Anda di halaman 1dari 23

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


RESOR SLEMAN
Jl. Magelang KM. 12,5 Kabupaten Sleman, 55514 SERSE :
“PRO JUSTITIA”

RESUME

Dasar :

1. Laporan Polisi, Nomor : LP/3/I/2021/DIY/RES SMN, tanggal 4 Januari 2021;


2. Surat Perintah Penyidikan, Nomor : SP.Dik/3/I/2021/Satreskrim, tanggal 4 Januari 2021;
3. Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan, Nomor : SPDP/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari 2021.

Perkara :

Telah terjadi Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau megedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan,
menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat dan ayat (3), yaitu ketentuan
mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan Peraturan Pemerintah; dan dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan
sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu
sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka
BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, Tempat / tanggal Lahir: Surakarta / 12 November
1981, Jenis Kelamin : Perempuan, Agama : Islam, Kewarganegaraan : Indonesia, Pendidikan Terakhir : Strata Satu (S1),
Pekerjaan : Wiraswasta, Alamat : Jalan Damai Nomor 8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta.

Fakta-Fakta :

1. Pemanggilan :

a) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL / 11 / I / 2021 / Satreskrim, tanggal 5 Januari 2021 telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi petugas Saudari Aswanta Gardapati, S.H., S.IK., dan telah dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan pada hari Jumat tanggal 8 Januari 2021.
b) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL/121/I/2021/Satreskrim, tanggal 5 Januari 2021 telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi petugas Saudari Damar Setiono, S.IK., dan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan pada
hari Jumat tanggal 8 Januari 2021.
c) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL/13/I/2021/Satreskrim, tanggal 8 januari 2021 telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi petugas Saudari Yura Hermansyah, S.T., dan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
pada hari Senin tanggal 11 Januari 2021.
d) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL/15/I/2021/Satreskrim, tanggal 14 Januari 2021 telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi petugas Saudari Saksi Rahmania Lestari, S.E., M.S.E., dan telah dibuatkan Berita Acara
Pemeriksaan pada hari Senin tanggal 18 Januari 2021.
e) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL/16/I/2021/Satreskrim, tanggal 3 Februari 2021, telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi Saudara I Gede Astawa, S.H., M.H., dan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan pada
hari Senin tanggal 8 Februari 2021.
f) Dengan Surat Panggilan, Nomor : SPGL/17/I/2021/Satreskrim, tanggal 14 Januari 2021, telah diperiksa dan dimintai
keterangan sebagai Saksi Saudara Dra. Dyah Retnosari, Apt., M.Kes., dan telah dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
pada tanggal 18 Januari 2021.

2. Penangkapan :
a) Dengan Surat Perintah Penangkapan Nomor Sp.Kap/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari 2021 telah melakukan
penangkapan terhadap Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dan telah
dibuatkan Berita Acara Penangkapan tanggal 4 januari 2021.

3. Penahanan :
a) Dengan Surat Perintah Penahanan Nomor SP.Han/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari 2021, telah dilakukan
penahanan terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dan telah
dibuatkan Berita Acara Penahanan tanggal 4 Januari 2021.
b) Dengan Surat Perintah Pembantaran Penahanan Sp.Han/5/I/2021/Satreskrim tanggal 8 Januari 2021, dilakukan
pembantaran penahanan terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
dan telah dibuatkan Berita Acara Pembantaran Penahanan tanggal 8 Januari 2021.
c) Dengan Surat Pencabutan Pembantaran Penahanan Sp.Han/7/I/2021/Satreskrim tanggal 12 Januari 2021, dilakukan
pembantaran penahanan terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
dan telah dibuatkan Berita Acara Pencabutan Pembantaran Penahanan tanggal 12 Januari 2021.
d) Dengan Surat Perintah Penahanan Lanjutan Sp.Han/9/I/2021/Satreskrim tanggal 13 Januari 2021, dilakukan
pembantaran penahanan terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
dan telah dibuatkan Berita Acara Penahanan Lanjutan tanggal 13 Januari 2021.
e) Dengan Surat Perintah Perpanjangan Penahanan Sp.Han/11/I/2021/Satreskrim tanggal 20 Januari 2021, dilakukan
pembantaran penahanan terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
dan telah dibuatkan Berita Acara Perpanjangan Penahanan tanggal 20 Januari 2021.

4. Penggeledahan :

a) Dengan Surat Perintah Penggeledahan Badan/Pakaian/Tas Nomor Sp.Dah/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari


2021, telah melakukan penggeledahan badan dan pakaian terhadap tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO dan telah dibuatkan Berita Acara Penggeledahan tanggal 4 Januari 2021.
b) Dengan Surat Perintah Penggeledahan Rumah dan Tempat tertutup Lainnya Nomor Sp.Dah/5/I/2021/Satreskrim
tanggal 4 Januari 2021, telah melakukan penggeledahan pada Toko Obat dan Kosmetik milik Tersangka BIANCA
MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO di Jalan Kaliurang KM 5 Nomor 98, Kocoran, Sinduadi,
Mlati, Sleman, DIY 55284 dan telah dibuatkan Berita Acara Penggeledahan tanggal 4 Januari 2021.
c) Dengan Surat Perintah Penggeledahan Rumah dan Tempat tertutup Lainnya Nomor Sp.Dah/7/I/2021/Satreskrim
tanggal 4 Januari 2021, telah melakukan penggeledahan pada rumah milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm.
alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO di Jalan Damai Nomor 8, Tambakan, Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kab.
Sleman, DIY 55581 dan telah dibuatkan Berita Acara Penggeledahan tanggal 4 Januari 2021.

5. Penyitaan :

Dengan Surat Perintah Penyitaan, Nomor : SP.Sita/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari 2021, telah dilakukan
penyitaan terhadap barang bukti berupa :
1. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma
2. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma
3. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi
4. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
5. 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica
6. 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020
7. 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” tertanggal 4 Januari 2021, 25
Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020;
8. 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp.KJ, M.Sc milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021
9. 1 (satu) Unit Motor Merek Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432
EN
10. 1 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original
11. 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama Bianca Maknyuzo
12. 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama Bianca Maknyuzo
13. 1 (satu) buah KTP atas nama Bianca Maknyuzo dengan NIK 3404125211810001
14. 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 Yamaha Gear 125 Standard Version
warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN atas nama Bianca Maknyuzo Alamat Jalan Damai Nomor
8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta;
15. 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari 5 (lima) Lembar pecahan Rp50.000,00
(lima puluh) Rupiah
16. 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603
17. 1 (satu) buah Sim Card Telkomsel dengan nomor +6281367831509
18. 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo

Barang bukti tersebut disita dari Toko Obat dan Kosmetik milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA
binti BONDAN MAKNYUZO di Jalan Kaliurang KM 5 Nomor 98, Kocoran, Sinduadi, Mlati, Sleman, DIY 55284, kemudian
dibuatkan Berita Acara Penyitaan pada hari Senin tanggal 4 Januari 2021, dan telah dimintakan Persetujuan Penyitaan
Barang Bukti ke Pengadilan Negeri Sleman.

6. Keterangan Saksi :

a. Nama : ASWANTA GARDAPATI,S.H., S.I.K., Umur 26 Tahun, Lahir di Yogyakarta, pada tanggal 12
Agustus 1995, Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Strata Satu ,
Pekerjaan Polisi, Alamat tempat tinggal, Perumahan Ndalem Palagan, Blok A-16, Jl. Palagan
Tentara Pelajar, Tegal Rejo, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55581

Menerangkan :

1) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K., bersedia untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya
pada perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat keshatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat dan ayat
(3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatannya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm, alias CACA binti BONDAN
MAKNYUZO, yang terjadi pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, di Toko Obat dan Kosmetik
“Nasa”, Jalan Kaliurang Km. 5, No.98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Pasal 197 jo. Pasal
106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta dengan adanya
Laporan Polisi Nomor LP/3/I/2021/Kasatreskrim tanggal 4 Januari 2021.
3) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K merupakan lulusan Akademi Kepolisian Semarang dan sebelumnya
menempuh pendidikan di SDN 1 Sleman, SMP Pangudi Luhur 2 Yogyakarta, dan SMAN 8 Yogyakarta.
4) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K. sekarang bekerja sebagai penyidik POLRI berpangkat Inspektur
Polisi Dua yang sekarang ini bertugas dan ditempatkan di POLRES Sleman.
5) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K. dalam pekerjaannya bertugas untuk adalah melakukan persiapan
pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis, pengendalian penyidikan, penyelenggaraan identifikasi dan
penyidikan yang bertanggungjawab kepada Kasatreskrim.
6) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K tidak mengenal secara personal Tersangka BIANCA MAKNYUZO,
S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO. Tapi, mengetahui bahwa Tersangka merupakan pemilik toko obat dan
kosmetik “Nasa”.
7) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K tidak memiliki hubungan sedarah, semenda, ataupun hubungan
pekerjaan dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
8) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K , melakukan penangkapan bersama DAMAR SETIONO, S.I.K. dan
DANIEL DEWANTA yang berada di mobil.
9) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, melakukan penangkapan sekitar pukul 18.00 di Toko Obat dan
Kosmetik “NASA” di daerah Kocoran, Yogyakarta.
10) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K melakukan penangkapan atas dasar Laporan Polisi yang dilakukan
oleh Saudara ALBERTUS DWIYOKO.
11) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K merupakan tim yang ditugaskan bersama DAMAR SETIONO untuk
melakukan penyelidikan Tindak Pidana Kesehatan, yang diduga dilakukan oleh Tersangka, BIANCA MAKNYUZO, S.
Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, dalam hal mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, atau kemanfaatan dan mutu serta pengedaran sediaan farmasi yang tidak
memiliki izin edar.
12) Bahwa menurut saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, ALBERTUS DWIYOKO datang ke kantor polisi pada tanggal
3 Januari 2021 dengan membawa bukti 1 strip obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma, nota pembelian obat
dan kosmetik dari Toko “Nasa” milik YURA HERMANSYAH dan bukti chat Whatsapp antara YURA HERMANSYAH
dengan Tersangka mengenai pembelian obat Alprazolam.
13) Bahwa menurut saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, tanggal 4 Januari 2021, saksi dan tim mulai melakukan
penyelidikan dengan melakukan penyadapan terhadap HP milik YURA HERMANSYAH yang dilakukan dengan cara
memesan 1 mg Alprazolam langsung ke BIANCA MAKNYUZO menggunakan nomor YURA HERMANSYAH.
Selanjutnya menurut saksi ASWANTA GARDAPTI, S.H., S.I.K, Tersangka mengatakan bahwa obat tersebut masih
tersedia. Tersangka lalu menyuruh untuk datang sekitar pukul 18.00.
14) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K dan tim berangkat untuk melakukan penangkapan sekitar pukul 17.35.
15) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K melakukan penangkapan terhadap Tersangka pukul 18.00.
16) Bahwa menurut saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, ALBERTUS DWIYOKO merupakan teman dari YURA
HERMANSYAH, S.T.
17) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K mendapatkan keterangan dari ALBERTUS DWIYOKO, dimana pada
awalnya saudara ALBERTUS DWIYOKO mendapat anjuran dari YURA HERMANSYAH untuk membeli obat Alprazolam
di Toko Obat dan Kosmetik “NASA”, dengan alasan bahwa harganya lebih murah daripada yang dijual di klinik/apotek.
YURA HERMANSYAH juga mengungkapkan bahwa pembelian harus dilakukan melalui via Whatsapp. Selanjutnya
YURA HERMANSYAH menjanjikan akan mengabari ALBERTUS DWIYOKO apabila obatnya sudah tersedia. Karena
rasa penasaran, ALBERTUS DWIYOKO lalu pergi ke toko obat tersebut dan mendapati kondisi toko obat tersebut
kurang layak. Dengan pengetahuannya yang mengenyam pendidikan farmasi, ia mengetahui bahwa Alprazolam tidak
dapat dijual bebas di pasaran. Setelah mengetahui hal tersebut, ALBERTUS DWIYOKO kemudian mengajak YURA
HERMANSYAH untuk melaporkan hal tersebut kepada Polres Sleman dengan bukti chat Whatsapp, nota pembelian
obat Alprazolam, serta bungkus obat tersebut.
18) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K hanya menangkap Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO saja.
19) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K sudah menunjukkan surat tugas.
20) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K menerangkan pada saat penangkapan, Tersangka awalnya mengelak
bahwa Tersangka menjual obat tersebut tanpa izin edar. Tersangka juga mengatakan bahwa toko obatnya memiliki
Surat Izin Apotek Perusahaan. Tersangka kemudian dibawa secara paksa. Namun, saat Tersangka sudah masuk mobil
yang digunakan menuju Kantor Polres Sleman, Tersangka lebih tenang dan kooperatif.
21) Bahwa menurut saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, di lokasi penangkapan hanya ada Tersangka, BIANCA
MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
22) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K bersama tim melakukan penggeledahan setelah dilakukan
penangkapan.
23) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K saat melakukan penggeledahan mendapatkan barang bukti sebagai
berikut:
24) Barang bukti yang ditemukan di toko berupa:

• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma;


• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik“Nasa” tertanggal 4 Januari 2021,
25 Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020;
• 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp. KJ, M. Sc. Milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021

25) Barang bukti yang digeledah pada badan/tas/kendaraan:

• 1 (satu) Unit Motor Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN;
• 51 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original;
• 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) buah KTP atas nama BIANCA MAKNYUZO dengan NIK 3404125211810001;
• 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 ,Yamaha Gear 125 Standard
Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN Atas nama BIANCA MAKNYUZO alamat Jalan
Damai Nomor 8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta;
• 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari :5 (lima) Lembar pecahan
Rp50.000,00 (lima puluh) Rupiah;
• 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603;
• 1 (satu) buah Sim card Telkomsel dengan nomor +6281367831509;
• 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo

26) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K melakukan interogasi terhadap Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.
Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dan mendapatkan informasi berupa pengakuan dari tersangka yang
mengaku memang menjual obat Alprazolam yang berfungsi untuk orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan
dan gangguan kepanikan.
27) Bahwa berdasarkan interogasi saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm
alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengaku tahu bahwa obat tersebut harus memiliki izin BPOM yang kemudian
menjabarkan bahwa obatnya Tersangka tersebut telah memiliki izin BPOM.
28) Bahwa berdasarkan interogasi saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, Tersangka mengaku obat tersebut didapat
Tersangka dari SHARON CHRISTYA, sales obat yang juga adalah teman Tersangka .
29) Bahwa berdasarkan interogasi saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, Tersangka juga mengutarakan alasan
menjual obat Alprazolam tersebut untuk membantu orang-orang sakit mendapatkan obat yang lebih murah daripada
yang dijual di apotek.
30) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, melakukan pengamanan tempat dan membawa Tersangka BIANCA
MAKNYUZO, S. Farm., alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, S. Farm setelah melakukan penangkapan dan
penggeledahan.
31) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, saat penggeledahan menemukan obat Tramadol yang juga termasuk
dalam obat yang hanya dapat dijual di apotek berdasarkan resep dokter.
32) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, mengaku tidak ada keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam
pemeriksaan ini..
33) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, mengakui keterangan yang tersangka berikan diatas adalah benar
dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
34) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, mengakui dalam memberikan keterangan tidak ditekan, dipaksa,
ataupun dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.

b. Nama : DAMAR SETIONO, S.I.K, Umur 26 Tahun, Lahir di Semarang, pada tanggal 5 April 1995,
Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Akademi Kepolisian,
Pekerjaan Polisi, Alamat tempat tinggal, Jalan Seturan Raya No. 999, Condongcatur, RT
01/RW 05, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
55281.

Menerangkan :

1) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K., bersedia untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya pada
perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat keshatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat dan ayat
(3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatannya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm, alias CACA binti BONDAN
MAKNYUZO, yang terjadi pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, di Toko Obat dan Kosmetik
“Nasa”, Jalan Kaliurang Km. 5, No.98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Pasal 197 jo. Pasal
106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta dengan adanya
Laporan Polisi Nomor LP/3/I/2021/SATRESKRIM tanggal 4 Januari 2021.
3) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K merupakan lulusan Akademi Kepolisian Semarang dan sebelumnya menempuh
pendidikan di SD Negeri 1 Ungaran, SMP Negeri 3 Semarang, dan SMA Taruna Nusantara Magelang.
4) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K. sekarang bekerja sebagai penyidik POLRI berpangkat Inspektur Polisi Dua yang
sekarang ini bertugas dan ditempatkan di POLRES Sleman.
5) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K. dalam pekerjaannya bertugas untuk adalah melakukan persiapan
pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana strategis, pengendalian penyidikan, penyelenggaraan identifikasi dan
penyidikan yang bertanggungjawab kepada Kasatreskrim.
6) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K tidak mengenal secara personal Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO. Tapi saksi DAMAR SETIONO, S.I.K mengetahui bahwa Tersangka merupakan
pemilik toko obat dan kosmetik “Nasa”.
7) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K tidak memiliki hubungan sedarah, semenda, ataupun hubungan pekerjaan
dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
8) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, melakukan penangkapan bersama ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K. dan
DANIEL DEWANTA yang berada di mobil.
9) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.H., S.I.K, melakukan penangkapan sekitar pukul 18.00 di Toko Obat dan Kosmetik
“NASA” di daerah Kocoran, Yogyakarta.
10) Bahwa saksi DAMAR SETIONO S.I.K melakukan penangkapan atas dasar Laporan Polisi yang dilakukan oleh Saudara
ALBERTUS DWIYOKO.
11) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K merupakan tim yang ditugaskan bersama ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K
untuk melakukan penyelidikan Tindak Pidana Kesehatan, yang diduga dilakukan oleh Tersangka, BIANCA MAKNYUZO,
S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, dalam hal mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar
dan/atau persyaratan keamanan, khasiat, atau kemanfaatan dan mutu serta pengedaran sediaan farmasi yang tidak
memiliki izin edar.
12) Bahwa menurut saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, ALBERTUS DWIYOKO datang ke kantor polisi pada tanggal 3 Januari
2021 dengan membawa bukti 1 strip obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma, nota pembelian obat dan kosmetik
dari Toko “Nasa” milik YURA HERMANSYAH dan bukti chat Whatsapp antara YURA HERMANSYAH dengan Tersangka
mengenai pembelian obat Alprazolam.
13) Bahwa menurut saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, tanggal 4 Januari 2021, saksi dan tim mulai melakukan penyelidikan
dengan melakukan penyadapan terhadap HP milik YURA HERMANSYAH yang dilakukan dengan cara memesan 1 mg
Alprazolam langsung ke BIANCA MAKNYUZO menggunakan nomor YURA HERMANSYAH. Selanjutnya menurut saksi
DAMAR SETIONO, S.I.K Tersangka mengatakan bahwa obat tersebut masih tersedia. Tersangka lalu menyuruh untuk
datang sekitar pukul 18.00.
14) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K dan tim berangkat untuk melakukan penangkapan sekitar pukul 17.35.
15) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K dan tim melakukan penangkapan terhadap Tersangka pukul 18.00.
16) Bahwa menurut saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, ALBERTUS DWIYOKO merupakan teman dari YURA HERMANSYAH,
S.T.
17) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K mendapatkan keterangan dari ALBERTUS DWIYOKO, dimana pada awalnya
saudara ALBERTUS DWIYOKO mendapat anjuran dari YURA HERMANSYAH untuk membeli obat Alprazolam di Toko
Obat dan Kosmetik “NASA”, dengan alasan bahwa harganya lebih murah daripada yang dijual di klinik/apotek. YURA
HERMANSYAH juga mengungkapkan bahwa pembelian harus dilakukan melalui via Whatsapp. Selanjutnya YURA
HERMANSYAH menjanjikan akan mengabari ALBERTUS DWIYOKO apabila obatnya sudah tersedia. Karena rasa
penasaran, ALBERTUS DWIYOKO lalu pergi ke toko obat tersebut dan mendapati kondisi toko obat tersebut kurang
layak. Dengan pengetahuannya yang mengenyam pendidikan farmasi, ia mengetahui bahwa Alprazolam tidak dapat
dijual bebas di pasaran. Setelah mengetahui hal tersebut, ALBERTUS DWIYOKO kemudian mengajak YURA
HERMANSYAH untuk melaporkan hal tersebut kepada Polres Sleman dengan bukti chat Whatsapp, nota pembelian
obat Alprazolam, serta bungkus obat tersebut.
18) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K hanya menangkap Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti
BONDAN MAKNYUZO saja.
19) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K sudah menunjukkan surat tugas.
20) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K menerangkan pada saat penangkapan, Tersangka awalnya mengelak bahwa
Tersangka menjual obat tersebut tanpa izin edar. Tersangka juga mengatakan bahwa toko obatnya memiliki Surat Izin
Apotek Perusahaan. Tersangka kemudian dibawa secara paksa. Namun, saat Tersangka sudah masuk mobil yang
digunakan menuju Kantor Polres Sleman, Tersangka lebih tenang dan kooperatif.
21) Bahwa menurut saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, di lokasi penangkapan hanya ada Tersangka, BIANCA MAKNYUZO,
S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
22) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K bersama tim melakukan penggeledahan setelah dilakukan penangkapan.
23) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K saat melakukan penggeledahan mendapatkan barang bukti sebagai berikut:
Barang bukti yang ditemukan di toko berupa:

• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma;


• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik“Nasa” tertanggal 4 Januari 2021,
25 Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020;
• 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp. KJ, M. Sc. Milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021

Barang bukti yang digeledah pada badan/tas/kendaraan:

• 1 (satu) Unit Motor Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN;
• 51 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original;
• 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) buah KTP atas nama BIANCA MAKNYUZO dengan NIK 3404125211810001;
• 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 ,Yamaha Gear 125 Standard
Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN Atas nama BIANCA MAKNYUZO alamat Jalan
Damai Nomor 8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta;
• 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari :5 (lima) Lembar pecahan
Rp50.000,00 (lima puluh) Rupiah;
• 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603;
• 1 (satu) buah Sim card Telkomsel dengan nomor +6281367831509;
• 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo
24) Bahwa saksi DAMAR SETIONO S.I.K. melakukan interogasi terhadap Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO dan mendapatkan informasi berupa pengakuan dari tersangka yang mengaku
memang menjual obat Alprazolam yang berfungsi untuk orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan dan
gangguan kepanikan.
25) Bahwa berdasarkan interogasi saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA
binti BONDAN MAKNYUZO mengaku tahu bahwa obat tersebut harus memiliki izin BPOM yang kemudian
menjabarkan bahwa obatnya Tersangka tersebut telah memiliki izin BPOM.
26) Bahwa berdasarkan interogasi saksi DAMAR SETIONO S.I.K, Tersangka mengaku obat tersebut didapat Tersangka
dari SHARON CHRISTYA, sales obat yang juga adalah teman Tersangka .
27) Bahwa berdasarkan interogasi saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, Tersangka juga mengutarakan alasan menjual obat
Alprazolam tersebut untuk membantu orang-orang sakit mendapatkan obat yang lebih murah daripada yang dijual di
apotek.
28) Bahwa saksi DAMAR SETIONO S.I.K, melakukan pengamanan tempat dan membawa Tersangka BIANCA
MAKNYUZO, S. Farm., alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, S. Farm setelah melakukan penangkapan dan
penggeledahan.
29) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, saat penggeledahan menemukan obat Tramadol yang juga termasuk dalam
obat yang hanya dapat dijual di apotek berdasarkan resep dokter.
30) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, mengaku tidak ada keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam
pemeriksaan ini.
31) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, mengakui keterangan yang tersangka berikan diatas adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
32) Bahwa saksi DAMAR SETIONO, S.I.K, mengakui dalam memberikan keterangan tidak ditekan, dipaksa, ataupun
dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.

c. Nama : YURA HERMANSYAH, S.T., Umur 41 Tahun, Lahir di Sukoharjo, pada tanggal 31 Maret 1980,
Agama Katolik, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Strata , Pekerjaan Pegawai
Negeri Sipil, Alamat tempat tinggal Jl. Jend. Sudirman No. 38, Kotabaru, Kec. Gondokusuman,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, 55224

Menerangkan :

1) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. bersedia untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya pada
perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu tidak memiliki kehalian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat dan ayat
(3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatan anya dapat diedarkan
setelah mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm, alias CACA binti
BONDAN MAKNYUZO, yang terjadi pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, di Toko Obat dan
Kosmetik “Nasa”, Jalan Kaliurang Km. 5, No.98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Pasal 197
jo. Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta dengan
adanya Laporan Polisi Nomor LP/3/I/2021/Satreskrim tanggal 4 Januari 2021.
3) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. merupakan lulusan Universitas Atmajaya Yogyakarta dan sebelumnya
mengenyam pendidikan di SD Marsudirini Surakarta, SMP Bintang Laut Surakarta, dan SMA Regina Pacis Surakarta.
4) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. sekarang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di Dinas Perhubungan Kota
Yogyakarta.
5) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. mengenal Tersangka sebagai pemilik Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” yang
menjual obat Alprazolam kepada saksi.
6) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. tidak memiliki hubungan sedarah, semeda, ataupun hubungan pekerjaan
dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
7) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T., menerangkan sekitar satu tahun yang lalu, pergi ke Klinik Pramita di daerah
Kocoran, Sinduadi untuk memeriksakan kesehatan psikisnya karena mudah panik dan sulit tidur. Dokter saksi YURA
HERMANSYAH, S.T. waktu itu, Dokter Yanto, memberitahukan bahwa saksi memiliki gangguan kecemasan dan
gangguan kepanikan yang sudah akut. Klinik tersebut lalu menginformasikan bahwa saksi harus melakukan konsultasi
secara rutin dan memberikan saksi resep dokter.
8) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T., pada awalnya selalu membeli obat di apotek Kimia Farma. Namun, karena
harga obat mahal belum lagi biaya perawatannya, saksi kemudian mencari informasi-informasi mengenai toko-toko obat
dan apotek murah.
9) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T., secara tidak sengaja sekitar bulan Desember 2020 di perjalanan, melihat
spanduk bertuliskan Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”. Saksi berpikir mungkin saksi bisa membeli disitu dengan
anggapan bahwa Toko Obat sama dengan Apotek. Toko Obat tersebut juga jaraknya sangat dekat dengan Klinik
Pramita. Saat saksi masuk, sudah ada Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN
MAKNYUZO. Selanjutnya saksi menanyakan kepada Tersangka, apakah menjual Alprazolam dan menyerahkan resep
obat saksi. Tersangka mengiyakan bahwa tokonya menjual Alprazolam. Namun sedang tidak ready stock karena harus
pesan ke distributor obatnya.Tersangka juga berkata bahwa obat akan datang sekitar minggu depan dan mengajak
saksi bertukar nomor Whatsapp supaya bisa Tersangka hubungi kalau obatnya sudah tersedia. Tersangka juga
memberitahukan bahwa harga obat tersebut jauh lebih murah daripada yang dijual di toko obat/apotek lain karena
langsung ke distributornya.
10) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. telah membandingkan harga Alprazolam di apotek-apotek terkenal yang
harganya sekitar Rp150.000,00-/strip dengan Alprazolam yang dijual di toko Tersangka yang hanya Rp115.000,00-
/strip.
11) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. saat pertama kali datang ke Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” hanya melihat
Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO saja.
12) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. mengenal Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti
BONDAN MAKNYUZO sejak bulan Desember 2020 saat pertama kali membeli obat Alprazolam di Toko Obat dan
Kosmetik “Nasa” milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
13) Bahwa setelah saksi YURA HERMANSYAH, S.T bertukar nomor Whatsapp dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO,
S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, saksi berbincang sebentar dengan Tersangka. Tersangka
menawarkan barang-barang kosmetik dan memberitahukan bahwa harganya juga lebih murah. Tersangka juga
memberitahukan bahwa Toko Obat dan Kosmetik “NASA” ini baru saja berdiri karena Tersangka juga baru pindah ke
Sleman. Setelah itu saksi YURA HERMANSYAH, S.T. pergi untuk berangkat kerja.
14) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. melakukan pembelian kedua obat Alprazolam pada tanggal 4 Januari 2021
dengan posisi sudah mengetahui bahwa Alprazolam tidak boleh dijual sembarangan dari ALBERTUS DWIYOKO, S.
Farm. Pesanan itu dilakukan dengan koordinasi dengan Penyidik Kepolisian Resor Sleman yakni Saudara ASWANTA
GARDAPATI, S.I.K dan rekannya DAMAR SETIONO, S.I.K. untuk menangkap Tersangka.
15) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. hanya membeli jenis obat Alprazolam pada Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”
milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm, alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
16) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. mengenal ALBERTUS DWIYOKO, S. Farm melalui teman saksi RINI
WULANDARI saat saksi baru pindah dari Surakarta ke Yogyakarta.
17) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. sering menceritakan mengenai gangguan kecemasannya kepada ALBERTUS
DWIYOKO, S. Farm.
18) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. juga pernah memberitahukan kepada ALBERTUS DWIYOKO, S. Farm bahwa
karena gangguan kecemasannya, ia sampai harus meminum obat Alprazolam.
19) Bahwa menurut saksi YURA HERMANSYAH, S.T., sekitar awal Januari 2021, Saudara ALBERTUS DWIYOKO
menanyakan kepada saksi apakah saksi minum Alprazolam dan dimana saksi membeli Alprazolam tersebut. Saksi lalu
mengkonfirmasi lagi bahwa saksi memang meminum obat Alprazolam dan merekomendasikan Saudara ALBERTUS
DWIYOKO, S. Farm untuk membelinya di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.
Farm. Alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO karena harganya lebih terjangkau dengan memberitahukan metode
pembeliannya.
20) Bahwa menurut saksi YURA HERMANSYAH, S.T., sekitar tanggal 3 Januari 2021, ALBERTUS DWIYOKO, S. Farm
datang ke rumah saksi dan menginformasikan dugaan adanya Tindak Pidana Kesehatan yang dilakukan oleh Tersangka
BIANCA MAKNYUZO, S. Farm, alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dengan menjual obat Alprazolam yang hanya
dapat dilakukan di apotek yang sudah memiliki izin saja.
21) Bahwa menurut saksi YURA HERMANSYAH, S.T., Tanggal 4 Januari 2021, saksi dan ALBERTUS DWIYOKO, S. Farm
melakukan laporan ke polisi.
22) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. menerangkan metode pembelian obat yakni dimulai dengan menunjukkan
resep dokter yang dikirimkan atau diperlihatkan langsung kepada Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA
binti BONDAN MAKNYUZO. Kemudian setelah menunjukkan resep dokter, akan dihubungi lagi oleh Tersangka via
Whatsapp jika barangnya sudah tersedia. Setelah itu barang diambil sendiri langsung di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”
dengan membawa resep. Pembayaran langsung di tempat.
23) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. membawa 1 strip obat Alprazolam produksi PT Kimia Farma dengan nota
pembelian obat dan kosmetik dari Toko “Nasa” tertanggal 25 Desember 2020, serta bukti chat Whatsapp saksi YURA
HERMANSYAH, S.T. dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
sebagai barang bukti untuk diserahkan pada saat melakukan laporan ke polisi.
24) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T mengaku tidak ada keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam
pemeriksaan ini.
25) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. mengakui keterangan yang tersangka berikan diatas adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
26) Bahwa saksi YURA HERMANSYAH, S.T. mengakui dalam memberikan keterangan tidak ditekan, dipaksa, ataupun
dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.

d. Nama : RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. Umur 45 Tahun, Lahir di Bandung, pada tanggal 23
September 1975, Agama Kristen, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Strata Dua ,
Pekerjaan Karyawan BUMN, Alamat tempat tinggal, Jl. Colombo No. 31, Catur Tunggal,
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D. I. Yogyakarta, 55283.

