Oleh :
Intan Saputri Ayuningtiyas ( 20105350563 )
FASB mendefinisikan rerangka konseptual sebagai suatu konstitusi, suatu sistem yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Belkaoui (1993) menyatakan bahwa rerangka konseptual dapat dipandang sebagai
teori akuntansi yang terstruktur karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori
akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk
hierarki yang memiliki beberapa tingkatan. Rerangka konseptual ini merupakan dasar yang
digunakan sebagai acuan dalam menetapkan standar-standar akuntansi lainnya. GAAP dan IFRS
Pada level pertama rerangka konseptual GAAP dan IFRS terdapat beberapa perbedaan.
Pada rerangka konseptual FASB digunakan istilah pelaporan keuangan, tetapi dalam konsep
FASB lainnya digunakan istilah laporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan dalam GAAP
adalah untuk tujuan investasi dan kredit. Sehingga informasi yang disediakan dalam laporan
keuangan lebih difokuskan kepada investor dan kreditur. informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan mengandung infrormasi mengenai sumber daya ekonomi, klaim atas entitas, dan
perubahan dari sumber daya ekonomi dan klaim atas entitas. Selain itu, informasi dalam laporan
keuangan dapat digunakan untuk memprediksi arus kas yang akan datang, membantu menilai
likuiditas dan solvabilitas entitas, dan menilai tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh entitas
dalam mengelolah sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Terdapat beberapa karakteristik yang
ada pada GAAP namun diubah letaknya atau dihapuskan dalam IFRS. Karakteristik tersebut
1. Materialitas
sedangkan pada rerangka konseptual IFRS terletak pada bagian karakteristik kualitatif
adalah masalah yang paling mendasar dalam pelaporan keuangan karena materialitas
berhubungan dengan semua karakteristik kualitatif yang ada. Kemudian, IASB mengubah
letak materialitas pada bagian relevan karena informasi yang mengandung salah saji yang
2. Keandalan
Karakteristik ini sebenarnya tetap berada di bagian yang sama baik pada GAAP maupun
IFRS. Hanya saja, pada rerangka konseptual IFRS, istilah keandalan (reliability) diubah
disebabkan banyaknya pihak yang salah memahami arti dari istilah keandalan. Beberapa
pihak mendefinisikan keandalan sebagai bebas dari salah saji dan dapat diuji. Oleh
menggambarkan arti yang sesungguhnya yaitu kelengkapan, netral, dan bebas dari
kesalahan.
3. Dapat diuji
Pada rerangka konseptual GAAP, karakter dapat diuji termasuk dalam karakter
pengguna informasi saat membacanya. Suatu informasi yang kurang uji tidak berarti
informasi tersebut tidak dapat digunakan. Informasi yang kurang uji masih bisa
digunakan, namun pengguna perlu berhati-hati karena terdapat risiko bahwa informasi
tersebut tidak disajikan secara tepat. Oleh karena itu, IASB meletakkan karakteristik
Karakteristik ini termasuk dalam aspek relevan pada rerangka konseptual GAAP. Pada
waktu dinilai tidak memiliki sifat yang sama dengan nilai prediksi atau nilai konfirmasi
yang merupakan aspek dari relevan. Pengguna laporan keuangan memang menginginkan
suatu informasi disampaikan dengan tepat waktu, teteapi tidak sepeting relevan dan
penyajian yang tepat. Penyampaian informasi yang tepat waktu menjadi berguna bila
informasi tersebut relevan dan disajikan secara tepat. Informasi yang relevan dan
disajikan secara tepat masih berguna walaupun tidak disajikan dengan tepat waktu.
Dengan logika pemikiran ini, IASB memindahkan karakteristik tepat waktu ke dalam
5. Keterbandingan (comparability)
disejajarkan dengan aspek relevan dan keandalan pada rerangka konseptual GAAP. Pada
kualitatif pendukung. Alasan IASB memindahkan karakteristik ini adalah bila dapat
dipahami memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan relevan dan keandalan,
informasi yang rumit tidak akan disajikan karena tidak akan dipahami oleh penggunanya
meskipun informasi tersebut relevan dan andal. Karakter dapat dipahami dimasukkan ke
dalam karakteristik kualitatif pendukung bertujuan bahwa informasi yang rumit dan susah
Terdapat empat asumsi dasar dalam rerangka konseptual GAAP, yaitu economic entity, going
Pada asumsi ini kegiatan usaha dipandang sebagai suatu badan usaha yang terpisah dari
pemiliknya. Pada rerangka konseptual IFRS, asumsi entitas ekonomi dihapus oleh IASB
karena dianggap secara jelas bahwa dalam penyusunan laporan keuangan, akuntan hanya
perusahaan.
Asumsi unit moneter membutuhkan penggunaan unit moneter sebagai dasar pengukuran,
yaitu mata uang negara dimana organisasi melaporkan operasinya. IASB memutuskan
untuk menghilangkan asumsi ini dari rerangka konseptual disebabkan bahwa penyajian
laporan keuangan memang sudah pasti menggunakan unit moneter bukan dalam unit-unit
yang lain.
3. Periodicity (Perioda Waktu)
Sama seperti asumsi unit moneter, asumsi periodisitas tidak lagi dimasukkan ke dalam
telah diatur oleh peraturan yang lebih tinggi. Di Indonesia peraturan mengenai
penyampain laporan keuangan disusun oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. IASB memutuskan untuk
akuntansi berbasis akrual berarti transaksi diakui pada saat transaksi tersebut terjadi.
Perbedaan kelima antara rerangka konseptual GAAP dan IFRS terletak pada bagian
basis. Prinsip penyajian yang lengkap (full disclosure) dihapuskan oleh IASB karena pada bagian
kualitatif telah terdapat karakteristik keterbandingan. Prinsip konsistensi ini awalnya disusun
untuk mencapai keterbandingan antar laporan keuangan. Jadi apabila suatu laporan keuangan
telah dapat dibandingkan, laporan keuangan tersebut dapat dikatakan telah memenuhi prinsip
konsistensi.
Menurut Belkaoui (2006), rerangka konseptual FASB terdiri dari tiga level. Level
pertama berisi mengenai tujuan pelaporan keuangan. Level kedua berisi karakteristik kualitatif
dan elemen laporan keuangan. Level ketiga berisi asumsi dasar, prinsip dan kendala.Berikut
adalah penjelasannya. Tujuan pelaporan keuangan dalam GAAP adalah untuk tujuan investasi
dan kredit. Sehingga informasi yang disediakan dalam laporan keuangan lebih difokuskan
kepada investor dan kreditur. informasi yang disajikan dalam laporan keuangan mengandung
infrormasi mengenai sumber daya ekonomi, klaim atas entitas, dan perubahan dari sumber daya
ekonomi dan klaim atas entitas. Selain itu, informasi dalam laporan keuangan dapat digunakan
untuk memprediksi arus kas yang akan datang, membantu menilai likuiditas dan solvabilitas
entitas, dan menilai tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh entitas dalam mengelolah sumber