Kel. 9 Manajemen II
Kel. 9 Manajemen II
Disusun Oleh:
Agung Syau Wahyu Laksono
1804120964
Sari Rahayu
1804120942
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
D. Metode Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................4
A. Unsur-Unsur Layanan..........................................................................................4
B. Klasifikasi Layanan..............................................................................................5
C. Karakteristik Layanan..........................................................................................7
D. Moment Of Truth…………………………………………………………………9
E. Pengukuran Kualitas Layanan…………………………………………………..12
A. Kesimpulan.........................................................................................................16
B. Saran...................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi
untuk memeberikan kepuasan kepada pelanggan atau konsumen. Tindakan tersebut
dapat dilakukan melalui cara langsung melayani pelanggan atau pelayanan yang
tidak langsung oleh karyawan akan tetapi dilayani melalui sebuah mesin. Pelayanan
pada dasarnya adalah kegiatan yang ditawarkan kepada konsumen atau pelanggan
yang dilayani, yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Pelayanan
kepada konsumen merupakan salah satu bentuk untuk meningkatkan hubungan
psikologi antara produsen dan pelanggan serta memantau berbagai keluhan
pelanggan. Didalam kegiatan memberikan pelayanan maka sebuah perusahaan atau
usaha yang bergerak di bidang jasa khususnya dalam memberi pelayanan, maka
perusahaan tersebut akan berusaha memberikan bentuk layanan terbaik kepada
pelanggan atau konsumen nya. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya manusia
berusaha, baik melalui aktivitas sendiri, maupun secara tidak langsung melalui
aktivitas orang lain. Proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain yang
langsung inilah yang dinamakan pelayanan.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang dapat dirumuskan antara lain:
1. Apa saja yang termasuk dalam Unsur-Unsur Layanan?
2. Apa yang dima ksud dengan Klasifikasi Layanan?
3. Bagaimana Karakteristik Layanan?
4. Apa pengertian dari Moment Of Truth?
5. Bagaimana cara Pengukuran Kualitas Layanan?
1
2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini antara lain:
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang unsur-unsur layanan.
2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami maksud dari klasifikasi layanan.
3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik layanan.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pengertian dari Moment Of
Truth.
5. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara-cara pengukuran kualitas
layanan.
D. Metode Penulisan
Metode Penulisan yang dibuat dalam Makalah kali ini yaitu dengan
menggunakan metode penulisan kepustakaan dengan menggunakan buku sebagai
referensi, dimana penulis mencari literature yang berkaitan dengan makalah yang
penulis susun dan dengan metode pencarian melalui browsing di internet, kemudian
penulis menyimpulkan dalam bentuk makalah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Unsur-Unsur Layanan
1. Penampilan. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan
(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti berpenampilan menarik, badan
harus tegap/tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam berperilaku,
penampilan penuh percaya diri.
2. Tepat Waktu dan Janji. Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam
menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada
pelanggan bukan sebaliknya selalu ingkar janji. Demikian juga waktu jika
mengutarakan 2 hari selseai harus betul-betul dapat memenuhinya.
3. Kesediaan Melayani. Sebagiamana fungsi dan wewenang harus melayani
kepada para pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar
bersedia melayani kepada para pelanggan.
4. Pengetahuan dan Keahlian. Sebagai syarat untuk melayani dengan baik,
petugas harus mempunyai pengetahuan dan keahlian. Di sini petugas
pelayanan harus memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu
yang diisyaratkan dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas
dibidangnya. masyarakat dituntut adanya keramahtamahan yang standar
dalam melayani, sabar, tidak egois dan santun dalam bertutur kepada
pelanggan.
5. Kejujuran dan Kepercayaan. Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat
dipergunakan berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus
transparan dari aspek kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam
pembiayaan dan jujur dalam penyelesaian waktunya. Dari aspek kejujuran
ini petugas pelayanan tersebut dapat dikategorikan sebagai pelayan yang
dipercaya dari segi sikapnya, dapat dipercaya dari tutur katanya, dapat
5
1
Maria Margaret Purba, PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
PELANGGAN GRAPARI TELKOMSEL BINJAI, Medan 2014, hlm, 31-33.
