Tabel IV.2 Titrasi Larutan Na2EDTA dengan Air Sumur dengan volume 20 mL
Titrasi ke - Volume Na2EDTA (mL)
1 25
2 24,5
3 25
Volume rata – rata 26,5
Tabel IV.3 Titrasi Larutan Na2EDTA dengan Air Minum dengan volume 20 mL
Titrasi ke- Volume Na2EDTA (mL)
1 27
2 28
3 27
Volume rata – rata 27,3
IV.2 Pembahasan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui sampel air yang diteliti
termasuk kriteria air layak minum untuk sampel air minum dan kriteria air bersih
untuk sampel air sumur. Dengan praktikum ini kita dapat mengetahui kelayakan dari
sampel tersebut.
IV-1
BAB IV Hasil dan Pembahasan
Untuk percobaan standarisasi Kompleksiometri EDTA langkah pertama yang
dilakukan yaitu membuat larutan Zink Sulfat ( ZnSO 4 ) 0,1M sebesar 100mL dan
membuat Na2EDTA 0,1M sebesar 500 mL. Setelah itu masukkan 10 mL Zink Sulfat ke
dalam labu erlenmeyer dan masukkan larutan Na 2EDTA ke dalam buret. Lalu
tambahkan Erichrome Black T (EBT) ke dalam labu erlenmeyer yang berfungsi
sebagai indikator. Kemudian lakukan titrasi sampai berubah warna menjadi biru
sebanyak 3 kali.
12 2
1
10
8
6
4
2
0
1 2 3
Titrasi ke-
Grafik IV.1 Standarisasi larutan Na2EDTA dengan larutan ZnSO4 sebesar 10mL
Dari Grafik IV.1 menunjukkan kenaikan volume dari titrasi pertama hingga
titrasi terakhir. Volume larutan Na 2EDTA pada titrasi pertama adalah 10 mL, pada
titrasi kedua adalah 10 mL, dan titrasi ketiga adalah 10 mL. Volume rata rata yang
didapatkan pada standarisasi larutan Na 2EDTA dengan ZnSO4 sebanyak 10 mL adalah
10 mL. Maka, didapatkan molaritas larutan Na2EDTA sebesar 0,1 M.
Dari standarisasi yang dilakukan didapatkan perhitungan error molaritas
sebesar 0%. Hal ini bisa disebabkan karena beberapa faktor seperti kesalahan
penimbangan dan perhitungan. Adapun juga faktor gangguan seperti larutan basa
yang lain larutan Ca(OH)2 dengan pH tinggi dapat mengabsorpsi CO2 udara menjadi
CO32- dan terjadi endapan CaCO3 (Alaerts, 1984).
Volume Na2EDTA
27
2
26 1
25
24
23
22
1 2 3
Titrasi ke-
Grafik IV.2 Titrasi larutan Na2EDTA dengan Air Sumur daerah Keputih sebanyak
20mL
Dari Grafik IV.2 menunjukkan penurunan pada titrasi pertama ke titrasi
kedua kemudian kenaikan pada titrasi kedua ke titrasi ketiga. Volume larutan
Na2EDTA pada titrasi pertama adalah 25 mL, pada titrasi kedua adalah 24,5 mL dan
titrasi ketiga adalah 25 mL. Volume rata rata yang didapatkan pada titrasi larutan
Na2EDTA dengan Air Sumur daerah Keputih sebanyak 20 mL adalah 26,5 mL. Kadar
mg
kesadahan air sumur tersebut sebesar 5.300 , dalam standar baku mutu air bersih
L
mg
kadar kesadahan yang diperbolehkan adalah 500 , maka dari itu air sumur yang
L
diteliti tidak masuk kriteria air bersih karena melebihi batas yang diperbolehkan.
43.5
43 3
42.5
Volume Na2EDTA
42 2
41.5
41 1
40.5
40
39.5
39
38.5
1 2 3
Titrasi ke-
Grafik IV.3 Titrasi larutan Na2EDTA dengan Air Minum Isi Ulang merk Biru sebanyak
20mL
Dari Grafik IV.3 menunjukkan penurunan volume dari titrasi pertama hingga titrasi
kedua dan tetap mengalami penurunan pada titrasi ketiga. Volume larutan Na 2EDTA
pada titrasi pertama adalah 27 mL, pada titrasi kedua adalah 28 mL dan titrasi ketiga
mg
sumur tersebut sebesar 5.460 , dalam standar baku mutu air minum kadar
L
mg
kesadahan yang diperbolehkan adalah 200 , maka dari itu air mium isi ulang yang
L
diteliti belum masuk kriteria air minum karena melebihi batas yang diperbolehkan.
Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut karena terjadinya kesalah dalam
proses titrasi.
43.5
43 3
42.5
Volume Na2EDTA
42 2
41.5
41 1
40.5
40
39.5
39
38.5
1 2 3
Titrasi ke-
mg
adalah 30 mL. Kadar kesadahan air Sampel X tersebut sebesar 0 .
L