F
Nilai
85-89 2
80-84 2
75-79 3
70-74 4
65-69 5 fa
(60-64) (10) maksimal
55-59 5 fb
50-54 4
45-49 3
40-44 2
35-39 1
Total 40=N
Dari table 3.10 dapat kita ketahui, interval nilai yang mengandung modus adalah
interval 60-64, karena interval nilai tersebutlah yang memiliki frekuensi paling
banyak. Dengan diketahuinya interval yang mengandung modus, maka berturut-
turut dapat kita ketahui : lower limitnya(l) = 59,50, upper limitnya (u)64,50;
Fa = 5; fb=5adapun i=5
Dengan mensubtitussikan kedalam rumus pertama dan rumus kedua,maka dengan
mudah dapat kita ketahui modus dari data tersebut :
Rumus pertama
MO = + fa Xi = 59,50 + 5 Xi
Fa + fb 5+5
= 59,50 + 2,50 = 62

Rumus kedua
Mo = u - fa Xi = 64,50 - 5 X5
Fa + fb 5+5
= 64,50 – 25 = 64,50 – 250 = 62
10
3. Penggunaan Modus
Mencari modus kita lakukan apabila kita berhadapan dengan
kenyataansebagai berikut :
a. Kita ingin memperoleh nilai yang menunjukan aturan rata-rata dalam waktu
yang paling singkat
b. Dalam mencari nilai yang menunjukan nilai rata-rata itu kita meniadakan
factor ketelitian , artinya : ukuran rata-rata itu kita kehendaki hanya bersifat
kasar saja.
c. Dari data yang sedang kita teliti (kita cari modusnya) kita hanya ingin
mengethui cirri khasnya saja.
4. Kelebihan Dan Kelemahan Modus
Seperti dapat kita pahami dari uraian di atas, kebaikan modus dapat
menolong diri kita dlam waktu yang paling singkat memperoleh ukuran rata-rata
yang merupakan cirri khas dari data yang kita hadapi.
Adapun kelemahan ialah kurang teliti karena modus terlalu mudah dicapai.
Selain itu jika frekuensi maksimal yang terdapat dalam distribusi frekuensi data
yang kita teliti itu lebih dari satu buah, maka akan kita peroleh modus yang
banyaknya lebih dari satu buah. Kemungkinan lainya, bias terjadi bahwa dalam
suatu distribusi frekuensi tidak dapat kita cari atau tentukan modusnya,
disebabkan karena semua skor yang ada mempunyai frekuensi yang sama. Hal
hasil , sebagai salah satu ukuran rata-rata, modus sifatnya labil (tidak stabil).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data.
Singkatnya, statistika adalah ilmu yang berkenaan dengan data. Dalam menghitung
pengukuran gejala pusat seperti mean, modus, median dan quartile harus
berkesinambungan satu sama lain atau dapat di katakan terstruktur. Karna kesaalahan
dalan satu soal pengerjaan saja bisa membuat salah soal-soal selanjutnya.
Mean adalah nilai rata-rata dari beberapa buah data. Nilai mean dapat
ditentukan dengan membagi jumlah data dengan banyaknya data. Median menentukan
letak tengah data setelah data disusun menurut urutan nilainya

B. Saran
Saran kami yakni dengan adanya statistik dasar dalam mata kuliah maka
manfaatkanlah ilmu yang ada di mata kuliah statistik dasar guna menjadikan dan
mengarahkan kita kearah yang baik. Sehingga tercipta nilai karakter bangsa dan bisa
menghitung nilai rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai