Anda di halaman 1dari 1

Assalamualaikum Wr. Wb.

Om Swastiastu Shalom Namoo Budhayaa Salam Kebajikan.

Selamat pagi Bapak Anas yang saya hormati dan teman-teman yang saya banggakan.

Saya disini akan membawakan pidato tentang Bapak Teknologi Indonesia, yakni Bacharudin
Jusuf Habibie.

BJ Habibie, dalam buku biografi yang berjudul The True Life of B.J. Habibie  disebut
sebagai Bapak Teknologi Indonesia. Pada 26 April 1976, Habibie mendirikan PT. Industri
Pesawat Terbang Nurtanio dan menjadi industri pesawat terbang pertama di Kawasan Asia
Tenggara.  Industri Pesawat Terbang Nurtanio kemudian berganti nama menjadi Industri
Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) pada 11 Oktober 1985. BJ Habibie kemudian menjadi
Menteri Riset dan Teknologi selama tiga periode dari tahun 1983-1998, sebelum menjadi
Wakil Presiden pada 1998. Pak Habibie kemudian menggantikan Pak Harto sebagai Presiden
sampai Pemilu 1999. Atas prakarsa Habibie, dibentuklah PT Industri Strategis yang menjadi
induk sejumlah persero termasuk IPTN,  PT PAL dan PT PINDAD.
Sejak pendirian industri-industri statregis negara, setiap tahun pada saat pemerintah
Soeharto menganggarkan dana APBN yang cukup besar untuk mengembangkan industri
teknologi tinggi. Anggaran yang sangat besar dikeluarkan sejak 1989 saat Habibie memimpin
industri-industri strategis. Namun, Habibie memiliki alasan logis untuk memulai industri
berteknologi tinggi, yang membutuhkan investasi besar dengan jangka panjang. Hasilnya tidak
mungkin dirasakan langsung. Oleh karena itu, selama bertahun-tahun industri strategis Habibie
belum menunjukkan hasil dan akibatnya negara terus membiayai operasi industri-industri
strategis yang besar. Industri-industri strategis Habibie seperti IPTN, Pindad, dan PAL pada
akhirnya memberikan hasil seperti pesawat terbang, helikopter, senjata, kapal, dan kemampuan
pelatihan. Serta jasa pemeliharaan untuk mesin-mesin pesawat, amunisi, kapal, tank, panser,
senapan kaliber, water canon, kendaraan RPP-M, kendaraan combat dan masih banyak lagi
baik untuk keperluan sipil maupun militer.
Untuk skala internasional, BJ Habibie terlibat di berbagai proyek desain dan konstruksi
pesawat terbang seperti Fokker F 28, Transall C-130 , Hansa Jet 320, Air Bus A-300, pesawat
transport DO-31, CN-235, dan CN-250 (pesawat dengan teknologi fly-by-wire). Selain itu,
suami Ibu Ainun ini secara tidak langsung ikut terlibat proyek perhitungan dan desain
Helikopter Jenis BO-105, pesawat tempur multi function, beberapa peluru kendali dan satelit.
Karena pemikirannya itu, Habibie dianggap sebagai bapak teknologi Indonesia. BJ
Habibie meninggal dalam usia 83 tahun. Pria kelahiran Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25
Juni 1936 ini meninggalkan dua anak, yakni Ilham Akbar Habibie dan  Thareq Kemal Habibie.
Dalam beberapa hari terakhir Habibie menjalani perawatan di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai