Anda di halaman 1dari 7

TEORI AKUNTANSI LANJUTAN

RINGKASAN MATA KULIAH ( RMK )


( RERANGKA KONSEPTUAL GAAP )

Oleh :
Intan Saputri Ayuningtiyas ( 20105350563 )

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA


(STIESIA) SURABAYA
2021
RERANGKA KONSEPTUAL
( GAAP )

FASB mendefinisikan rerangka konseptual sebagai suatu konstitusi, suatu sistem yang

koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang

konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan

keuangan. Belkaoui (1993) menyatakan bahwa rerangka konseptual dapat dipandang sebagai

teori akuntansi yang terstruktur karena struktur kerangka konseptual sama dengan struktur teori

akuntansi yang didasarkan pada proses penalaran logis yang dapat digambarkan dalam bentuk

hierarki yang memiliki beberapa tingkatan. Rerangka konseptual ini merupakan dasar yang

digunakan sebagai acuan dalam menetapkan standar-standar akuntansi lainnya. GAAP dan IFRS

memiliki rerangka konseptual masing-masing. Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan

antara rerangka konseptual GAAP dan IFRS.

Pada level pertama rerangka konseptual GAAP dan IFRS terdapat beberapa perbedaan.

Pada rerangka konseptual FASB digunakan istilah pelaporan keuangan, tetapi dalam konsep

FASB lainnya digunakan istilah laporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan dalam GAAP

adalah untuk tujuan investasi dan kredit. Sehingga informasi yang disediakan dalam laporan

keuangan lebih difokuskan kepada investor dan kreditur. informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan mengandung infrormasi mengenai sumber daya ekonomi, klaim atas entitas, dan

perubahan dari sumber daya ekonomi dan klaim atas entitas. Selain itu, informasi dalam laporan

keuangan dapat digunakan untuk memprediksi arus kas yang akan datang, membantu menilai

likuiditas dan solvabilitas entitas, dan menilai tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh entitas

dalam mengelolah sumber daya ekonomi yang dimilikinya. Terdapat beberapa karakteristik yang
ada pada GAAP namun diubah letaknya atau dihapuskan dalam IFRS. Karakteristik tersebut

adalah sebagai berikut (IASB, 2010).

1. Materialitas

Karakteristik materialitas pada rerangka konseptual GAAP terletak di bagian kendala,

sedangkan pada rerangka konseptual IFRS terletak pada bagian karakteristik kualitatif

fundamental. Materialitas pada awalnya diletakkan di bagian kendala karena kendala

adalah masalah yang paling mendasar dalam pelaporan keuangan karena materialitas

berhubungan dengan semua karakteristik kualitatif yang ada. Kemudian, IASB mengubah

letak materialitas pada bagian relevan karena informasi yang mengandung salah saji yang

material dapat memengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan.

2. Keandalan

Karakteristik ini sebenarnya tetap berada di bagian yang sama baik pada GAAP maupun

IFRS. Hanya saja, pada rerangka konseptual IFRS, istilah keandalan (reliability) diubah

menjadi penyajian yang tepat (faithful representation). Penggantian istilah ini

disebabkan banyaknya pihak yang salah memahami arti dari istilah keandalan. Beberapa

pihak mendefinisikan keandalan sebagai bebas dari salah saji dan dapat diuji. Oleh

karena itu, IASB memutuskan untuk mengganti

istilah reliability menjadi faithfull representation yang lebih mudah dipahami dan lebih

menggambarkan arti yang sesungguhnya yaitu kelengkapan, netral, dan bebas dari

kesalahan.

3. Dapat diuji

Pada rerangka konseptual GAAP, karakter dapat diuji termasuk dalam karakter

keandalan. Sedangkan pada rerangka konseptual IFRS, dapat diuji merupakan


karakteristik kualitatif pendukung. Informasi yang dapat diuji meningkatkan keyakinan

pengguna informasi saat membacanya. Suatu informasi yang kurang uji tidak berarti

informasi tersebut tidak dapat digunakan. Informasi yang kurang uji masih bisa

digunakan, namun pengguna perlu berhati-hati karena terdapat risiko bahwa informasi

tersebut tidak disajikan secara tepat. Oleh karena itu, IASB meletakkan karakteristik

dapat diuji (verifiability) ke dalam karakteristik kualitatif pendukung.

4. Tepat waktu (timeliness)

Karakteristik ini termasuk dalam aspek relevan pada rerangka konseptual GAAP. Pada

rerangka konseptual IFRS, tepat waktu dimasukkan ke dalam karakteristik kualitatif

pendukung. IASB memindahkan karakterisitk ini dengan pertimbangan bahwa tepat

waktu dinilai tidak memiliki sifat yang sama dengan nilai prediksi atau nilai konfirmasi

yang merupakan aspek dari relevan. Pengguna laporan keuangan memang menginginkan

suatu informasi disampaikan dengan tepat waktu, teteapi tidak sepeting relevan dan

penyajian yang tepat. Penyampaian informasi yang tepat waktu menjadi berguna bila

informasi tersebut relevan dan disajikan secara tepat. Informasi yang relevan dan

disajikan secara tepat masih berguna walaupun tidak disajikan dengan tepat waktu.

Dengan logika pemikiran ini, IASB memindahkan karakteristik tepat waktu ke dalam

karakteristik kualitatif pendukung.

