Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR

Mata Kuliah : Sistem Informasi


Dosen : Agus Kodir Arifin, S.Kom, M.M.

Disusun oleh :
KELOMPOK 6

Nama :
1. Hamdan Maulani (201943500308)
2. Yulianti (201943500220)
3. Sandy Nugraha (201943500331)
4. Timur Yulis Santosa (201943500336)
5. Muhammad Farhan Madjid (201943500348)
6. Rizki Geni Haryadi (201943579055)

Kelas : Y3B
Program Studi : Informatika

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-

Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Sistem Informasi

Manufaktur.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain untuk

menyelesaikan tugas yang diberikan oleh dosen pengajar, juga dimaksudkan untuk

memberikan pengetahuan tentang Sistem Informasi Manufaktur.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-

baiknya, namun apabila didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik

penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf. Kritik serta saran yang

membangun sangat kami harapkan untuk dapat menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, Januari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 4
1.2 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur ..................................................................... 6
2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur ......................................................................... 9
2.3 Model Sistem informasi Manufaktur ........................................................................... 11
2.4 Peran Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur ................................................ 14
2.4 Keamanan Sistem Informasi Manufaktur ................................................................... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 26
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 26
3.2 Saran ..................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 29

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem informasi selalu bertumpu pada prosedur input, proses dan output.

Data akan diinput kedalam sistem yang kemudian di proses menggunakan algoritma

dan menjadi sebuah informasi melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa

disebut Database Management System (DBMS). Selanjutnya informasi dari DBMS

disajikan dalam bentuk informasi yang dapat dibaca oleh yang membutuhkan.

Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk memastikan

keberlangsungan roda industrinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak

dapat menentukan kebijakan yang tepat guna menunjang perbaikan maupun

perkembangan. Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah

sistem informasi yang dikhususkan pada department. Sistem Informasi Manufaktur

lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi,

mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan

semua proses yang terjadi.

Dimasa pandemi covid-19 ini banyak sekali perusahaan yang mengalami

kerugian. 9 dari 10 perusahaan di Indonesia dilaporkan terkena dampak Covid-19,

sebanyak 88% perusahaan di Indonesia merugi karena covid-19 ini. Kerugian

tersebut, umumnya disebabkan oleh penjualan yang menurun sehingga produksi

harus dikurangi. Implikasinya, banyak perusahaan yang akhirnya merasakan terjadi

penurunan dari segi keuntungan.

Berdasarkan survei IHS Markit yang dirilis 1 April 2020, indeks manajer

pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sektor manufaktur anjlok ke posisi 45,3

4
pada bulan Maret dari level 51,9 pada Februari. Level di bawah 50 menandakan

adanya kontraksi dalam aktivitas manufaktur. Penurunan ini juga merupakan yang

terdalam sejak survei dimulai pada April 2011.

Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

secara langsung berdampak pada menurunnya aktivitas produksi perusahaan

manufaktur. Imbas yang lebih minor dari sisi produksi diterima oleh perusahaan

manufaktur yang sudah mengadopsi sistem terintegrasi untuk memproduksi

barangnya. Karena proses produksi tetap bisa dijalankan menggunakan sistem yang

terintegrasi dengan jumlah karyawan yang terbatas untuk mematuhi kebijakan PSBB.

Sistem informasi manufaktur memiliki fungsi untuk menghindari kerugian atau

menanggulanginya, karena produksi, kebutuhan bahan baku, perencanaan dan

pengendalian bisa lebih diatur dengan menggunakan sistem manufaktur

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk membahas mengenai

Sistem Informasi Manufaktur. Yang dimana di dalam makalah ini dijelaskan Mengenai

manfaat dari Sistem Informasi Manufaktur, kelebihan dan kekurangan nya serta

bentuk atau model dari sistem informasi manufaktur itu sendiri. Yang diharapkan

dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada para pembacanya di kemudian

hari.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Informasi Manufaktur

Manufaktur tentu terdengar cukup asing di telinga masyarakat awam.

Namun istilah ini tentu tidak asing lagi bagi pekerja dan profesional. Istilah ini

mengacu pada suatu perusahaan yang memiliki aktivitas produksi. Dengan kata lain

istilah ini seringkali diberikan pada suatu perusahaan yang di dalamnya terdapat

kegiatan mengolah berbagai bahan mentah atau berbagai bahan baku hingga menjadi

barang jadi.

