Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 11 No.

2, halaman: 137-147, Juli 2010

PENERAPAN PRICE LIMIT UNTUK MENGATASI VOLATILITAS


RETURN SAHAM
(STUDI EMPIRIS TERHADAP SAHAM-SAHAM LQ-45 PADA
TAHUN 2001-2006)

Maria Rio Rita & Rendhy Bramantha Wisudana


E-mail : mariariorita@gmail.com
Universitas Kristen Satya Wacana

ABSTRACT
Some stock markets have employed a number of circuit breakers to avoid non-
rational overreaction and price limit is one of them. While price limit is widely
accepted benchmarks for the prevention of market crash, the question of weather
price limit reduces stock price volatility has long attracted research interest. The
purpose of this study is to test volatility spillover hypothesis by examining
Indonesia Stock Exchange price limit system. We use LQ-45 stocks data from
August 2001-January 2002, while research period begins from 3 December 2001-
31 December 2006. The evidence supports that all hypotheses suggesting that
price limit may be effective to reduce volatility.

Keywords: Price Limit, Volatility, Stock Return, LQ-45

PENDAHULUAN untuk mendapatkan keuntungan. Jika capital


gain yang menjadi tujuannya, biasanya
Pasar modal memiliki andil yang investor cenderung menjadi agresif dengan
besar bagi perekonomian negara. Pasar mengambil posisi jual atau beli cukup sering
modal memiliki fungsi ekonomi karena di pasar, dan cocok untuk masuk ke saham
pasar menyediakan wahana yang growth stock. Selain itu tujuannya untuk
mempertemukan pihak yang kelebihan dana lindung nilai (hedging) sehingga
dan pihak yang memerlukan dana. Fungsi memelihara daya beli uangnya ketika rate of
keuangan ditunjukkan dengan memberikan return instrumen investasi lain sedang turun
kesempatan mendapatkan imbal hasil bagi (Tambunan, 2007:166).
pemilik dana yang sesuai dengan Menurut Shiller (1984) dalam
karakteristik investasi yang dipilih Diacogiannis (2005), investor dibedakan
(Darmadji dan Fakhruddin, 2006:2). menjadi dua kategori, yaitu: (1) informed
Para pelaku pasar memanfaatkan pasar traders yaitu investor yang lebih canggih
dengan berbagai alasan. Mereka melakukan yang merespon informasi baru dengan cepat
transaksi di bursa dengan bermacam-macam sehingga menyebabkan harga bergerak
tujuan, seperti untuk berinvestasi, untuk menuju titik ekuilibrium baru sesuai dengan
mendapatkan pinjaman dana, untuk hipotesis pasar efisien. (2) uninformed
menukar aset, memagari risiko, traders yaitu investor yang kurang
mendistribusikan risiko, gambling, ataupun merespon informasi baru dengan cepat.
berspekulasi (Harris, 2003: 176). Pada Mereka tidak mengetahui apakah secara
dasarnya tujuan bertransaksi saham adalah fundamental instrumen tersebut overvalued

137
Maria Rio Rita; Rendhy Bramantha W, Penerapan Pricelimit untuk.....

atau undervalued. Mereka mendasarkan tersebut. Sebagian besar akademisi dan


keputusannya pada informasi yang lama, praktisi memandang bahwa krisis dihasilkan
sehingga mereka bertindak tanpa menyadari oleh respon irasional investor. Krisis
bahwa harga telah mengalami penyesuaian. tersebut mendorong The Brady Commission
Respon mereka ini dapat memicu harga pada tahun 1988 agar circuit breaker harus
saham yang telah disesuaikan bergerak segera diimplementasikan untuk melindungi
menuju arah yang sama tanpa bisa sistem pasar dan mencegah volatilitas harga
dikendalikan lagi. Hal inilah yang yang berlebihan.
menyebabkan adanya koreksi di kemudian Circuit breaker terdiri dari trading
hari (reversal effect). halt dan price limit (Kodres dan O’Brien,
Permintaan dan penawaran saham di 1994). Trading halt melarang atau
bursa dipengaruhi berbagai informasi yang menghentikan perdagangan untuk sementara
relevan. Dalam kenyataannya, informasi- waktu saat terjadi atau diperkirakan terjadi
informasi yang relevan tersebut sering tidak pergerakan harga dalam jumlah tertentu.
merata penyebarannya. Penyebaran Price limit adalah batas atas atau bawah dari
informasi yang tidak merata dapat pergerakan harga saham selama periode
menyebabkan pembentukan harga tidak waktu tertentu. Price limit (PL) ternyata
wajar, sehingga ketidak pastian di pasar telah diterapkan di banyak negara, di
menjadi tinggi. Perilaku uninformed traders antaranya adalah Austria dengan rentang PL
dalam jual beli saham dapat memicu 5%; Belgia 7,5%-20; China 10%; Perancis
kepanikan di pasar. Aktivitas tersebut 10-20%; dan Turki 21% (Chung dan Gan ,
menyebabkan volatilitas berlebihan. 2005). Masing-masing negara tersebut
Fluktuasi harga yang cukup tajam dan tidak menerapkan ketentuan price limit dengan
menentu ini dikenal dengan istilah persentase yang berbeda-beda. Namun
volatilitas. secara umum price limit dapat
Volatilitas yang berlebihan dikelompokkan menjadi dua yaitu rentang
mengindikasikan bahwa pasar tidak price limit sempit dan rentang price limit
berfungsi dengan baik. Sejak krisis pasar lebar.
modal tanggal 19 Oktober 1987 (Black Keefektikan price limit ini masih
Monday) pihak regulator pasar modal mulai menjadi perdebatan, beberapa penelitian
mempertimbangkan fungsi dari circuit mengindikasikan bahwa price limit dapat
breaker untuk mencegah harga saham yang mencegah terulangnya krisis pasar modal
terlalu berfluktuasi dan untuk melindungi karena sebab yang sama, sedangkan
sistem pasar. Beberapa saat sebelum terjadi penelitian lain mentang pendapat ini .
krisis, kondisi pasar sedang bullish. Kondisi Kelompok yang pro menyatakan bahwa
ini terjadi di sebagian besar pasar modal price limit dapat mengurangi volatilitas
dunia. Akibatnya sebelum krisis terjadi, return saham, memberi kesempatan bagi
rata-rata indeks pasar modal dunia naik 40% investor untuk menilai kembali
selama tahun 1987. Namun setelah itu keputusannya secara rasional, mengatasi
negara-negara yang mengalami bullish tiba- overreaction, serta tidak mengganggu
tiba harus menghadapi penurunan indeks aktivitas perdagangan karena price limit
yang tajam dalam waktu singkat pula. tidak menghentikan aktivitas perdagangan.
Berbagai studi telah dilakukan untuk Kelompok yang kontra menyatakan bahwa
menjelaskan penyebab terjadinya krisis penerapan price limit tidak efektif, sebab

138
Jurnal Akuntansi dan Investasi 11 (2), 137-147, Juli 2010

justru bisa meningkatkan volatilitas harga kategori negara dengan persentase price
yang tinggi pada hari setelah saham limit lebar, sebab rentang pergerakan harga
mencapai limit (volatility spillover berkisar antara 20%-50% (Tabel 1). Sistem
hypothesis), mengganggu aktivitas ini dapat didefinisikan sebagai sistem yang
perdagangan (trading interference secara otomatis akan menolak order atau
hypothesis), serta menghambat/ menunda penawaran jual dan atau beli yang
pergerakan harga mencapai ekuilibrium melampaui parameter yang telah ditetapkan
secara efisien (delayed price discovery bursa. BEI perlu menerapkan sistem ini
hypothesis). untuk menjaga terlaksananya perdagangan
Di Indonesia, Bapepam memiliki efek yang teratur, wajar, dan efisien. Dalam
mekanisme untuk mencegah volatilitas penelitian ini, istilah auto rejection
harga saham yang berlebihan, yaitu sistem selanjutnya disebut dengan istilah price
auto rejection yang mulai diberlakukan limit. Sebab istilah inilah yang lazim
sejak tanggal 3 Desember 2001 melalui SE- digunakan dalam literatur pasar modal di
009/BEJ/12-2001. Indonesia termasuk dunia.
Tabel 1
Persentase Auto Rejection Perdagangan Saham di BEI
Previous price di pasar reguler Kondisi Auto Rejection
(Rp) Normal Corporate Action (4 hari)
<=100 50% 50%
>100-500 35% 35%
>500-2.500 30% 30%
>2.500-5.000 25% 25%
>=5.000 20% 20%
Sumber: www.idx.co.id

Penerapan sistem auto rejection wajaran atau hal yang tidak biasa dalam
merupakan pengganti sistem auto halting perdagangan saham.
yang selama ini dilakukan bursa. Pada Hasil penelitian terdahulu yang
sistem auto halting, order dengan harga di menyatakan keefektivan price limit
luar parameter tetap dapat dimasukkan ke umumnya dilakukan pada pasar modal
dalam JATS yang ada di bursa. Sedangkan dengan persentase price limit yang lebar
di sistem yang baru ini, order tersebut sama (Bildik dan Elekdag, 2002). Semakin lebar
sekali tidak dapat masuk. Selain itu, pada persentase price limit, maka semakin kecil
sistem lama jika order melewati parameter, tingkat distorsinya terhadap proses
maka perdagangan saham yang melewati pembentukan harga keseimbangan baru,
parameter tersebut akan dihentikan/ serta rentang yang lebar dapat mengurangi
disuspensi. Sehingga bursa akan terganggu jumlah saham yang mencapai limitnya
aktivitasnya. Dengan sistem yang baru hal sehingga membuat pasar menjadi lancar.
itu dapat dihindari dan pasar bisa lebih Praktek price limit yang berlaku di
efektif dan efisien. Namun demikian, pihak Indonesia tergolong lebih fleksibel,
otoritas BEI tetap dapat menerapkan halting sehingga memicu pertanyaan, apakah
secara manual jika ditemukan ketidak penerapan price limit di BEI efektif

139
Maria Rio Rita; Rendhy Bramantha W, Penerapan Pricelimit untuk.....

menurunkan volatilitas return saham. akan naik. Harga akan berbalik arah
Penelitian ini secara empiris akan menguji (reverse) saat informed traders melakukan
efektivitas penerapan price limit dalam transaksi, sebab mereka mengetahui bahwa
rangka mengurangi volatilitas untuk saham- harga telah jauh menyimpang dari nilai
saham yang mencapai limitnya (atas dan fundamentalnya.
bawah). Volatilitas yang berlebihan sangat
mengkhawatirkan berbagai pihak, yaitu
(Harris, 2003:555):
KERANGKA TEORITIS DAN (1) Investor, sebab perubahan harga yang
PENGEMBANGAN HIPOTESIS terlalu besar dan tidak diduga
sebelumnya dapat membuat mereka
Krisis Black Monday serta krisis menghadapi risiko sekaligus
keuangan yang menimpa Asia di bulan opportunity yang besar pula.
Oktober 1997 menginspirasi beberapa pasar (2) Lembaga kliring (clearinghouse),
modal di dunia mengembangkan salah satu sebab volatilitas yang berlebihan dapat
mekanisme circuit breaker yaitu price limit menyebabkan investor mengalami
untuk mengendalikan volatilitas harga kerugian besar, sehingga
saham yang berlebihan. Volatilitas menjadi kemungkinan tidak dapat
perhatian khusus bagi pihak regulator bursa. menyelesaikan kontrak atau
Sebab volatilitas yang berlebihan transaksinya. Akibatnya, lembaga
mengindikasikan bahwa pasar tidak kliring harus menanggung biaya yang
berfungsi dengan baik. Volatilitas adalah disebabkan kegagalan penyelesaian
kecenderungan harga akan berubah secara transaksi.
tidak terduga (Harris, 2003:410). (3) Bursa dan para pialang, sebab akibat
Jika tingkat informasi asimetri tinggi, jatuhnya harga saham yang sangat
maka akan banyak terdapat uninformed/ drastis akan menyebabkan volume
noise traders di pasar. Mereka ini akan perdagangan secara umum akan
menyebabkan terjadinya volatilitas yang berkurang, dan setelahnya akan tetap
berlebihan yang tidak berhubungan dengan rendah dalam waktu yang cukup lama.
nilai fundamentalnya (transitory/ episodic Price limit adalah batas atas dan batas
volatility). Volatilitas jenis ini menyebabkan bawah pergerakan harga saham pada waktu
ketidak efisienan pasar, sebab harga yang tertentu. Limit ini akan terbentuk secara
terbentuk tidak mencerminkan nilai harian berdasarkan harga penutupan suatu
sesungguhnya serta informasi relevan yang saham pada hari sebelumnya (T-1) ditambah
ada. dengan perubahan harga yang diijinkan
Transitory volatility terjadi saat terjadi selama satu hari. Selama hari bursa
ketidak seimbangan order yang dilakukan tersebut, saham-saham yang menyentuh
oleh uninformed traders, sehingga batas atas atau bawah masih diijinkan untuk
menyebabkan perubahan harga yang terlalu diperdagangkan selama harga transaksi
besar dan menyimpang dari nilai masih berada dalam rentang limit (Kim dan
fundamentalnya. Saat kondisi penawaran Limpaphayom, 2000).
melebihi permintaan, maka harga saham Price limit harian dianggap dapat
akan turun, sebaliknya jika permintaan mengendalikan volatilitas dalam dua cara,
melebihi penawaran, maka harga saham yaitu 1) price limit dapat membatasi atau

