Anda di halaman 1dari 12

PEAPER SEDIAAN TABLET

1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formulasi terbaik variasi konsentrasi asam
(asam sitrat : asam tartrat) dan bahan pelican PEG 6000 pada tablet effervescent estrak
biji melinjo (Gnetum gnemon L.).
2. Jenis Tablet
Tablet Effervescent
3. Zat Aktif dan Eksipien Beserta fungsinya
- Ekstrak biji melinjo memfunyai efek farmakologis bagi tubuh, yaitu sebagai
antioksidan dan penangkal radikal bebas dengan potensi asam askrobat. Kandungan
senyawa polifenol (fenol sederhana, flavonoid dan tannin, senyawa gnemonoside
yang terkandung dalam ekstrak biji melinjo berfungsi sebagai antioksidan dan
menangkal radikal bebas.
- PEG 6000 (Pollyethylen glikol) berfungsi sebagai pelicin untuk memperbaiki sifat
fisik dari granul dan tablet effervescent.
- Asam sitrat – asam tartrat dengan variasi (25% :75%, 65%,:35%, 50%,:50%,
20%:80%). Fungsi dari asam sitrat adalah menurunkan ph serta menghidari
pengkristalan gula. Asam tartrat digunakan karena lebih mudah larut dalam air
daripada asam sitrat, sehingga dalam pembuatan tablet effervescent penggunaan asam
tartrat lebih banyak dibandingkan asam sitrat.
4. Formula Tablet
- Formulasi tablet effervescent dibuat dari ektrak biji melinjo dengan variasi asam
sitrat-asam tartrat dengan variasi bahan pelicin PEG 6000 dengan bobot total tablet
2mg.
5. Prosedur Pembuatan :
Tablet dibuat dengan cara peleburan :
1. Ekstrak biji melinjo disemprot dengan PVP
0,5% hingga berbentuk seperti granul

2. Kemudian oven selama ±24 jam pada suhu 60°C

3. Bahan asam sitrtat dan tartrat diayak dengan


ayakan no 40 lalu ditambahkan bikarboat dan
laktosa.

4. Campuran bahan lalu dikeingkan dengan oven


pada suhu 60°C selama 24 jam.

5. Padatan yang terbetuk setelah di oven digerus di


gerus kemudian diayak dengan ayakan no 20.

6. Kemudian ditambahkan aspartan dan PEG


dengan konsentrasi bervarisi 0%, 2%, 3% hingga
5%.

7. Terakhir pengempaan dengan dengan mesin


kempa tablet.
6. Evaluasi Granul atau Tablet :
a. Pemeriksaan sifat fisik granul dilakukan bertujuan untuk menentukan kecepatan alir
granul dan sudut istirahat granul
b. Pemeriksaan sifat fisik tablet
bertujuan untuk mentukan keseragaman ukuran, kekerasan tablet, kerapuhan tablet,
waktu larut dan ph.
7. Kesimpulan :
Ekstrak biji melinjo mempunyai efek farmakologis yaitu salah satunya sebagai
antioksidan dan penangkal radikal bebas. Senyawa yang berperan sebagai antioksidan
yang dapat menangkal radikal bebeas adalah senyawa polifenol dan gnemonoside
(golongan stilbenoid). Dalam penelitian ini dibuat tablet effervescent, komponen yang
berperan keberhasilan suatu tablet effervescent yaitu penggunaan variasi asam sitrat dan
asam tartrat. Pada pembuatan tablet ekstrak melinjo ini menggunakan bahan tambahan
berupa pelicin yaitu PEG 600. Penggunaan PEG untuk memperbaiki sifat fisik dari
granul dan tablet effervescent yang dibuat. Perbedaan variasi asam sitrat dan tartrat dan
PEG 6000 berpengaruh pada sifat fisik tablet effervescent ekstrak biji melinjo.Semakin
besar konsentrasi asam sitrat menghasilkan waktu larut tablet effervescent ekstrak biji
melinjo semakin lama. Penambahan PEG dengan konsentrasi yang lebih besar
mengakibatkan nilai kerapuhan yang cukup tinggi.
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak daun Nangka (Artocapus
heterophylus L.) dengan penambahan PVP sebagai pengikat sehigga tablet mmenuhi
syarat sencara fisik, meliputi keseragamanbobot, kesergaman ukuran, kekerasan,
kerapuhan, dan waktu hancur.
2. Jenis Tablet
Tablet kempa
3. Zat Aktif dan Eksipien Beserta fungsinya
- Flavonoid yang terkandung dalam daun Nangka sebagai antidiare berfungsi
menghambat motilitas usus serta mengurangi sekresi air sedangkan senyawa tannin
berfungsi menciutkan permukaan usus.
- Bahan pengikat PVP (Polivinil priolidon) berfungsi untuk meningkatkan kekerasan
tablet dan membuat tablet menjadi kompak, memudahkan pembuatan bentuk sediaan,
memperbaiki sifat fisik tablet.
4. Formula Tablet
- Formula tablet mengacu pada penelitian Susilowati dan Christanto (2010) dengan
mevariasikan pada konsentrasi 25, 3%, hingga 4%,boot tablet ± 600 mg/ tablet setiap
formula.
5. Prosedur Pembuatan :
- Tablet dibuat dengan metode granul basah :

1. Semua bahan diayak, lalu gerus ekstrak


kering dengan laktosa anhidrat dan
explotab sampai homogen.

2. Tambahkan larutan PVP sedikit demisedikit


sambal digerus sampai terbentuk massa granul
yang baik
3. Massa granul dilewatkan pada ayakan mesh 14
dan dikeringkan pada suhu 50°C selama 24 jam.

4. Timbang granul yang sudah kering, lalu diayak


lagi dengan ayakan no 16

5. Granul yang sudah diayak dilakukan evaluasi sifat


fisik granul kemudian ditambahkan stearate di
botol kosong bermulut lebar, lalu dikocok hingga
homogen.

6. Cetak granul menjadi tablet dengan mesin


pencetak tablet, dengan bobot tiap tablet 600 mg.

6. Evaluasi Granul atau Tablet :


1. Evaluasi sifat fisik granul untuk menentukan waktu alir, sudut diam dan
kompersibilitas dari tablet ekstrak daun Nangka memenuhi syarat atau tidak.
Evaluasi ini dilakukan juga agar saat mencetak tablet tidak terjadi masalah dalam
proses pencetakan
2. Evaluasi sifat fisik tablet daun Nangka untuk menentukan tablet sudah memenuhi
syarat atau tidak yang meliputi kseragaman bobot, ukuran, kekerasan, kerapuhan,
dan waktu hancur. Evaluasi ini agar tablet yang di buat memenuhi persyaratan
tablet sesuai buku standar misalnya Farmakope Indonesia.
7. Kesimpulan
Pada penelitian ini menggunakn ekstrak daun Nangka yang diketahui memiliki
khasiat sebagai antidiare. Efek antidiare berasal dari tannin dan flafonoid yang
terkandung dalam daun Nangka. Tablet adalah bentu sediaan yang efektif dan praktis
karena dosis yang stabil, tepat, kompak, mudah dibawa dan mudah dikonsumsi.
Dalam formulasi tablet ekstrak daun Nangka ini menggunakan bahan pengikat
polivinil pirolidon PVP yang dapat meningkatkan kekerasan tablet dan menjadi
kompak. PVP berfungsi sebagai pengikat yang baik untuk granulasi kering, kempa
langsung dan cara yang digunakan pada pembuatan tablet ekstrak daun Nangka ini
yaitu granul basah. Secara prinsip pembuatan tablet dengan metode granulasi yaitu
membuat granul terlebih dahulu lalu setelahnya baru dilakukan pencetakan.
1. Tujuan Tenelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula yang paling oftimal dengan
eksipien laktosa, avicel PH-101 dan amrprotab dengan metode simplex lattice design
3 faktorial, sehingga diperoleh proporsi masing-masingeksipien yang menghasilkan
formula dengan profil disolusi dan sifat fisik yang optimum.
2. Jenis Tablet
Tablet kempa
3. Zat Aktif dan Eksipien Beserta fungsinya
- Avicel ph 101 sebagai bahan pengikat memberikan efek positif untuk meningkatkan
kekerasan dan kerapuhan pada tablet, hal ini merupakan ukuran homogenitas yang
baik antara kadar zat aktif maupun eksipien.
- Laktosa memiliki sifat hidrofilik sebagai eksipien yang memiliki pengaruh yang lebih
besar terhadap kompaktibilitas dan flowabilitas, pada peningkatan konsentrasi laktosa
dapat meningkatkan kekerasan tablet.
- Amprotab (amilum Manihot) dapat mempengaruhi sifat fisik tablet terutama waktu
hancur karena amprotab memiliki kekuatan pada aksi kapiler yang akan menarik
cairan kedalam tablet sehingga dalam fomulasi tablet akan mengembang dan
mejadikan tablet pecah dan hancur kenmudian melarut.
4. Formula Tablet
- Penentuan formula dengan model simplex lattice design dilaukan menggunakan
variasi eksipien laktosa (komponen A), avicel ph-101 (komponen B) dan amprtab
(komponen C)

5. Prosedur Pembuatan :
Tablet dibuat dengan cara dikempa :
1. Komponen bahan diayak dengan ayakan
mesh 40, ditimbang sesuai dengan formula
desain dan dicampur dengan mixer.

2. Pirosikam dicampur dengan eksipen laktosa,


avecelph-101 dan amprotab sesuai komposisi
bahan pada formula desain hingga homogen

3. Campuran kemudian ditambahkan Mg stearate


dan dicampur salama 2 menit (30rpm)

4. Formula tablet pirosikam damasukan kedalam


ruang cetakan dan dikempa dengan Gerakan
punch atas dan bawah. massa tablet dicetak
dengan kecapatan 20 rpm. Parameter kekraerasan
tablet dikendalikan berada pada kisaran 4-10 kg.
Berat total masing-masing tablet di buat konstan
sekitar 150 mg

6. Evaluasi Granul atau Tablet :


1. Uji sifat fisik tablet piroksikam
meliputi keseragaman ukuran,bobot, kekerasan,kerapuhan dan waktu hancur
tablet.
2. Uji Disolusi
3. Uji keseragaman kadar tablet piroksikam, untuk mengetahui tablet yang sudah
dicetak seragam atau tidak kadarnya dan sesuai atau tidak dengan model yang
digunakan.
7. Kesimpulan
Formula optimum tablet peroksikam pada penelitian ini menggunakan kombinasi
eksipien laktosa sebagai factor yang paling dominan untuk meningkatkan
keseragaman kadar tablet. Komponen avicel PH-101 dan amprotab factor yang paling
dominan dalam menurunkan kerapuhan tablet. Interaksi dari ke 3 komponen ini dapat
menurunkan CV keseragaman bobot, meningkatkan keseragaman bobot, menurunkan
waktu hancur, serta meningkatkan disolusi tablet. Pada pembuatan tablet cetak atau
kempa, bahan obat dengan bahan tambahan atau tidak langsung dilakukan
pencetakan.

Anda mungkin juga menyukai