Anda di halaman 1dari 18

PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN

JIWA
__________________________________________________________________________________

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


DI KOMUNITAS

A. DATA DEMOGRAFI
Pasien
Nama : Nn.V
Tempat/Tgl Lahir : Salido, 04 Juni 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Painan, Pesisir selatan

Keluarga
Nama KK : Tn.S
Alamat : Painan, Pesisir Selatan
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : S1
Anggota Keluarga :
Hubungan Gol. Riwayat
No Nama Umur Jk Pekerjaan Pendidikan KET
dengan Pasien Darah Kesehatan
1 Ny.H 51 Th P PNS Ibu kandung S1 A -
Abang
2 Tn. N 23 Th L Belum bekerja S1 A -
kandung
Kakak
3 Nn.V 21 Th P Mahasiswa S1 A -
kandung
4 Tn.N 14 Th L Siswa Adik Kandung SD A

GENOGRAM
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

KETERANGAN
= Laki – Laki = Pasien

= Permpuan = Meninggal

= Tinggal serumah

Klien adalah anak ketiga dari 4 bersaudara, pasien tinggal di rumah dengan ayah,
ibu, abang, kakak serta adiknya. Pola komunikasi dalam keluarga adalah pola
komunikasi demokratis yaitu sikap terbuka antara orang tua dan anak, keputusan dalam
permasalahan disepakati bersama, dalam berkomunikasi menggunakan bahasa minang.
Jarang ada pertengkaran antara Klien dengan ibunya ataupun abangnya.

1. Tipe Keluarga
Tipe keluarga pasien adalah Nuclear Family adalah suatu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu
rumah,terpisah dari sanak keluarga lainnya (Friedman, 2010), dan pada kasus, Nn.V
tinggal bersama ayah,ibu dan saudaranya dalam satu rumah, terpisah dengan sanak
keluarga lainnya.

2. Adat/Budaya terkait Kesehatan


PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

Nn.V mengatakan menu makanan dalam keluarganya adalah makanan-makanan


pada umumnya seperti, goreng ikan, ayam, goreng tahu tempe, gulai sayur, dll. Menurut
Nn.V jika ada anggota keluarga yang sakit maka akan dibawa ke Puskesmas atau Rumah
Sakit terdekat. Biasanya jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit akan
memeriksakan kesehatan nya ke Puskesmas yang terdekat dengan rumah nya, sedangkan
jika penyakit yang cukup berat maka akan dibawa langsung ke rumah sakit.

3. Spiritual
Nn.V mengatakan bahwa seluruh anggota keluarga dan kerabat nya beragama
islam, dan sering melakukan ibadah sholat di mesjid, tetapi seiring dengan wabah Covid-
19 yang sedang mewabah, keluarga nya melaksanakan ibadah di rumah saja.

4. Riwayat Rekreasi Keluarga


Sebelum adanya wabah Virus Covid-19 ini, keluarga Nn.V sering berekreasi ke
pantai dan bersantai bersama keluarga, sedangkan didalam keadaan sekarang, bentuk
rekreasi keluarga Nn.V hanya menonton televisi bersama di ruang tengah rumah.

Riwayat dan tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Nn.V saat ini berada pada tahap Keluarga Dengan
Anak Dewasa (launcing center families), dimulai pada saat anak pertama meninggalkan
rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahapan ini
tergantung jumlah anak dan ada atau tidaknya anak yang belum berkeluarga dan tetap
tinggal bersama orang tua (Duvall & Miller dalam Friedman 2010)
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Sejauh ini, tidak ada tugas perkembangan yang belum terpenuhi, tugas perkembangan
keluarga Nn.V sudah terpenuhi secara keseluruhan.
3. Riwayat kesehatan keluarga inti
Nn.V mengatakan keluarganya baik orang tua maupun klien sendiri serta adiknya
tidak ada memiliki riwayat penyakit kronis maupun penyakit menular.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