140
Jurnal Akuntansi dan Investasi 11 (2), 137-147, Juli 2010

mencegah kenaikan atau penurunan harga bahwa penerapan price limit dapat
saham pada batas yang telah ditetapkan mencegah harga saham berfluktuasi terlalu
(price constraints); 2) price limit dapat berlebihan. Lebih lanjut ditambahkan bagi
menyediakan waktu (time-out period) bagi perusahaan yang memiliki nilai fundamental
investor untuk menilai kembali informasi lebih baik, harga sahamnya memerlukan
yang ada dan berpikir rasional tentang harga rentang price limit lebih lebar untuk
saham yang sesungguhnya. Kebijakan price merefleksikan berita baik.
limit menyediakan waktu cooling off bagi Sebaliknya pihak yang menentang
pelaku pasar. Investor dapat efektivitas price limit menganggap bahwa
mempertimbangkan kembali keputusan adanya price limit justru menghambat
investasinya secara rasional dan ada perubahan harga yang besar dalam satu hari
kesempatan untuk mengatasi kepanikan perdagangan, sehingga menyebabkan
(Kim dan Rhee, 1997). Volatilitas return penyesuaian harga tertunda dan akan
harian saham-saham yang mencapai berlanjut selama periode yang lebih lama.
limitnya diharapkan berkurang pada periode Adanya likuiditas yang tinggi dan ketidak
setelah pencapaian limit. pastian informasi di pasar menyebabkan
Pengujian price limit pertama kali peningkatan volatilitas return setelah
dilakukan oleh Ma, et.al (1989), yang periode pencapaian limit (saat perdagangan
meneliti efek price limit terhadap perilaku dimulai pada hari perdagangan berikutnya).
return dan volume perdagangan di pasar Lehmann (1989) menyatakan bahwa
futures AS. Hasilnya ditemukan bahwa ketidak seimbangan order mendorong harga
price limit cenderung menstabilkan mencapai limitnya, yang berimplikasi
pergerakan harga dan mengurangi volatilitas terjadinya transfer transaksi di kemudian
harga. Mereka menyatakan bahwa volatilitas hari. Sebab investor yang tidak sabar akan
berkurang pada hari-hari setelah pencapaian menjual atau membeli pada harga yang
limit tersebut. tidak rasional. Sedangkan investor yang
Studi Bildik dan Elekdag (2002) sabar akan menunggu sampai harga
tentang efek price limit terhadap volatilitas mencapai keseimbangannya, sehingga
return saham di Istambul Stock Exchange ketidak seimbangan order dapat dikoreksi.
(ISE) pada tahun 1990-2001 menyatakan Oleh sebab itu, price limit ternyata tidak
bahwa price limit yang diterapkan pada dua dapat mengurangi volatilitas, justru
sesi perdagangan serta adanya rentang price menyebabkan volatilitas menyebar selama
limit yang lebar dapat mengurangi periode waktu yang lebih lama. Penyebaran
volatilitas. Hal ini mengindikasikan bahwa volatilitas di kemudian hari perdagangan ini
adanya jeda dalam sesi perdagangan konsisten dengan volatility spillover
memfasilitasi penyebaran informasi, hyphotesis.
sehingga mencegah reaksi yang terlalu Studi yang dilakukan oleh Kim dan
berlebihan terhadap suatu berita. Rhee (1997) meneliti efek price limit
Selanjutnya Chang (2006) dengan menggunakan data dari pasar modal
menganalisis efektivitas price limit untuk Jepang. Mereka membandingkan harga
mencegah penyebaran volatilitas pada kelompok saham yang menyentuh limit
perusahaan-perusahaan yang memiliki nilai pada hari dan setelah pencapaian limit
fundamental berbeda di Taiwan Stock dengan kelompok saham yang hampir
Exchange. Hasil empirik menunjukkan mencapai limit (tidak sampai mencapai

141
Maria Rio Rita; Rendhy Bramantha W, Penerapan Pricelimit untuk.....

limit). Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat H1 : price limit dapat mengurangi


volatilitas return pada periode setelah volatilitas return saham yang
tercapainya limit menjadi lebih tinggi. menyentuh batas atas (upper limit)
Selain itu volatilitas saham-saham yang H2 : price limit dapat mengurangi
mencapai limitnya tidak kembali ke tingkat volatilitas return saham yang
normal secepat saham-saham yang tidak menyentuh batas bawah (lower limit).
sampai mencapai limitnya.
Sedangkan penelitian price limit di
BEI yang dilakukan oleh Mahyuni (2003) METODE RISET
menemukan bahwa mekanisme price limit
di BEI tidak memiliki efek menurunkan Sampel yang digunakan dalam
volatilitas. Price limit justru menyebabkan observasi ini adalah saham yang termasuk
volatilitas yang lebih tinggi hingga 3 hari dalam LQ-45 periode Agustus 2001 -
setelah tercapainya limit. Selain itu price Januari 2002. Sedangkan periode
limit juga tidak mampu mengatasi penelitiannya adalah awal Desember 2001 –
overreaction, yang ditunjukkan dengan akhir Desember 2006. Sampel yang dipilih
kecilnya proporsi price reversal pada adalah saham-saham LQ-45 dengan dasar
kelompok saham dengan price limit pertimbangan bahwa saham tersebut sangat
dibandingkan kelompok kontrol. liquid di pasar dan cukup fluktuatif.
Rita dan Tandelilin (2007) Pergerakan harga saham-saham ini sangat
membandingkan efektivitas price limit mempengaruhi pergerakan indeks pasar
sebelum dan setelah penerapan PL di BEI. (market mover). Data yang diperlukan
Hasilnya menyatakan bahwa mekanisme dalam penelitian ini adalah data sekunder,
price limit tidak dapat mengurangi yang berupa data harga penutupan saham
volatilitas return saham. Hal ini diduga (closing price), harga tertinggi dan harga
disebabkan kondisi pasar yang bullish terendahnya.
sehingga sentimen pelaku pasar cenderung Pemilihan sampel meliputi dua
tinggi. Mereka cenderung bereaksi terlalu tahapan. Pertama adalah memilih saham-
berlebihan terhadap pergerakan harga saham yang termasuk kategori LQ-45 pada
saham, khususnya kenaikan harga (upward periode Agustus 2001 - Januari 2002. Tahap
movement). Hasil ini dibuktikan oleh kedua adalah memilih saham-saham yang
pergerakan indeks LQ-45, pada periode mencapai limit baik atas maupun bawah.
setelah penerapan price limit memang Periode penelitian yang digunakan adalah
cenderung lebih tinggi daripada sebelum mulai tanggal awal Desember 2001 – akhir
penerapan price limit. Desember 2006. Ada dua kategori saham
Hasil beberapa penelitian di atas tidak yang terbentuk, yaitu saham yang harga
dapat memberikan hasil yang konklusif tertingginya mencapai limit atas disebut
mengenai keefektivan price limit, apakah stockup, sedangkan saham yang harga
dalam prakteknya tujuan price limit ini terendahnya mencapai limit bawah disebut
dapat tercapai atau tidak. Berdasarkan stockdown.
uraian sebelumnya dan didukung hasil-hasil Kriteria dalam metode purposive
penelitian yang terdahulu, maka sampling ini yaitu kejadian saham mencapai
dikembangkan hipotesis sebagai berikut : limitnya (stock hit) yang terjadi lebih dari
sekali dalam satu periode pengamatan serta

142
Jurnal Akuntansi dan Investasi 11 (2), 137-147, Juli 2010

yang terjadi selama beberapa hari berturut-


turut (consecutive) dalam periode 4. Mengidentifikasi saham-saham yang
pengamatan akan dikeluarkan dari sampel. memiliki harga terendah pada hari t
Hal ini untuk menghindari bias dalam yang menyentuh Lower Limit.
analisis, sebab pada hari terjadinya Kelompok saham ini akan disebut
pencapaian limit akan dijadikan sebagai hari Stockdown.
ke- 0 (event date) dalam satu periode 5. Menghitung return saham harian.
jendela. Setiap kejadian dianggap sebagai Return sesungguhnya merupakan
kejadian yang bersifat independen (Chen, return harga yang terjadi pada waktu
et.al, 2005). ke-t yang merupakan selisih harga
Berdasarkan kriteria tersebut, sekarang relatif terhadap harga
diperoleh 190 kali pencapaian limit atas dan sebelumnya. R  Pit  pit 1 ...(3)
it
untuk pencapaian limit bawah terdapat 120 pit 1
kejadian. Artinya terdapat saham-saham
yang mencapai limit lebih dari satu kali Keterangan :
sepanjang periode pengamatan. Dari data Rit = Return harian saham i pada hari
tersebut terlihat bahwa price limit cenderung t
lebih menghalangi kenaikan harga saham
daripada penurunan harga saham.
6. Untuk menguji efektivitas price limit
Langkah-Langkah Analisis Data yang dapat mengurangi fluktuasi
Tahapan analisis data yang dilakukan harga saham, maka digunakan
dalam penelitian ini adalah : indikator empiris volatilitas return
1. Menghitung Upper Limit setiap saham harian yang diukur dengan metode
ULt  Pt 1  ( Pt 1  PL) ……… (1) return kuadrat, mengacu penelitian
Kim & Rhee (1997) yang meneliti
Keterangan : data harga saham harian (interday).
ULt = Upper Limit hari t Vit  Rit  .............…… (4)
2

Pt = Harga penutupan hari t


Pt-1 = Harga penutupan hari t-1 Keterangan :
PL = Range price limit Vit = volatilitas saham i pada hari ke
t
2. Mengidentifikasi saham-saham yang Rit = return saham i pada hari ke t
memiliki harga tertinggi pada hari t
yang menyentuh Upper Limit. 7. Pada pengujian statistik yang pertama
Kelompok saham ini akan disebut kali dilakukan adalah uji normalitas
Stockup. menggunakan Kolmogorov Smirnov
3. Menghitung Lower Limit setiap test.
saham 8. Jika dalam pengujian normalitas ini
LLt  Pt 1  Pt 1  PL ....… (2) didapati data tidak normal, maka
dipakai uji nonparametrik yaitu
Keterangan : dengan Wilcoxon signed rank test
LLt = Lower Limit hari t untuk melihat signifikansi perbedan

143
Maria Rio Rita; Rendhy Bramantha W, Penerapan Pricelimit untuk.....

volatilitas antara saham yang


mencapai limit dibandingkan setelah Pengujian Volatilitas Return pada
pencapaian limit. Jika data Kelompok Saham yang Menyentuh Batas
terdistribusi normal maka pengujian Atas (Upper Limit)
selanjutnya menggunakan t-test. Setelah dilakukan uji normalitas
ternyata data stockup tidak normal, sehingga
Analisis Data uji beda volatilitas return dilanjutkan
Berikut ini dalam tabel 2 akan dengan uji Wilcoxon signed rank test. Pada
disajikan gambaran mengenai karakter tabel 3 ditampilkan data rata-rata volatilitas
sampel Stockup dan Stockdown. Rata-rata dari saham kategori stockup.
volatilitas return pada periode stockup lebih Tabel 3
besar daripada stockdown yaitu sebesar 0.164 Rata-Rata Volatilitas Return Stockup
dan 0.146. Selain itu jika dilihat dari nilai Rata-rata
standar deviasi pada stockup sedikit lebih Periode Volatilitas
besar dari pada stockdown yaitu sebesar 0 0.158625
0.086. Return maksimum dan minimum 1 0.0151167
pada Stockup masing-masing sebesar 0,25 2 0.0150904
dan 0,04. Sedangkan return maksimum dan 3 0.0091596
minimum pada Stockdown masing-masing 4 0.0182306
sebesar 0,235 dan 0,05. 5 0.0165548
Tabel 2 Sumber : olahan data
Deskriptif Statistik Return Stockup &
Stockdown Tabel 3 menunjukkan bahwa pada hari
Statistics Descriptive setelah pencapaian limit (t+1 s/d t+3)
Stock_up Stock_down tampak bahwa volatilitas return saham
Mean 0.164 0.146 mengalami penurunan. Bahkan sampai
Std. Error of dengan hari t+3 volatilitas return stockup
Mean 0.019 0.023 mengalami penurunan sampai dengan 94%,
Std. meskipun stelah itu volatilitas kembali
Deviation 0.086 0.081 bergerak naik. Pengujian selanjutnya akan
Minimum 0.04 0.05 membandingkan tingkat volatilitas return
Maximum 0.25 0.235 Stockup pada saat pencapaian limit (t0)
Sumber: olahan data dengan volatilitas return Stockup setelah
pencapaian limit (t+1 s/d t+5).
Sebelum mengadakan pengujian Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa
volatilitas pada upper limit diperlukan uji hipotesis pertama dalam penelitian ini
normalitas terhadap return saham kelompok terbukti, dengan kata lain price limit ini
Stockup dan Stockdown. Jika dalam pengujian dapat menurunkan volatilitas return saham
normalitas ternyata data tidak berdistribusi pada hari-hari setelah pencapaian limit.
normal maka uji beda rata-rata dilakukan Terbukti bahwa nilai signifikansi setelah
menggunakan Wilcoxon signed rank test, pencapaian limit kurang dari 5%. Hal ini
sedangkan jika data terdistribusi normal mengindikasikan bahwa penerapan price
maka menggunakan t-test. limit dapat menurunkan volatilitas return

144
Jurnal Akuntansi dan Investasi 11 (2), 137-147, Juli 2010

pada saham-saham yang mencapai batas apakah volatilitas return pada hari setelah
atas (upper limit). pencapaian limit memang lebih kecil secara
signifikan dibandingkan pada saat t0, akan
Tabel 4 digunakan metode wilcoxon sign rank test.
Pengujian Perbedaan Volatilitas Return Hasilnya disajikan dalam tabel 6.
Stockup pada Saat Pencapaian limit dan
Setelah Pencapaian Limit Tabel 6
Pengujian Statistik Volatilitas Return
Periode p. value Stockdown
t0 dibandingkan t1 0.000*
t0 dibandingkan t2 0.033* Periode p.value
t0 dibandingkan t3 0.000* t0 dibandingkan t1 0.001*
t0 dibandingkan t4 0.022* t0 dibandingkan t2 0.001*
t0 dibandingkan t5 0.015* t0 dibandingkan t3 0.005*
Sumber: olahan data t0 dibandingkan t4 0.004*
*signifikan pada =5% t0 dibandingkan t5 0.010*

Pengujian Volatilitas Return pada Sumber: olahan data


Kelompok Saham yang Menyentuh Batas *signifikan pada =5%
Bawah (Lower Limit)
Setelah diuji normalitas dengan Hasil yang ditampilkan pada tabel 6
mengunakan Kolmogorov Smirnov ternyata menunjukan bahwa H2 dalam penelitian ini
data stockdown tidak normal, sehingga terbukti, dengan kata lain price limit ini
dilanjutkan dengan uji Wilcoxon signed rank dapat menurunkan volatilitas return saham.
test. Pada tabel 5 ditampilkan data rata-rata Hasil ini ditunjukkan dengan nilai p. value
volatilitas dari saham kategori stockdown. setelah pencapaian limit kurang dari 5%.
Tabel 5 Kesimpulan ini mengindikasikan bahwa
Rata-Rata Volatilitas Return Stockdown dengan diberlakukannya price limit ternyata
Periode Stock_down dapat menurunkan volatilitas return pada
0 0.1465333 saham-saham yang mencapai batas bawah
1 0.0303265 (lower limit).
2 0.012698
3 0.0082761
4 0.0068814 PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
5 0.0017238
Sumber : olahan data Berdasarkan hasil pengujian di atas,
dapat disimpulkan bahwa penerapan price
Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa limit di Bursa Efek Indonesia dapat
pada hari t+1 s/d t+5 tingkat volatilitas mengurangi volatilitas return saham, baik
return relative berkurang dibandingkan pada untuk kelompok saham yang mengalami
saat pencapaian limit (t0). Bahkan pada hari kenaikan ataupun penurunan harga.
t+5 penurunan sudah sangat besar yaitu Keefektifan price limit dalam meredam
98.82%. Selanjutnya untuk membuktikan volatilitas ini dicapai melalui fungsinya

145
Maria Rio Rita; Rendhy Bramantha W, Penerapan Pricelimit untuk.....

yang membatasi pergerakan harga saham Kedua, penerapan price limit dapat
agar tidak terlalu volatile dalam satu hari mengurangi volatilitas return saham yang
perdagangan melalui persentase perubahan mencapai batas bawah (Stock down), hal ini
harga yang diijinkan terjadi dalam sehari. ditunjukkan dengan berkurangnya tingkat
Selain itu, price limit juga memberikan volatilitas return saham pada periode setelah
waktu bagi pelaku pasar untuk mencari pencapaian limit bawah (t0).
informasi dan mempertimbangkan kembali
keputusan investasinya yang telah atau akan Implikasi dan Keterbatasan Penelitian
dilakukan berdasarkan informasi tersebut. Price limit dapat mengurangi tingkat
Dugaan lain terjadinya penurunan volatilitas return saham setelah periode
volatilitas yang signifikan setelah price limit pencapaian limit, baik untuk saham yang
ini adalah terletak pada sifat volatilitasnya. mengalami kenaikan ataupun penurunan
Volatilitas yang cenderung berubah pada harga. Hal ini mengindikasikan bahwa price
periode setelah pencapaian price limit ini limit berperan untuk membatasi pergerakan
disebabkan pergerakan harga yang dipicu harga saham harian yang sangat ekstrim.
oleh transitory volatility atau volatilitas Selain itu price limit juga dirancang untuk
yang bersifat sementara. Transitory menyediakan waktu bagi para investor
volatility mengacu pada adanya aktivitas untuk menenangkan diri (cooling off) pada
perdagangan yang dipicu oleh uninformed saat terjadi situasi perdagangan yang panik.
trader. Saat pihak yang tidak mempunyai Kesempatan ini dapat digunakan investor
informasi dengan baik ingin melakukan untuk mengkaji ulang keputusan
transaksi, maka akan menyebabkan investasinya, sehingga reaksi investor akan
terbentuknya harga yang tidak kembali rasional.
mencerminkan kondisi fundamental Keterbatasan dalam penelitian ini
perusahaan. Kondisi ini makin diperburuk yaitu sampel yang dipilih tidak dibedakan
jika uninformed trader berkeinginan untuk berdasarkan nilai fundamentalnya. Untuk
melakukan transaksi dengan segera, price limit sendiri faktor fundamental
sehingga cenderung menawarkan harga memiliki dampak yang berbeda. Selain itu
yang lebih menarik di pasar. Akibatnya penelitian ini juga tanpa melihat kondisi
pergerakan harga menjadi tidak stabil atau pasar, apakah sedang mengalami kenaikan
terlalu volatile. Selanjutnya harga yang (bullish) ataukah penurunan (bearish)
terbentuk itu akan kembali pada harga yang (Chen, et.al, 2005; Chang, 2006).
sewajarnya yang mencerminkan nilai Bagi penelitian mendatang sebaiknya
fundamentalnya. perlu membedakan sampel yang digunakan
berdasarkan nilai fundamentalnya.
Kesimpulan Penelitian mendatang juga perlu memper-
Kesimpulan yang dapat ditarik dari timbangkan kondisi pasar apakah sedang
penelitian ini pertama penerapan price limit pada saat bullish atau bearish, sehingga
dapat mengurangi volatilitas return saham hasil yang diperoleh dapat melengkapi
yang mencapai batas atas (Stock up), hal ini penelitian sebelumnya dan menambah
ditunjukkan dengan berkurangnya tingkat wawasan bagi pembacanya.
volatilitas return saham pada periode setelah
pencapaian limit atas (t0).

