Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

PENDIDIKAN PANCASILA

01 Pengertian, Motivasi DanTujuan Filsafat

Setia Budi Hartono, S.H., M.H.


02 Fungsi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Sistem filsafat

NIDK : 8839530017

03
setia0978@yahoo.com
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila
Sebagai Sistem Filsafat

Kuliah Daring Hari Senin Tanggal 26 Oktober 2020


PEMAHAMAN DASAR FILSAFAT
• Infographic Style Umum :
3. Filsafat Dlm Pengertian
a. Pengetahuan & penyelidikan dengan akal budi 1. Etimologi
mengenai hakikat segala yang ada, sebab-musabab,  falsafah (Arab)
asal-muasal, dan hukumnya.  philosophy (Inggris)
b. Teori yang mendasari alam pikiran atau suatu  Yunani ;  (philosophia).
kegiatan  Philosophie (Prancis)
c. Ilmu yg berintikan logika, estetika, metafisika, dan  philosophia = philo + sophia
epistemologi
Philo : cinta
4. Motivasi Filsafat Sophia : kebijaksanaan
• Keheranan: usaha untuk menyelidiki.
• Kesangsian: usaha untuk menemukan titik pangkal 2. Shopia dapat diartikan lebih luas :
yang kemudian tidak disangsikan lagi.
• Berpikir : meneliti dan memecahkan problem. 1. Kerajinan
2. Kebenaran pertama
3. Pengetahuan yang luas
5. Sumber Pengetahuan 4. Kebijakan intelektual
• Pengetahuan yang langsung diperoleh 5. Pertimbangan yang sehat
• Pengetahuan hasil dari koklusi 6. Kecerdikan dalam memutuskan hal-hal praktis
• Pengetahuan yang diperoleh dari kesaksian dan otoritas (Muhammad Erwin, Pendidikan Kewarganegaraan RI,
(Juhaya S. Praja, Aliran-Aliran Filsafat Dan Etika, (Jakarta: (Bandung: Refika aditama, 2017), hlm 12)
Kencana Prenadamedia Group, 2003), hal .11)
6. Contoh Definisi Filsafat
6. Contoh Definisi Filsafat
a. Al-Farabi (950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam
a. Plato (427-347 SM): Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang
maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
ada, ilmu yang berminat untuk mencapai kebenaran yang asli
b. Immanuel Kant (1724-1808 M), filsafat adalah ilmu pokok dari segala
b. Aristoteles (381-322 SM), filsfat adalah ilmu yang meliputi kebenaran
pengetahuan yang meliputi 4 persoalan, pertama, apa yang dapat
yang terkandung di dalamnya ilmu metafisika, logika, etika, ekonomi,
diketahui (metafisika),. Kedua, apa yang boleh dilakukan (etika). Ketiga,
politik dan estetika.
sampai dimana pengharapan (agama). Keempat, apakah manusia itu
c. Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang
(antropolgi)
sesuatu dan usaha untuk mencapainya.
OBYEK, METODOLOGI DAN STRUKTUR FILSAFAT

Obyek Filsafat
• Segala yang ada dan yang mungkin ada Struktur Filsafat
• Sifat penyelidikan filsafat :menyeluruh, mendasar dan spekulatif.
• Teori Pengetahuan
• Menyeluruh artinya filsafat melihat objeknya secara menyeluruh
• Teori Hakikat
(totalitas) • Teori Nilai
• Mendasar : penyelidikan sampai ke akar (radikal), sampai ditemukan
hakikat sesuatu yang diseldiki. Teori Pengetahuan
• Spekulatif: hasil penyelidikan filsafat baru berupa dugaan yang logis, • Membahas caa mendapatkan pengetahuan dan
masuk akal dan rasional mengatur pengetahuan itu menjadi pengetahuan
yang benar dan berarti.
Meotode Filsafat
• Deduksi : metode berpikir dimana suatu kesimpulan 01 •

Terbagi dalam cabang epistemologi dan logika
Epistemologi : filsafat ilmu, di dalamnya mencakup
ditarik dari prinsip umum dan kemudian diterapkan pengetahuan, sumbr pengetahuan, darimana
kepada sesuatu yang bersifat khusus. pengetahuan yang benar itu datang, bagaimana
• Induksi : metode berikir dimana suatu kesimpulan
mengetahuinya, apakah pengetahuan itu benar
ditark dari suatu prinsip khusus kemudian diterapkan (Valid)
kepada sesuatu yang bersifat umum. • Louis Q.Katsoff : sumber pengetahuan ada lima
• Dialektika :metode berpikir dimana suatu kesimpulan
diperoleh melalui penalaran tesis-antitesis-sintesis 02 03 yaitu empiris, rasio, fenomena, intuisi, dan metode
ilmiah menggabungkan rasio dan empiris.

