Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN

NOMOR 13 TAHUN 2002

TENTANG

KETERTIBAN, KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN


KOTA TARAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA TARAKAN,

Menimbang : a. bahwa ketertiban, kebersihan dan keindahan Kota Tarakan perlu dijaga dan
ditingkatkan kualitasnya, dan pemeliharaaannya pada hakekatnya bukan
hanya merupakan tugas dan kewajiban Pemerintah Kota saja, akan tetapi
juga merupakan tugas dan kewajiban dari seluruh masyarakat;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a diatas


ketertiban, kebersihan dan keindahan Kota Tarakan perlu diatur dalam
Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana


(Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3209);
2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3480);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3699);
4. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1997 tentang Pembentukan Kotamadya
Daerah Tingkat II Tarakan (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3711);
5. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3839);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran
Negara Tahun 1983 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3892);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran
Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
8. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota Tarakan Tahun 1999 Nomor
11 Seri C-01) Jo. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 26 Tahun 2001
tentang Perubahan Pertama Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 17
Tahun 1999 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Daerah Kota
Tarakan Tahun 2001 Nomor 26 Seri D-09);
9. Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 22 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Tarakan
Tahun 2000 Nomor 23 Seri D).
Dengan persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN,

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN TENTANG KETERTIBAN,


KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN KOTA TARAKAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kota Tarakan;
2. Pemerintah Kota adalah Kepala Daerah beserta perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai badan eksekutif Daerah;
3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah
badan legislatif Daerah;
4. Kepala Daerah adalah Walikota Tarakan;
5. Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman, yang selanjutnya disingkat
DKPP adalah Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman Kota Tarakan;
6. Dinas Pengelola Pasar adalah Dinas Pengelola Pasar Kota Tarakan;
7. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kota Tarakan;
8. Pejabat adalah pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang ketertiban dan
kebersihan sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
9. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan terbatas,
perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau
Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun juga, persekutuan,
perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, perusahaan peseroan, yayasan atau
organisasi yang sejenis lembaga, dana pensiun, bentuk usaha tetap serta
bentuk badan usaha lainnya;
10. Pusat Perbelanjaan dan Pasar adalah pusat perbelanjaan dan pasar yang
dimiliki dan atau dikelola baik oleh Pemerintah Kota maupun swasta;
11. Penanggung jawab adalah pihak yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota untuk
mengelola pusat perbelanjaan, pasar dan terminal;
12. Sampah adalah barang atau benda buangan, sisa-sisa, bekas yang tidak
terpakai lagi menurut fungsinya semula atau kotoran yang harus dibuang baik
yang berasal dari perorangan, rumah-rumah, kantor, bangunan perusahaan
industri, pusat perdagangan yang berada dalam wilayah Kota Tarakan;
13. Bak Sampah adalah tempat atau kotak yang dibuat dari kayu, plastik,
kaleng/seng atau tembok atau bahan lainnya yang diperuntukkan dan
dipergunakan untuk penyimpanan sampah;
14. Gerobak Sampah adalah alat angkut sampah atau kotoran;
15. Tempat Pembuangan Sampah Sementara, yang selanjutnya disingkat TPS
adalah tempat penampungan sampah sementara yang selanjutnya akan
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir;
16. Tempat Pembuangan Akhir, yang selanjutnya disingkat TPA adalah tempat
pembuangan sampah terakhir untuk memusnahkan sampah;
17. Mobil Sampah adalah kendaraan bermotor beroda empat atau lebih untuk
mengangkut sampah dari TPS ke TPA;
18. Jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun,
meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas;
19. Jalur Hijau adalah setiap jalur jalan yang terbuka tanpa bangunan dan
menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kota ditetapkan sebagai daerah yang
tidak dibangun;
20. Taman adalah jalur hijau atau lokasi tertentu yang dipergunakan dan diolah
untuk pertamanan berfungsi untuk memperindah tempat tertentu;
21. Saluran Air adalah setiap jalur galian tanah meliputi selokan, sungai, saluran
terbuka, saluran tertutup berikut gorong-gorong, tanggul tambak dan pintu
air;
22. Bangunan adalah gedung, toko, kedai, gudang dan lain-lainnya yang
bersangkut paut dengan pemeliharaan kebersihan, keindahan dan ketertiban;
23. Penghuni adalah penghuni bangunan atau perkarangannya baik pemilik
maupun bukan pemilik;
24. Tempat Parkir adalah tempat yang khusus diperuntukkan untuk memarkirkan
kendaraan;
25. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaran umum, yang merupakan salah satu
wujud simpul jaringan transportasi;
26. Tempat Umum adalah tempat berkumpulnya orang-orang;
27. Kendaraan adalah kendaraan bermotor dan kendaraan yang tidak bermotor
yang dipergunakan untuk angkutan orang atau barang dijalan umum;
28. Parkir adalah menempatkan dengan memberhentikan kendaraan dalam suatu
waktu tertentu ditempat parkir;
29. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan
kaki;
30. Hewan adalah semua binatang yang hidup didarat, baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar;
31. Hewan Peliharaan adalah hewan yang cara hidupnya untuk sebagian
ditentukan oleh manusia untuk maksud tertentu;
32. Ternak adalah hewan peliharaan yang hidupnya yakni mengenai tempat
perkembangbiakan serta manfaatnya, diatur dan diawasi serta dipelihara
khusus sebagai penghasil bahan-bahan dan jasa yang berguna bagi
kepentingan hidup manusia.

BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
(1) Setiap orang pribadi mempunyai hak yang sama untuk merasakan dan
menikmati ketertiban, kebersihan dan keindahan kota;

(2) Setiap orang pribadi mempunyai hak untuk mendapatkan perlindungan


terhadap ancaman bahaya, kerusuhan dan gangguan kesehatan sebagai
akibat dari kurang tertibnya masyarakat dan adanya perusakan lingkungan
hidup.
Pasal 3
(1) Setiap orang pribadi/badan berkewajiban menciptakan, memelihara dan
melestarikan ketertiban, kebersihan dan keindahan kota;

(2) Setiap orang pribadi/badan berkewajiban untuk berupaya mencegah


terjadinya gangguan ketertiban dan pencemaran kebersihan;

(3) Setiap orang pribadi/badan yang melakukan usaha dan atau kegiatan yang
dapat menimbulkan dampak terhadap ketertiban, kebersihan dan keindahan
kota, wajib mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(4) Setiap orang pribadi/badan wajib melaporkan apabila melihat atau


mengetahui telah terjadi gangguan ketertiban atau pencemaran kebersihan
dalam kota Tarakan kepada :
a. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tarakan apabila gangguan
tersebut merupakan perbuatan pelanggaran;
b. Dinas Teknis terkait apabila gangguan tersebut disebabkan oleh
gangguan alam;