146
Jurnal Akuntansi dan Investasi 11 (2), 137-147, Juli 2010

DAFTAR PUSTAKA Kim, K. A., dan S.G. Rhee., 1997, “Price


Limit Performance: Evidence from the
Bildik, R. dan S. Elekdag, 2002. Effects of Tokyo Stock Exchange”, The journal
Price Limits on Volatility: Evidence of Finance, Vol. LII, 885-901.
from the Istanbul Stock Exchange.
http://papers.ssrn.com. Kim, K.A., dan P. Limpaphayom., 2000,
“Characteristics of Stocks that
Chang, C. H., 2006, ”Does Price Limit Spill Frequently Hit Price Limits: Empirical
the Stock Price Volatility of the Evidence from Taiwan and Thailand”,
Companies with Different Journal of Financial Markets, Vol.
Fundamental Value?”, The Journal 3, 315-332.
of American Academy of Business,
Vol. 8, 79-85. Kodres, L. E., dan D. O’Brien., 1994, “The
Existence of Pareto-Superior Price
Chen, G. M., O. M. Rui., dan S, S, Wang., Limits”, The American Economic
2005, “The Effectiveness of Price Review, Vol. 84, 919-932.
Limits and Stock Characteristics:
Evidence from the Shanghai and Ma. C. K., R.P. Rao., dan R.S. Sears., 1989,
Shenzen Stock Exchanges”, Review “Volatility, Price Resolution, and the
of Quantitative Finance and Effectiveness of Price Limits”,
Accounting, Vol. 25, 159-182. Journal of Financial Services
Research, Vol. 3, 165-199.
Chung, J., dan L. Gan, 2005, “Estimating
the Effect of Price Limit on Limit- Mahyuni, L. P., 2003, Efektivitas Price
Hitting Days”, Econometrics Limit di Bursa Efek Jakarta. Tesis
Journal, Vol. 8, 79-96. Program Studi Manajemen Jurusan
Ilmu-Ilmu Sosial. Program Pasca
Darmadji, T., dan H.M. Fakhruddin., 2006, Sarjana UGM (tidak dipublikasikan).
Pasar Modal Indonesia. Pendekatan
Tanya Jawab, edisi kedua, Salemba Rita, M.R., E. Tandelilin., 2007.
Empat, Jakarta. “Efektivitas Penerapan Price Limit di
Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi
Diacogiannis, G.P., N. Patsalis., N. V. dan Bisnis Indonesia. FE-UGM, Vol.
Tsangarakis., dan E.D.Tsiritakis., 22, No. 2, April.
2005, “Price Limit and Overreaction
in the Athens Stock Exchange”, Tambunan, A.P., 2007, Menilai Harga
Applied Financial Economics, Vol. Wajar Saham, Elex Media
15, 53-61. Komputindo, Jakarta.

Harris, L., 2003, Trading and Exchanges:


Market Microstructure for
Practitioners, Oxford University Press,
New York.

147

Anda mungkin juga menyukai