Manufaktur adalah kegiatan pengolahan bahan mentah melalui proses

kimia dan fisika dalam mengubah bentuk, sifat, serta tampilan demi membuat sebuah

produk jadi yang memiliki nilai jual. Di mana, proses industri ini meliputi perancangan

produk, pemilihan material dan tahap‐tahap proses dimana produk tersebut dibuat

hingga menjadi suatu produk. Istilah ini bisa digunakan untuk aktifitas manusia dari

kerajinan tangan sampai ke produksi dengan teknologi tinggi, tetapi demikian istilah

ini lebih sering digunakan untuk dunia industri dimana bahan baku diubah menjadi

barang jadi dalam produksi skala besar.

Menurut CIRP atau International Conference on Production Engineering

pada tahun 1983 menjelaskan bahwa manufaktur merupakan tahapan dalam

pembuatan produk yang meliputi desain produk, pemilihan barang, perencanaan,

manufaktur, kualitas, dan lain-lain. Contoh Perusahaan Manufaktur di Indonesia

antara lain:

1. Tekstil dan Garmen

6
Tekstil dan garmen merupakan salah satu industri perusahaan manufaktur

yang ada di Indonesia. Industri tekstil ini berjalan dengan mengolah kapas menjadi

benang, lalu benang menjadi suatu kain, dan kain tersebut dapat diolah kembali

menjadi suatu pakaian seperti baju, celana dan lain-lain.

Industri tekstil dan garmen ini membutuhkan banyak sekali tenaga kerja.

Sehingga tidak heran ada banyak sekali masyarakat Indonesia yang bekerja di

perusahaan manufaktur tekstil dan garmen. contoh industri tekstil dan garmen di

indonesia adalah seperti PT Sri Rejeki Isman.

2. Otomotif

Otomotif merupakan industri perusahaan manufaktur yang ada di

Indonesia juga. Industri ini bergerak dengan memanfaatkan teknologi tingkat tinggi

untuk melakukan proses produksi. Terdapat banyak sekali barang hasil produksi dari

industri otomotif yang ada di Indonesia, barang hasil produksi dari industri otomotif

meliputi sepeda motor, mobil, dan lain-lain. Contoh industri otomotif yang sudah cukup

terkenal di Indonesia dan dunia adalah Astra Group.

3. Elektronik

Elektronik mempunyai kesamaan dengan industri otomotif, dimana

perusahaan manufaktur industri elektronik menggunakan teknologi yang tinggi dalam

membuat suatu barang. Hasil produksi dari industri elektronik sangatlah banyak dan

sangat sering ditemukan serta digunakan oleh masyarakat. contohnya seperti

Televisi, Komputer, Laptop, Handphone, Kulkas, AC, Kipas Angin, Dispenser, Kompor

Listrik, dan lain-lain.

7
Contoh perusahaan elektronik besar di Indonesia dan cukup terkenal

adalah Maspion Electronics yang berdiri di Surabaya

4. Makanan dan Minuman

Makanan dan minuman memang banyak yang dijadikan suatu perusahaan

manufaktur sebagai bahan utamanya. Industri makanan dan minuman ini bergerak

dengan cara mengolah suatu bahan mentah menjadi suatu makanan dan minuman

yang siap dikonsumsi oleh konsumen.

Hasil produksi dari industri makanan dan minuman sangat banyak

ditemukan contohnya seperti makanan ringan, makanan kemasan, minuman

kemasan, dan lain-lain. Contoh perusahaan makanan minuman dan bahan konsumsi

besar yang berasal dari Indonesia adalah Grup Mayora.

5. Kerajinan

Kerajinan merupakan suatu industri yang banyak digunakan oleh

perusahaan manufaktur yang ada di Indonesia. Banyak sekali hasil kerajinan dari

Indonesia dikirim ke luar negeri. Ada banyak sekali jenis produk yang berasal dari

industri kerajinan contohnya seperti keramik, kain tenun, pahatan dari kayu maupun

batu, dan lain-lain.

Perusahaan manufaktur membutuhkan arus informasi yang akurat agar

dapat mengambil kebijakan secara tepat. Oleh karenanya diperlukan sebuah sistem

informasi pada perusahaan manufaktur demi tercapainya kinerja yang produktif dan

efisien.

8
Pengertian sistem informasi manufaktur adalah suatu sistem berbasis

komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional

lainnya untuk mendukung manajemen perusahaan dalam pemecahan masalah yang

berhubungan dengan manufaktur produk perusahaan yang pada dasarnya tetap

bertumpu pada input, proses dan output.

Tujuan sistem informasi manufaktur adalah untuk mendukung fungsi

produksi yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan seperti perencanaan dan

pengendalian proses untuk memproduksi barang dan jasa sehingga dapat terhubung

dengan penyediaan laporan keuangan menggunakan data yang benar.

Sistem Informasi Manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi

yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga

output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi.

2.2 Manfaat Sistem Informasi Manufaktur

Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda

informasinya. Tanpa informasi yang akurat, perusahaan manufaktur tidak dapat

menentukan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu dalam dunia manufaktur diperlukan

sistem informasi manufaktur. Sistem informasi manufaktur termasuk dalam kerangka

kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. Sistem informasi

manufaktur diperlukan perusahaan manufaktur untuk mencapai kinerja yang produktif

tapi tetap efisien.

Manfaat Sistem Informasi Manufaktur:

1. Hasil produksi perusahaan lebih efisien dan tepat waktu karena

menggunakan komputer sebagai alat prosesnya.

9
2. Arsip perusahaan lebih terstruktur karena menggunakan sistem

database.

3. Perusahaan lebih cepat dalam memperoleh informasi yang akurat dan

terpercaya.

4. Sistem informasi manufaktur yang berupa fisik robotik akan membuat

hasil produksi semakin cepat.

Kekurangan Sistem Informasi Manufaktur:

1. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM yang menguasai

teknologi informasi.

2. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang

lama karena konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin

sehari-hari sehingga pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.

3. Membutuhkan waktu untuk pelatihan bagi operator dan programmer

sehingga ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan.

Lalu apakah ada dampak sistem informasi manufaktur disaat pandemi

Covid-19 ini? Dilihat dari sisi positifnya, dalam upaya pencegahan penyebarluasan

Covid-19, Work From Home (WFH) menjadi kebiasaan baru bagi perusahaan dengan

meminta pekerja untuk bekerja dari rumah ataupun ada beberapa pekerja yang

dirumahkan karena risiko yang mungkin timbul apabila bekerja di kantor. Tapi dengan

adanya sistem informasi manufaktur tetap bisa membuat pekerjaan berjalan seperti

biasanya.

Selain itu, jika dilihat dari sisi negatifnya saat ini sedang maraknya

serangan hacker. Sistem informasi manufaktur yang tidak memiliki keamanan

10
memadai akan rentan serangan dan berimbas ke proses produksi perusahaan. Hal ini

bisa membuat hasil produksi menjadi lambat dan tidak tepat waktu.

2.3 Model Sistem informasi Manufaktur

Input data/informasi

Input data yang dimaksud adalah memasukkan data internal dan eksternal.

Data internal adalah seluruh data yang mendukung proses secara keseluruhan
meliputi, data sumberdaya manusia (SDM), material, mesin, transportasi, frekuensi
perawatan dsb.

Data eksternal adalah data yang berasal dari luar perusahaan yang mendukung
proses pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
perhitungan biaya dalam manufaktur, dari awal sampai akhir periode. Data ini meliputi,
data pemasok (suplier), kebijakan pemerintah tentang listrik,UMR dsb.

11
Sub Sistem Input

Sub sistem input terdiri dari:

1. Sistem informasi akuntansi

Proses sistem ini adalah mengumpulan data intern yang menjelaskan antara
operasi manufaktur dan data di lingkungan yang berhubungan dengan
transaksi perusahaan dengan pemasok.

Contoh : Pegawai bagian produksi memasukkan data ke dalam sistem melalui


media yang dapat dibaca mesin dan keyboard. Setelah dibaca, data tersebut
dimasukkan kedalam komputer pusat untuk memperbarui database.

2. Sub sistem industrial engineering (IE)

Sistem Industrial Engineering adalah sistem yang terlatih khusus mempelajari


tentang operasi manufaktur dan membuat saran perbaikan. Industrial
Engineering meliputi data khusu dari dalam perusahaan yang menetapkan
waktu proses yang dibutuhkan untuk suatu produksi.

3. Sub sistem intelijen manufaktur

Sub sistem intelijen manufaktur dapat digunakan untuk mengetahui


perkembangan terakhir tentang sumber-sumber material, mesin dan pekerja.
Yang termasuk dalam sub sistem intelejen manufaktur yaitu:

a. Informasi pekerja, seperti sistem kontrak, borongan atau tak berjangka

harus diperhatikan oleh manajemen manufaktur yang

mengorganisasikan para pekerja perusahaan.

12
b. Sistem formal, manajemen manufaktur membutuhkan informasi pekerja

melalui permintaan pekerja yang dikirimkan ke bagian sumber daya

manusia, dan data dari elemen-elemen lingkungan yang terhubung

dengan pihak pelamar.

c. Sistem informal, arus informasi antara pekerja dan manajemen berupa

kontrak harian.

● Pengumpulan (pendokumentasian) data dari lingkungan,

● Pengujian data,

● Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.

● Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta

penyalahgunaan data.

● Pengambilan data dalam bentuk laporan, untuk memudahkan

pengolahan data yang lain.

Sub Sistem Output

Sub sistem output adalah informasi yang di peroleh dari hasil pengolahan data dari
bagian poduksi, persediaan dan kualitas.

1. Sub sistem produksi

Sub sistem produksi adalah semua hal yang berkaitan dengan proses di setiap
bagian kerja atau departemen yang mengukur produksi.

2. Sub sistem persediaan

Sub sistem persediaan memberikan data jumlah stok, biaya holding, safeti stock
dan hal lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.

13
Fungsi Sub sistem persediaan adalah mengukur volume aktifitas produksi dan
persediaan yang diubah dari bahan mentah menjadi bahan jadi.

3. Sub sistem kualitas

Sub sistem kualitas adalah semua hal yang berkaitan dengan kualitas, biaya
waktu, performa kerja, atau pemilihan supllier. Fungsi sistem ini adalah bisa
mengukur kualitas material saat diubah.

4. Sub sistem biaya

Sub sistem biaya berguna untuk mengukur biaya yang terjadi selama aktivitas
produksi. Unsur pengendalian biaya digolongkan menjadi dua, yaitu standar
kerja yang baik dan sistem untuk melaporkan kegiatan secara rinci saat terjadi
proses produksi yang akurat.

Sub sistem biaya dikelompokkan menjadi dua yaitu :

1. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan biasanya diakui sebagai persentase biaya tahunan
barang, meliputi kerusakan, keusangan, pencurian,pajak dan asuransi.

2. Biaya Pembelian
Biaya pembelian meliputi seluruh biaya yang timbul akibat pemesanan material
contoh: biaya telpon, biaya sekretaris, biaya formulir pesanan pembelian dsb.

2.4 Peran Komputer dalam Sistem Informasi Manufaktur

Sistem informasi manufaktur menggunakan komputer baik secara

konseptual maupun sebagai suatu elemen dalam sistem produksi fisik.

14
Sebagai bagian dari Sistem Produksi Fisik :

a. CAD ( Computer Aided Design )

Sistem yang digunakan untuk merancang suatu produk manufaktur.

b. CAE ( Computer Aided Engineering )

CAE identik CAD adalah sistem yang dirancang untuk menganalisa

karakteristik dari suatu desain dan dipakai untuk mensimulasikan kinerja

produk yang berbeda-beda untuk mengurangi pembuatan prototype.

c. CAM ( Computer Manufaktur )

Sistem yang digunakan untuk mengontrol suatu proses produksi.

d. CAPP ( Computer Aided Process Planning )

Sistem yang digunakan untuk merencanakan urutan proses untuk

memproduksi atau merakit suatu komponen.

e. Robotik

Melibatkan pengguna robot industrial, alat yang secara otomatis

melaksanakan tugas tertentu dalam proses manufaktur.

Sebagai bagian dari Sistem Konseptual:

a. ROP ( Reorder Point )

Suatu sistem yang mendasarkan keputusan pembelian berdasarkan titik

pemesanan kembali.

15
b. MRP ( Material Requirements Planning )

Suatu sistem yang dapat dapat dipakai untuk merencanakan kebutuhan

berbagai bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi.

c. MRP II ( Material Resource Planning )

Suatu sistem yang memadukan MRP dengan penjadwalan produksi dan

operasi pada bengkel kerja. Sistem ini hanya mempekerjakan mesin

secara efektif.

d. JIT ( Just In Time )

Suatu pendekatan yang menjaga arus bahan baku melalui pabrik agar

selalu dalam keadaan minimum dengan mengatur bahan baku tiba di

bengkel kerja pada saat diperlukan atau tepat pada waktunya.

e. CIM ( Computer Integrated Manufacturing )

Suatu system yang menggabungkan berbagai teknik untuk menciptakan

prose manufaktur tang luwes, cepat, dan menghasilkan produk yang

berkualitas tinggi dan efisien. CIM menggabungkan robotika, CAM control

mesin.

2.4 Keamanan Sistem Informasi Manufaktur

Munculnya pandemi COVID 19 berimbas pada naiknya pengguna internet

untuk mendukung pekerjaan sebuah perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, isu

keamanan penggunaan internet semakin meningkat pesat. BSSN melaporkan

16
sejumlah 88 Juta serangan masuk ke Indonesia selama masa awal COVID – 19

mewabah. Tentu masih segar di ingatan kita tentang kejadian bocornya 90 juta data

pengguna Tokopedia yang dijual di forum darknet. Data breach juga terjadi di dua

layanan e-commerce lainnya yaitu Bukalapak dan Bhineka.