(5) Setiap orang pribadi/badan berkewajiban menjaga ketertiban, memelihara


kebersihan dan keindahan pada tempat-tempat umum seperti tempat ibadah,
obyek wisata/rekreasi, tempat/peninggalan sejarah, pertamanan/taman dan
setiap isi serta lingkungannya, hutan kota, lampu penerangan jalan umum,
bangunan/instalasi vital, museum, bangunan/lapangan olah raga,
parit/saluran air/sungai/pantai dan tempat-tempat umum lainnya.
BAB III
KEBERSIHAN DAN KEINDAHAN
Bagian Pertama
Kebersihan dan Keindahan Bangunan
Pasal 4
Setiap penghuni bangunan atau rumah wajib untuk :
1. Memelihara kebersihan dan keindahan bangunan serta halaman dengan baik
dan rapi termasuk halaman diluar pagar yang bertepi dengan jalan umum
serta minimal setahun sekali mengecat bangunan atau rumah bagian luar dan
pagar;
2. Memelihara saluran air yang ada disekitar bangunan;
3. Menyediakan dan mempergunakan tempat sampah menurut bentuk dan
ukuran tempat/bak sampah yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah
serta meletakkannya didalam pekarangan bagian depan yang mudah dilihat
dan diangkut oleh petugas pengangkut sampah;
4. Membuang dan menghilangkan segala benda yang berbau busuk yang dapat
mengganggu tetangga sekelilingnya dan atau dapat menimbulkan penyakit;
5. Memelihara pagar halaman dan memotong pagar hidup yang berbatasan
dengan jalan paling tinggi 1m (satu meter), jika bukan merupakan pagar
hidup maka paling tinggi 1,5m (satu koma lima meter) dengan ketentuan
0,5m (nol koma lima meter) bagian atasnya tidak tertutup pandangan dari
luar;
6. Memelihara dan memotong rumput secara berkala diperkarangan dan antara
batas perkarangan rumah dengan jalan;
7. Mengusahakan agar dipekarangan tidak terdapat genangan-genangan air
yang terbuka yang dapat mengakibatkan timbulnya sumber-sumber penyakit;
8. Secara berkala membersihkan atau mengangkut kotoran dari kakus (septic
tank) dengan mempergunakan pembuangan kotoran yang tidak
mengeluarkan bau busuk atau tidak mengganggu lingkungan;
9. Tidak menjemur kain atau barang-barang jemuran lainnya pada pagar, atap
rumah atau bangunan;
10. Membuang sampah ditempat/bak sampah yang telah disediakan;
11. Menempatkan sampah rumah tangga kedalam tas plastik dan mengikatnya
sebelum dibuang ditempat/bak sampah;
12. Membuang sampah sesuai dengan jadwal waktu pembuangan sampah yang
telah ditetapkan oleh Kepala Daerah;
13. Tidak menempatkan dan atau menimbun material bahan bangunan di jalan
umum, di tepi jalan atau trotoar.

Bagian Kedua
Kebersihan dan Keindahan Jalan, Jalur Hijau dan Taman
Pasal 5
(1) Setiap jalan, jalur hijau dan taman disediakan tempat pembuangan sampah
yang penempatannya diatur agar kelihatan indah dan menarik;

(2) Setiap kendaraan bermotor beroda empat atau lebih wajib menyediakan
tempat sampah dalam kendaraannya;

(3) Setiap pengemudi atau penumpang kendaraan dilarang membuang sampah


dijalan;

(4) Setiap pedagang keliling, kaki lima, penjual makanan yang menimbulkan
sampah diwajibkan menyediakan tempat sampah tersendiri atau membuang
sampah pada bak sampah yang telah tersedia;

(5) Penanggungjawab jalan, jalur hijau dan taman serta masyarakat diwajibkan
menjaga kebersihan, keindahan dan ketertiban;
(6) Setiap orang pribadi/badan dilarang mengupas dan atau menggali
trotoar/jalan, baik untuk kepentingan pribadi maupun untuk kepentingan
pembangunan tanpa ijin dari Kepala Daerah.

Bagian Ketiga

Kebersihan dan Keindahan Pusat Perbelanjaan dan Pasar

Pasal 6

(1) Setiap pedagang baik di pusat perbelanjaan maupun di pasar yang


mempergunakan kios, gendongan atau pikulan diwajibkan menyediakan
tempat sampah;

(2) Setiap pedagang diwajibkan menempatkan barang dagangannya didalam los


atau kios yang telah ditetapkan sesuai dengan jenis barang dagangannya;

(3) Setiap pedagang diwajibkan memelihara saluran pembuangan air supaya


tidak terjadi genangan air yang menimbulkan bau busuk;

(4) Penanggungjawab, pengunjung pusat perbelanjaan dan pasar diwajibkan


menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban;

(5) Pengelolaan kebersihan di pusat perbelanjaan dan pasar diatur dalam


kelompok-kelompok, dan masing-masing kelompok dipimpin oleh seorang
ketua kelompok.

Bagian Keempat

Kebersihan dan Keindahan Terminal

Pasal 7

(1) Setiap pemakai kios yang ada didalam dan diluar sekitar terminal diwajibkan
menyediakan tempat sampah;

(2) Rambu-rambu lalu lintas yang ada didalam dan disekitar terminal harus tetap
dipelihara dan dijaga kebersihan dan keindahannya;

(3) Penanggungjawab, pemilik kios, pedagang asongan dan penumpang terminal


wajib menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan dan ketertiban.

