PENDAHULUAN
mayoritas masyarakatnya non muslim, ini dapat menjadi salah satu alasan
kesejukan dan kedamaian hati merupakan salah satu kebutuhan yang ingin
1
jadi, dengan kecenderungan yang kedua ini, kajian tasawuf hanya berfungsi
berkembang di dunia.
ini dimaksudkan agar tasawuf yang kian banyak menarik peminat itu dapat
tasawuf dalam jalur yang benar. Jika tulisan ini dapat diterima jelas
2
BAB II
PEMBAHASAN
untuk mereka yang belum memiliki tempat tinggal atau rumah dan dari
sebagai Ahli Suffah atau Pemilik Sufah karena di serambi masjid Madinah
Selain itu, istilah tawasuf juga berasal dari kata Shaf. Shaf
memiliki arti barisan. Istilah ini dilekatkan kepada tasawuf karena mereka,
para kaum sufi, memiliki iman yang kuat, jiwa dan hati yang suci, ikhlas,
bersih, dan mereka senantiasa berada dalam barisan yang terdepan jika
3
c) Berasal dari Kata Shafa dan Shuafanah
shafa yang artinya bersih atau jernih dan kata shufanah yang memiliki arti
jenis kayu yang dapat bertahan tumbuh di daerah padang pasir yang
gersang.
Pengertian Tasawuf juga berasal dari kata Shuf yang berarti bulu
pakaian yang berasal dari bulu domba kasar. Hal ini melambangkan bahwa
terdapat varian-varian yang berbeda. Hal ini dapat dijelaskan dari berbagai
Imam Junaid, Tasawuf memiliki definisi sebagai mengambil sifat mulia dan
4
b) Menurut Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili
sebagai proses praktek dan latihan diri melalui cinta yang mendalam untuk
c) Sahal Al-Tustury
hubungan dengan manusia dan memandang emas dan kerikil. Hal ini tentu
sesuai dengan batasan syariah islam. Hal ini ditujukan agar kebikjasanaan
5
kepada Allah dan dengannya segala hidup dan fokus yang dilakukan hanya
dunia yang dapat melenakan. Tentu hal ini bisa membantu manusia dalam
mencapai tujuannya dalam hidup. Untuk itu, praktik tasawuf ini dapat
dilakukan oleh siapapun yang ingin membangun akhlak yang baik, sikap
terpuji, kesucian jiwa, dan kembalinya pada Illahi dalam kondisi yang suci.
kelahiran islam itu sendiri, yaitu semenjak Muhammad diutus menjadi Rasul
telah berulang kali melakukan tahanuts dan khalawat di gua Hira’ disamping
untuk mengasingkan diri dari masyarakat kota Mekkah yang sedang mabuk
6
khalawat yang dilakukan Muhammad SAW bertujuan untuk mencari
ketenagan jiwa dan keberhasilan hati dalam menempuh liku- liku probelma
dahulu muncul aliran zuhud pada akhir abad ke I (permulaan abad ke II).
Pada abad I Hijriyah lahirlah Hasan Basri seorang zahid pertama yang
termasyhur dalam sejarah tasawuf. Beliau lahir di Mekkah tahun 642 M, dan
meninggal di Basrah tahun 728M. ajaran Hasan Basri yang pertama adalah
Khauf dan Rajah’ mempertebal takut dan harap kepada Tuhan, setelah itu
muncul guru- guru yang lain, yang dinamakan qari’ , mengadakan gerakan
tasawuf sudah ada sejak itu, garis- garis mengenai tariq atau jalan
1. Menjaukan diri dari dunia menuju akhirat yang berakar pada nas
7
sederhana, praktis( belum berwujud dalam sistematika dan teori
3. Motif zuhudnya ialah rasa takut yaitu rasa takut, yaitu rasa takut yang
Adawiyah muncul motif rasa cinta, yang bebas dari rasa takut
trhadap adhab- Nya maupun harapan terhadap pahala Nya. Hal ini
dan Rabi’ah al- Adawiyah ditandai kedalaman membuat analisa, yang bias
pendiri tasawuf falsafati abad ke- III dan IV Hijriyah. Abu al- Wafa lebih
sependapat kalau mereka dinamakan zahid, qari’, dan nasik (bukan sufi)
(Abu alo- Wafa, 1970). Sejalan dengan pemikiran ini, sebelum Abu al-
8
Wafa, al- Qusyairi tidak memasukkan Hasan al- Basri dan Rabi’ah al-
bagi seorang calon sufi ialah zuhd yaitu keadaan meninggalkan dunia dan
menjadi sufi. Dengan demikian tiap sufi ialah zahid, tetapi sebaliknya tidak
Dr. Amin Syukur, tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, zuhud
sebagai bagian yang tak terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai
moral (akhlak) Islam dan gerakan protes. Apabila tasawuf diartikan adanya
terhadap hal – hal yang bersifat duniawi atau ma siwa Allah. Berkaitan
dari dunia dan menghadapkan diri untuk beribadah melatih dan mendidik
9
jiwa, dan memerangi kesenangannya dengan semedi (khalwat), berkelana,
yaitu sikap hidup yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim dalam
menatap dunia fana ini. Dunia dipandang sebagai sarana ibadah dan untuk
meraih keridlaan Allah swt., bukan tujuan tujuan hidup, dan di sadari bahwa
kemewahan dunia dan tidak membuat ingkar terhadap Allah SWT serta
tetap berusaha bekerja. Hal ini hanyalah sebagai sarana ibadah meraih
Sifat zuhud inilah yang menjadi salah satu akibat suatu peristiwa
terhadap sistem social politik dan ekonomi di kalangan islam sendiri. Ketika
(zaman tabiin abad ke I dan II) baik pada masa Kholifah maupun masa
10
daulah-daulah setelahnya banyak terjadi pertikaian politik ataupun
bin Abi Tholib dengan Mu’awiyah yang bermula fitnah pada Utsman bin
tidak ingin terlibat terhadap pergolakan yang ada serta tidak mau
kemewahan dunia. Mereka lebih memilih untuk mengasingkan diri agar bisa
seperti masa Nabi SAW, para sahabat serta para pengikutnya yang sesuai
politiknya yaitu Syiah). Sampai terbunuhlah Husen bin Ali di Karbala dengan
yang dipimpin Mukhtar bin Ubaid as-Saqafi untuk membersihkan diri serta
dari seperti zaman Nabi SAW. Kholifah Yazid yang dikenal pemabuk
sederhana, saleh dan tidak terjebak hawa nafsu seta kembali melirik pada
11
dan kedua hijriyah dengan berbagai aliran, seperti :madinah, Bashrah,
Kuffah, Mesir.
Qur’an dan hadist, yang berlandaskan kepada akhirat dan usaha untuk
yang suci dan bertawakkal kepada Allah SWT, mengharap ridha serta takut
12
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari
Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah
penuh rasa takut dan harap. Maksud dari perkataan Allah Swt :
“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya” ialah mereka yang tidak
tidur pada waktu dimana biasanya orang lain telah terlelap, yakni
13
2.4 Pokok-Pokok Ajaran Tasawwuf
terhadap Tuhan, malaikat, surga dan nerak, qada dan qadar, dan lain-lain.
amal ibadah.
atau Ketunggalan Hakikat Allah SWT sebagai sesuatu yang mutlak. Demi
14
Kemudian, orang-orang yang melakukan perbuatan ibadah
biasa.
Allah atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan-Nya. Tidak
hanya nikmat saja, melainkan bersyukur atas segala hal yang telah
menggapai tujuan.
15
Al-Ikhlas (ikhlas, tulus) ; mendasari segala perbuatan hanya untuk
Allah SWT dan menjauhkan diri dari sifat suka dipuji (riya’) serta
dengan tulus.
Allah SWT; dengan semangat, dan tujuan yang jelas yakni akhirat.
dengan ma’rifatullah; yakni melihat Allah SWT dengan hati yang jelas dan
nyata serta sadar atas segala kenikmatan dan kebesaran-Nya, tetapi tidak
kamil).
sudah benar atau tidak, adalah dengan menilai apa yang dilakukan. Jika itu
didasari oleh dalil yang diakui oleh agama, yaitu Alquran dan Sunnah, maka
praktik atau ajaran tersebut benar. Jika tidak sesuai dengan Alquran dan
16
Sunah, maka praktik itu akan dinilai keliru. Termasuk dalam hal ini adalah
praktik tasawuf.
Untuk menilai apakah tasawuf itu bagian dari ajaran Islam atau
bukan, kita tinggal menilai apa yang dilakukan di dalamnya. Jika hanya
menilai bahwa di zaman Nabi Saw. tidak ada tasawuf karena tidak pernah
beliau sebutkan atau ajarkan secara rinci, ini adalah bentuk penilaian yang
terburu-buru.
istinbath al-ahkam dalam ushul fikih sudah ada, meski belum memiliki nama
kata tashawwuf bukan berasal dari kata shafaa yang berarti menyucikan
diri, namun dari kata al-shuuf yang bermakna jubah kasar yang digunakan
dunia.
17
Menurut mereka yang menolak tasawuf, kebiasaan ini pertama
bahwa orang yang menirukan pakaian Hasan al-Bashri tersebut lalu terus
tunggal. Mengutip ‘Ali Sami al-Nassyar dalam karyanya Nasy’atu al-Fikr al-
Falsafi fi al-Islam, yang memahami kata al-tashawwuf terambil dari kata al-
shuuf tersebut adalah bagian dari keragaman definisi tentang apa itu sufi.
tasawuf berasal dari kata shuuf tadi. Namun, ada definisi lain misalnya
terambil dari kata shafaa yang berarti murni atau bersih. Karena ahli
18
kata shafaa ataupun shuf. Justru, kata tersebut berasal disinyalir berasal
dari julukan bagi seorang saleh yang dijuluki shufi pada masa pra-Islam.
Kisah ini juga disebutkan oleh Ibn al-Jawzi dan Abu Nu’aim
dalam Hilyatu al-Awliya, di mana Mekkah pernah suatu ketika kosong dari
orang yang beribadah ke Ka’bah. Sampai suatu ketika muncul seorang laki-
laki dari luar Mekkah yang bertawaf di Ka’bah, lalu orang-orang ramai
menyebutnya shufi.
meninggalkan yang dia tahu (dengan akal belaka) atau tidak, seseorang
bersikap zuhud dengan apa yang dianugerahkan Allah, dan berharap apa
yang akan Dia berikan (di Akhirat). Jika seseorang sudah demikian, Allah
dalil atau ada pertentangan antara dua dalil, ia akan memilih untuk lebih
19
berhati-hati (ihtiyath), dan memilih yang paling mendekatkan diri kepada
Allah Swt.
20
BAB III
PENUTUP
Ada yang mengatakan tasawuf itu berasal dari “Shafa” kata ini
berbentuk Fi’il Mabni Majhul sehingga menjadi isim mulhaq dengan huruf
Ya’ Nisbah, yang berarti sebagai nama bagi orang orang yang “bersih” atau
Tuhan-Nya”
21
DAFTAR PUSTAKA
al-Misriyyah,1954.
22