Bab 17 Sub 4-Makalah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

1.4.

Penyusunan Dokumen Kertas Kerja

Penyusunan dokumen kertas kerja adalah salah satu bagian dari audit internal. Dengan
banyaknya aktivitas yang harus ditinjau sejalan dengan luasnya lingkung prosedur audit,
bentuk serta konten dari dokumen kertas kerja yang dihasilkan secara individual pasti
sangat berbeda. Kategori setiap jenis dokumen kertas kerja bergantung pada sifat bahan
audit dan kinerja yang dihasilkan dan standar dokumen kertas kerja harus dibuat untuk
beberapa dokumen dengan tipe khusus. Kertas kerja diklasifikasikan dengan tipe
dasarnya dan dikelompokkan secara bersamaan dalam suatu file atau dalam sebuah
binder yang menunjukkan proses pengambilan dokumen kertas kerja.

Berikut merupakan area-area audit berdasarkan kertas kerja.

1. File permanen.
File permanen merupakan hasil dari prosedur audit yang dilakukan secara
periodik dan repetitif. File ini berisi data historis atau berkelanjutan yang
bersangkutan dengan audit yang terlaksana. Berikut merupakan beberapa hal
yang termasuk dalam file permanen.
a. Bagan keseluruhan dari unit audit.
b. Bagan akun-akun (jika audit keuangan) dan salinan dari kebijakan dan
prosedur utama.
c. Salinan dari laporan audit tahun sebelumnya, program audit yang
digunakan, dan komentar tindak lanjut yang ada.
d. Laporan keuangan mengenai entitas dan data lain dengan potensi
kegunaan analisis yang sama dengan laporan keuangan.
e. Informasi mengenai unit audit (deskripsi dari produk utama, proses
produksi, dan berita penting lainya).
f. Informasi logistik untuk membantu auditor selanjutnya, termasuk catatan
mengenai logistik dan perjanjian perjalanan.

File permanen merupakan dasar bagi auditor untuk menyusun rencana aduit yang
baru. File permanen juga berperan sebagai sumber kontinuitas audit dari waktu ke
waktu.
2. File administratif.
Kertas kerja administratif harus digabungkan dalam semua set kertas kerja. Namun,
jika hanya ada satu auditor atau satu tinjauan yang terbatas, maka file administratif
dapat digabungkan pada kertas kerja individu.
3. File prosedur audit.
Pelaksanaan audit harus dicatat berdasarkan tugas audit. File prosedur audit dapat
mengandung beberapa elemen berikut.
a. Daftar prosedur audit yang sudah terpenuhi.
Elemen ini menggambarkan program audit yang diperlukan serta tanggal
dilaksanakannya program audit terkait.
b. Kuesioner yang sudah diisi.
Elemen ini menunjukkan kuesioner yang diajukan auditor kepada karyawan
dengan tujuan mengtahui tipe atau model pengendalian internal yang biasanya
membutuhkan jawaban ya atau tidak.
c. Deskripsi prosedur operasional.
Elemen ini mendeskripsikan sifat dan lingkup aktivitas operasional yang dapat
digambarkan menggunakan bagan arus atau narasi verbal. Segala informasi yang
diambil untuk mendeskripsikan prosedur operasional harus mencantumkan
sumber yang digunakan dalam proses pengambilan data.
d. Tinjauan aktivitas.
Elemen ini menunjukkan aktivitas auditor, seperti pengujian data, observasi
kinerja, dan pertanyaan yang diajukan pada karyawan, dan sebagainya. Tidak ada
pedoman pasti untuk bentuk file ini. File ini berguna untuk mendeskripsikan
aktivitas audit yang dilaksanakan dan hasil audit. Kertas kerja auditor akan
menyediakan penjelasan rinci mengenai aktivitas audit walaupun pada hasil
akhirnya hanya merangkum beberapa temuan.
e. Analisis dan jadwal yang berkaitan dengan laporan keuangan.
Sejalan dengan SOx Section 404 elemen ini bertujuan untuk membuktikan
akurasi dari laporan keuangan atau saldo akun-akun.
f. Dokumen perusahaan.
Dokumen ini menjelaskan kegiatan perusahaan sehari-hari, seperti jadwal rapat
manajer, bagan perusahaan, dan lain-lain. Namun, penting bagi auditor untuk
memilah informasi mana yang layak untuk digunakan. Dokumen ini bertujuan
untuk membantu auditor di tahun mendatang dalam membuat keputusan atau
memilih proses audit.
g. Lembar poin temuan, catatan supervisor, atau draf laporan.
Elemen ini menunjukkan sifat temuan audit sesuai dengan program audit yang
sudah dirincikan. Pada catatan supervisor menunjukkan komentar supervior
mengenai temuan audit yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut dari auditor.
h. Audit file massal.
Audit internal seringkali menghasilkan bukti dalam jumlah besar yang harus
disimpan tetapi tidak termasuk dalam pekerjaan utama.
Kertas kerja merupakan dasar untuk mengomunikasikan dokumentasi audit dari satu
auditor atau dari auditor lain serta pada auditor eksternal perusahaan. Maka dari itu,
kertas kerja harus disusun secara konsisten untuk setiap pelaksanaan auditnya.

Anda mungkin juga menyukai