Anda di halaman 1dari 58

PATOLOGI SISTEM RESPIRASI

Drh. Novarina S.I.N., M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS PENDIDIKAN MANDALIKA
CAVUM NASAL

NASO PHARYNX

LARYNX

BAGIAN
TRACHEA
KONDUKSI

BRONCHUS

BRONCHIOLI

BRONCHIOLI
TERMINALIS
BRONCHIOLI
RESPIRATORIUS
DUCTUS BAGIAN
ALVEOLARIS RESPIRATORIK

ALVEOLUS
A. Gangguan peredaran darah dari rongga hidung
B. Peradangan nasal cavity
C. Empiema rongga Guttural
D. Neoplasia pada Cavum Nasi
E. Patologi Laring, Trakhea
A. GANGGUAN PEREDARAN DARAH DARI RONGGA
HIDUNG
1. Epistaxis.
DEFINISI: Adalah istilah klinis digunakan untuk menunjukkan keluarnya
darah dari hidung , terlepas dari apakah darah berasal dari mukosa
hidung atau dari dalam paru-paru.
Causa: erosi submukosa oleh peradangan ,traumalokal.
pneumoni, abses paru, bronkitis ulcera; neoplasma.

2. Ethmoidal Hematome:
DEFINISI: pada kuda tua dan ditandai secara klinis oleh keluarnya darah dari
hidung akibat perdarahan berat pada mukosa concha etmoidale.
MAKROS: hematom Ethmoidal muncul sebagai tumor; merah , gelap.
MIKROS: mukosa dilapisi oleh epitel dan perdarahan ; jaringan stroma
infltrated dengan macrophages.
Etmoidal hematoma
Etmoidal hematoma
B. PERADANGAN NASAL CAVITY
1. Rhinitis: peradangan pada mukosa hidung
2. Sinusitis: radang rongga sinus,keduanya sering bersamaan.
Causa: bakteri, virus, gas-gas irritan; immunosuppresi, stres;
trauma lokal.
KLASIFIKASI BERDASARKAN:
Dasar Klasifikasi Jenis

exudat serous; catarrhal; purulen; fibrinosa; granulomatosa

causa viral; bakterial; allergik; mikotik; toksik ;trauma local;


subakut; akut; kronis
➢ Rhinitis serosa adalah bentuk peradangan ringan dan ditandai oleh
hiperemia dan produksi semakin meningkat dari cairan bening lokal
yang diproduksi oleh kelenjar serosa dalam submucosa hidung
➢Purulen (Suppuratif) Rhinitis : Peradangan ini ditandai dengan
eksudat neutrophilic, terjadi bila mukosa hidung menderita cedera
lebih parah yang umumnya disertai oleh nekrosis mukosa dan infeksi
bakteri sekunder.
pengeluaran dari leukosit, terutama neutrofil campur dengan sekresi
hidung.
-Pada kasus yang parah → saluran hidung tersumbat oleh eksudat
itu
Purulen (Suppuratif) Rhinitis

Grossly (makros) Eksudat di rhinitis supuratif adalah tebal , putih


Hijau cokelat, tergantung pada jenis bakteri.
Histopat (mikros) Infiltrasi neutrofil dalam epitel submucosa dan mukosa; bentuk
plak dari exudat pada permukaan mukosa.
Contoh Malleus kuda dan coryza unggas
Fibrinous rhinitis
Granulomatous Rhinitis

-Umumnya terkait dengan inflamasi , alergi atau infeksi kronis dengan organisme
spesifik sebagai mikosis, tuberkulosis, dan benda asing.
-Dalam beberapa kasus, inflamamation mengarah pada pembentukan
nodul Polyp bahwa, pada kasus yang berat, nodul cukup besar untuk menyebabkan
gangguan pada saluran hidung
Chronic Sering menyebabkan perusakan turbinates hidung, deviasi
septum, dan akhirnya cranio facial deformasi.
.Sinusitis komplikasnya menyebabkan osteomyelitis, melalui
selaput otak (meningitis,) sepanjang saluran estachius
menyebabkan otitis .(radang telinga )
HP Infiltrasi makrofag nomerous; beberapa limfosit dan plasma sel
Granulomatous Rhinitis
Rhinitis Atropik