Menerangkan :

1) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E., bersedia untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya
pada perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat keshatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat dan ayat
(3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatannya dapat diedarkan setelah
mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm, alias CACA binti BONDAN
MAKNYUZO, yang terjadi pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, di Toko Obat dan Kosmetik
“Nasa”, Jalan Kaliurang Km. 5, No.98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Pasal 197 jo. Pasal
106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta dengan adanya
Laporan Polisi Nomor LP/3/I/2021/SATRESKRIM tanggal 4 Januari 2021.
3) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. merupakan lulusan Magister Sains Ekonomi Universitas Indonesia dan
sebelumnya menempuh pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Parahyangan Bandung, SD Negeri 3 Bandung,
SMP Negeri 6 Bandung, dan SMA Negeri 5 Bandung.
4) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. sekarang bekerja sebagai Karyawan BUMN, yaitu sebagai Kepala Unit
Pemastian Mutu (QA) di PT Kimia Farma.
5) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. dalam pekerjaannya bertugas untuk melaksanakan siklus
penjaminan mutu produk secara berkelanjutan pada seluruh unit kerja di PT Kimia Farma, melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap pelaksanaan siklus penjaminan mutu produk di PT Kimia Farma, melakukan audit mutu internal,
melakukan koordinasi dengan seluruh sub unit penjaminan mutu di PT Kimia Farma.
6) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. tidak mengenal Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA
binti BONDAN MAKNYUZO.
7) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. tidak memiliki hubungan sedarah, semenda, ataupun hubungan
pekerjaan dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
8) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. membenarkan bahwa PT Kimia Farma memproduksi Obat Alprazolam
0,5 mg dan 1 mg.
9) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengatakan bahwa obat Alprazolam adalah salah satu obat keras
yang termasuk golongan psikotropika
10) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengatakan bahwa Obat Alprazolam berguna untuk menghilangkan
kecemasan dan gangguan panik yang disebabkan oleh depresi.
11) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengatakan bahwa obat Alprazolam tidak dijual bebas. Untuk
mendapatkan obat tersebut, harus dengan resep dokter.
12) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E., mengatakan bahwa harga jual obat Alprazolam 0,5 mg adalah seharga
Rp.78.975,- per seratus tablet/10 strip dan Alprazolam 1 mg seharga Rp.121.500,- per seratus tablet/10 strip.
13) Bahwa menurut saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E, Obat Alprazolam yang diproduksi PT Kimia Farma hanya
dijual ke Pedagang Besar farmasi (PBF) yang memiliki izin resmi, yang kemudian hanya didistribusikan ke beberapa
Rumah Sakit dan Apotek, Klinik, Puskesmas dan dalam setiap pendistribusian harus dilengkapi surat pesanan resmi
yang ditandatangani oleh Apoteker penanggungjawabnya.
14) Bahwa menurut saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E., PT Kimia Farma sama sekali tidak pernah menjual atau
mendistribusikan Obat Alprazolam 0,5 mg dan 1 mg ke Toko Kosmetik & Obat “Nasa” milik Tersangka. Dan menurut
saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E, seharusnya, Toko Kosmetik & Obat “Nasa” tersebut tidak boleh mengedarkan
Obat Alprazolam 0,5 mg dan 1 mg karena bukan termasuk instansi yang berizin dan juga tidak terdaftar didalam daftar
pelanggan sediaan farmasi/obat resmi didata base PT Kimia Farma.
15) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengaku tidak ada keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam
pemeriksaan ini.
16) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengakui keterangan yang tersangka berikan diatas adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
17) Bahwa saksi RAHMANIA LESTARI, S.E., M.S.E. mengakui dalam memberikan keterangan tidak ditekan, dipaksa,
ataupun dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.

e. Nama : I GEDE ASTAWA, S.H., M.H., Umur 51 Tahun, Lahir di Denpasar, pada tanggal 24 Gebruari 1970,
Agama Hindu, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Strata 2, Pekerjaan Karyawan
Swasta, Alamat tempat tinggal Jl. Letkol Subadri No. 13, Kantongan, Triharjo, Kec. Sleman,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55288

Menerangkan :

1) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H bersedia untuk memberikan keterangan dengan sebenar-benarnya pada
perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan
mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu tidak memiliki kehalian dan kewenangan dilarang
mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat dan ayat
(3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatan anya dapat diedarkan
setelah mendapat izin edar, yang diduga dilakukan oleh Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm, alias CACA binti
BONDAN MAKNYUZO, yang terjadi pada bulan Februari 2020 sampai dengan bulan Januari 2021, di Toko Obat dan
Kosmetik “Nasa”, Jalan Kaliurang Km. 5, No.98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Pasal 197
jo. Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan serta dengan
adanya Laporan Polisi Nomor LP/3/I/2021/RES SMN tanggal 4 Januari 2021.
3) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H merupakan lulusan S1 Universitas Udayana S2 Universitas Gadjah Mada
dan sebelumnya mengenyam pendidikan di SD Negeri 17 Dauh Puri, SMP Negeri 1 Denpasar, dan SMA Negeri 1
Denpasar.
4) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H tidak mengenal Tersangka.
5) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H tidak memiliki hubungan sedarah, semeda, ataupun hubungan pekerjaan
dengan Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S.Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.
6) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H sekarang bekerja sebagai karyawan swasta di PT Anugrah Argon Medica.
7) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H merupakan Kepala Cabang PT Anugrah Argon Medica wilayah Yogyakarta.
Tugas dan wewenang saksi, yaitu mengoordinasi dan mengawasi semua operasi cabang, seperti perekrutan staf,
pelatihan, dan pengawasan.
8) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengatakan Obat Tramadol HCL 50 mg adalah salah satu obat yang
diproduksi oleh PT Dexa Medica. Obat Tramadol HCLtablet 50 mg kegunaannya sebagai anti nyeri, biasanya digunakan
setelah operasi dan sebagai obat anti depresi.
9) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengatakan PT Anugrah Argon Medica adalah perusahaan yang berdiri di
Indonesia pada tahun 1980 sebagai bagian dari PT Dexa Medica yang bergerak di bidang pendistribusian produk-
produknya.
10) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengatakan Tramadol tergolong obat psikotropika dan harus dijual dengan
resep dokter. Obat tersebut dijual dan ditribusikan ke beberapa rumah sakit dan apotek serta pedagang besar farmasi
(PBF) yang memiliki izin resmi.
11) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H menyatakan bahwa obat tramadol Perusahaan saksi dijual seharga Rp
15.000,- (lima belas ribu rupiah) per 1 (satu) strip yang berisi 10 (sepuluh) butir obat.
12) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H menyatakan bahwa Untuk obat Tramadol HCL tablet 50 mg saat ini sudah
tidak diedarkan, terakhir diedarkan pada bulan Februari 2015. Namun, saksi mengatakan bahwa masih melakukan
distribusi obat Tramadol HCL tablet 0,5 mg yang sampai saat ini masih diedarkan oleh PT Anugrah Argon Medica.
13) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H menyatakan bahwa PT Anugrah Argon Medica tidak pernah
mendistribusikan obat Tramadol HCL 50mg ke Toko Obat dan Kosmetik milik tersangka.
14) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H menyatakan bahwa Barang bukti obat Tramadol HCL tablet 50 mg yang disita
dari Tersangka bukan merupakan salah satu obat yang diproduksi oleh PT Dexa Medica dan didistribusikan oleh
PT.Anugrah Argon Medica, karena kami tidak pernah mendistribusikan obat tersebut ke sarana tidak resmi. Selain itu,
terlihat jelas bahwa barang bukti tersebut berbeda dengan obat Tramadol yang perusahaan kami produksi.
15) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengatakan Perbedaannya merujuk kepada surat Pernyataan dari PT Dexa
Medica Nomor :049/PAB-DXM/III/2018 tanggal 8 Maret 2018 yang menyatakan bahwa PT Dexa Medica terakhir
melakukan produksi obat Tramadol pada tahun 2015 dan memiliki masa kadaluwarsa selama 4 (empat) tahun, saat ini
sudah tidak melakukan penjualan dan peredaran obat tersebut. Sedangkan barang bukti yang disita dari Tersangka
tertera masa kadaluwarsa April 2022 seharusnya masa kadaluwarsa tahun 2019.
16) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengatakan bahwa tidak ada keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam
pemeriksaan ini.
17) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengakui keterangan yang tersangka berikan diatas adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum.
18) Bahwa saksi I GEDE ASTAWA, S.H., M.H mengakui dalam memberikan keterangan tidak ditekan, dipaksa, ataupun
dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.

f. Nama : Dra. Dyah Retnosari, Apt., M. Kes, Umur 48 Tahun, Lahir di Yogyakarta, pada tanggal 28 Mei
1973, Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia, Pendidikan terakhir Srata Tiga, Pekerjaan
Analis Pemeriksa Sarana dan Penyidik Obat dan Makanan di Bidang Penindakan Balai Besar
POM Yogyakarta, Alamat tempat tinggal Jalan Tompeyan I, Tegalrejo - Yogyakarta - 55244
Yogyakarta DIY

