Makroskopis : lesi yang bersifat multifokal dan tersebar secara acak pada semua lobus paru-
paru, fokus putih berukuran 1mm, yang dikelilingi oleh halo hemoragik berwarna kemerahan.
fokus kecil, terdistribusi secara merata seluruh paru-paru, sampai di sana melalui sirkulasi
Kelainan Kongenital
Kelainan jarang terjadi pada hewan
Pada sapi : hipoplasia pulmonum
Biasanya disertai dengan hernia diafragma kongenital.
Jumlah alveoli menurun dan banyak ditemukan jaringan interstitial yang mengandung kapiler yang
berdilatasi.
Gangguan Metabolisme
Calcinosis (Kalsifikasi paru-paru)
Terjadi pada keadaan hiperkalsemia yang berhubungan dengan hipervitaminosis D atau akibat
keracunan sejenis tanaman Solanum malacoxylon (Manchester wasting disease}. Tanaman ini
mengandung sejenis vitamin-D.
Gangguan Pertukaran
Atelektasis
Sebagian atau seluruh paru-paru tidak mengembang dengan baik
Hal ini disebabkan oleh alveoli di dacrah paru-paru itu tidak berisi udara.
Pada atelektasis umumnya garis batas antara paru-paru yang berubah dan yang mengandung
udara terlihat jelas.
Paru-paru tampak seperti paru-paru fetus tetapi warnanya merah gelap kebiruan, karena
dilatasi dari kapiler alveolar. Konsistensisnya seperti daging dan tidak mengapung.
Atelektasis disebabkan oleh tekanan pada paru-paru, tekanan ini mengeluarkan isi paru-paru
(udara). Tekanan yang mengakibatkan atelektasis ini bisa berasal dari 3 tempat, yaitu:
1. Berasal dari dalam paru-paru itu sendiri, umpamanya tumor-tumor, kista ataupun
pneumonia menahun.
2. Tekanan bisa juga berasal dari dalam rongga dada akan tetapi diluar paru-paru
umpamanya hidrothorax dan hidropericardium.
3. Dari dalam rongga perut, misalnya pada sapi yang menderita timpani menahun.
Emfisema
Penambahan volume paru-paru karena terakumulasinya udara secara berlebihan
Etiologi : Peningkatan tekanan hidrostatik
Kerusakan sel endotel
Kerusakan sel-sel alveolar
Seringkali edema paru disertai dengan hydrothorax.
Dua jenis emfisema : Emfisema alveolar (akut dan menahun)
Emfisema interstitialis. Emfisema bentuk ini terjadi sebagai akibat robeknya
septa alveoli pada emfisema alveolar.
Emfisema Alveolar
Pada emfisema alveolar akut, bagian alveolar paru-paru yang normal bertambah volumenya
untuk menampung udara dari bagian yang tidak berfungsi (tidak berisi udara)
Etiologi : pneumoni, atelektasis dan gangguan penarikan nafas ,lumen bronnki tersumbat oleh
eksudat, parasit, juga akibat dari spasmus bronki
Terjadi pada semua hewan
Makroskopik : paru-paru membesar dan pucat
Mikroskopik : alveoli kelihatan sangat renggang, meeluas dan sebagian besar retak,
pembesaran alveoli
Emfisema Interstitial
Etiologi : robeknya septa alveoli pada emfisema alveolar, cacing yang menimbulkan dyspnoe
berat, pada TBC dan pada keadaan trauma (fraktur tulang rusuk )
Emfisema jenis ini umum ditemukan pada sapi
Gambaran makroskopik(A) dan mikroskopik(B) emfisema paru-paru. Bagian yang mengalami
emfisema lebih pucat dan mengandung udara yang terperangkap (tanda panah). Gambaran
mikroskopik dari emfisema, dengan pembesaran kuat nampak lumen alveoli meluas serta
hilangnya dinding alveoli (tanda bintang). Sumber:http://quizlet.com/7808283/ respiratory-
system-session- 7-lung-pathology-flash-cards/.
Ganguan Sirkulasi
Hiperemi dan Kongesti.
Hiperemi merupakan proses yang aktif yang merupakan bagian dari peradangan yang akut
Kongesti merupakan proses yang pasif akibat penurunan kecepatan aliran darah pada vena dan umumnya erat
hubungannya dengan kegagalan jantung.
Edema pulmonum
Pengumpulan cairan di dalarn alveoli, bronki dan jaringan interlobuler paru-paru. Cairan ini menghambat udara
yang masuk ke dalam alveoli.
Perdarahan paru-paru
Perdarahan biasanya terjadi pada paru-paru di bawah pleura
Penyebabnya adalah: trauma, infark, kerusakan pembuluh darah oleh nekrosis, pernanahan pada TBC. maleus
dan gangren paru-paru.
Pada penyakit SE dan anthrax juga sering disertai dengan perdarahan paru-paru. Perdarahan bervariasi dari
ptekie sampai mengenai seluruh bagian.
Emboli, Trombosis dan Infark
Emboli
Emboli yang diakibatkan olch bakteri ada hubungannya dengan bakteriemia dan menyebabkan
edema pulmonum akut atau pneumuni interstialis.
Pada sapi kadang-kadung emboli berasal dari trombus di dalam vena uterus pada endometritis
suppurativa.
Pada babi emboli pulmoner sering kali ditemukan karena migrasi larva askaris. Endokarditis pada
katup trikuspidalis juga dapat menyebabkan emboli paru-paru.
Trombosis
Ada hubungan antara trombosis paru-paru pada anjing dengan amiloidosis ginjal, karena pada
amiloidosis ginjal terjadi kehilangan antitrombin III.
Endoarteritis yang disebabkan oleh Dirofilaria immitis juga dapat menyebabkan trombosis pada
anjing.
Infark
Paru-paru mendapat darah dari arteri pulmonalis dan arteri bronchialis, sehingga infark jarang
terjadi, walaupun ada embolus.
Infark dapat terjadi jika pada saat ada embolus atau trombus daya jantung berkurang sehingga
darah tertimbun dimuka trombus. Infark itu terlihat sebagai infark tersendiri atau multiple.
Infark berwarna merah kehitaman, konsistensi padat bentuknya bisa segitiga dengan dasar
sejajar dengan pleura pulmonalis, sedangkan ujungnya ditemukan dibawah pleura dan trombus
berada pada ujung segitiga tersebut.
Tuberculosis
Etiologi :tuberkulosis sapi (bovine type tuberkulosis),penyebab M.bovis dari tuberkulosis
unggas (avian type tuberculosis), dengan agen penyebab M.avium.
Faktor Predisposisi : Daya tahan tubuh yang rendah, lingkungan kandang kotor, padat
populasi, gelap, lembab, dan ventilasi udara kurang baik ,ternak dalam kondisi kurus dan
malnutrisi.
Makroskopis : kerusakan organ atau lesi yang ditimbulkannya, berbentuk bungkul (nodule)
bisa disebut granuloma atau sering pula dikenal dengan sebutan tuberkel (tubercle)
Mikroskopis : TBC biasanya mempunyai pusat nekrose perkejuan yang dikelilingi oleh jaringan
granulasi, tuberkel yang mengandung makrofag, limfosit, granulosit, fibroblast, kapiler dan
pembuluh limfe
Canine Distemper
Etiologi : Virus Canine Distemper (VCD) family virus morbili
Anjing yang terserang penyakit distemper biasanya yang berumur muda, terutama anak anjing
yang tidak divaksin secara lengkap.
Penyakit distemper menyerang semua ras anjing, kecuali jenis anjing pomeranian dilaporkan
merupakan jenis yang paling lemah daya tahan tubuhnya terhadap virus distemper
Makroskopis : Perubahan secara makroskopis pada organ paru-paru berupa adanya
perubahan warna dan ukuran walaupun secara konsistensi masih relatif normal, pulmolebih
merah bahkan cenderung kehitaman, ukuran pulmo cenderung mengalami pembesaran
Mikroskopis : Infiltrasi sel-sel radang, terutama di daerah interstitial paru-paru
Perdarahan yang terjadi pada septa alveoli paru-paru anjing penderita distemper berumur 2,5
bulan (HE, 400x).