Nn.V mengatakan keluarganya baik orang tua maupun klien serta adiknya sendiri
tidak ada memiliki riwayat penyakit kronis maupun penyakit menular.
5. Tahap Perkembangan Menurut Erik Erikson
Berdasarkan umur klien yang menginjak 19 tahun, maka klien berada pada dewasa
awal dan menurut Erik Erikson pada tahap ini orang dewasa awal mempelajari cara
berinteraksi dengan orang lain secara lebih mendalam. Ketidakmampuan untuk
membentuk ikatan sosial yang kuat akan menciptakan rasa kesepian. Bila individu
berhasil mengatasi krisis ini, maka keterampilan ego yang diperoleh adalah cinta.
Akan muncul konflik antara keintiman atau keakraban vs keterasingan atau
kesendirian. Agen sosial pada tahap ini ialah kekasih, suami atau isteri termasuk juga
sahabat yang dapat membangun suatu bentuk persahabatan sehingga tercipta rasa cinta
dan kebersamaan. Bila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka muncullah perasaan kesepian,
kesendirian dan tidak berharga.

Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Rumah Nn.V merupakan jenis rumah permanen dengan alas keramik, Nn.V
mengatakan bahwa rumah yang ia tempati saat ini adalah milik orang tua nya, Rumah
Nn.V terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 5 kamar tidur, 5 kamar mandi, ruang
makan dan dapur. Setiap kamar memiliki ventilasi, dan jendela. Diruang tamu juga
terdapat jendela dan ventilasi dan Pencahayaan yang baik, lantai rumah di lapisi keramik,
dan rumah Nn.V termasuk kriteria rumah sehat.

Nn.V mengatakan sumber air di rumah merupakan air PDAM. Didapur terdapat
peralatan masak. Penataan dapur rapi dan bersih. Di kamar mandi terdapat WC dan bak
mandi. Sanitasi air di kamar mandi mencukupi dan bersih. Dikamar mandi tersedia
perlengkapan mandi untuk masing-masing anggota keluarga seperti sikat gigi, sabun,
sampo, dan lainnya. Keluarga menggunakan sabun mandi dan sampo sendiri-sendiri.
Nn.V mengatakan puas dengan keadaan rumah dan fasilitas yang terdapat di rumah
tersebut.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas
Nn.V tinggal di Indarung. Tipe lingkungan tempat tinggal keluarga Nn.V adalah
rumah permanen, memiliki jarak tidak berdempetan antara satu rumah dengan rumah
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

yang lain. Rumah Nn.V dekat di tepi bukit. Nn.V mengatakan sumber air di daerah rumah
nya sudah menggunakan air PDAM, pembuangan limbah rumah tangga keluarga Nn.V
adalah ke selokan yang berada di depan rumah. Di rumah Nn.V terdapat septitank yang
berjarak < 10 meter dari sumur. Untuk pembuangan sampah Nn.V mengumpulkannya di
belakang rumah kemudian dibakar oleh keluarganya.
Tipe komunitas tempat tinggal Nn.V adalah homogen. Penduduk di lingkungan
rumah Nn.V merupakan penduduk asli dan ada juga pendatang. Karakteristik komunitas
tempat tinggal Nn.V adalah kelas menengah.
Fasilitas-fasilitas umum yang tersedia di komunitas adalah toko keperluan rumah
tangga, Masjid, dan sekolah. Pelayanan kesehatan yang berada di komunitas adalah
praktek bidan mandiri, posyandu, klinik dokter swasta dan puskesmas. Nn.V mengatakan
lebih sering menggunakan jasa pelayanan kesehatan di Puskesmas. Tempat ibadah atau
mesjid dan musholla juga tersedia di lingkungan keluarga Nn.V.
Ditempat tinggal Nn.V ada transportasi umum, seperti ojek. Nn.V mengatakan
jarang menggunakan transportasi umum karena telah memiliki kendaraan pribadi yaitu
motor.