Keamanan suatu sistem informasi dalam sebuah perusahaan merupakan

bagian tak terpisahkan dari keamanan informasi perusahaan tersebut. Sehingga

apabila kita berbicara mengenai keamanan dalam sistem informasi, maka tidak dapat

dipisahkan dari tiga hal yang menjadi prinsip utama dalam keamanan informasi yang

umum dikenal dengan CIA Triad meliputi Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity

(Keaslian) dan Availability (Ketersediaan).

17
Confidentiality atau kerahasiaan adalah jaminan bahwa sistem informasi

hanya dapat diakses oleh pengguna yang memiliki akses resmi terhadap informasi

tersebut. Integrity atau keaslian adalah jaminan terhadap sistem informasi dimana

data maupun informasi didalam sistem tidak boleh dimodifikasi, dihapus maupun di

rusak tanpa izin maupun proses resmi. Availability atau ketersediaan adalah jaminan

bahwa sistem bertanggung jawab terhadap ketersediaan pengiriman, penyimpanan

dan pemrosesan informasi ketika dibutuhkan oleh pengguna resmi.

Dari penjelasan komponen keamanan informasi diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa keamanan sistem informasi adalah segala tindakan, kebijakan dan

prosedur yang dilakukan untuk menjamin kerahasiaan, keaslian dan ketersediaan

sistem informasi. Keamanan sistem informasi manufaktur mengacu pada keamanan

sistem informasi yang digunakan dalam proses manufaktur sebuah produk milik

perusahaan.

Dalam penerapannya keamanan informasi mengimplementasikan empat

hal yaitu Information Security Governance, Information Risk Management, Information

Security Program Development and Management dan Information Security Incident

Management.

Information Security Governance

Ruang lingkup Information Security Governance tidak terbatas pada tata

kelola keamanan sistem informasi saja, tapi juga melingkupi tata kelola seluruh

informasi dalam segala aspek medium baik itu yang bersifat tertulis, ucapan maupun

elektronik. Strategi keamanan informasi sangat dibutuhkan sebagai jaminan untuk

menangani tuntutan keamanan yang semakin berkembang dengan efektif dan

18
perlunya pengamanan yang memadai terhadap aset informasi. Strategi keamanan

informasi berisi arah dan tujuan dari program keamanan informasi.

Tata kelola keamanan Informasi (Information Security Governance) adalah

bagian dari tata kelola perusahaan yang berisi peraturan, standar, prosedur, dan

memberikan strategi keamanan untuk memastikan bahwa tujuan perusahaan

tercapai. Information Security Governance yang baik akan meningkatkan efektivitas

keamanan informasi sehingga dapat meminimalisir kerugian dan resiko yang terjadi.

Pada perusahaan-perusahaan skala besar, Information Security Governance yang

dimiliki umumnya sudah menggunakan standar ISO 27001 dan framework yang sudah

teruji seperti COBIT 5.

Setiap perusahaan maupun organisasi memiliki kapasitas yang berbeda

dalam menoleransi resiko yang diterima. Meminimalisir resiko yang diterima adalah

prinsip utama dalam penyusunan Information Security Governance. Besarnya resiko

yang dapat diterima sebuah perusahaan, pemilik dan jajaran direksi sebuah

perusahaan akan menentukan risk appetite perusahaan tersebut.

Risk Appetite adalah tingkat risiko yang siap diterima organisasi sebelum

diambil tindakan untuk mengurangi risiko tersebut dalam mencapai tujuan suatu

organisasi. Risk Appetite umumnya akan sangat berpengaruh dalam menentukan

Business Impact Analysis (BIA). Business Impact Analysis (BIA) adalah suatu proses

menentukan dan mendokumentasikan dampak bisnis dari gangguan terhadap

kegiatan yang bisnis sebuah perusahaan. Risk appetite dari perusahaan manufaktur

yang bergerak di industri dasar dan kimia seperti Holcim Indonesia Tbk tentu akan

berbeda dengan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang konsumsi seperti

Indofood.

19
Information Security Governance dalam sistem informasi manufaktur harus

dapat meminimalisir resiko dari insiden seperti data breach maupun perusakan sistem

informasi dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Pada perusahaan manufaktur

berskala besar, umumnya terdapat kebijakan untuk melakukan Threat Assessment

dan Vulnerability Assessment secara berkala ke sistem informasi manufaktur

perusahaannya dengan tujuan untuk menilai ancaman maupun celah keamanan yang

dimiliki sistem tersebut. Apabila ditemukan ancaman maupun celah keamanan pada

sistem informasi manufaktur, perusahaan akan menimbangnya dengan dampak dari

resikonya.

Information Risk Management

Resiko (Risk) dapat diartikan sebagai kombinasi dari kemungkinan

(probability) dan dampak (consequences) yang timbul dari sebuah ancaman. Jika

sebuah ancaman tidak memiliki dampak, maka tidak dapat dihitung resiko dari

ancaman tersebut. Singkatnya, semakin besar dampak yang diterima maka semakin

besar resiko dari sebuah ancaman.

Risk Management adalah suatu proses terstruktur yang memiliki tujuan

untuk mengelola resiko dari sebuah ancaman. Dalam Information Risk Management

20
terdapat 3 tahapan dalam menilai sebuah resiko yaitu risk identification, risk analysis,

risk evaluation.

Pada tahapan risk identification, bermacam-macam skenario dan

kemungkinan yang terjadi dijelaskan secara terperinci berdasarkan ancaman dan

celah keamanan yang muncul dan kemudian menentukan dampak yang terjadi.

Sebagai contoh pemadaman listrik selama 1 x 24 jam pada saat jam kerja tentu akan

berimbas pada matinya sistem informasi manufaktur dan berpengaruh terhadap

semua proses input maupun output data kedalam sistem. Pada tahapan ini, perlu

dijelaskan dampak apa saja yang timbul apabila sistem informasi manufaktur tidak

bisa dioperasikan selama pemadaman listrik terjadi.

Tahapan risk analysis berisi penilaian dan analisis berdasarkan risiko yang

teridentifikasi dan menentukan BIA pada seluruh lini bisnis perusahaan untuk

menentukan prioritas. Dari contoh pemadaman listrik pada tahapan sebelumnya,

pada tahapan risk analysis akan menilai dan menganalisa sejauh mana resiko

kerugian apabila sistem informasi manufaktur tidak dapat beroperasi selama 1 x 24

jam. Selanjutnya, analisa dan penilaian resiko tidak dapat berfungsinya sistem

informasi manufaktur akan dibandingkan dengan proses bisnis yang lain untuk

menentukan prioritasnya.

Setelah dianalisa dan dinilai, pada tahapan risk evaluation akan

menggunakan analisa dan proses penilaian pada tahapan sebelumnya untuk

menentukan apakah suatu risiko dapat diterima atau ternyata harus dicegah.

Melanjutkan contoh sebelumnya, perlakuan terhadap resiko mati listrik selama 1 x 24

jam yang berpengaruh terhadap tidak dapat beroperasinya sistem informasi

manufaktur tentu berbeda-beda bagi setiap perusahaan. Perusahaan manufaktur

berskala besar yang hampir semua alat produksinya menggunakan mesin, robot dan

21
terintegrasi dengan sistem informasi manufaktur tentu tidak akan membiarkan sistem

nya mati selama 1 x 24 jam. Umumnya mereka melakukan pencegahan dengan

menggunakan sumber listrik cadangan untuk mencegah resiko yang ditimbulkan dari

pemadaman listrik. Lain lagi perlakuan perusahaan manufaktur berskala kecil,

umumnya mereka akan membiarkan dan menerima resiko dari matinya sistem

informasi manufaktur akibat pemadaman listrik tersebut.

Proses mencegah, menerima atau bahkan menghindari resiko yang

dicontohkan diatas merupakan respon setelah tiga tahapan penilaian risiko

dilaksanakan. Respon terhadap sebuah risiko dapat berupa risk mitigation

(pencegahan), risk acceptance (menerima resiko) dan risk avoidance (menghindari

resiko).

Information Security Program Development and Management

Tujuan utama dari information security program adalah untuk menjalankan

strategi guna mencapai tujuan organisasi dalam rentang resiko gangguan yang masih

dapat diterima. Information security program harus meliputi seluruh keseluruhan

bagian serta kegiatan organisasi dan menyediakan perlindungan terhadap aset

informasi berdasarkan penilaian risiko dan Business Impact Analysis (BIA).

Information security program bergantung pada efisiensi dan efektifitas desain serta

implementasi manajemen kontrol untuk mencegah ancaman, risiko, kerentanan dan

dampaknya.

Information security program juga harus melakukan pengembangan

terhadap incident response yang efektif meminimalisir dampak insiden terhadap

keberlangsungan bisnis perusahaan. Selain incident response, information security

22
program juga harus mengatur change management agar ketika terjadi perubahan

pada sistem tidak semakin meningkatkan resiko yang diterima.