Teori Hakikat
• Hakikat artinya keadaan yang sebenarnya, bukan
sementara yang selalu berubah
• Terbagi dalam cabang ontologi, kosmologi,
Teori Nilai antropologi, theodecia/teologi, filsafat agama, filsafat
• Nilai artinya harga. Sesuatu mempunyai nilai karena hukum, filsafat pendidikan,dll
berharga
• Terbagi dalam dua cabang yaitu etika dan estetika
RELASI PANCASILA & FILSAFAT

Pancasila Sebagai Filsafat Politik Pancasila Sebagai Filsafat


• Filsafat Pancasila sama sekali tidak meyentuh doktrin religius tentang  Filsafat Pancasila adalah refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
keselamatan, melainkan hanya menyangkut kehidupan bersama secara sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
politis. mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.
 Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil
• Pancasila hendaknya dipikirkan bukan sebagai ideologi melainkan sebagai perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh pendiri bangsa
filsafat politik. Oleh karena terdapat perbedaan antara filsafat dan ideologi Indonensia yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).
maka terdapat identifikasi. Ideologi merupakan isi doktriner yang lengkap  Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan pengertian ilmiah yaitu
dan siap pakai, sedangkan filsafat merupakan pemikiran yang melandasi tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).
ideologi itu. Orang harus yakin dengan ideologi, tetapi dengan filsafat orang
mencari dasar rasional bagi keyakinan itu. Untuk mencari dasar rasional Pancasila Sebagai Filsafat
itulah filsafat mengajak berpikir
• Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Objectivus : nilai Pancasila
dijadikan sebagai objek yang dicari landasan filosofisnya berdasarkan

Philosphische Grondslag (Landasan Filsafat)


02 sistem dan cabang filsafat yang berkembang di Barat. Misalnya,
Notonagoro menganalisis nilai-nilai Pancasila berdasarkan pendekatan
• Pancasila menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani keseharian substansialistik filsafat Aristoteles sebagaimana yang terdapat dalam
karyanya yang berjudul Pancasila Ilmiah Populer. Drijarkara, menganalisis
hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat
pendekatan Pancasila dari segi eksistensialisme religious sebagaimana
maupun berbangsa.
yang diungkapkannya dalam tulisan yang berjudul Pancasila dan Religi.
• Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban
bahwa dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, 03 • Filsafat Pancasila sebagai Genetivus Subjectivus: artinya nilai Pancasila
dipergunakan untuk mengkritisi berbagai aliran filsafat yang berkembang,
ekonomi maupun sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan
baik untuk menemukan hal yang sesuai dengan nilai Pancasila maupun
pada Pancasila.
untuk melihat nilai yang tidak sesuai dengan nilai Pancasila.
• Ir. Soekarno; Pancasila sebagai philosofische grondslag (fundamen
• Nilai Pancasila sebagai dasar bagi pembuatan peraturan perundang-
filsafat), “pikiran sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan
undangan.
bangunan “Indonesia merdeka yang kekal dan abadi”
• Nilai Pancasila menjadi orientasi pelaksanaan sistem politik dan dasar bagi
pembangunan nasional.
Urgensi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Membuka dialog dengan berbagai perspektif


baru dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
Pertanggungjawaban rasional dan mendasar
mengenai sila-sila dalam Pancasila sebagai 01 03
prinsip-prinsip politik

Kerangka evaluasi terhadap segala kegiatan


Agar dapat dijabarkan lebih lanjut sehingga yang bersangkut paut dengan kehidupan
menjadi operasional dalam bidang-bidang 02 04 bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat,
yang menyangkut hidup bernegara serta memberikan perspektif pemecahan
terhadap permasalahan nasional
Sumber Historis, Sosiologis, Politis Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Sumber Historis Sumber Sosiologis


• Nusantara telah melewati ribuan tahun pengaruh agama- • Sila 1, meliputi, mendasari, dan menjiwai sila 2, 3, 4, 5,
agama lokal (melahirkan sila ke -1) • Sila 2, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, dan mendasari dan menjiwai
• Sebagai bangsa maritim yang berwawasan global membentuk sila 3, 4, 5
perikemanusiaan (melahirkan sila ke-2) • Sila 3, diliputi, didasari, dijiwai sila 2, dan mendasari dan menjiwai
• kemajemukan sosial, kultural, dan teritorial dapat menyatu sila 4, 5
dalam suatu komunitas politik kebangsaan Indonesia. • Sila 4, diliputi, didasari, dijiwai sila 3, dan mendasari dan menjiwai
(melahirkan sila-3). sila 5
• Sistem kerajaan dalam pemerintahan, kekuasaan raja dibatasi • Sila 5, diliputi, didasari, dijiwai sila 1, 2, 3, 4
oleh ketundukannya pada keadilan dan kepatutan.(melahirkan
sila-4)
• Adil dan makmur impian masyarakat (melahirkan sila ke-5)

Sumber Politis
• Wacana politis tentang Pancasila sebagai sistem filsafat mengemuka
ketika Soekarno melontarkan konsep Philosofische Grondslag, dasar
filsafat negara. Artinya, kedudukan Pancasila diletakkan sebagai dasar
kerohanian bagi penyelenggaran kehidupan bernegara di Indonesia.
• Dipertahankan dalam era kepemimpinan

www.free-powerpoint-templates-design.com
Penjabaran butir-butir sila
dalam Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa

• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaanya dan ketaqwaanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
• Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama
dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
• Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa
• Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaanya masing masing
• Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.
 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

• Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
• Mengakui persamaan derajad, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin,
kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
• Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
• Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
• Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
• Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
• Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
• Berani membela kebenaran dan keadilan.
• Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
• Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia

• Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan


keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan.
• Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan.
• Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
• Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia.
• Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
• Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
• Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam

Permusyawaratan/ Perwakilan
• Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama.
• Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
• Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
• Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
• Dengan i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah.
• Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
• Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
• Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan
mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
• Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.
5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia

• Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan 
kegotongroyongan.
• Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
• Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
• Menghormati hak orang lain.
• Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
• Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain
• Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
• Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
• Suka bekerja keras.
• Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
• Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan
sosial.

Anda mungkin juga menyukai