3. Mobilitas geografis keluarga


Nn.V mengatakan keluarga telah tinggal di lingkungan tersebut sejak beliau kecil.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Nn.V mengatakan mempunyai hubungan baik dengan siapapun yang ada di
komunitasnya. Nn.V dan keluarga akan bersedia membantu jika ada kegiatan masyarakat
di komunitasnya. Nn.V mengatakan menerima jika ada yang melakukan kunjungan ke
rumah seperti dari pihak puskesmas maupun kunjungan lainnya asalkan mengikuti
protokol kesehatan diera mewabahnya virus Covid 19.

Struktur Keluarga
1. Struktur peran
a) Struktur Peran Formal
Peran-peran dalam keluarga Tn. S :
- Tn.S berperan sebaga kepala keluarga yag bertanggung jawab sebagai pencari nafkah

dalam keluarganya
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

- Ny.H berperan sebagai sebagai ibu dari An.F dan An. R. Ny. M juga berperan

sebagai pencari nafkah untuk keluarganya.

- An.V berusia 19 tahun berperan sebagai anak.

- Tn. S mengatakan An. V sudah menjalani peran sebagai anak.

b) Struktur Peran Informal


Peran informal dalam keluarga
1) Tn. S merupakan seorang martir dan koordinator keluarga. Seorang martir yaitu
tidak menginginkan apapun untuk dirinya tetapi mengorbankan apapun untuk
kebaikan anggota keluarga yang lain. Tn S juga seorang yang pekerja keras dan
suka bergaul bersama tetangga. Koordinator keluarga mengatur dan
merencanakan aktivitas keluarga, dengan demikian menigkatakan kohesivitas dan
melawan perpecahan keluarga (Friedman, 2014).
2) Nn.V lebih berperan sebagai pengikut. Pengikut sejalan dengan pergerakan
kelompok, kurang lebih menerima ide orang lain secara pasif, berfungsi sebagai
pendengar dalam diskusi dan keputusan kelompok (Friedman, 2014).

Pola komunikasi keluarga


Anggota keluarga dalam keluarga Nn.V tidak ada seorang pun yang mengalami
kerusakan verbal seperti bisu maupun tuli, sehingga komunikasi dilakukan secara
normal. Interaksi antar anggota keluarga menggunakan proses komunikasi fungsional.
Dimana anggota keluarga menyatakan maksud pembicaraannya dengan tegas dan jelas.
Nn.V mengatakan jika ia terlambat pulang karna tugas kuliah atau hal apapun, maka dia
selalu menghubungi oraang tua dan saudaranya begitu pula sebaliknya. Komunikasi
dalam keluarga Nn.V dilakukan lebih intens ketika semua anggota keluarga berkumpul
bersama.

2. Struktur kekuatan keluarga


a. Dari Segi Finansial
Nn.V mengatakan rumah yang ditempatinya sekarang adalah milik orang
tua nya dan semua anggaran rumah tangga diatur oleh ibunya.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

b. Dari Segi Pengambilan Keputusan


Nn.V mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dengan cara
musyawarah. Keputusan diambil dengan cara kesepakatan oleh semua anggota
keluarga. Nn.V mengatakan jika ada masalah kekeluargaan yang tidak bisa
diselesaikan dengan keluarga inti saja maka keluarga melibatkan ninik mamak
sebagai orang yang dituakan dan dihormati. Berdasarkan keterangan tersebut
dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar kekuasan yang dipegang oleh keluarga
Nn.V adalah kekuasaan legitimasi dimana berkenaan dengan keyakinan dan
persepsi anggota keluarga ditandai dengan adanya seorang yang mempunyai hak
untuk mengendalikan perilaku dalam hal ini adalah Tn.S dan ninik mamak.
c. Variabel yang mempengaruhi kekuasaan keluarga
Kekuasaan keluarga Nn.V dipengaruhi oleh hirarki kekuatan keluarga,
dimana yang lebih tua seringkali mengembangkan dan mempertahankan
kekuasaannya, yang lebih tua hampir selalu lebih berkuasa dari pada yang lebih
muda (Friedman, 2014). Selain itu juga kekuasaan keluarga Nn.V dipengaruhi
oleh budaya minang, yaitu dalam mengambil keputusan suatu kegiatan dan
masalah tetap melibatkan pemimpin keluarga dan ninik mamak.
d. Keseluruhan kekuasaan sistem dan subsistem keluarga
Landasan kekuasaan keluarga Nn.V merupakan kekuasaan legitimasi
berkenaan dengan keyakinan dan persepsi bersama dari anggota keluarga dan
ditandai dengan adanya satu orang yang mempunyai hak mengendalikan perilaku
anggota keluarga. Sesuai dengan hakikat peran dan posisi yang dimiliki seseorang,
maka mendapatkan hak-hak istimewa terkait dengan peran dari posisinya
(Friedman, 2014). Nn.V mengatakan jika dalam keluarga ada masalah dan dapat
diselesaikan cukup dengan keluarga inti saja, maka keputusan akhir ada pada
ibunya sebagai kepala keluarga.

Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Nn.V memiliki pelekatan yang kuat antar anggota keluarga. Nn.V mengatakan
berhubungan komunikasi yang baik dengan ayah, ibu dan saudaranya, memberikan
pujian pada saudaranya saat melakukan hal yang baik. Keluarga Nn.V saling mendukung
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

untuk kemandirian dalam masyarakat. Dalam keluarga Nn.V semua anggota keluarga
saling mendukung dan membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga.

2. Fungsi Sosialisasi
Banyak tantangan dan masalah yang di hadapi saat harus menjadi peran seorang
kakak, dan harus menjadi contoh untuk adiknya baik itu prilaku dan kebiasaannya,
sehingga dalam bertingkah laku Nn.V harus menjaganya agar tidak menjadi contoh yang
buruk untuk adiknya. Nn.V mengatakan sebaik mungkin menjalin hubungan social
dengan tetangga dan lingkungan sosial nya.

3. Fungsi Reproduksi
Tidak ada masalah

4. Fungsi Ekonomi
Pendanaan ekonomi dari keluarga Nn.V bersumber dari Ayah dan Ibu Nn.V sebagai
PNS.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Nn.V mengatakan jika ada keluarga yang menderita penyakit biasanya memeriksakan
kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat seperti puskesmas, sedangkan jika penyakit yang
diderita lumayan parah, keluarga Nn.V akan memeriksakan kesehatan di Rumah Sakit
terdekat.

Stres dan Koping Keluarga


1. Stresor jangka pendek dan panjang
Nn.V mengatakan stres yang dirasakan saat ini adalah stres sebagai mahasiswa yang
harus kuliah dan praktikum secara online dengan dosen dan asisten labornya.Nn. V
sebagai mahasiswa farmasi mengatakan merasa cemas dengan nilai perkuliahannya
karena kadang-kadang sinyal yang sering hilang,banyaknya tugas, kuliah dari pagi hingga
sore bahkan kadang sampai malam membuat Nn.V harus begadang hingga tengah malam
untk bias menyelesaikan tugasnya yang banyak, namun nilai ynag diberi oleh asisten
labor dan dosennya kadang-kadang masih C atau D. Sehingga Nn. V takut jika nantinya
IPKnya rendah.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor


Nn.V mengatakan selalu bermusyawarah dengan ayah, ibu dan saudaranya.

3. Strategi Koping yang Digunakan


Strategi koping yang digunakan keluarga Nn.V adalah strategi koping yang
fungsional. Nn.V mengatakan saat menghadapi masalah biasanya langsung dibicarakan
dan diselesaikan bersama dengan cara bermusyawarah dengan keluarganya.
4. Stategi adaptasi disfungsional
Keluarga selalu menggunakan pendekatan adaptif dan edukatif jika anaknya
mengalami keterlambatan ataupun tidak sesuai target yang diharapkan. Tidak ada koping
yang tidak sesuai terjadi pada keluarga.
5. Harapan keluarga
Harapan keluarga untuk kedepan nya adalah dapat menjalani hidup ini dengan baik
dan selalu dijalan Allah.