Dalam melakukan pengembangan information security program untuk

sistem informasi manufaktur, diperlukan road map yang secara detail mereview level

keamanan dari data, aplikasi, sistem, fasilitas dan proses dalam sistem informasi

manufaktur. Kendala terbesar dalam pembuatan road map untuk information security

program pada sistem informasi manufaktur adalah seringnya road map yang

direncanakan tidak bisa dipenuhi secara langsung sehingga timbul gap analysis. Gap

analysis adalah perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja potensial yang

diharapkan.

Munculnya gap analysis pada information security program harus diatur

agar tidak berimbas pada semakin besarnya resiko yang harus diterima oleh sistem

informasi manufaktur sehingga membahayakan kelangsungan bisnis manufaktur

secara keseluruhan.

Sebagai contoh kasus adalah ketika sebuah perusahaan manufaktur yang

memiliki sistem informasi manufaktur di jaringan lokal dipaksa untuk mempublish

sistem informasi manufakturnya ke jaringan publik agar dapat digunakan oleh

karyawannya yang diwajibkan melaksanakan WFH akibat pandemi Covid - 19.

Idealnya, untuk mempublish sistem informasi yang sebelumnya hanya dapat diakses

melalui jaringan lokal ke jaringan publik tentu memerlukan beberapa kriteria untuk

menjamin keamanan informasi pada data dan aplikasi seperti memiliki server sendiri,

memiliki konfigurasi serta perangkat pengamanan yang handal. Namun dikarenakan

imbas dari pandemi yang juga berpengaruh pada keuangan perusahaan, tentu hal

tersebut sulit untuk diwujudkan sekaligus. Disinilah Information Security Program

Development and Management harus menghadirkan solusi yang dapat meminimalisir

23
resiko dari permasalahan diatas. Tentu saja solusi dari setiap perusahaan manufaktur

akan berbeda bergantung kepada risk appetite dari perusahaan masing-masing. Bagi

perusahaan manufaktur skala besar dan memang sangat bergantung pada sistem

informasi manufakturnya, tentu tidak akan segan-segan untuk menggelontorkan dana

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Akan tetapi, bagi perusahaan dengan

keuangan terbatas, tentu mereka dapat meminimalisir dengan beberapa langkah

seperti membuat akses VPN bagi setiap pegawainya ke dalam sistem informasi

manufaktur di jaringan lokal.

Information Security Incident Management

Insiden manajemen dapat diartikan sebagai kemampuan untuk secara

efektif mengatur gangguan operasional yang tidak terduga kepada sebuah organisasi

dengan tujuan meminimalisir dampak yang ditimbulkan dan memulihkan operasional

sebuah organisasi dalam waktu singkat. Incident response adalah kemampuan

operasional insiden manajemen yang mengidentifikasi, mempersiapkan dan

merespon insiden sehingga insiden dapat terkendali dan mengurangi dampak

kerusakan yang ditimbulkan.

Setiap organisasi harus memiliki Incident Response Plan yang telah

dimengerti oleh seluruh orang di organisasi tersebut untuk memperoleh gambaran dari

cara penanganan seandainya insiden terjadi. Setiap organisasi juga diharuskan rutin

melakukan review dan perbaikan terhadap Incident Response Plan untuk menghadapi

perubahan resiko yang berubah seiring berjalannya waktu.

Selain Incident Response Plan, setiap organisasi maupun perusahaan

seharusnya juga memiliki Disaster Recovery Plan sebagai gambaran dan rencana

24
dalam melakukan pemulihan terhadap sistem yang mengalami gangguan dan

berdampak besar pada keberlangsungan bisnis organisasi.

Sebagai contoh adalah kebakaran pabrik kemas milik Garudafood medio

April 2019 silam. Saat terjadi kebakaran, jajaran manajemen Garudafood tidak

menyampaikan informasi kejadian secara mendetail melainkan hanya informasi

umum kepada publik karena hal itu sudah diatur didalam Incident Response Plan.

Diaturnya informasi yang harus disampaikan jajaran manajemen ketika insiden terjadi

bertujuan untuk mencegah beredarnya sentimen negatif di masyarakat yang akan

berimbas terhadap kepercayaan terhadap perusahaan dan menurunnya nilai saham.

Selanjutnya setelah terjadi kebakaran, semua data pada sistem informasi yang vital

dipindahkan ke lokasi lain agar tetap dapat dipergunakan kembali untuk mendukung

kegiatan perusahaan.

25
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Sistem informasi manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang

bekerja berhubungan dengan sistem informasi fungsional lainnya untuk mendukung

manajemen perusahaan dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan

manufaktur produk perusahaan.