-Dicirikan oleh: peradangan dan atrofi nasal conchae (Turbinates)


-Penting penyakit pada babi

Causa Bakteri : Bordetella bronchiseptica; Pasteurlla. multocida,


.and cytomegalovirus
Galur toksik P.multocida menghasilkan cytotoxin
Yang menghambat aktivitas osteoblas dan,reabsorbsi osteoclas
di tulang hidung, terutama di hidung ventral mengakibatkan
atrofi Conchae
GK Bersin, batuk dan cairan hidung.

Akibat Pertahanan mukosa rongga hidung akan terganggu sehingga


mudah terkena infeksi paru-paru.
3. EMPIEMA RONGGA GUTTURAL
• Empiema rongga guturall bisa disebabkan karena radang supuratif
dari rongga hidung, akibatnya rongga guttural diisi dengan eksudat
purulen.
• Penyebab: Streptococcus equi.
tanda-tanda klinis: keluar cairan dari hidung, pembengkakan kelenjar
getah bening, pembengkakan parotis, sesak napas.
Empiema rongga Guttural
D. NEOPLASIA PADA CAVUM NASI
• Sebagian besar Neoplasma dalam rongga hidung biasanya : ganas.
• neoplasma ganas secara lokal invasif dan cenderung menyebar : sinus, otak ;
saraf dan pembuluh olvactory menyebabkan : epistaksis .
• Tanda klinis yang sama dengan Rhinitis catarrhal; purulen; granulomatosa
• secara umum, neoplasma hidung hewan jarang terjadi , kecuali Neoplasma
Ethmoidal endemik pada domba, dan ternak.
Neoplasia pada Cavum Nasi
E. PATOLOGI LARING DAN TRAKHEA
Necrotic Laryngitis.
• Tanda klinis: demam, anoreksia, sesak, batuk.
Domba: Fusobacterium necrophorum akibat lesi lidah,
• menyebar ke laryng dan pharyng..

Tahap awal, dibatasi oleh zona hiperemia aktif.; erosi ---------


ulsera (luka dalam )

• Microscopis: foci nekrotik;, dan akhirnya sembuh de ngan


terbentuk jaringan granulasi dan fibrosis (jaringan
-Ikat )
3. Trakheitis

Penyebab: virus tapi sering menjadi berat dengan infeksi bakteri


sekunder; kimia (aspirasi);Bisa pada semua jenis hewan
Eksudat diklasifikasikan sebagai: catarrhal; fibrinous, atau
granulomatosa.
Contoh:
- ND, ILT, IB pada unggas; Maleus di kuda
Infectious Canine tracheobronchitis (batuk ) pada anjing
Patologi Paru-paru
Chapter 7
atelektasis
- Adalah hilangnya kemampuan paru-paru untuk mengembang (collapse)
- Dapat terjadi pada sebagian atau seluruh paru-paru
-PA : - paru-paru mengisut ; warna gelap ; terdapat cairan edema pada r.
dada (pada kejadian kronis)
- HP : - alveoli mengisut; rongga udara (air space) menyempit atau hilang
- jar. Intersisial tampak menebal ; tidak terdapat reakasi peradangan
- Causa : beragam dan berbeda-beda pada beberapa spesies hewan

-- Prognosa : Akut (reversibel → dpt sembuh)


Kronis (irreversibel → kematian)
Bov
lung

Atelectasis &
Normal Pneumonia
26
emphysema
- Adalah pelebaran yang abnormal dan permanen dari ruang
udara (airspace) , pada daerah distal paru-paru hingga bronkhiolus yang
disertai adanya kerusakan dinding alveoli

- Causa : bermacam-macam al : bronchopneumonia; bronchitis;TBC;


- parasit dll.

