Anda di halaman 1dari 5

def,etio,patofis/patway,tanda2 gejala)

1. Definisi Hepatitis
Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa
disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit
lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan
tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis
bisa menular.
Hepatitis adalah radang hati yang disebabkan oleh virus. Virus
Hepatitis terdapat 4 jenis, yaitu Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C,
Hepatitis E. Diantara keempat Hepatitis tersebut yang paling berbahaya
adalah Hepatitis B, karena virus ini intinya dapat menyatu dengan inti sel
hati dan hal itu memungkinkan terjadinya keganasan atau kanker hati
dikemudian hari (Ngastiyah, 1995 dalam Riyadi, S. 2011).
Hepatitis adalah peradangan pada hati (Liver) yang disebabkan
oleh virus. Virus Hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat
mengakibatkan Hepatitis A (HAV), Hepatitis B (HBV), Hepatitis C
(HCV), Delta Hepatitis (HDV), Hepatitis E (HEV), Hepatitis F dan
Hepatitis G (Yuliana Elin, 2009 dalam Nanda, Nic-Noc, 2015).
Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Penyebab
tersebut adalah beberapa jenis virus yang menyerang dan menyebabkan
peradangan serta merusak sel-sel organ hati. Hepatitis yang berlangsung
kurang dari 6 bulan disebut Hepatitis Akut, Hepatitis yang berlangsung
lebih dari 6 bulan disebut Hepatitis Kronis. (Sunaryati, 2011)
Hepatitis adalah peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh
berbagai sebab, seperti bakteri, virus, proses autoimun, obat-obatan,
perlemakan, alkohol dan zat berbahaya lainnya. Infeksi (virus, bakteri, dan
parasit) menjadi penyebab umum Hepatitis, dan infeksi karena virus
Hepatitis A, B, C, D atau E merupakan yang terbanyak, di samping infeksi
virus lainnya, seperti mononucleosis infeksiosa, demam kuning, atau
sitomegalovirus. Hepatitis yang disebabkan infeksi virus bisa disebut juga
Hepatitis viral (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
2. Etiologi
Faktor penyebab terjadinya Hepatitis berdasarkan jenisnya menurut
Riyadi, S. (2011) adalah sebagai berikut :
a. Hepatitis A
Virus Hepatitis A terutama menyebar melalui tinja. Penyebaran ini
terjadi akibat buruknya tingkat kebersihan. Di negara-negara
berkembang sering terjadi wabah yang penyebarannya terjadi melalui
air dan makanan.
b. Hepatitis B
Virus Hepatitis B ditularkan melalui darah atau produk darah.
Penularannya tidak semudah Hepatitis A. Penularan biasanya terjadi
diantara para pemakai obat yang menggunakan jarum suntik secara
bersamaan, atau diantara mitra seksual. Selain itu pula bisa 28
menularkan virus kepada bayi selama proses persalinan. Hepatitis B
bisa ditularkan oleh orang sehat yang membawa virus Hepatitis B.
c. Hepatitis C Menyebabkan minimal 80% kasus Hepatitis akibat
transfusi darah. Virus Hepatitis C ini paling sering ditularkan melalui
pemakai obat yang menggunakan jarum bersama-sama. Jarang terjadi
penularan melalui hubungan seksual. Untuk alasan yang masih belum
jelas, penderita penyakit hati alkoholik seringkali menderita Hepatitis
C.
d. Hepatitis E Virus Hepatitis E kadang menyebabkan wabah yang
menyerupai Hepatitis A, yang hanya terjadi di negara-negara belakang.

3. Patofisiologi
Pada umumnya gejala Hepatitis akut terbagi dalam 4 tahap yaitu fase
inkubasi, prodromal (pra-ikterik), fase ikterus, dan fase konvalesen
(penyembuhan).
a. Fase inkubasi, merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya
gejala atau ikterus. Fase ini berbeda-beda lamanya untuk tiap virus
Hepatitis.
b. Fase prodomal (pra-ikterik), merupakan fase diantara timbulnya
keluhan-keluhan pertama dan timbulnya gejala ikterus. Keluhan umum
yang timbul pada fase ini biasanya malaise umum, nyeri otot, nyeri
sendi, mudah lelah, gejala saluran napas atas, anoreksia, mual, muntah,
demam derajat rendah, nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap
dikuadran kanan atas atau epigastrium.
c. Fase ikterus. Fase ini muncul setelah 5-10 hari, tetapi dapat juga
muncul bersamaan dengan munculnya gejala. Pada banyak kasus fase
ini tidak terdeteksi. Setelah timbul ikterus jarang terjadi perburukan
gejala prodomal, tetapi justru akan terjadi perbaikan klinis yang nyata.
d. Fase konvalesen (penyembuhan). Diawali dengan menghilangnya
ikterus dan keluhan lain, tetapi hepatomegali dan abnormalitas fungsi
hati tetap ada.