B. PENGKAJIAN KLIEN
1. Fisik
Tanda-tanda vital
 Suhu : 36,7 ºC
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 88 x/m
 Pernapasan : 19 x/m
 Tinggi badan : 150 cm
 Berat badan : 65 Kg

Pemeriksaan Fisik
 Kepala
Bentuk kepala simetris, tidak ada benjolan, tidak ada lesi
 Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
 Hidung
Penciuman baik, tidak ada sinusitis, tidak ada polip
 Telinga
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

Pendengaran baik, tidak ada serumen,


 Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan KGB
 Dada
Inspeksi : Tidak dilakukan
Palpasi : Tidak dilakukan
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : Tidak dilakukan
 Abdomen
Tidak dilakukan
 Ekstremitas
Tidak ada edema, Tidak ada nyeri, Akral teraba hangat
2. Status Mental
1. Penampilan
Jelaskan: Nn.V tampak berpakaian rapi dan sesuai
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
2. Pembicaraan
Berbicara dengan Nn.V berjalan normal dan jelas, tidak ada gangguan, saat
berkomunikasi dan mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
3. Aktivitas Motorik
Aktivitas motorik Nn.V tampak normal dan mampu untuk melakukan aktivitas
motorik yang sesuai.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
4. Alam Perasaan
Alam perasaan klien saat ini cemas dengan IPK karena perkuliahan dan paktikum
yang dilksanakan secara online kadang-kadang membuat pasien kurang paham,
kadang-kadang sinyal yang sering hilang,banyaknya tugas, kuliah dari pagi
hingga sore bahkan kadang sampai malam membuat Nn.V harus begadang hingga
tengah malam untuk biasa menyelesaikan tugasnya yang banyak, namun nilai
ynag diberi oleh asisten labor dan dosennya kadang-kadang masih C atau D.
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

Bahkan terkadang Nn.V menangis karena nilai yang diberikan oleh dosennya
sangat rendah.
Masalah Keperawatan : Ansietas
5. Afek
Afek klien tampak normal dan tidak ada masalah dan sesuai dengan keadaan
yang sedang berlangsung.

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah

6. Interaksi Selama Wawancara


Selama berkomunikasi, Klien sangat kooperatif dan mampu menjawab
pertanyaan dengan jelas dan tepat sesuai dengan hal apa yang ditanyakan
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
7. Persepsi
Tidak ada kesalahan persepsi tentang sesuatu yang tidak ada objeknya.
Persepsi Nn.V sesuai dengan keadaan yang sedang dijalani nya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Proses Pikir
Klien tidak mengalami proses fikir yang tidak normal, berbicara jelas dan tepat
sasaran, tanpa berbelit.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
9. Isi Pikir
Nn.V tidak mengalami gangguan isi pikir
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
10. Tingkat Kesadaran
Tingkat kesadaran klien composmentis, mampu memusatkan perhatiannya, klien
mengatahui terkait waktu, tempat dan orang dengan benar.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
11. Memori
Tidak ada gangguan pada daya ingat Klien baik jangka pendek maupun jangka
panjang, mampu mengingat kejadian yang terjadi dua hari yang lalu dan juga
kejadian-kejadian masa lalu.
Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah
12. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

Klien mampu untuk berkonsentrasi dan berhitung, tidak ada kelainan


dalamkonsentrasi dan berhitung.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

13. Kemampuan Penilaian


Mampu untuk menilai mana yang baik, buruk, benar atau salah terkait suatu
tindakan.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah
14. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan bahwa tidak dalam kondisi sakit, jika ia sakit, ia akan pergi
berobat ke puskesmas atau ke Rumah Sakit. Klien mengatakan memiliki
kemampuan positif dirinya seperti bisa melakukan perawatan diri secara sendiri.
Masalah Keperawatan: tidak ada masalah

3. Sumber Koping
a. Personal ability
Klien akan menyelesaikan masalah nya sendiri
b. Support system
Sistem pendukung keluarga/teman sebaya/masyarakat
Klien mengatakan bahwa support sistem nya adalah orang – orang yang
berada disekitarnya seperti ayah, ibu, saudara dan teman – teman terdekat nya,
saat dirundung masalah klien akan bercerita dan meminta pendapat dari orang –
orang terdekatnya.
c. Material aset
Status sosial ekonomi keluarga
Berapa penghasilan keluarga dalam sebulan?
a) Kurang dari UMR
b) Sama atau lebih dari UMR
Apakah keluarga memiliki assuransi?
a) BPJS
b) Askeskin
c) Jamsostek
d) Tidak punya
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________

e) Lainnya

d. Positive believe
Nilai atau norma keluarga sangat kuat, Keluarga Nn.V selalu berfikir positif
saat ditempa musibah dan cobaan, Keluarga Nn.V memiliki keyakinan yang kuat
dan keinginan yang besar untuk hidup sehat.

4. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√ Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat/berlebih
√ Teknik relaksasi Bekerja berlebihan
√ Aktivitas konstruktif Menghindar
Olahraga Mencederai diri
Lainnya........................... Lainnya........................

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN JIWA


Ansietas
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________
D. RENCANA TINDAKAN KEPERAWARAN KESEHATAN JIWA

Diagnosa Tujuan Intervensi


a. Pasien mampu mengenal ansietas a. Bina hubungan saling percaya dengan pasien :
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui 1. Perkenalkan diri
Ansietas teknik relaksasi 2. Buat kontrak asuhan dengan pasien
c. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui 3. Jelaskan bahwa perawat akan membantu pasien
distraksi 4. Jelaskan bahwa perawat akan menjaga kerahasiaan
d. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui informasi tentang pasien
hipnotis lima jari 5. Dengarkan dengan penuh empati ungkapan perasaan
e. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui pasien
kegiatan spiritual
b. Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses terjadi, tanda
dan gejala, akibat
c. Melatih teknik relaksasi fisik
d. Melatih mengatasi ansietas dengan distraksi
e. Melatih mengatasi ansietas melalui hipnotis lima jari
f. Melatih mengatasi ansietas melalui kegiatan spiritual
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No. Hari / Tanggal Impelentasi Evaluasi


1 a. Membina hubungan saling percaya dengan S:
Selasa / 01-09- pasien :  Klien mengatakan memahami apa yang dijelaskan
2020 1. Memperkenalkan diri perawat
2. Membuat kontrak asuhan dengan pasien  Klien mengatakan sudah mengerti apa itu ansietas,
3. Menjelaskan bahwa perawat akan penyebab, proses terjadi, tanda dan gejala, akibat.
membantu pasien
4. Menjelaskan bahwa perawat akan O:
menjaga kerahasiaan informasi tentang  Klien terlihat fokus ketika perawat menjelaskan
pasien  Klien mampu mengulangi kembali apa yang
5. Mendengarkan ungkapan perasaan perawat jelaskan tentang ansietas, penyebab,
pasien proses terjadi, tanda dan gejala, serta akibat.

b. Mendiskusikan ansietas, penyebab, proses A:


terjadi, tanda dan gejala, akibat  Masalah keperawatan ansietas
c. Membuat kontrak berikutnya
P:
 Intervensi dilanjutkan
 Pertemuan berikutnya melatih klien relaksasi Fisik
yaitu nafas dalam.

2 Rabu / 02-09- a. Membina hubungan saling percaya S:


2020 b. Melakukan evaluasi validasi  Klien mengatakan memahami apa yang dijelaskan
c. Mendiskusikan tentang apa yang telah dan dipraktekkan perawat
dibicarakan pada pertemuan sebelumnya,  Klien mengatakan sudah mengerti cara melakukan
d. Melatih klien cara mengatasi ansietas dengan tarik nafas dalam.
latihan relaksasi fisik dengan teknik nafas
O:
dalam
 Klien mampu menjelaskan kembali cara latihan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________
e. Memberikan reinforcement positif disaat klien relaksasi fisik yaitu tarik nafas dalam
mampu melakukan  Klien mampu mempraktekkan kembali tarik nafas
f. Membuat kontrak berikutnya dalam yang dicontohkan perawat.