Berdasarkan ukuran diameter ruang udara dan letaknya, emphysema dibagi


: - emphysema alveolar (akut dan kronis);
- intersisisal;
- bullous (adanya benjolan berisi udara dibawah pleura)

-PA : Paru-paru membesar; warna pucat.


Bronchiectasi
• Adalah : pelebaran permanen dari bronchus akibat akumulasi cairan exudat
• diikuti ruptura dinding bronchus.
• MAKROSKOPIS :
• Paru-paru tampak gumpalan yang menonjol akibat dari pelebaran bronchus yang
berisi exudat
• Bidang sayatan :dilatasi bronchus berisi exudat purulent
• Mikroskopis : pelebaran bronchus berisi sel radang, banyak sel neutrophil .
PNEUMONIA atau PNEUMONITIS
- Pneumonia merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut setiap
peradangan (inflamasi) yang terjadi pada paru-paru (Greek; pneumon) baik akut
maupun kronis
- - Klasifikasi : masih sering diperdebatkan, antara lain didasarkan pada :
1. Masa inkubasi : perakut; akut; subakut dan kronis

2. Etiology : Viral, bakterial, jamur, allergan, dan bahan beracun


JENIS PNEUMONIA PADA HEWAN
JENIS PNEUMONIA RUTE INFEKSI KONSISTENSI EKSUDAT YANG
/PENAMPILAN TERLIHAT
SECARA
MAKROSKOPIK

1. BRONCHOPNEUMONIA AEROGENUS (BAKTERI, MENGERAS EKSUDAT


a. SUPURATIFA MYCOPLASMA) PURULEN
(LOBULER) DIDALAM
BRONCHI
BRONCHOPNEUMONIA AEROGENUS (BAKTERI, KERAS
b. FIBRINOSA MYCOPLASMA) (EKSUDAT)
(LOBER) FIBRIN
DIDALAM PARU
& PLEURA

2. PN. INTERSTITIALIS EROGENUS ATAU HEMATOGENUS ELASTIK EKSUDAT TIDAK


(VIRUS, TOKSIN, SEPTISEMIA, TERLIHAT
ALERGENS) (TERKUMPUL
DALAM SEPTA
ALVEOLI)
JENIS PNEUMONIA PADA HEWAN

3. PN. GRANULOMATOSA AEROGENOUS ATAU NODULAR (PYO) GRANULOMAS,


HERMATOGENOUS MULTI NEKROSIS KASEOSA,
(MYCOBACTERIA, MYCOSES FOKAL ATAU KALSIFIKASI
SISTEMIK)

4. PN. EMBOLIK HEMATOGENOUS (SEPTIC FOKI / FOKI PURULEN,


EMBOLI) NODULI DIKELILINGI OLEH
HIPEREMIA
Pneumonia Lobular :
- Proses peradangan terjadi dalam satu unit lobulus dari lobus paru-paru
- Peradangan terjadi pada bronkhus- bronkhiolus hingga alveolus pada
satu lobulus tertentu
- Agen infeksius ummnya masuk melalui jalan udara
- contoh : infeksi oleh P. multocida pada berbagai spesies hewan
- PA : Bercak-bercak tak teratur ; trdpt eksudat mukopurulent; dpt disertai
perdarahan, granulitik; nekrotik pada lobulus
- HP : terdapat eksudat yang dibentuk oleh leukosit (neutrofil; fibrin; sel
debris dari lumen SPA
- Sering terjadi sapi dan babi
- infeksi berjalan akut
Pneumonia Lobaris :
- Proses peradangan terjadi secara merata pada sebagian besar atau
seluruh bagian dari lobus paru-paru
- Pada umumnya berbentuk peradangan fibrinosa (pneumonia fibrinosa)
- Sering terjadi pada daerah anteroventral paru-paru
- Eksudat fibrinosa dapat tersebar hingga permukaan pleura
- PA : - paru-paru pucat; bengkak; keras dan dilapisi eksudat fibrinosa
- sering disertai perdarahan, nekrosis, eksudat mukopurulen dan
gangren (gangrenous fibrinosa pneumonia)
- HP : tahap awal (Hemoragis; kongesti) ; tahap lanjut (daerah nekrotik dibatasi
oleh sel-sel leukosit; alveoli dipenuhi leukosit, bakteri dan benang fibril)
- Bersifat akut (kematian dapat terjadi dlm 1-2 hari pasca infeksi)