6
ownership: 1.) Intangibility : jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan
suatu objek, alat atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan,
pengalaman, proses, kinerja (performance) atau usaha. Oleh karena itu jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi;
2.) Inseparability : barang biasanya diproduksi kemudian dijual lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu, baru diproduksi dan dikonsumsi
pada waktu dan tempat yang sama; 3.) Heterogeneity/variability/inconsistency : jasa
bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya terdapat
banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada siapa, kapan, dan dimana
jasa tersebut diproduksi; 4.) Perishability : berarti jasa tidak dapat disimpan dan
tidak tahan lama; 5.) Lack of Ownership : merupakan perbedaan dasar antara barang
dan jasa. Pada pembelian barang konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan
dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka dapat mengkonsumsi, menyimpang
atau menjualnya. Di lain pihak, pada pembelian jasa, pelanggan hanya akan
memiliki akses personal dan dengan jangka waktu yang terbatas. Pelayanan
memiliki sejumlah karakteristik yang membedakan dengan aspek-aspek lainnya.
Terkait dengan hal tersebut, Fitzsimmons dan Fitzsimmons (2006), menyebutkan
adanya empat karakteristik pelayanan, yaitu:
a. Partisipasi pelanggan dalam proses pelayanan; kehadiran pelanggan sebagai
partisipan dalam proses pelayanan membutuhkan sebuah perhatian untuk
mendesain fasilitas. Kondisi yang demikian tidak ditemukan pada
perusahaan manufaktor yang tradisional. Kehadiran secara fisik pelanggan
di sekitar fasilitas pelayanan tidak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan
manufaktur.
b. Kejadian pada waktu yang bersamaan (simultaneity); fakta bahwa pelayanan
dibuat untuk digunakan secara bersamaan, sehingga pelayanan tidak
disimpan. Ketidakmampuan untuk menyimpan pelayanan ini menghalangi
penggunaan strategi manufaktur tradisional dalam melakukan penyimpanan
untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan.
9
Handi Irawan D. MBA. M. Com. Prinsip Kepuasan Pelanggan, ( Jakarta : PT. Elexmedia
4
pelanggan (Lofgren, 2008). Pada Moment of Truth akan terjadi penciptaan efek
memori yaitu mengingat kembali pengalamannya, ketika seseorang memiliki alasan
untuk bergabung dan tetap bertahan atau meninggalkan perusahaan. Efek
penciptaan pada Moment of Truth didasarkan pada kebutuhan proses pertemuan
antara konsumen, perusahaan dan produk dengan evaluasi secara menyeluruh,
dalam prakteknya diungkapkan bahwa “Just a few moment”, (Meredith, 2006). Hal
ini bisa terjadi karena dalam proses dimana konsumen dan obyek saling
melemparkan beberapa hal atau kode yang akan mempengaruhi penilaian
(Lawrence, 2007; Monroe, 2007).
Konsep Moment of Truth diperkenalkan pertama kali pada tahun 1987,istilah
ini diambil dari bullfighting oleh konsultan Inggris Richard Norman (spesialistmin
service marketing) dan kemudian dipopulerkan oleh John Carlos dari SAS
(Skandinavian Airline System) yang mengutamakan kualitas pelayanan. Salah satu
misinya yaitu “Memberikan pelayanan menurut selera dengan senyuman yang
bersahabat dan memelihara kontak mata selama transaksi”. Hal tersebut untuk
mendefinisikan kepentingan penciptaan pengalaman pelanggan pada titik kritis atau
titik pelayanan yang penting. Kemudian menjadi lebih populer sebagai “Touch
Point”-“A moment of truth being animportant touch point”, dan juga
menghubungkan konsep critical incident yang sering digunakan dalam service
marketing. Dengan demikian ada hubungan yang kuat antara pelayanan dan data
base atau customer marketing, dengan anggapan bahwa semua kebutuhan
komunikasi, untuk menciptakan nilai dalam pekerjaan (Jenkinson, 2006). Moment
of truth “engagement” adalah suatu peristiwa, kejadian/pengalaman yang istimewa
sehingga bernilai (mempunyai nilai lebih) bagi konsumen. Moment of truth tercipta
melalui “engagement” antara karyawan dan konsumen dengan membangun
komitmen karyawan, dimana karyawan mempunyai komitmen pada organisasi
untuk menciptakan nilai bagi pelanggan (Monroe, 2007). Moment of Truth dimulai
pertama kali dengan kesan pertama, sehingga menimbulkan rasa segan bagi
konsumen. Adanya “potensial relationship” yang bergantung pada pengalaman
11
kualitas, dampak negatif terhadap citra lokal, dan kehilangan pelanggan. Gap
ini terjadi apabila pelanggan mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kriteria
atau ukuran yang berbeda, atau mereka keliru menginterprestasikan kualitas
layanan.6
Pengukuran kualitas pelayanan tujuannya adalah untuk mencapai
kepuasaan pelanggan, dengan memperhatikan aspek pelayanan yang diberikan
perusahaan kepada pelanggan. Kepuasaan pelanggan adalah respon pelanggan
terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan antara harapan awal sebelum
pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja actual produk
sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi produk
bersangkutan (Tse dan Wilton, 1988).