BAB IV
KETERTIBAN

Bagian Pertama
Ketertiban Lahan dan Bangunan
Pasal 8
Setiap pemilik lahan, penghuni bangunan atau rumah diwajibkan :
1. Membersihkan dan merapikan lahan yang dimiliki dari tumbuhan liar serta
benda-benda lain yang dapat menimbulkan kesan tidak terawat dan kotor;
2. Menanam pohon pelindung atau tanaman hias lainnya di halaman
pekarangan bangunan atau rumah yang dalam pertumbuhannya tidak
mengganggu instalasi vital seperti listrik, telepon, air bersih dan lain-lain;
3. Membuang bagian dari pohon dan tumbuh-tumbuhan yang dapat
mengganggu kawat-kawat listrik, telepon dan keselamatan umum atau dapat
menimbulkan bahaya bagi sekelilingnya dan potong-potongan tersebut harus
diikat serta tidak boleh melebihi dari 1m (satu meter) panjangnya dan
dikumpulkan di tempat-tempat sampah;
4. Menebang pohon diatas pekarangan yang menurut pertimbangan mungkin
akan roboh dan akan menimbulkan bahaya atau kerugian orang lain;
5. Memelihara jalan masuk pekarangan;
6. Tidak membangun jembatan dan atau saluran air antara halaman rumah dan
jalan umum yang dapat mengakibatkan air hujan dan atau air limbah
mengalir dari halaman rumah ke jalam umum;
7. Tidak membangun pagar kawat berduri dan atau memasang benda-benda
tajam atau runcing di depan, di samping dan di belakang bangunan yang ada
jalan atau tetangganya serta memberi aliran listrik pada pagar tersebut;
8. Tidak menanam pohon, membuat pagar atau meletakkan barang pada sudut
halaman ditepi jalan yang dapat mengganggu pemandangan dan kelancaran
lalu lintas;
9. Untuk tidak menjadikan bangunannya sebagai tempat bagi pedagang kaki
lima, lapakan, asongan, pedagang musiman, gerobak dorong dan lain
sejenisnya untuk menggelar dagangannya;
10. Memagari atau memberi tembok keliling pada sumur air yang terdapat
dipekarangan dengan tinggi minimal 60 cm (enam puluh centimeter)
dihitung dari permukaan tanah;
11. Untuk tidak menyimpan atau menimbun benda-benda yang dapat
membahayakan atau mengganggu tetangga sekitarnya atau yang dapat
menimbulkan polusi dan mengganggu keindahan;
12. Pemeliharaan bangunan-bangunan, tembok-tembok dan pagar dengan tidak
memasang poster, reklame dan spanduk-spanduk;
13. Untuk tidak menjadikan pekarangan bangunan atau pekarangan rumahnya
sebagai tempat tidur sehingga mengganggu ketertiban;
14. Untuk tidak menjadikan bangunan atau rumahnya sebagai tempat untuk
melakukan perbuatan asusila;
15. Untuk tidak mendirikan bangunan kandang ternak untuk skala usaha kecuali
ada rekomendasi dari Dinas Peternakan Kota Tarakan;
16. Untuk tidak melakukan kegiatan usaha dibidang peternakan yang dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan, kecuali ada ijin dari Pemerintah
Daerah.

Bagian Kedua
Ketertiban Jalan, Jalur Hijau dan Taman
Pasal 9
Di setiap jalan, jalur hijau, taman dan tempat umum, setiap orang pribadi/badan
dilarang untuk:
1. Mengotori dan merusak kecuali oleh petugas yang melaksanakan pekerjaan
untuk kepentingan dinas;
2. Melakukan corat-coret;
3. Melakukan kegiatan mengemis dan sejenisnya;
4. Memotong pepohonan dipinggir sepanjang jalan tanpa ijin dari pejabat yang
berwenang;
5. Membuat bak sampah secara permanen diatas trotoar;
6. Memarkir kendaraan diatas trotoar;
7. Berjualan di sepanjang trotoar, tepi jalan atau tempat lain yang dapat
mengganggu ketertiban;
8. Memarkir kendaraan kurang dari radius 15m (lima belas meter) dari
persimpangan/pertigaan jalan;
9. Membuang, menumpuk, membakar kotoran atau sampah kecuali ditempat-
tempat yang telah ditentukan oleh Kepala Daerah;
10. Buang air kecil dan atau buang air besar kecuali ditempat-tempat yang
disediakan untuk buang air kecil dan atau buang air besar;
11. Menjemur, memasang, menempelkan atau menggantungkan benda-benda
kecuali ditempat yang telah ditentukan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang
berwenang;
12. Menginjak, duduk dan merusak pohon, tanaman atau bunga;
13. Menyapu sampah atau kotoran dari trotoar ke jalan;
14. Melepaskan, mengikat atau mengembalakan hewan peliharaan maupun
ternaknya;
15. Mendirikan kandang hewan peliharaan maupun ternak;
16. Melepaskan hewan peliharaan maupun ternaknya yang dapat membahayakan
jiwa orang lain dan atau mengganggu ketertiban atau keindahan kota;
17. Dipakai sebagai tempat mencuci atau memperbaiki kendaraan bermotor atau
tidak bermotor;
18. Mempergunakan sebagai tempat untuk membongkar barang muatan
kendaraan bermotor atau tidak bermotor;
19. Menjadikan tempat tinggal atau tempat tidur yang mengganggu ketertiban;
20. Parkir atau mangkal disepanjang jalan khusus bagi kendaraan angkutan
barang (truk) kecuali ditempat yang telah ditentukan oleh pejabat yang
berwenang;
21. Bertingkah laku yang menimbulkan suatu persangkaan menjurus untuk
berbuat asusila;
22. Menyuruh, menganjurkan atau dengan cara lain untuk melakukan perbuatan
asusila.

Bagian Ketiga
Ketertiban Pusat Perbelanjaan dan Pasar
Pasal 10
(1) Setiap pedagang atau pemakai kios/los di pusat perbelanjaan dan pasar
dilarang :
a. Memindahkan hak mempergunakan bangunan pasar, kios atau los
kepada pihak lain, kecuali mendapat ijin dari Dinas Pengelola Pasar;
b. Menyalakan api atau kompor sebagai alat untuk memasak makanan dan
minuman didalam kios kecuali rumah makan dengan mendapat ijin dari
Kepala Daerah;
c. Memperdagangkan barang-barang yang mudah terbakar atau meledak;
d. Melakukan perbuatan yang dapat mengganggu ketertiban umum;
e. Membuang, menumpuk dan membakar kotoran sampah di pusat
perbelanjaan dan pasar;
f. Menggunakan kios sebagai tempat tinggal;
g. Bermain judi, minum-minuman keras dan atau melakukan perbuatan
yang asusila didalam kios;
h. Menempatkan barang-barang dagangan yang melebihi batas kios yang
tersedia;
i. Merubah bangunan baik dalam bentuk bangunan tambahan maupun
mengurangi bentuk bangunan yang sudah ada;
j. Memberikan/menyambungkan aliran listrik yang dimiliki kepada
orang/pedagang lain;
k. Menjual dagangannya dengan cara memasuki kendaraan yang sedang
menunggu atau menurunkan penumpang;

(2) Setiap pedagang atau pemakai kios/los di pusat perbelanjaan dan pasar
wajib:
a. Memiliki surat ijin penggunaan kios yang dikeluarkan oleh Dinas
Pengelola Pasar;
b. Mendapat Surat Ijin Tempat Usaha (SITU) yang dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang;
c. Menyediakan alat pemadam kebakaran yang ditempatkan sedemikian
rupa sehingga dapat dengan mudah dipergunakan;