- Contoh : - Pneumonia fibrinosa pada sapi (fever shipping) o/ P.haemolytica


- Pleuropneumonia pada babi o/ Actinobacillus)
Boviine fibrinous pleuropneumonia
Pneumonia interstitialis
• Radang paru-paru yang secara dominan mengenai
jaringan interstitial, bisa akut atau kronis.
• Kadang-kadang disebut juga viral pneumonia karena
agen penyebabnya terutama virus.
• Mikroskopik :
* eksudasi pada septa interalveoler
* septa juga menebal karena infiltrasi limfosit,
makrofag, sel plasma
* akumulasi serum dan fibrin
* peningkatan jumlah jaringan ikat
PNEUMONIA INTERSTITIALIS AKUT:

• KERUSAKAN PNEUMONOCYTE TIPE I ATAU


ENDOTEL ALVEOLER MENYEBABKAN EKSUDASI
PROTEIN PLASMA KEDALAM LUMEN ALVEOLI:
MERUPAKAN FASE EKSUDATIFA
• PADA FASE INI: DAPAT DITEMUKAN ADANYA
MEMBRAN HIALIN (MEMBRAN YANG MELEKAT
PADA DINDING ALVEOLI DAN BRONCHIOLI)
• TERLIHAT JUGA REAKSI NETROFIL DAN
EDEMA YANG MENGUMPUL DI DALAM
JARINGAN INTERSTITIALIS ALVEOLI YANG
MENYEBABKAN PENEBALAN DINDING ALVEOLI
PNEUMONIA INTERSTITIALIS
• TIGA GAMBARAN MAKROSKOPIK YANG PENTING PADA PNEUMONIA
INTERSTITIALIS :
• PULMO TIDAK KOLAPS WAKTU CAVUM THORAX DIBUKA
• ADANYA BEKAS COSTAE PADA PERMUKAN PLEURA DARI PULMO
• TIDAK ADANYA EKSUDAT (KECUALI JIKA TERJADI KOMPLIKASI DENGAN BAKTERI
PENYEBAB PNEUMONIA)
WARNA BERFARIASI:
• MERAH MERATA ATAU KELABU PUCAT MERATA ATAU BELANG
PNEUMONIA INTERSTITIALIS
KONSISTENSI
• (TANPA KOMPLIKASI): ELASTIS ATAU MENYERUPAI KARET
BIDANG SAYATAN:
• LEBIH MENYERUPAI “DAGING”
• TIDAK ADA EKSUDAT; KECUALI PADA FASE EKSUDATIDA (PNEUMONIA INTERSTITIALIS
AKUT) PADA SAPI TERLIHAT MENCOLOK: BERSAMA EDEMA PULMONUM DAN
EMFISEMIA

PNEUMONIA INTERSTITIALIS KRONIS:


• WARNA KELABU PUCAT (TERUTAMA JIKA ADA FIBROSIS)
• PULMO LEBIH BERAT
PNEUMONIA INTERSTITIALIS
Bronchopneumoni
• Sering pd hewan peliharaan.
• Kausa : bakteri dan mycoplasma.
• Lewat ;aerogen;aerosols dari flora hidung;
• Aspirasi dari isi lambung lewat bronchus.
• Patogenesa : stadium awalterjadi hiperemia ---
• bronchi ,bronchioli,alvioli berisi cairan edema----
• Proses radang berjalanNeutrophil,macrophag mengisibronchioli dan
alvioli-----→exudat fibrin mengisi alvioli,(Br,fibrinosa)-----→cairan
radang berubah neutrophil banyak +macrophage +fibrin-----suppurativ
mengisi lumen bronchi,bronchioli dan alvioli ,dan proliferasi
epitel.(Br,supurativ) .
• Gambaran makroskopis :
• Awal stadium :paru merah------merah gelap------
• keabu-abuan.
• Mikroskopis :
• Bronchi,bronchioli ,alvioli berisi eksudat fibrin;
• banyak sel radang
:neutrophil,lymphosit,macrophag dan proliferasi
epitel bronchus .(seperti bunga )
BRONCHOPNEUMONIA FIBRINOSA:

• MIRIP BRONCHOPNEUMONIA SUPURATIFA, KECUALI


EKSUDAT YANG DOMINAN ADALAH FIBRIN
• DISTRIBUSI: CRANIO-VENTRAL (DENGAN BEBERPA
PERBEDAAN)
• BRONCHOPNEUMONIA FIBRINOSA MELIPUTI BEBERAPA
LOBULI DAN MELUAS SECARA CEPAT MELALUI JARINGAN
PULMO SAMPAI SELURUH LOBULI ; BRONCHOPNEUMONIA
FIBRINOSA DISEBUT JUGA SEBAGAI BRONCHOPNEUMONIA
LOBER
• BRONCHOPNEUMONIA FIBRINOSA MERUPAKAN AKIBAT
NFEKSI YANG LEBIH BERAT DARI BRONCHOPNEUMONIA
SUPURATIFA (LEBIH BERBAHAYA)
• CONTOH: JIKA 30% ATAU < DARI SELURUH PULMO
TERTENTU, MAKA DAPAT BERSIFAT FATAL OLEH KARENA
TOKSEMIA YANG BERAT
Radang granulomatous paru-paru
• Ada sejumlah infeksi mikroorganisme yang bisa menyebabkan
radang granulomatous, misalnya :Bakteri
mycobact.tuberculose;jamur : aktinomikosis, Histoplasma sp
;aspergillosis,blatomikosis,cryptococcus neoformous, cacing
fasciola hepatica,feline infectiosaperitonitis virus.
• Gambaran makroskopik :
• Tampak lesi yang merupakan endapan antigen dan antibody
complek berupa miliaris ,nodularis ,berisi eksudat noncaseasi
(miliaris ) ,caseous (nodularis ) dan calcifikasi (mengapur).
• Patogenesa radang granulomatosa :
• Infeksi lewat :aerogenous atau hematogen
• Karena penyebabnya ganas sehingga
• Banyak sel radang yang berperan al : pada mulanya neutrophil
tidak mampu,lymphosit ;macrofag ; dan akhirnya sel giant yang
berperan (sel besar berinti banyak ) untuk menghancurkan
kausa dan diikuti pembentukan jaringan ikat .(selnya epiteloid )

• Jadi komposisi granuloma (mikroskopis )


• -bagian tengah adalah jaringan nekrose yang dikelilingi
neutrophil;lymphosit;makrofag ,giant sel,jaringan ikat .
Edema paru

• Adalah :timbunan cairan transudat didalam alvioli paru.


• Patogenesa :
• 1. Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler paru.
• ini akibat gangguan kerja ventrikel kiri.
• 2.Gangguan aliran limfatik.
• Biasanya kelebihan cairan filtrasi akan dibuang melalui
• sistem limfatik.Bila terjadi gagal jantung kiri dan kanan,tekanan vena sistemik meningkat ------
→menghambat aliran limfatik.
• 3.Tekanan onkotik kapiler berkurang akibat :hipoproteinemia
• Makroskopis :
• warna tergantung kongesti dan perdarahan dan cairan
• pada rongga alvioli.
• Bila bronchi berisi cairan berbusa maka paru mengeras.
Bidang sayatan ; KELUAR CAIRAN BERBUSA.
Mikroskopis :
didalam alvioli berisi cairan traansparan .
EDEMA PARU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai