ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Aroma, Kadar Air (KA), Kadar Abu (KA), Lemak
karakteristik fisiko kimia tepung ikan yang diberi Kasar (LK) dan Protein Kasar (PK). Hasil penelitian
tepung bawang putih (Allium sativum) pada masa menunjukkan bahwa penambahan tepung bawang
penyimpanan yang berbeda. Rancangan putih di dalam tepung ikan dengan level 0, 1, 2 dan 3%
penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak dengan lama penyimpanan yang berbeda berpengaruh
Lengkap Pola Faktorial (RALF) dengan faktor A nyata terhadap meningkatkan kadar air, tetapi
adalah tepung ikan dengan 3 level penambahan tepung menurunkan abu dan protein kasar. Interaksi antara
bawang putih (0, 1, 2 dan 3%) dan Faktor B adalah level tepung bawang putih yang ditambahkan pada
lama penyimpanan tepung ikan (1, 2, 3 dan 4 minggu). tepung ikan dan lama penyimpanan yang berbeda
Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Variabel berpengaruh nyata (P˂0,05) terhadap kadar lemak
yang diamati dalam penelitian ini adalah Warna, kasar dan protein kasar.
Kata kunci : Tepung ikan, bawang putih, dan lama penyimpanan
ABSTRACT This study aimed to determine the were colour, aroma, water content (KA), ash content
physicochemical characteristics of fish meal fed with (KA), crude fat (LK) and crude protein (PK). The
garlic flour (Allium sativum) at different storage results showed that the addition of garlic flour in fish
periods. The research design used was a Factorial meal with levels 0, 1, 2 and 3% with different storage
Complete Randomized Design (RALF) with factor A periods significantly affected water content, but
being fish flour with 3 levels of adding garlic flour (0, reduced ash and crude protein. The interaction
1, 2 and 3%) and Factor B was the storage time of fish between the level of garlic flour added to fish meal
meal (1, 2, 3 and 4 weeks). Each treatment was and the different storage times significantly (P˂0.05)
repeated 3 times. The variables observed in this study on crude fat and crude protein.
Keywords: Fish flour, garlic, and duration of storage
Karakteristik Fisiko Kimia Tepung Ikan yang Diberi Pengawet Bawang Putih (Allium sativum) pada... (Orlan, et al,)
69
minggu). Setiap perlakuan diulang sebanyak 3 Uji Kualitas Kimia
kali. Uji kualitas kimia meliputi kadar air
(KA), bahan kering (BK), bahan organik (BO),
Variabel Penelitian kadar abu (KA), lemak kasar (LK) dan protein
Variabel yang dievaluasi dalam kasar (PK).
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Analisis Data
Uji Kualitas Fisik
Analisis data dilakukan dengan analisis
Uji kualitas fisik dilakukan setiap
ragam berdasarkan rancangan Acak Lengkap
minggu selama 4 minggu di Laboratorium
Pola Faktorial. Jika perlakuan berpengaruh
Analisis pakan Ternak dan Laboratorium Unit
nyata maka akan dilanjutkan dengan uji beda
Pabrikasi Pakan. Pengamatan uji kualitas fisik
nyata jujur (BNJ) Mattjik dan Sumertajaya
meliputi:
(2013).
a. Warna diukur dengan indra penglihatan
(mata)
Warna yang baik dari tepung ikan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
diberi tepung bawang putih akan Uji Kualitas Fisik
memperlihatkan warna coklat dan Pengamatan fisik meliputi pengamatan
seragam (Rekianti dan Susilowati, 2015). warna dan aroma pada tepung ikan yang diberi
b. Aroma diukur dengan indera penciuman penambahan tepung bawang putih pada lama
(hidung) penyimpanan yang berbeda. Hasil pengamatan
Aroma yang baik dari tepung ikan yang fisik dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.
diberi tepung bawang putih adalah bau
khas amis ikan (Rekianti dan Susilowati,
2015).
Tabel 1. Warna Tepung Ikan yang diberi Penambahan Tepung Bawang Putih pada Masa Penyimpanan yang
Berbeda
Lama Penyimpanan (Minggu)
Tepung Bawang Putih (%)
1 2 3 4
0 Coklat susu Coklat susu Coklat susu Coklat susu
1 Coklat susu Coklat susu Coklat susu Coklat susu
2 Coklat susu Coklat susu Coklat susu Coklat susu
3 Coklat susu Coklat susu Coklat susu Coklat susu
Keterangan : Tidak ada perubahan warna selama penyimpanan
Tabel 2. Aroma Tepung Ikan yang diberi Penambahan Tepung Bawang Putih pada Masa Penyimpanan yang
Berbeda
Lama Penyimpanan (Minggu)
Tepung Bawang Putih (%)
1 2 3 4
0 Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan
1 Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan
2 Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan
3 Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan Bau amis Ikan
Keterangan : Tidak ada perubahan aroma selama penyimpanan
Tabel 1 dan 2 menunjukkan bahwa lama bahwa penambahan tepung bawang putih
penyimpanan tepung ikan dengan penambahan selama penyimpanan 4 minggu tidak
level tepung bawang putih pada minggu 1-4 menyebabkan ketengikan dan perubahan warna
tidak terjadi perubahan warna selama masa tepung ikan. Menurut Ketaren (1986)
penyimpanan, dan tidak ada perubahan aroma ketengikan ditandai dengan adanya perubahan
yang terlalu tajam. Hal ini membuktikan bau dan flavour dalam bahan pakan berlemak.
Tabel 3. Rataan Kandungan Air (%) pada Tepung Ikan dengan Perlakuan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) dan Lama Penyimpanan yang Berbeda
Tepung Bawang Putih Lama Penyimpanan (Minggu)
Rata-rata
(%) 1 2 3 4
0 18,89 19,37 19,04 19,11 19,10
1 19,12 18,70 19,23 19,24 18,97
2 18,90 19,05 18,97 19,22 19,03
3 18,88 19,09 19,29 19,32 19,10
Rata-Rata 18,86ª 19,05ab 19,08ab 19,21b
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan nyata (P<0.05)
Data pada Tabel 3 menunjukkan bahwa bahwa perubahan aktivitas air bahan pakan
lama penyimpanan tepung ikan yang diberi dengan penambahan 1% bawang putih
penambahan tepung bawang putih pada dipengaruhi oleh kandungan bawang putih,
minggu 1 (18,86%) tidak berbeda dengan yaitu anti oksidan dan anti bakteri yang dapat
minggu 2 (19,05%) dan minggu 3 (19,08%), meningkatkan kadar air suatu bahan pakan.
akan tetapi berbeda dengan minggu ke-4 Perubahan kadar air disebabkan oleh pengaruh
(19,21%). Lama penyimpanan pada minggu suhu dan kelembaban selama penyimpanan.
ke-4 tidak berbeda dengan minggu ke-2 dan Nilai kadar air pada penelitian ini (18,97-
minggu ke-3. Nilai rata-rata kadar air tepung 19,10%) lebih tinggi dari pada murtidjo (2001)
ikan yang diperoleh Norman et al. (2006) yaitu yakni 6-10%. Standar SNI yang menyatakan
berkisar antara 4,14-4,35%. Hal ini dapat batas air maksimum yang aman untuk
disebabkan karena penambahan tepung bawang penyimpanan adalah 13-14%. Nilai kadar air
putih dapat memberikan perubahan aktivitas ini dapat menurunkan kualitas tepung ikan.
air (mengikat air) pada bahan pakan sehingga Interaksi antara level tepung bawang
aktivitas air meningkat pada tiap minggunya. putih pada tepung ikan dan lama penyimpanan
Selanjutnya dinyatakan bahwa peningkatan yang berbeda menunjukkan tidak adanya
kadar air bahan pakan akan meningkat setelah pengaruh antar perlakuan (P>0,05). Hal ini
pakan disimpan. berarti tepung ikan tersebut lebih baik jika
Pemberian level tepung bawang putih (0, tidak mengalami penyimpanan, sebab akan
1, 2 dan 3%) dalam tepung ikan selama masa meningkatkan nilai kadar air tepung ikan.
penyimpanan yang berbeda tidak menunjukkan Menurut Murtidjo (2001), kadar air tepung
perbedaan yang nyata. Nilai kadar air pada ikan <6% jarang dijumpai karena pada tingkat
penelitian ini berkisar antara 18,97-19,10%. ini tepung ikan bersifat higroskopis. Apabila
Hal ini dikarenakan semakin lama kadar airnya terlalu sedikit, maka akan terjadi
penyimpanan, kadar air semakin meningkat. keseimbangan dengan kelembapan tempat
Winarno dan Koswara (2002), menyatakan penyimpanan. Begitu pula sebaliknya, jika
Karakteristik Fisiko Kimia Tepung Ikan yang Diberi Pengawet Bawang Putih (Allium sativum) pada... (Orlan, et al,)
71
kadar air tepung ikan lebih dari 10% maka Bahan Organik
akan menurunkan mutu tepung ikan karena Rataan bahan organik pada tepung ikan
dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dengan perlakuan tepung bawang putih (Allium
khususnya bakteri Salmonella. sativum) dan lama penyimpanan dapat dilihat
pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Rataan Bahan Organik (%) pada Tepung Ikan dengan Perlakuan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) dan Lama Penyimpanan yang Berbeda
Tepung Bawang Putih Lama Penyimpanan (Minggu) Rata-rata
(%) 1 2 3 4
0 79,78 79,70 79,65 79,77 79,72a
1 79,85 79,78 79,89 79,88 79,85ab
2 79,90 79,88 79,80 80,00 79,89b
3 79,62 79,97 79,92 80,07 79,89b
Rata-Rata 79,79 79,83 79,81 79,93
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan nyata (P<0.05)
Tabel 5. Rataan Kadar Abu (%) pada Tepung Ikan dengan Perlakuan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) dan Waktu Penyimpanan yang Berbeda
Tepung Bawang Putih Lama Penyimpanan (Minggu)
Rata-rata
(%) 1 2 3 4
0 9,42 9,50 9,55 9,43 9,48c
1 9,35 9,42 9,31 9,32 9,35b
2 9,30 9,32 9,40 9,20 9,31ab
3 9,34 9,23 9,28 9,13 9,25a
b b b a
Rata-Rata 9,35ª 9,37 9,39 9,27
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan nyata (P<0.05)
Karakteristik Fisiko Kimia Tepung Ikan yang Diberi Pengawet Bawang Putih (Allium sativum) pada... (Orlan, et al,)
73
Tabel 6. Rataan Lemak Kasar (%) pada Tepung Ikan dengan Perlakuan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) dan Lama Penyimpanan yang Berbeda
Tepung Bawang Putih Lama Penyimpanan (Minggu)
Rata-rata
(%) 1 2 3 4
0 18,41 21,21 16,91 16,96 18,37
1 20,29 19,09 17,88 17,46* 18,68
2 18,38 19,31 18,83 18,88 18,85
3 18,79 18,76* 19,15 19,38 19,02
Rata-Rata 18,97 19,59 18,19 18,17
Keterangan : Superskrip yang tidak berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan yang tidak nyata
(P>0,05). Terdapat interaksi pada perlakuan *
Gambar 1. Interaksi Bawang Putih dan Lama Penyimpanan yang Berbeda pada Tepung IkanTerhadap
Lemak Kasar
Tabel 7. Rataan Protein Kasar (%) pada Tepung Ikan dengan Perlakuan Tepung Bawang Putih (Allium
Sativum) dan Lama Penyimpanan yang Berbeda
Tepung Bawang Putih Lama Penyimpanan (Minggu) Rata-rata
(%) 1 2 3 4
0 33,59 30,22 30,92 25,22* 29,99b
1 30,09 30,42 29,63 25,88* 29,02ab
2 27,76 29,26 31,94 21,33* 27,57 a
3 31,50* 30,21* 32,05* 21,38* 28,78 ab
b b b a
Rata-Rata 30,74 30,03 31,15 23,45
Keterangan : Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menyatakan perbedaan nyata (P<0,05).
Terdapat interaksi pada perlakuan *
Gambar 2. Interaksi Bawang Putih dan Lama Penyimpanan yang Berbeda pada Tepung Ikan Terhadap
Protein Kasar
Nilai protein kasar tepung ikan yang bawang putih di dalam tepung ikan sampai
diberi level tepung bawang putih pada level 3% dengan lama penyimpanan yang
penelitian ini lebih tinggi dibandingkan berbeda berpengaruh nyata meningkatkan
Norman et al. (2006) yakni 20,73-21,32% dan kadar air dan bahan organik, tetapi
lebih rendah dari standar SNI yakni 45-65%. menurunkan kadar abu dan protein kasar.
Penurunan kadar protein akibat penambahan Interaksi antara level tepung bawang putih
tepung bawang putih menyebabkan pada tepung ikan dan lama penyimpanan yang
penggunaan tepung bawang putih tidak berbeda berpengaruh nyata (P˂0,05)
direkomendasikan sebagai pengawet pada menurunkan lemak kasar dan protein kasar.
tepung ikan.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Abun, D.R. dan Saefulhadjar, D., 2004.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
Pengaruh cara pengolahan limbah ikan
disimpulkan bahwa penambahan tepung
Karakteristik Fisiko Kimia Tepung Ikan yang Diberi Pengawet Bawang Putih (Allium sativum) pada... (Orlan, et al,)
75
tuna (Thunus atlanticus) terhadap dengan kapang Phanerochaete
kandungan gizi dan nilai energi chrysosporium sebagai pengganti
metabolisme pada ayam pedaging. hijauan dalam ransum ternak kambing.
Universitas Padjadjaran. Bandung. Agrinak. (2):6-10.
Almatsier, S., 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Murtidjo, B. A., 2001. Beberapa Metode
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Pengolahan Tepung Ikan. Kanisius,
Yogyakarta.
Fahmi., Syahrul., Laksono, T., 2015. Pengaruh
pengolahan tepung ikan selama masa Norman, H., Hasanah, R. dan Kusumaningrum,
penyimpanan. Jurnal perikanan dan I., 2006. Penaruh Lama Perebusan
kelautan. 3(4):41-50. terhadap Karakteristik Tepung Tulang
Ikan Belida (Chitala sp.). Fakultas
Field, A., 2009. Discovering Statistics Using
Perikanan dan Ilmu Kelautan.
SPSS. Volume 52. Sage Publication.
Universitas Mulawarman.
Inc., Thousand Oaks.
Purwanti, Mutia, S., Widhyari, R., dan
Irianto, H.E., dan Soesilo, I., 2007. Dukungan
Winarsih, W., 2008. Kajian efektivitas
teknologi penyediaan produk perikanan.
kunyit, bawang putih dan mineral, zink
Makalah pada Seminar Nasional Hari
terhadap performa, kolesterol karkas dan
Pangan Sedunia 2007. Bogor.
status kesehatan broiler. Prosiding
Ismartoyo, T. Acamovic, and C.S. Seminar Nasional Teknologi Peternakan
Stewart.1993. The effect of gossypol on dan Veteriner Inovasi Teknologi
the rumen microbial degradation of grass Mendukung Pengembangan Agribisnis
hay (GH) under consecutive batch Peternakan Ramah Lingkungan Bogor.
culture (CBC). Animal Production, 56: Hal: 690-695.
462 (A).
Rekianti., Susilowati, A., 2015 Efektivitas
Ketaren, 1986. Penggunaan Kemasan Plastik penetrasi bawang putih (Allium sativum
dan Penambahan Antioksidan untuk Linn.) dan kunyit (Curcuma domestica
Mempertahankan Mutu Pakan. Skripsi. Val) terhadap kadar air ikan bandeng
Fakultas Teknologi Pertanian IPB, (Chanos chanos Forsk.) duri lunak.
Bogor. Jurnal Balik Diwa Makasar. 6(2): 20-25.
Miron, T., Rainbow, A., Mirelman, D., Abdul, R., Sugeng, R., 2005. Antioxidant
Wilchek, M., Weiner., 2000. The mode activity of mengkudu (Morinda citrifolia
of action allicin: its ready permeability L) fruit. Agritech. 25(3): 131-136.
through phospholipid membranes may
SNI 01-2715. 1996. Tentang Kandungan
contribute to its biological activity.
Nutrisi Tepung Ikan
Biochim. Biopys. Acta.1463(1):20-30.
Sutardi, 1980. Peningkatan Mutu Hasil Limbah
Mirzah, E.I., Saladin, R., 2014. Berbagai
Lignoselulosa sebagai Makanan Ternak.
teknik pengolahan terhadap kualitas ikan
Fakultas Peternakan IPB. Bogor.
tongkol (Eutynnus sp) afkir sebagai
pakan ternak. Jurnal Peternakan.
Tillman, A. D., Hartadi, H. , Reksohadiprojo,
11(1):1-7.
S., Prowirokusumo, S., dan
Murdinah, 2007. Studi Stabilitas dalam Air dan Lebdosoekojo, S., 1991. Ilmu Makanan
Daya Pikat Udang Berbentuk, Disertasi Ternak Dasar. Cet-5. Gadjah Mada
S3 (Tidak Dipublikasikan). Program University Press, Yogyakarta.
Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor,
Winarno, F. G., dan Koswara. 2002. Kimia
Bogor.
Pangan dan Gizi. PT. Gramedia, Jakarta.
Murni, R.A., Okrisandi, Y., 2012. Pemanfaatan
kulit buah kakao yang difermentasi