(3) Untuk ketertiban terhadap pedagang atau pemakai kios/los di pusat


perbelanjaan dan pasar, ditetapkan waktu berjualan yang diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Kepala Daerah.
Bagian Keempat
Ketertiban Terminal dan Penumpang
Pasal 11
(1) Sebelum jadwal waktu yang telah ditetapkan, kendaraan yang berangkat dari
terminal diwajibkan menunggu ditempat yang telah disediakan dengan tertib;

(2) Kendaraan yang akan berangkat oleh Petugas Terminal dipanggil untuk
masuk ke jalur pemberangkatan dengan menyerahkan tanda pembayaran
retribusi kepada petugas;

(3) Bagi kendaraan yang datang dan memasuki terminal diwajibkan menurunkan
penumpang pada tempat yang telah disediakan dan kemudian memarkirkan
secara teratur sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan
kendaraannya;

(4) Bagi kendaraan yang parkirnya melebihi jadwal waktu yang telah ditentukan
sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini, kendaraan tersebut wajib mendapat
ijin dari pejabat yang berwenang;

(5) Setiap kendaraan yang baru memasuki terminal, dilarang berhenti di jalur
jalan masuk terminal;

(6) Dilarang membuat keonaran atau kegaduhan yang dapat mengganggu


ketentraman dilingkungan terminal;

(7) Dilarang mencuci kendaraan dilingkungan terminal;

(8) Kendaraan dilarang berpangkalan dilingkungan terminal melebihi waktu


yang ditentukan;

(9) Para petugas Dinas Perhubungan berkewajiban mengawasi orang-orang yang


ada dilingkungan terminal dan mengamankan orang-orang tertentu yang
dianggap mengganggu ketertiban, keamanan dan keselamatan umum;

(10) Alat pemadam kebakaran agar ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat
dengan mudah digunakan para petugas;

(11) Petugas Dinas Perhubungan mempunyai kewajiban untuk menjaga semua


peralatan dan sarana terminal dari gangguan orang-orang yang sengaja
merusak dan mengganggu kelancaran pekerjaan petugas terminal.

Pasal 12

(1) Setiap orang yang akan memasuki dan atau keluar terminal harus melalui
jalan yang telah ditentukan untuk keperluan itu;

(2) Dilarang berdiri atau menunggu kendaraan di jalur pemberangkatan;

(3) Penumpang yang menunggu, naik/turun dari kendaraan menempati tempat


yang telah ditentukan;

(4) Setiap penumpang yang membawa barang sedemikan rupa, diharapkan


menggunakan tenaga pembantu yang menggunakan tanda pengenal yang
terdaftar dan disahkan oleh pejabat yang berwenang.

BAB V
KETERTIBAN DAN KEAMANAN LINGKUNGAN
Pasal 13
(1) Dilarang membuat gaduh di sekitar tempat tinggal atau tempat-tempat umum
lainnya atau membuat sesuatu yang dapat mengganggu ketentraman orang
lain;
(2) Dilarang duduk di pagar jembatan dan dipinggir jalan yang dapat
mengganggu ketentraman orang lain;

(3) Dilarang menyimpan dan atau menimbun bahan bakar berbahaya seperti
bahan bakar minyak dan gas yang mudah terbakar atau meledak, bahan
kimia dan bahan beracun yang dapat mencemarkan lingkungan dalam rumah
atau bangunan lain kecuali dengan ijin dari Kepala Daerah atau pejabat yang
berwenang;

(4) Dilarang mengangkut barang beracun, berbau busuk atau yang mudah
menimbulkan kebakaran dengan menggunakan tempat yang terbuka, kecuali
ada rekomendasi dari dinas teknis;

(5) Pengangkutan bahan sebagaimana dimaksud ayat (3) Pasal ini harus
dilakukan dengan mempergunakan tempat yang tertutup rapat dengan
ketentuan bahwa tempat tersebut harus segera dibersihkan atau dimusnahkan
setelah selesai pemakaiannya;

(6) Dilarang membuang sampah dan atau limbah ditempat umum dan saluran
air, aliran sungai, di pantai dan laut sekitarnya serta tempat-tempat lain yang
dapat merusak lingkungan hidup kecuali pada tempat-tempat yang telah
disediakan atau ditetapkan oleh Kepala Daerah;