Pengukuran kualitas pelayanan begitu penting bagi perusahaan, hal
tersebut terbukti membantu perusahaan mengukur apakah pelayanan yang di
berikan untuk mencapai keepuasaan pelanggan sudah baik atau belum sehingga
perusahaan dapat terus melakukan perbaikan di dalam kualitas pelayanan.7
6
Afrida, W. R. (2014). Analisa Kualitas Pelayanan Jasa sengan Metode Servqual dan Fuzzy.
http://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5661/3/T1_212008604 _Full%20text.pdf. Diakses
tanggal 16 Februari 2018.
7
Supranto. J. (1997). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Meningkatkan Pangsa
Pasar. Jakarta: Rineka Cipta.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam unsur-unsur layanan ada beberapa poin yang harus diperhatikan
yaitu, penampilan, tepat waktu dan janji, kesediaan melayani, pengetahuan dan
keahlian, kejujuran dan keahlian, kepastian hukum, keterbukaan, biaya, tidak rasial,
dan kesederhanaan.
Klasifikasi layanan membantu membedakan daripada, misalnya, satu jenis
layanan berbeda dari yang lain, apa kekhususannya.
Karaktersitik Layanan / jasa memiliki empati yang membedakannya dengan
barang, yaitu: Tidak berwujud (intangibility), Tidak terpisahkan (inseparibility),
Keanekaragaman, dan Tak tahan lama (mudah lenyap).
. Moment of truth adalah berbagai kesempatan atau interaksi pertemuan yang
terjadi antara perusahaan dengan pelanggan dimana saat itu pelanggan akan
mengalami dan memberikan penilaian terhadap pelayanan perusahaan. Moment of
truth (Touch point) adalah setiap saat bagi pelanggan dan produk/ jasa menawarkan
sentuhan “touch”, hasilnya berupa good or bad.Moment of truth merupakan
kesempatan yang telah memberikan harapan lebih baik untuk menciptakan loyalitas
pelanggan.
Model Kualitas layanan yang paling polpuler dan hingga kini banyak
dijadikan acuan dalam riset manajemen dan pemasaran jasa adalah model
SERVQUAL (Service Quality). Instrumen SERVQUAL bermanfaat dalam
melakukan analisis gap. Karena biasanya layanan bersipat intangible, kesenjangan
komunikasi dan pemahaman antara karyawan dan pelanggan berdampak serius
terhadap persepsi atas kualitas layanan.
17
B. Saran
Dengan selesianya makalah ini, semoga bermanfaat khususnya bagi kami
penulis, dan juga bermanfaat bagi pembaca pada umumnya. Makalah ini tentu ada
kekurangan, sehingga memotivasi berupa kritik dan saran sangat dibutuhkan, dan
kekurangan di dalam makalah ini penulis meminta maaf dan untuk para pembaca
mudah-mudahan bermanfaat Aamiin.
18
DAFTAR PUSTAKA
Maria Margaret Purba, PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP
KEPUASAN PELANGGAN GRAPARI TELKOMSEL BINJAI, Medan 2014.
19