Menerangkan :
1) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes sekarang dalam keadaan sehat jasmani dan rohani serta Saya
bersedia diperiksa dimintai keterangan guna membantu membuat terang perkara ini.
2) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes bersedia diperiksa dan memberikan keterangan dengan
sebenar-benarnya sesuai pengetahuannya.
3) Bahwa Saksi tidak mengenal BIANCA MAKNYUZO, S. Farm aliasCACA binti BONDAN MAKNYUZO tersebut.
4) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes memiliki Tugas dan tanggung jawab dalam pekerjaannya yaitu
melakukan pengawasan terhadap sarana produksi, distribusi dan komoditi sediaan farmasi (Obat, obat tradisional,
Kosmetik) dan Pangan (Makanan/Minuman) di Daerah Istimewa Yogyakarta, sesuai dengan catchment area Balai Besar
POM di Yogyakarta.
5) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes ditugaskan sebagai Ahli dalam perkara Tindak Pidana dibidang
Kesehatan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 Jo. Pasal 98 ayat (2) dan (3) dan Pasal 197 Jo Pasal 106 ayat (1)
Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, dengan cara pelaku sengaja mengedarkan sediaan farmasi
berupa obat-obatan merk Alprazolam dan Tramadol HCL yang diduga tidak memiliki ijin edar dari BPOMRI dan atau
obat-obatan tersebut diduga tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan
peraturan perundang-undangan, yang terjadi di Sleman, Yogyakarta, sehubungan dengan Laporan Polisi, Nomor :
LP/B/3/I/2021/DIY/RES/SMN, tanggal 4 Januari 2021.
6) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa Menurut Pasal 1 ayat (4) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Sediaan farmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetika.
7) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa Menurut Pasal 1 ayat (8) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk
biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
8) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No.917/Menkes/Per/X/1993 tanggal 23 Oktober 1993 yang telah diperbaharui dengan Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 949/Menkes/Per/VI/2000 tanggal 26 Juni 2000 bahwa: “Golongan obat adalah penggolongan yang
dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan serta pengamanan distribusi yang terdiri dari:
a. Obat bebas, obat yang dijual bebas tanpa resep dokter.
b. Obat bebas terbatas (Daftar W), adalah termasuk obat keras tetapi masih dapat dijual/ dibeli tanpa resep
dokter.
c. Obat keras (Daftar G), Obat yang dapat dibeli di Apotek dengan resep dokter.
d. Obat Psikotropik dan Narkotika.
9) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa berdasarkan Peraturan Kepala Badan
POM Nomor 24 TAHUN 2017 tentang KRITERIA DAN TATA LAKSANA REGISTRASI OBAT, Pasal 2 (1) Obat yang
akan diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki Izin Edar. (2) Untuk memperoleh izin Edar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus dilakukan Registrasi. (3) Registrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan oleh Pendaftar
kepada Kepala Badan. Lalu, Bahwa Pasal 4 (1) Obat yang mendapat Izin Edar harus memenuhi kriteria berikut : a.
khasiat yang meyakinkan dan keamanan yang memadai dibuktikan melalui uji nonklinik dan uji klinik atau bukti-bukti
lain sesuai dengan status perkembangan ilmu pengetahuan; b. mutu yang memenuhi syarat sesuai dengan standar
yang ditetapkan, termasuk proses produksi sesuai dengan CPOB dan dilengkapi dengan bukti yang sahih; dan c.
Informasi Produk dan Label berisi informasi lengkap, objektif dan tidak menyesatkan yang dapat menjamin penggunaan
Obat secara tepat, rasional, dan aman.
10) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa yang Berhak dan berwenang untuk
menyalurkan sediaan farmasi berupa obat adalah merupakan salah satu pekerjaan Kefarmasian. Merujuk kepada
Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian pasal 1, bahwa yang dapat melakukan
pekerjaan kefarmasian adalah Apoteker dan teknis Kefarmasian (Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi
serta asisten apoteker.
11) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa setlah sakshi ahli amati, sediaan farmasi
berupa 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma, 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5
mg produksi PT Kimia Farma, 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi. 50 (lima puluh) butir obat
Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi dan 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica
yang disita dari Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” Jl. Kaliurang KM.5 No.98, Kocoran, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284 tidak terdaftar dan tidak memiliki izin edar dari Badan POM RI.
12) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” Jl.
Kaliurang KM.5 No.98, Kocoran, Sinduadi, Kec. Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284 milik
tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO tidak berhak dan tidak berwenang
mendistribusikan atau menyalurkan sediaan farmasi berupa 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT
Kimia Farma, 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma, 50 (lima puluh) butir obat
Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi, 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi dan 50 (lima puluh)
butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica
13) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes menerangkan bahwa perbuatan Tersangka BIANCA
MAKNYUZO, S. Farm alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO memenuhi unsur Pasal Pasal 197 Jo. Pasal 106 ayat
(1) dan Pasal 196 Jo. Pasal 98 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
14) BahwaSaksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes tidak memberikan keterangan tambahan lain.
15) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes sanggup mempertanggungjawabkan keterangan yang
diberikan secara hukum karena keterangan yang telah disampaikan dalam pemeriksaan adalah benar adanya.
16) Bahwa Saksi Ahli Dra. DYAH RETNOSARI, Apt., M. Kes dalam memberikan keterangan, tidak merasa ditekan, dipaksa,
ataupun dipengaruhi oleh Penyidik maupun pihak lainnya.

7. Keterangan Tersangka :

a. Nama : BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO, Umur 29 tahun, Lahir
di Surakarta, pada tanggal 12 November 1981, Agama Islam, Kewarganegaraan Indonesia,
Pendidikan terakhir Strata 1, Pekerjaan Wiraswasta, Alamat tempat tinggal Jalan Damai Nomor
8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Menerangkan :

1) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dalam keadaan sehat
jasmani dan rohani, dan bersedia diperiksa untuk dimintai keterangan pada saat pemeriksaan dilakukan.
2) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengerti dirinya sedang
diperiksa sebagai Tersangka atas perkara Tindak Pidana Kesehatan, dalam hal dengan sengaja memproduksi atau
megedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2), yaitu yang tidak memiliki keahlian
dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan
yang berkhasiat obat dan ayat (3), yaitu ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi,
pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan
Peraturan Pemerintah; dan dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1), yaitu sediaan farmasi dan alat kesehatan
hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan
ayat (3); Pasal 197 jo. Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.
3) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO dalam perkara yang
disangkakan pada dirinya didampingi oleh Penasihat Hukum yang bernama Sri Raja Gunawan, S.H., LL.M., Wulan
Octavianto Sari, S.H., M.H., Afnan Khalid Azzam, S. H., M.Hum., dan Puti Pitaloka Citra Rasmi, S.H yang berasal dari
Sri Pandega and Partners, namun pada saat pemeriksaan pada penyidikan hanya didampingi oleh Sri Raja Gunawan,
S.H., LL.M.
4) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengaku belum pernah
terlibat perkara pidana lainnya sebelum perkara ini.
5) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO memberikan keterangan
bahwa tersangka merupakan anak tunggal dari pasangan bernama Bondan Maknyuzo dan Marsidah Ifada yang lahir
pada tanggal 12 November 1981 di Surakarta. Ayah tersangka bekerja sebagai karyawan di perusahaan swasta di
Jakarta Pusat, sementara Ibu tersangka adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Tersangka pernah menikah, namun
suami Tersangka sudah meninggal. Dari pernikahan tersebut, Tersangka memiliki anak. Riwayat pendidikan Tersangka
adalah: 1. SD Lazuardi Kamila Surakarta; 2. SMP Labschool Kebayoran Jakarta; 3. SMA 3 Yogyakarta; 4. Fakultas
Farmasi Universitas Indonesia. Kemudian, sejak Februari 2020 setelah suami Tersangka meninggal hingga sekarang,
Tersangka sebagai pemilik toko obat dan kosmetik “Nasa”.
6) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menjelaskan setelah suami
tersangka meninggal di Jakarta, tersangka bersama 3 (tiga) orang anak tersangka pindah ke rumah orangtua tersangka
yang ada di Sleman sini. Lalu, dikarenakan bapak tersangka memiliki ruko kosong dan disekitar tempat itu tidak ada
yang menjual obat-obatan yang sangat dibutuhkan masyarakat, maka tersangka berinisiatif untuk membuka toko obat
dan kosmetik, yang bernama “Nasa”.
7) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menjelaskan tersangka
sedang menunggu pelanggan atas nama Saksi YURA HERMANSYAH, S.T. karena memesan Obat Alprazolam 1 mg
produksi PT Kimia Farma melalui whatsapp. Kemudian Saksi YURA HERMANSYAH, S.T. datang untuk melakukan
pembayaran. Setelah itu, tersangka menjelaskan bahwa tersangka ditangkap oleh 2 (dua) petugas Polres Sleman pada
hari Senin tanggal 4 Januari 2021 sekiranya pukul 18.00 WIB karena diduga mengedarkan obat tanpa izin dan
kewenangan.
8) Bahwa pada saat penangkapan tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO
telah ditunjukkan Surat Tugas dari Petugas Polres Sleman.
9) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menerangkan bahwa barang-
barang yang disita dari tersangka berupa:
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” tertanggal 4 Januari 2021, 25
Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020.
• 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp.KJ, M.Sc milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021
• 1 (satu) Unit Motor Merek Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432
EN
• 1 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original
• 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama Bianca Maknyuzo
• 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama Bianca Maknyuzo
• 1 (satu) buah KTP atas nama Bianca Maknyuzo dengan NIK 3404125211810001
• 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 Yamaha Gear 125 Standard Version
warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN atas nama Bianca Maknyuzo Alamat Jalan Damai Nomor
8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
• 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari 5 (lima) Lembar pecahan
Rp50.000,00 (lima puluh) Rupiah
• 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603
• 1 (satu) buah Sim Card Telkomsel dengan nomor +6281367831509
• 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo
10) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menerangkan bahwa setelah
penangkapan, tersangka dibawa Petugas Polres Sleman untuk diperiksa dan diinterogasi.
11) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengetahui obat Alprazolam
1 mg dan 0,5 mg produksi PT Kimia Farma; Alprazolam 1 mg dan 0,5 mg produksi PT Mersi; dan harga HCL 50 mg
produksi PT Dexa Medica.
12) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menerangkan obat
Alprazolam untuk orang-orang yang memiliki gangguan kecemasan dan gangguan kepanikan. Sehingga, sifat obat
tersebut untuk menenangkan orang yang mengonsumsi. Sedangkan untuk Tramadol sendiri adalah obat pereda sakit,
misalkan rasa sakit setelah operasi. Tersangka menambahkan bahwa obat-obat tersebut termasuk obat yang tidak dijual
secara bebas.
13) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menjelaskan obat-obat
tersebut harus memiliki izin BPOM ketika dijual dan tentunya obat-obat yang tersangka jual sudah memiliki izinnya
dibuktikan dengan nomor registrai yang ada pada bungkus obat tersebut. Lalu, tersangka menerangkan untuk
menjualnya hanya dapat diberikan kepada orang-orang yang hanya memiliki resep dokter. Kalau tidak memakai resep,
maka tidak dapat diberikan.
14) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menjelaskan dikarenakan
obat-obatan tersebut hanya dapat dibeli disertai resep dokter, maka bagi pelanggan yang ingin membelinya, pelanggan
harus menunjukkan resep dokternya. Tersangka menjelaskan bagi pelanggan yang ingin membeli dapat melakukan
whatsapp kepada tersangka terlebih dahulu dikarenakan obat-obatan tersebut tidak pernah tersedia di toko. Tidak hanya
itu, tersangka juga meminta pelanggan untuk memotret resep obat dari dokter pelanggan. Lalu, ketika barang sudah
datang, maka tersangka akan mengabarkan pelanggannya. Nanti, pelanggan tersangka yang akan datang beserta
resep dokter pelanggan dari tersangka.
15) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO memesan obat-obatan
tersebut dari kawan lama tersangka yang sama-sama kuliah di Universitas Indonesia bernama Saudara SHARON
CHRISTYA. Saudara Sharon Christya merupakan sales obat yang sampai pada akhirnya tersangka dengan Saudara
Sharon Christya memutuskan untuk melakukan kerjasama, sejak tersangka berencana membuka toko obat dan
kosmetik “Nasa”.
16) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menerangkan kalau pesan
obat, tersangka menghubungi Saudara SHARON CHRISTYA langsung melalui whatsapp. Kemudian, obat-obatnya itu
dikirim oleh Saudara SHARON CHRISTYA melalui aplikasi layanan Gojek. Lalu, tersangka membayar pesanan obat
tersebut kepada Gojek yang mengantarkan secara tunai.
17) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO menjelaskan untuk
Alprazolam yang 1 mg tersangka membelinya sekitar Rp 100.000,00/strip dan tersangka jual Rp 115.000/strip. Kalau
yang 0,5 mg, tersangka membelinya Rp 60.000,00/strip dan tersangka jual Rp 70.000,00/strip. Untuk yang Tramadolnya,
tersangka beli Rp 50.000/strip dan tersangka jual Rp 65.000/00. Tersangka menjualnya tidak mahal-mahal karena
tersangka menegaskan hanya ingin membantu orang-orang supaya mendapatkan obat yang lebih murah dari apotek-
apotek besar lainnya.
18) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengaku tidak ada
keterangan lain yang perlu ditambahkan dalam pemeriksaan ini.
19) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengakui keterangan yang
tersangka berikan diatas adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
20) Bahwa tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengakui dalam memberikan
keterangan tidak ditekan, dipaksa, ataupun dipengaruhi oleh pemeriksa maupun pihak lainnya.
8. Barang Bukti :

1. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma


2. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma
3. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi
4. 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
5. 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica
6. 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020
7. 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” tertanggal 4 Januari 2021, 25
Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020;
8. 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp.KJ, M.Sc milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021
9. 1 (satu) Unit Motor Merek Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432
EN
10. 1 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original
11. 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama Bianca Maknyuzo
12. 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama Bianca Maknyuzo
13. 1 (satu) buah KTP atas nama Bianca Maknyuzo dengan NIK 3404125211810001
14. 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 Yamaha Gear 125 Standard Version
warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN atas nama Bianca Maknyuzo Alamat Jalan Damai Nomor
8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta;
15. 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari 5 (lima) Lembar pecahan Rp50.000,00
(lima puluh) Rupiah
16. 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603
17. 1 (satu) buah Sim Card Telkomsel dengan nomor +6281367831509
18. 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo

9. Pembahasan

a. Analisa Kasus :