Beberapa agens penyebab virus, toksin, dan alkohol diduga sebagai


penyebab cedera pada hati. Tumor nekrosis faktor-alfa (TNF-a) dan
interleukin 6 muncul dalam sirkulasi selama infeksi dan cedera. Melalui
ini menyebabkan set point di hipotalamus sebagai pusat termoregulasi. Hal
ini dimanifestasikan dengan adanya demam. Cedera pada hati dapat
berdampak pada manifestasi ikterik. Ikterus (jaundice) merupakan kondisi
tubuh memiliki terlalu banyak bilirubin sehingga sklera terlihat kuning.

Cedera yang ada pada hati mengakibatkan gangguan suplai darah ke


hati yaitu arteri hepatika yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada
parenkim, hati, hepatosit, dan duktuli. Jumlah bilirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal. Namun karena
adanya peradangan pada sel hati menyebabkan hati tidak mampu
melakukan konjugasi bilirubin atau menyekresikannya akibat dari duktus
intrahepatik yang terdesak. Penurunan kemampuan hati untuk mengeksresi
bilirubin menyebabkan bilirubin yang telah terkonjugasi bersirkulasi
kembali ke dalam darah dan meningkatkan bilirubin conjugated
(terkonjugasi) yang mempunyai sifat larut lemak tidak larut air. Akibat
dari peningkatan bilirubin conjugated dan unconjugated di dalam darah
dan menyebar ke seluruh tubuh maka pasien terlihat ikterik. Hati tidak
mampu melakukan konjugasi bilirubin atau menyekresikannya akibat
duktus intrahepatik yang terdesak.

Akibat sekresi bilirubin terkonjugasi ke duodenum berkurang yang


berdampak pada menurunnya kemampuan dalam mengemulsi lemak
sehingga tidak toleran terhadap makanan berlemak. Selain itu,
menurunnya sekresi bilirubin terkonjugasi ke duodenum menyebabkan
menurunnya pembentukan sterkobilin dan urobilinogen yang
menyebabkan feses menjadi gelap, pucat seperti dempul (abolis)

Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan


garam-garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal
pada kulit. Selain itu fungsi hati dalam melakukan metabolisme serta
regulasi lemak dan asam amino terganggu.

Hal ini menyebabkan peningkatan asam lemak dan asam amino


dalam darah, keadaan ini menekan kontrol hipotalamus terhadap rasa lapar
dan menyebabkan pasien tidak nafsu makan (anoreksia). Perangsangan
mual dapat diakibatkan dari adanya obstruksi saluran empedu sehingga
mengakibatkan alir balik cairan empedu ke hepar (bilirubin, garam
empedu, dan kolesterol) menyebabkan peningkatan SGOT dan SGPT yang
bersifat iritatif di saluran cerna sehingga merangsang nervus vagal dan
menekan rangsangan sistem saraf parasimpatis sehingga terjadi penurunan
peristaltik sistem pencernaan di usus dan lambung, menyebabkan makanan
tertahan di lambung dan peningkatan rasa mual yang mengaktifkan pusat
muntah di medula oblongata dan pengaktifan saraf kranial ke wajah,
kerongkongan, serta neuron-neuron motorik spinalis ke otot-otot abdomen
dan diafragma sehingga menyebabkan muntah. (Yasmara, D, Nursiswati,
& Arafat, R. 2017)

4. Tanda dan gejala


Sebagian pasien Hepatitis bersifat asimptomatis (pasien tidak menyadari
gejala apapun). Namun demikian, gejala umum Hepatitis dapat mencakup
salah satu yang berikut ini:
• Sakit atau rasa tidak nyaman dalam perut.

• Urin berwarna gelap.

• Selera makan menurun.

• Demam.

• Penyakit kuning (warna kekuningan pada kulit dan mata).

• Lesu.

• Mual dan pusing.

• Edema.

• Nyeri persendian.

• Warna tinja pucat.

DAPUS
https://www.alodokter.com/hepatitis
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/190/3/BAB%20II.pdf
https://www.gleneagles.com.sg/id/specialties/medical-specialties/stomach-
digestive/hepatitis

Anda mungkin juga menyukai