(7) Dilarang menembak dengan alat penembak atau alat yang sejenis kecuali di
tempat-tempat yang telah diijinkan oleh Kepala Daerah atau pejabat yang
berwenang;

(8) Dilarang menangkap atau membunuh binatang tertentu yang jenisnya


menurut peraturan yang berlaku harus dilindungi atau yang telah ditetapkan
oleh Kepala Daerah atau pejabat yang berwenang;

(9) Dilarang membawa senjata tajam, alat pemukul atau senjata api di jalur
hijau, taman dan tempat umum dimana sedang diselenggarakan perayaan
atau pesta, tontonan atau keramaian;

(10) Ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (9) Pasal ini, tidak berlaku bagi
pejabat pemerintah yang diberi wewenang membawa senjata untuk
keperluan tugas, golongan penduduk yang menurut adat istiadatnya senjata
tersebut dianggap sebagai kelengkapan pakaian adat dan juga bagi mereka
yang sedang menjalankan pekerjaan ditempat dimana harus pula membawa
senjata.

BAB VI
CARA PENGAMBILAN, PENGANGKUTAN/PEMBUANGAN
DAN PEMUSNAHAN SAMPAH

Pasal 14

Untuk melancarkan dan memudahkan pengambilan, pengangkutan dan


pembuangan serta memusnahkan sampah, ditetapkan waktu pembuangan
sampah, pembagian wilayah pengambilan sampah, pengangkutan, pembuangan
dan pemusnahan sampah yang disesuaikan dengan luas daerah serta sarana
pelayanan kebersihan yang ada, yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan
Kepala Daerah.
Pasal 15
(1) Pengambilan atau pengangkutan sampah dari tempat sampah yang telah
disediakan oleh penghuni rumah/bangunan ke TPS yang telah disediakan
oleh Pemerintah Kota menjadi tanggung jawab penghuni rumah/ bangunan;
(2) Pengambilan, pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dilaksanakan oleh
DKPP, kecuali sampah yang berasal dari limbah klinik dan industri;

(3) Pengelolaan sampah yang berasal dari limbah klinik dan industri diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah;

(4) Apabila pengambilan dan pengangkutan sampah sebagaimana dimaksud ayat


(3) Pasal ini, belum dilaksanakan oleh petugas DKPP maka menjadi
tanggung jawab pemilik rumah/bangunan/toko/perusahaan;

(5) Pemilik rumah/bangunan/toko/perusahaan, diharuskan untuk merapikan


sampah-sampah tersebut untuk memudahkan petugas dalam pengambilan;

(6) Pengambilan dan pembuangan sampah dari tempat penampungan sampah


dari kendaraan penumpang umum ke bak sampah yang telah disediakan di
terminal-terminal dilaksanakan oleh pengemudi atau kernet-kernet
kendaraan yang bersangkutan;

Pasal 16

Apabila Pemerintah Kota tidak dapat menyediakan TPS, sampah-sampah yang


telah ada di bak sampah rumah/bangunan/toko/perusahaan, pengambilan dan
pengangkutan dilaksanakan oleh petugas yang telah ditunjuk untuk diangkut ke
TPA.

Pasal 17
(1) Setiap penghuni rumah/bangunan/toko/sekolah/asrama yang mempunyai
pekarangan yang cukup luas diharuskan mempunyai lubang pembuangan
sampah yang digali dalam batas pekarangannya yang secukupnya;

(2) Sampah-sampah yang telah ditumpuk dalam lubang sebagaimana dimaksud


ayat (1) Pasal ini harus dimusnahkan sendiri oleh yang bersangkutan dengan
cara menimbun dengan tanah atau membakar didalam lubang tersebut
dengan tidak mengganggu tetangga;

(3) Lubang sampah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini harus dibuat pada
tempat-tempat yang tidak akan merusak keindahan dan tidak akan
mengganggu sekitarnya serta dalam jarak sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
meter dari sumur.

