IVERMECTIN POISONING
Penyebab:
a. Dosis yang berlebih
b. Interaksi dengan obat lain
c. Mutasi MDRI (kode untuk P-glikopreotein) pada hewan rentan, seperti: hewan tua, mix
breed, anak anjing, kucing, hewan yang pernah keracunan dengan obat serupa, hewan
yang memiliki trauma di kepala, anjing ras English Sheepdog, English Sheepdog,
Shetland Sheepdog (Sheltie), Australian Shepherd, German Shepherd, Long-haired
Whippet, Silken Windhound, Skye Terrier, dan Collie
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Tindakan emergency (terapi cairan, terapi simptomatis dan injeksi obat emergency)
b. Diagnosis:
- Anamnesa
- Tanda klinis:
Akut (4-12 jam setelah pemberian)
Kronis (48-96 jam setelah pemberian)
yaitu: kelesuan, terlihat stress, hipersalivasi, muntah, pelebaran pupil, kehilangan nafsu
makan hingga anoreksia, ataksia, hipetermia, disorientasi, tremor/kejang, buta,
bradikardi, gangguan respirasi dan koma.
c. Anjurkan ke client untuk melakukan rawat inap bila kondisi hewan emergency dan
berikan informasi tentang diagnosis, prognosa, terapi lanjutan dan estimasi biaya
d. Lengkapi ambulator, formulir rawat inap, formulir infus lalu minta persetujuan client dan
disertai tanda tangan
e. Bila client tidak ingin hewan dirawat inap, infokan kemungkinan terburuk yang akan
pasien alami, agar drh dan klinik terhindar dari complain dikemudian hari
f. Lakukan test fungsi ginjal dan hati bila kondisi hewan sudah mengalami kemajuan,
karena poisoning memiliki peluang untuk merusak fungsi organ
Prognosa: dubius – infausta
Pengobatan :
a. Ivermectin tidak dapat dikeluarkan/dimuntahkan dari dalam tubuh
b. Pemberian arang dapat membantu meminimalisi penyerapan racun, dosis kucing 1-2
tablet, anjing 3-4 tablet, dosis disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi hewan
c. Terapi suportif: terapi cairan (RL/Dextrose/Nacl) dengan dosis shock 90/kg/jam selama 4
jam, cek rehidrasi, bila oke lanjut dengan dosis maintenance (2xBBx24jam), bila
rehidrasi gunakan dosis dehidrasi 5-8% sesuai dengan tanda klinis yang ada (cek SOP
terapi cairan). Perhatikan dosis dan tipe cairan untuk hewan tua dan hewan yang memiliki
gangguan organ.
d. Terapi simptomatis:
- Lesu dan kehilangan nafsu makan: terapi cairan, suap makan (bila kondisi hewan
memungkinkan) jenis makanan disesuaikan dengan kondisi dan gangguan organ hewan
- Hipersalivasi dan bradikardi: atropine sulfat, dosis hewan normal: 0.2-0.4mg/kg (anjing
dan kucing) q6-8h IV, IM, SQ, dosis emergency 0.06-1.8mg (1-30kg), jangan berikan
obat pada hewan dengan glaucoma, takikardi, gangguan pencernaan di ileum,
gastroparesis. Jangan campur obat dengan alkalin solution.
- Muntah: ondansetron 0.1-0.2mg/kg bila tidak berpengaruh bisa berikan 0.5mg/kg IV,PO
q6-12hr
- Ataksia: akupuntur
- Tremor/kejang: diazepam, dosis emergency: 0.4-11,3mg (1-30kg)
- Gangguan respirasi: oksigen
8. AMITRAS POISONING
Merek dagang: Acaricide, Mitaban, Topline, Triazide, Ectodex, Mitac, Amitraze, Baam,
Avartin, Triatox, dan Danicut
Penyebab:
a. Dosis yang berlebih (menelan dan menjilat obat baik yang cair maupun dalam bentuk
padat, ex: collar dengan kandungan amitras)
b. Hewan menelan kutu yang terpapar amitras
c. Hewan rentan: old toy dog, sakit dan diabetes
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Tindakan emergency:
- terapi cairan,
- berikan antidote atipamezole (medetomidin), dosis:
hewan dengan berat 4kg atau 8.8 pounds : 0.32mg/kg
hewan dengan berat 11kg atau 24 pounds 0.23mg/kg
hewan dengan berat 45kg/100 pounds 0.14mg/kg
- terapi simptomatis dan injeksi obat emergency
b. Diagnosis:
- Anamnesa
- Tanda klinis: muncul 2-6 jam setelah paparan, yaitu: muntah, diare, lesu, disorientasi,
hipotermia, sakit perut yang ditandai dengan tegangnya abdominal, terlihat stress,
hiperglikemia, hypotensi, ataksia, bradikardi, kejang, pengobatan yang tidak tepat akan
menyebabkan hewan koma bahkan mati
- X-ray dapat dilakukan bila yang tertelan merupakan benda (ex: collar dengan kandungan
amitras)
- Hewan dengan kasus ini memiliki indikasi hyperglikemia, jadi drh disarankan melakukan
test urin untuk menunjang diagnosa
c. Anjurkan ke client untuk melakukan rawat inap bila kondisi hewan emergency dan
berikan informasi tentang diagnosis, prognosa, terapi lanjutan dan estimasi biaya
d. Lengkapi ambulator, formulir rawat inap, formulir infus lalu minta persetujuan client dan
disertai tanda tangan
e. Bila client tidak ingin hewan dirawat inap, infokan kemungkinan terburuk yang akan
pasien alami, agar drh dan klinik terhindar dari complain dikemudian hari
f. Lakukan test fungsi ginjal dan hati bila kondisi hewan sudah mengalami kemajuan,
karena poisoning memiliki peluang untuk merusak fungsi organ