Tujuan sistem informasi manufaktur adalah untuk mendukung fungsi

produksi yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan. Sistem Informasi manufaktur

bermanfaat bagi perusahaan manufaktur dalam melangsungkan roda informasinya.

Dengan informasi yang akurat, perusahaan manufaktur dapat menentukan kebijakan

yang tepat sehingga tercapai kinerja yang produktif dan efisien.

Model Sistem Informasi Manufaktur lebih menekankan kepada proses

produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah,

data internal dan eksternal hingga output barang jadi dan informasi hasil pengolahan

data input dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi. Keterkaitan sistem

informasi manufaktur dengan komputer adalah sistem informasi manufaktur

menggunakan komputer baik secara konseptual maupun sebagai suatu elemen

dalam sistem produksi fisik.

Sistem Informasi Manufaktur harus mempertimbangkan faktor keamanan

informasi dengan menerapkan tiga prinsip utama dalam keamanan informasi yaitu

Confidentiality (Kerahasiaan), Integrity (Keaslian) dan Availability (Ketersediaan).

Untuk menjamin keamanan sistem informasi manufaktur serta meminimalisir risiko

yang diterima setiap perusahaan harus mengimplementasikan Information Security

26
Governance, Information Risk Management, Information Security Program

Development and Management dan Information Security Incident Management dalam

keamanan informasinya.

3.2 Saran

Munculnya pandemi COVID -19 di Indonesia berdampak sekali terhadap

kegiatan ekonomi perusahaan, 9 dari 10 perusahaan di Indonesia dilaporkan terkena

dampak Covid-19. Sebanyak 88% perusahaan di Indonesia merugi akibat pandemi

COVID -19 yang disebabkan oleh turunnya penjualan produk sehingga berakibat pada

pengurangan produksi dan berimplikasi pada menurunnya keuntungan yang diterima

perusahaan.

Berdasarkan survei IHS Markit yang dirilis 1 April 2020, indeks manajer

pembelian (Purchasing Managers’ Index/PMI) sektor manufaktur anjlok ke posisi 45,3

pada bulan Maret dari level 51,9 pada Februari ysng merupakan penurunan terdalam

sejak survei dimulai pada April 2011.

Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)

secara langsung berdampak pada menurunnya aktivitas produksi perusahaan

manufaktur karena berkurangnya pekerja yang memproduksi barang. Penggunaan

proses manufaktur yang terintegrasi dalam sebuah sistem informasi manufaktur dapat

menjadi jalan keluar untuk menanggulangi menurunnya aktivitas produksi karena

berkurangnya pekerja imbas pemberlakuan kebijakan PSBB. Dengan mengadopsi

sistem informasi manufaktur proses produksi tetap bisa dijalankan menggunakan

sistem yang terintegrasi dengan jumlah pekerja yang terbatas untuk mematuhi

kebijakan PSBB.

27
Sistem informasi manufaktur memiliki fungsi untuk menghindari kerugian

atau menanggulanginya, karena produksi, kebutuhan bahan baku, perencanaan dan

pengendalian bisa lebih diatur dengan menggunakan sistem manufaktur. Dengan

adanya sistem informasi manufaktur, kegiatan produksi tetap dapat dilaksanakan

dengan jumlah pekerja terbatas.

Penggunaan sistem informasi manufaktur bukan tanpa kekurangan. Jika

dilihat dari hasil laporan BSSN terkait meningkatnya serangan siber ketika COVID -

19, maka penggunaan sistem informasi manufaktur juga harus disertai dengan

keamanan informasi yang tangguh dan memadai. Sistem informasi manufaktur yang

tidak memiliki keamanan memadai akan rentan serangan dan berimbas ke proses

produksi perusahaan. Hal ini bisa membuat hasil produksi menjadi lambat dan tidak

tepat waktu.

28
DAFTAR PUSTAKA

Badan Siber dan Sandi Negara. 2020. Laporan Rekapitulasi Serangan Siber Januari
– April 2020.

ISACA. 2019. Certified Information Security Manager, Review Manual 15th Edition,
United State of America : ISACA.

Harmony, 2020. “Penjelasan Lengkap Sistem Informasi Manufaktur Serta


Contohnya”,
https://www.harmony.co.id/blog/penjelasan-lengkap-sistem-informasi-manufaktur-
serta-contohnya, diakses pada 09 Januari 2021 pukul 19.00.

Model dan contoh sistem informasi manufaktur,


https://yuliaseptianiblog.wordpress.com/2017/11/16/model-dan-contoh-sistem-
informasi-manufaktur/ , diakses pada 09 Januari 2021 pukul 15.00.

29

Anda mungkin juga menyukai