Pasal 18

(1) Barang-barang atau benda-benda rongsokan kendaraan yang dibiarkan atau


ditinggalkan dijalan-jalan, trotoar, pelataran-pelataran parkir atau tempat-
tempat lainnya yang mengganggu ketertiban, kebersihan dan keindahan
setelah dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari tidak ada yang
mengurus akan dianggap sebagai sampah;

(2) Gerobak-gerobak, meja, kursi dan alat lainnya yang dipergunakan berdagang
dan ditinggalkan di trotoar, dipinggir jalan, didepan bangunan atau
dipelataran parkir akan dianggap sebagai sampah dan selanjutnya akan
dimusnahkan;

(3) Potongan-potongan pohon/kayu yang dibiarkan ditempat umum, trotoar,


pelataran parkir atau tempat lainnya akan dianggap sebagai sampah;

(4) Bahan-bahan bangunan yang dibiarkan di jalan-jalan, trotoar atau tempat


lainnya akan dianggap sebagai sampah untuk dimusnahkan.
BAB VII
PENGAWASAN

Pasal 19

Pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh dinas


teknis beserta instansi lain yang terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya.

BAB VIII
KETENTUAN PIDANA

Pasal 20

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5 ayat (2), (3),
(4), (5) dan ayat (6), Pasal 6 ayat (1), (2), (3) dan ayat (4), Pasal 7, Pasal 8,
Pasal 9, Pasal 10 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 11 ayat (1), (3), (4), (5), (6), (7)
dan ayat (8), Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 13 ayat (1), (2), (3), (4),
(5), (6), (7), (8), (9) dan ayat (10) Peraturan Daerah ini diancam pidana
kurungan paling lama 3 (tiga) bulan dan atau denda paling banyak Rp.
5.000.000,- (lima juta rupiah);

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah pelanggaran.

BAB IX
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 21
(1) Selain oleh penyidik POLRI, penyidikan atas tindak pidana pelanggaran
dalam Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Penyidik Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Pemerintah Kota yang pengangkatannya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini adalah :
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau
laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan Kota agar keterangan atau laporan tersebut
menjadi lengkap dan jelas;
b. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang
pribadi dan atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan
sehubungan dengan tindak pidana di bidang Ketertiban, Kebersihan
dan Keindahan Kota;
c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi dan atau
bahan sehubungan dengan tindak pidana dibidang Ketertiban,
Kebersihan dan Keindahan Kota;
d. Memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain
berkenaan dengan tindak pidana dibidang Ketertiban, Kebersihan dan
Keindahan Kota;
e. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti
pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan
penyitaan terhadap barang bukti tersebut;
f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas
penyidikan tindak pidana dibidang Ketertiban, Kebersihan dan
Keindahan Kota;
g. Menyuruh berhenti, melarang seseorang meninggalkan ruangan atau
tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa
identitas orang dan atau dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf e;
h. Memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang
Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan Kota;
i. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai
tersangka atau saksi;
j. Menghentikan penyidikan;
k. Melakukan tindakan lain yang perlu kelancaran penyidikan tindak
pidana dibidang Ketertiban, Kebersihan dan Keindahan Kota menurut
Hukum yang dapat dipertanggung jawabkan.

BAB X
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kota Tarakan
Nomor 18 Tahun 1999 tentang Ketertiban dan Kebersihan Kota jo. Peraturan
Daerah Kota Tarakan Nomor 11 Tahun 2001 tentang Perubahan Pertama
Peraturan Daerah Kota Tarakan Nomor 18 Tahun 1999 tentang Ketertiban dan
Kebersihan Kota, dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.

BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 24

Peraturan Daerah ini diatur pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota
Tarakan.

Ditetapkan di Tarakan
pada tanggal 28 Nopember 2002

WALIKOTA TARAKAN

ttd

dr. H. JUSUF S.K

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kota Tarakan


Tahun 2002 Nomor 13 Seri E-09 Tanggal 2 Desember 2002

SEKRETARIS DAERAH,

ttd

Drs. H. BAHARUDDIN BARAQ, M.Ed


Pembina Utama Muda
Nip. 550 004 607

Anda mungkin juga menyukai