Anda di halaman 1dari 18

Fungsi dan peran organisasi profesi

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
2020
 PENGERTIAN ORGANISASI MENURUT BEBERAPA AHLI :

• Schein : suatu koordinasi yang dilakukan secara rasional pada setiap kegiatan
oleh sejumlah orang dalam mencapai tujuan secara umum dengan pembagian
fungsi dan pekerjaan lewat hirarki yang memiliki tanggung jawab dan otoritas.
• James D mooney : suatu bentuk setiap perserikatan oleh manusia dalam
mencapai tujuan secara bersama.
• Kochle : suatu sistem yang memiliki hubungan secara terstruktur, kemudian
terkoordinasi melalui usaha pada suatu kelompok orang yang bergerak
dengan tujuan tertentu.
• Chester I. Bernard : suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih.
Organisasi profesi dokter hewan Indonesia adalah
Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
Atau 
Indonesian Veterinary Medical Association (IVMA).
PDHI
• Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) merupakan
organisasi nasional  yang mewakili dan melayani kepentingan
profesi veteriner/dokter hewan dan memiliki komitmen untuk
mengupayakan pencapaian terbaik (excellence) dari profesinya
dan untuk pelestarian hewan dan kelestarian ekosistem
(manusia, hewan,tumbuhan,lingkungan). 
• Dokter hewan mempunyai tanggung jawab khusus dalam
kesejahteraan hewan dan mengurangi penderitaan hewan
• Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI)
adalah Organisasi Profesiyang bersifat independen. Didirikan
pada tanggal 9 Januari 1953 di Lembang, Jawa Barat dan
dikukuhkan dengan Akte Notaris No.41 tanggal 30 Juni 1999
oleh Notaris NY. Toety Juniarto, SH yang diperbaharui setiap
selesai Kongres. PDHI merupakan kelanjutan dari Perhimpunan
Ahli Ilmu Kehewanan.
Organisasi Profesi Menurut Organisasi Kesehatan Hewan
Dunia (Oie) Tahun 2006
• Didefinisikan sebuah organisasi Penentu Status Veteriner
(Veterinary Statutory Body = VSB) yaitu suatu organisasi/badan
yang berkewenangan otonom untuk melakukan pengaturan
status keprofesian para dokter hewan dan para-profesional
veteriner yang bersifat legal formal di dalam suatu negara (VSB
di berbagai negara maju adalah organisasi profesi dokter hewan).
• PDHI adalah organisasi Non Profit yang berarti tidak mencari
keuntungan usaha sebagai tujuan utama akan tetapi mencari
dana untuk menjaga kelangsungan hidup dan fungsi
organisasinya. Dalam rangka mencari dana organisasi maka
PDHI terkena wajib pajak dan memiliki NPWP (Nomor Pokok
Wajib Pajak).
Motto:

“Manusya Mriga Satwa Sewaka” yang berarti


“Mengabdi Kemanusian Melalui Dunia Hewan
VISI DAN MISI PDHI

• VISI:
“Mewujudkan citra profesi dokter hewan Indonesia
yang profesional, mandiri, tangguh, berwawasan
kebangsaan yang luas dan takwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa”
MISI:
• Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (dokter hewan) sebagai individu
maupun sebagai bagian dari organisasi perhimpunan dan masyarakat.
• Meningkatkan kualitas pelayanan jasa veteriner menuju standar pelayanan jasa
yang memberikan kepuasan kepada pemakai jasa (client) dan kesejahteraan
hewan (patient)
• Meningkatkan kualitas organisasi perhimpunan menuju organisasi yang
profesional, mandiri dan progresif yang mampu berperan dalam pengembangan
profesi dan pembinaan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat pada
umumnya.
• Meningkatkan kualitas komunikasi antar anggota dan profesi dengan masyarakat
• Meningkatkan lingkaran pengarus dan kepedulian terhadap kesehatan
masyarakat veteriner, kesehatan lingkungan dan kesejahteraan hewan.
Fungsi Dan Peran Dari Organisasi Profesi
1. Organisasi Profesi merupakan organisasi nasional yang mewakili dan
melayani kepentingan profesi veteriner/dokter hewan di negaranya.
2. Organisasi profesi harus memiliki komitmen untuk mengupayakan
pencapaian terbaik (excellence) dari profesinya dan untuk pelestarian
hewan dan kelestarian ekosistem (manusia,
hewan,tumbuhan,lengkungan).
3. Organisasi profesi wajib melakukan pencerahan publik (public awareness )
tentang manfaat dan pentingnya hewan dan dokter hewan bagi
masyarakat bangsa dan negara.
PDHI TERDIRI DARI :
• Pengurus Besar
Pengurus Besar dipilih di dalam Kongres yang dilaksanakan setiap 4 tahun sekali. Pengurus
Besar terdiri dari Ketua Umum, Sekretaris Jenderal dan 2 Ketua yang membawahi bidang
Keorganisasian & Bidang Ilmiah serta Komisi-Komisi. Dalam menjalankan kegiatan sehari-hari
Pengurus Besar mempunyai kantor dengan staff sekretariat yang dikoordinir oleh Sekretaris
Jenderal.      
• PDHI Cabang
Saat ini PDHI cabang berjumlah 41 Cabang  yang kepengurusannya dipilih dalam Rapat Anggota
Cabang dan bekerja berdasarkan wilayah yang ditentukan.
• Organisasi seminat/sekeahlian (Organisasi Non Teritorial/ONT)
Adalah organisasi di bawah PDHI yang membentukkan dan bidang kerjanya tidak berdasarkan
wilayah tetapi berdasarkan kepada tiga aspek yaitu :
• Kesamaan Spesies hewan
• Kesamaan Disiplin Ilmu
• Kesamaan Minat/Kesamaan Bidang Kerja
Organisasi Sekeahlian Di Bawah PDHI (Organisasi Non
Teritorial/Ont):
1. Ikatan Dokter Hewan Sapi Perah Indonesia
2. Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Aquatik dan Hewan Eksotik Indonesia
3. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Kecil Indonesia
4. Asosiasi Kesmavet Indonesia
5. Asosiasi Pathologi Veteriner Indonesia
6. Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia
7. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Hewan Laboratorium Indonesia
8. Ikatan Dokter Hewan Karantina Indonesia
9. Asosiasi Epidemiologi Veteriner Indonesia
10. Asosiasi Dokter Hewan Praktisi Kuda Indonesia (dalam proses)
Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan
• Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan (MP2KH) merupakan
suatu konsorsium FKH se-Indonesia dan PB-PDHI untuk mengurusi
berbagai hal yang berkaitan dengan kualitas profesi kedokteran
hewan; diantaranya
(a) Pengembangan pendidikan, kompetensi dan spesialisasi profesi
kedokteran hewan
(b)Pelaksanaan standarisasi, monitoring dan evaluasi pendidikan
kedokteran hewan
(c) Mediasi masalah pendidikan kedokteran hewan.
• Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan menyusun
akreditasi internal pendidikan berkelanjutan melalui
Sertifikasi bobot pendidikan berkelanjutan yang
ditetapkan berdasarkan besaran satuan kredit pendidikan
berkelanjutan (continuing education credit hour)/SKPB.
• Majelis Pendidikan Profesi Kedokteran Hewan terus
melakukan penyempurnaan Standar Kompetensi Dokter
Hewan secara berkala dan berkelanjutan. Legalitas standar
kompetensi Dokter Hewan diwujudkan dalam bentuk
sertifikat dokter hewan (SDH) yang dikeluarkan oleh PB-
PDHI bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan.
• Majelis Kehormatan Perhimpunan
Dalam rangka penyelesaian adanya masalah pelanggaran etika,
perselisihan antar sejawat veteriner, masalah hukum yang dituduhkan
sebagai kelalaian profesi (malpraktek), PDHI memiliki Majelis Kehormatan
Perhimpunan yang mekanisme kerjanya diatur dalam AD/ART
• Kelompok Kerja-kelompok kerja dengan tugas khusus
Adalah kelompok yang dibentuk oleh PB PDHI dengan tugas khusus
berdasarkan isu-isu yang dipandang memerlukan  perhatian khusus.   
• Yayasan Hemera Zoa
Yayasan Hemera Zoa didirikan tahun 1992 dengan tujuan mendukung
program dan kegiatan PDHI yang memerlukan dana.  Yayasan melakukan
berbagai kegiatan dalam rangka mengumpulkan dana diantaranya
mendirikan badan usaha dan ikut serta dalam pengelolaan Rumah Sakit
Hewan Jakarta. 
PDHI MENGATUR PERILAKU PROFESIONAL ANGGOTANYA YANG DITUANGKAN DALAM
KODE ETIK DAN ACUAN DASAR PROFESI.

Kode etik diantaranya berisi : 

• Tanggung jawab Kesrawan (bagaimana memperlakukan hewan ).


• Pekerjaan profesinya tidak malpraktek, maletik dan tidak melanggar hukum.
• Mempromosikan peran profesi veteriner kepada masyarakat secara bermartabat.
• Dalam periklanan layanan profesi tidak bergaya  komersial tetapi mengedepankan komitmen
profesional profesi.
• Dalam melakukan pengobatan (terapi), penggunaan obat-obatan, penjualan obat-obatan
maupun alat kesehatan agar tidak eksperimental, komersial akan tetapi tepat guna serta
mengutamakan kemanusiaan di atas kepentingan pribadi.
• Dalam membina hubungan professional sesama profesi veteriner, (tidak mengembangkan
konflik dan tidak merendahkan sejawat).
Acuan dasar profesi adalah :

• Dokter hewan mempunyai tanggung jawab khusus dalam kesejahteraan hewan dan
mengurangi penderitaan hewan sesuai yang diatur dalam UU tentang kesrawan.
• Dokter hewan harus memperlakukan pengguna jasa dan masyarakat dengan respek,
penuh pertimbangan dan bertatakrama.
• Dokter hewan perlu berperilaku sedemikian rupa yang menjaga citra dan reputasi profesi.
• Dokter hewan harus menunjukkan sikap menghargai kepada sejawatnya sepanjang
waktu dan menciptakan suasana yang menyenangkan untuk saling bertukar informasi
yang dapat bermanfaat bagi pasien dan pengguna jasa dokter hewan.
• Dokter hewan harus dapat menjelaskan berbagai batasan-batasan hukum yang berlaku
bagi dirinya sebagai profesional veteriner.
• Dokter hewan memiliki tanggung jawab untuk mengetahui berbagai hal tentang veteriner
yang terbaru dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam layanan
praktek yang bermutu dan dapat dimanfaatkan masyarakat

Anda mungkin juga menyukai