A:
 Masalah keperawatan ansietas

P:
 Intervensi dilanjutkan
 Pertemuan berikutnya melatih klien mengatasi
ansietas dengan tekhnik distraksi

3 Kamis / 03- a. Melakukan evaluasi validasi S:


09-2020 b. Mendiskusikan tentang apa yang telah  Klien mengatakan memahami apa yang dijelaskan
dibicarakan pada pertemuan sebelumnya oleh perawat
c. Mendiskusikan bersama klien cara mengatasi  Klien mengatakan sudah mengerti cara mengatasi
ansietas dengan tekhnik distraksi ansietas dengan cara distraksi yaitu menyibukkan
diri agar tidak terlalu memikirkannya.
(membersihkan rumah, berbincang-bincang
dengan keluarga, mendengarkan musik, O :
menonton TV)  Klien mampu menjelaskan kembali cara
d. Memberikan reinforcement positif disaat klien mengatasi ansietas dengan teknik distraksi yaitu
mampu melakukan seperti melakukan pekerjaan rumah,
e. Membuat kontrak berikutnya mendengarkan musik, berbincang-bincang dengan
keluarga dll.

A:
 Masalah keperawatan ansietas

P:
 Intervensi dilanjutkan
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________
 Pertemuan berikutnya melatih klien mengatasi
ansietas dengan tekhnik hipnotis 5 jari.

4 Jum’at / 04- a. Melakukan evaluasi validasi S:


09-2020 b. Mendiskusikan tentang apa yang telah  Klien mengatakan memahami apa yang dijelaskan
dibicarakan pada pertemuan sebelumnya yaitu oleh perawat
tekhnik distraksi  Klien mengatakan sudah mengerti cara mengatasi
c. Mendiskusikan cara mengatasi ansietas dengan ansietas dengan cara hipnotis 5 jari, yaitu
membayangkan hal-hal indah saat mendapatkan
hipnotis 5 jari
juara atau pujian, saat berkumpul dengan
d. Memberikan reinforcement positif disaat klien keluarga, saat berkumpul dengan orang yang
mampu melakukan dicintai, liburan ke tempat yang indah,
e. Membuat kontrak berikutnya O:
 Klien mampu menjelaskan kembali cara
mengatasi ansietas dengan teknik hipnotis lima
jari.
 Klien mampu mempraktekkannya kembali cara
hipnotis 5 jari

A:
 Masalah keperawatan ansietas

P:
 Intervensi dilanjutkan
 Pertemuan berikutnya melatih klien mengatasi
ansietas dengan kegiatan spiritual.

5 Sabtu / 05-09- a. Melakukan evaluasi validasi S:


2020 b. Mendiskusikan tentang apa yang telah  Klien mengatakan memahami apa yang dijelaskan
dibicarakan pada pertemuan sebelumnya yaitu oleh perawat
tekhnik hipnotis 5 jari.  Klien mengatakan ketika Ansietasnya atau
PRAKTEK PROFESI KEPERAWATAN
JIWA
__________________________________________________________________________________
c. Mendiskusikan cara mengatasi ansietas dengan kecemasanya dirasakan secara berlebihan klien
kegiatan Spiritual bisa langsung berwudhu untuk solat ataupun
d. Memberikan reinforcement positif disaat klien membaca Alqur’an, serta berzikir.
mampu melakukan O:
 Klien mampu menjelaskan kembali cara
mengatasi ansietas dengan kegiatan Spiritual.

A:
 Masalah keperawatan ansietas

P:
 Intervensi dihentikan
 Klien disarankan untuk terus mengulangi dan
mempraktekkan tekhnik yang diajarkan agar
ansietas yang dirasakan klien beerkurang

Anda mungkin juga menyukai