5. Keterbandingan (comparability)

Karakteristik keterbandingan disejajarkan dengan aspek relevan dan keandalan pada

rerangka konseptual GAAP. Kemudian dalam rerangka konseptual IFRS, IASB

memindahkan karakteristik ini menjadi karakteristik kualitatif pendukung karena


informasi yang dapat dibandingkan tidak memiliki manfaat jika informasi tersebut tidak

relevan dan tidak disajikan secara tepat.

6. Dapat dipahami (understandability)

Sama dengan karakteristik keterbandingam, karakteristik dapat dipahami juga

disejajarkan dengan aspek relevan dan keandalan pada rerangka konseptual GAAP. Pada

rerangka konseptual IFRS, IASB memindahkan karakteristik ini menjadi karakteristik

kualitatif pendukung. Alasan IASB memindahkan karakteristik ini adalah bila dapat

dipahami memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan relevan dan keandalan,

informasi yang rumit tidak akan disajikan karena tidak akan dipahami oleh penggunanya

meskipun informasi tersebut relevan dan andal. Karakter dapat dipahami dimasukkan ke

dalam karakteristik kualitatif pendukung bertujuan bahwa informasi yang rumit dan susah

dimengerti tetap harus disajikan dan dijelaskan sejelas mungkin.

Terdapat empat asumsi dasar dalam rerangka konseptual GAAP, yaitu economic entity, going

concern, monetery unit, dan periodicity.

1. Economic Entity (Entitas Ekonomi)

Pada asumsi ini kegiatan usaha dipandang sebagai suatu badan usaha yang terpisah dari

pemiliknya. Pada rerangka konseptual IFRS, asumsi entitas ekonomi dihapus oleh IASB

karena dianggap secara jelas bahwa dalam penyusunan laporan keuangan, akuntan hanya

melaporkan transaksi yang berhubungan dengan perusahaan, bukan transaksi pemilik

perusahaan.

2. Monetery Unit (Unit Moneter)

Asumsi unit moneter membutuhkan penggunaan unit moneter sebagai dasar pengukuran,

yaitu mata uang negara dimana organisasi melaporkan operasinya. IASB memutuskan
untuk menghilangkan asumsi ini dari rerangka konseptual disebabkan bahwa penyajian

laporan keuangan memang sudah pasti menggunakan unit moneter bukan dalam unit-unit

yang lain.

3. Periodicity (Perioda Waktu)

Sama seperti asumsi unit moneter, asumsi periodisitas tidak lagi dimasukkan ke dalam

rerangka konseptual IFRS karena peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan

telah diatur oleh peraturan yang lebih tinggi. Di Indonesia peraturan mengenai

penyampain laporan keuangan disusun oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Melalui peraturan No. X K. 2, BAPEPAM mengatur bahwa penyampaian laporan

keuangan dilakukan secara enam bulanan atau laporan keuangan tahunan.

4. Accrual Basis (Basis Akrual)

Pada rerangka konseptual GAAP, terdapat prinsip matching, yang mempertemukan biaya

dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut. IASB memutuskan untuk

memindahkan prinsip ini menjadi asumsi accrual basis karena dengan adanya

prinsip matching digunakanlah basis akrual. Penyusunan laporan keuangan atas dasar

akuntansi berbasis akrual berarti transaksi diakui pada saat transaksi tersebut terjadi.

Perbedaan kelima antara rerangka konseptual GAAP dan IFRS terletak pada bagian

prinsip. Prinsip matching tidak lagi dimasukkan karena telah termasuk ke dalam prinsip accrual

basis. Prinsip penyajian yang lengkap (full disclosure) dihapuskan oleh IASB karena pada bagian

karakteristik telah dimasukkan kriteria faithfull representation yang mencakup juga kriteria

kelengkapan. Apabila prinsip full disclosure masih dimasukkan dalam rerangka konseptual akan

terjadi redundant. Prinsip konsistensi tidak lagi digunakan karena pada bagian karakteristik

kualitatif telah terdapat karakteristik keterbandingan. Prinsip konsistensi ini awalnya disusun
untuk mencapai keterbandingan antar laporan keuangan. Jadi apabila suatu laporan keuangan

telah dapat dibandingkan, laporan keuangan tersebut dapat dikatakan telah memenuhi prinsip

konsistensi.

Menurut Belkaoui (2006), rerangka konseptual FASB terdiri dari tiga level. Level

pertama berisi mengenai tujuan pelaporan keuangan. Level kedua berisi karakteristik kualitatif

dan elemen laporan keuangan. Level ketiga berisi asumsi dasar, prinsip dan kendala.Berikut

adalah penjelasannya. Tujuan pelaporan keuangan dalam GAAP adalah untuk tujuan investasi

dan kredit. Sehingga informasi yang disediakan dalam laporan keuangan lebih difokuskan

kepada investor dan kreditur. informasi yang disajikan dalam laporan keuangan mengandung

infrormasi mengenai sumber daya ekonomi, klaim atas entitas, dan perubahan dari sumber daya

ekonomi dan klaim atas entitas. Selain itu, informasi dalam laporan keuangan dapat digunakan

untuk memprediksi arus kas yang akan datang, membantu menilai likuiditas dan solvabilitas

entitas, dan menilai tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh entitas dalam mengelolah sumber

daya ekonomi yang dimilikinya.

Anda mungkin juga menyukai