FAKTA HUKUM
1) Bahwa benar Tersangka memutuskan membuka Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” di Sleman sejak Februari 2020 setelah
suami Tersangka meninggal dunia di Jakarta
2) Bahwa benar alasan Tersangka membuka Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” di Sleman dikarenakan keinginan Tersangka
untuk membantu masyarakat sekitar yang ingin membeli obat-obatan dengan harga yang lebih terjangkau.
3) Bahwa benar Tersangka menjual obat-obatan Alprazolam produksi PT Kimia Farma dan PT Mersi dan Tramadol PT
Dexa Medica di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”.
4) Bahwa benar Tersangka menjual obat-obatan Alprazolam produksi PT Kimia Farma dan PT Mersi dan Tramadol PT
Dexa Medica di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa” dengan harga yang lebih murah, yaitu Alprazolam yang 1 mg tersangka
membelinya sekitar Rp 100.000,00/strip dan tersangka jual Rp 115.000/strip. Kalau yang 0,5 mg, tersangka membelinya
Rp 5.000,00/strip dan tersangka jual Rp 10.000,00/strip. Untuk yang Tramadolnya, tersangka beli Rp 5.000/strip dan
tersangka jual Rp 60.000/00.
5) Bahwa benar Tersangka membelinya dari teman lamanya di kampus yaitu Sharon Christya yang merupakan sales obat.
6) Bahwa benar cara Tersangka menjual obat adalah melalui via whatsapp dengan melakukan pemesanan terlebih dahulu
dengan menunjukkan resep dokter. Lalu nanti Tersangka akan mengabari lebih lanjut terkait persediaan stok obat dan
dapat datang ke toko milik Tersangka dengan membawa resep dokter pelanggan.
7) Bahwa benar Tersangka mengetahui bahwa obat-obatan Alprazolam dan Tramadol merupakan obat-obatan yang tidak
dapat dijual bebas dan memerlukan resep dokter untuk mendapatkannya.
8) Bahwa harga jual Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma aslinya adalah seharga Rp.78.975,- per seratus tablet/10
strip dan Alprazolam 1 mg seharga Rp.121.500,- per seratus tablet/10 strip.
9) Bahwa obat tramadol PT Dexa Medika dijual seharga Rp 15.000,- (lima belas ribu rupiah) per 1 (satu) strip yang berisi
10 (sepuluh) butir obat.
10) Bahwa Ahli Dyah mengatakan yang berhak dan berwenang untuk menyalurkan sediaan farmasi berupa obat adalah
merupakan salah satu pekerjaan Kefarmasian.
11) Bahwa pekerjaan pekerjaan kefarmasian adalah Apoteker dan teknis Kefarmasian (Sarjana Farmasi, Ahli Madya
Farmasi, Analis Farmasi serta asisten apoteker.
18) Bahwa obat yang diproduksi PT Kimia Farma hanya dijual ke Pedagang Besar farmasi (PBF) yang memiliki izin resmi,
yang kemudian hanya didistribusikan ke beberapa Rumah Sakit dan Apotek, Klinik, Puskesmas dan dalam setiap
pendistribusian harus dilengkapi surat pesanan resmi yang ditandatangani oleh Apoteker penanggungjawabnya.
19) Bahwa saksi I Gede mengatakan Tramadol tergolong obat psikotropika dan juga harus dijual dengan resep dokter. Obat
tersebut dijual dan ditribusikan ke beberapa rumah sakit dan apotek serta pedagang besar farmasi (PBF) yang memiliki
izin resmi.
20) Bahwa untuk obat Tramadol HCL tablet 50 mg saat ini sudah tidak diedarkan, terakhir diedarkan pada bulan Februari
2015.
21) Bahwa benar saksi Yura merupakan pelanggan Alprazolam di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”.
22) Bahwa benar saksi Yura diajak Saudara Albertus untuk melaporkan hal ini kepada polisi dikarenakan tidak benar obat-
obat tersebut dijual di toko obat biasa menurut Saudara Albertus yang memiliki pengalaman di bidangng kefarmasian.
23) Bahwa benar saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K melakukan penangkapan atas dasar Laporan Polisi yang
dilakukan oleh Saudara ALBERTUS DWIYOKO bersama Saksi Yura Hermansyah.
24) Bahwa menurut saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K, ALBERTUS DWIYOKO datang ke kantor polisi pada tanggal
3 Januari 2021 dengan membawa bukti 1 strip obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma, nota pembelian obat
dan kosmetik dari Toko “Nasa” milik YURA HERMANSYAH dan bukti chat Whatsapp antara YURA HERMANSYAH
dengan Tersangka mengenai pembelian obat Alprazolam.
25) Bahwa benar menurut tanggal 4 Januari 2021, saksi Aswanta Gardapati dan tim mulai melakukan penyelidikan dengan
melakukan penyadapan terhadap HP milik YURA HERMANSYAH yang dilakukan dengan cara memesan 1 mg
Alprazolam langsung ke BIANCA MAKNYUZO menggunakan nomor YURA HERMANSYAH. Selanjutnya menurut saksi
ASWANTA GARDAPTI, S.H., S.I.K, Tersangka mengatakan bahwa obat tersebut masih tersedia. Tersangka lalu
menyuruh untuk datang sekitar pukul 18.00.
26) Bahwa benar Saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K melakukan penangkapan terhadap Tersangka pukul 18.00.
27) Bahwa saksi ASWANTA GARDAPATI, S.H., S.I.K dan tim juga melakukan penggeledahan dan mendapatkan barang
bukti sebagai berikut:

• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Kimia Farma;


• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Kimia Farma;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 1 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Alprazolam 0,5 mg produksi PT Mersi;
• 50 (lima puluh) butir obat Tramadol HCL 50 mg produksi PT Dexa Medica;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembelian dari Sharon Christya tertanggal 4 Januari 2021, 24 Desember 2020, 21
Desember 2020, 17 Desember 2020, dan 8 Desember 2020;
• 5 (lima) lembar Bukti Nota Pembayaran Pelanggan Toko Obat dan Kosmetik“Nasa” tertanggal 4 Januari 2021,
25 Desember 2020, 22 Desember 2020, 18 Desember 2020, dan 9 Desember 2020;
• 1 (lembar) Resep Obat dari dr. Yanto Sudirman, Sp. KJ, M. Sc. Milik Yura Hermansyah tertanggal 2 Januari 2021

Barang bukti yang digeledah pada badan/tas/kendaraan:

• 1 (satu) Unit Motor Yamaha Gear 125 Standard Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN;
• 51 (satu) buah dompet warna hitam Distro Original;
• 1 (satu) buah asli kartu debit Bank Mandiri Silver Nomor 4097662419976680 atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) Buah Asli Surat Izin Mengemudi (SIM) C atas nama BIANCA MAKNYUZO;
• 1 (satu) buah KTP atas nama BIANCA MAKNYUZO dengan NIK 3404125211810001;
• 1 (satu) Lembar Asli Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) nomor 19719655 ,Yamaha Gear 125 Standard
Version warna Metallic Grey dengan Nomor Polisi AB 5432 EN Atas nama BIANCA MAKNYUZO alamat Jalan
Damai Nomor 8, Kelurahan Tambakan, Kecamatan Nganglik, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta;
• 5 (lima) Lembar Asli Uang Indonesia sejumlah Rp250.000,00 yang terdiri dari :5 (lima) Lembar pecahan
Rp50.000,00 (lima puluh) Rupiah;
• 1 (satu) buah Handphone merek Apple tipe iPhone X warna hitam dengan nomor IMEI 356554102807603;
• 1 (satu) buah Sim card Telkomsel dengan nomor +6281367831509;
• 1 (satu) buah kunci merek Yale milik Bianca Makyuzo ALIAS Caca binti Bondan Maknyuzo

b. Analisa Yuridis :

Dengan melihat fakta-fakta dan analisis kasus di atas maka penyidik berpendapat bahwa diduga telah terjadi Tindak
Pidana Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3); dan Pasal 197 jo. Pasal 106
ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, yang dilakukan oleh Tersangka
BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO yang terjadi sekira bulan Februari 2020 hingga
bulan Januari 2021 di Toko Obat dan Kosmetik “Nasa”, Jalan Kaliurang KM. 5 Nomor 98, Kocoran, Kelurahan Sinduadi,
Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

SANGKAAN PERTAMA

Pasal 196 jo. Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan.

“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan
yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan
denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

Pasal 98 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

“Setiap orang yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan, mengolah,
mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.”

Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

“Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan, promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat
kesehatan harus memenuhi standar mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

1. Unsur Setiap orang

Yang dimaksud dengan setiap orang dalam perkara ini dijelaskan dalam Pasal 98 ayat (2) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Dalam perkara ini yang disebut adalah BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA
binti BONDAN MAKNYUZO yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dalam dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat obat.

2. Unsur Dengan Sengaja

Bahwa unsur dengan sengaja dalam tindak pidana ini adalah karena Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO memiliki pengetahuan bahwa obat Alprazolam dan Tramadol merupakan obat keras
yang tidak dapat dijual di semabrang tempat.

3. Unsur Memproduksi atau mengedarkan

Bahwa unsur mengedarkan dalam tindak pidana ini adalah karena Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias
CACA binti BONDAN MAKNYUZO mengedarkan Alprazolam dan Tramadol dengan menjualnya di Toko Obat dan
Kosmetik “Nasa” milik Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO.

4. Unsur Sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu

Bahwa unsur Sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu dalam tindak pidana ini merujuk pada Pasal 98 ayat (3) Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009. Dalam tindak pidana ini, Tersangka BIANCA MAKNYUZO, S. Farm. alias CACA binti
BONDAN MAKNYUZO mengedarkan Alprazalom dan Tramadol tidak sesuai dengan standar yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah.

SANGKAAN KEDUA

Pasal 197 jo. Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.

“Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi dan/atau alat
kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima
ratus juta rupiah).”

Pasal 106 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

“Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar.”

1. Unsur Sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar

Bahwa unsur Sediaan farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar dalam perkara tindak pidana ini
merujuk pada Pasal 106 ayat (1) UU Kesehatan. Dalam perkara ini, Tersangka mengedarkan Alprazolam dan Tramadol
dari masing-masing PT yang mengelola.

Kesimpulan

Berdasarkan keterangan Tersangka, keterangan Saksi, dan adanya barang bukti, maka jelas bahwa BIANCA MAKNYUZO,
S.Farm. alias CACA binti BONDAN MAKNYUZO pada bulan Februari 2020 hingga bulan Januari 2021 diduga keras telah
melakukan Tindak Pidana Kesehatan.

Demikianlah Resume ini Saya buat dengan sebenarnya dan atas kekuatan sumpah jabatan yang kemudian ditutup dan
ditandatangani di Sleman pada tanggal 11 Februari 2021.
KEPALA SATUAN RESERSE KRIMINAL
POLRES SLEMAN
Selaku Penyidik

Galen Narendra, S.H., S.IK


KOMPOL NRP 77051890

Anda mungkin juga menyukai