Anda di halaman 1dari 6

7.

IVERMECTIN POISONING
Penyebab:
a. Dosis yang berlebih
b. Interaksi dengan obat lain
c. Mutasi MDRI (kode untuk P-glikopreotein) pada hewan rentan, seperti: hewan tua, mix
breed, anak anjing, kucing, hewan yang pernah keracunan dengan obat serupa, hewan
yang memiliki trauma di kepala, anjing ras English Sheepdog, English Sheepdog,
Shetland Sheepdog (Sheltie), Australian Shepherd, German Shepherd, Long-haired
Whippet, Silken Windhound, Skye Terrier, dan Collie
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Tindakan emergency (terapi cairan, terapi simptomatis dan injeksi obat emergency)
b. Diagnosis:
- Anamnesa
- Tanda klinis:
 Akut (4-12 jam setelah pemberian)
 Kronis (48-96 jam setelah pemberian)
yaitu: kelesuan, terlihat stress, hipersalivasi, muntah, pelebaran pupil, kehilangan nafsu
makan hingga anoreksia, ataksia, hipetermia, disorientasi, tremor/kejang, buta,
bradikardi, gangguan respirasi dan koma.
c. Anjurkan ke client untuk melakukan rawat inap bila kondisi hewan emergency dan
berikan informasi tentang diagnosis, prognosa, terapi lanjutan dan estimasi biaya
d. Lengkapi ambulator, formulir rawat inap, formulir infus lalu minta persetujuan client dan
disertai tanda tangan
e. Bila client tidak ingin hewan dirawat inap, infokan kemungkinan terburuk yang akan
pasien alami, agar drh dan klinik terhindar dari complain dikemudian hari
f. Lakukan test fungsi ginjal dan hati bila kondisi hewan sudah mengalami kemajuan,
karena poisoning memiliki peluang untuk merusak fungsi organ
Prognosa: dubius – infausta
Pengobatan :
a. Ivermectin tidak dapat dikeluarkan/dimuntahkan dari dalam tubuh
b. Pemberian arang dapat membantu meminimalisi penyerapan racun, dosis kucing 1-2
tablet, anjing 3-4 tablet, dosis disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi hewan
c. Terapi suportif: terapi cairan (RL/Dextrose/Nacl) dengan dosis shock 90/kg/jam selama 4
jam, cek rehidrasi, bila oke lanjut dengan dosis maintenance (2xBBx24jam), bila
rehidrasi gunakan dosis dehidrasi 5-8% sesuai dengan tanda klinis yang ada (cek SOP
terapi cairan). Perhatikan dosis dan tipe cairan untuk hewan tua dan hewan yang memiliki
gangguan organ.
d. Terapi simptomatis:
- Lesu dan kehilangan nafsu makan: terapi cairan, suap makan (bila kondisi hewan
memungkinkan) jenis makanan disesuaikan dengan kondisi dan gangguan organ hewan
- Hipersalivasi dan bradikardi: atropine sulfat, dosis hewan normal: 0.2-0.4mg/kg (anjing
dan kucing) q6-8h IV, IM, SQ, dosis emergency 0.06-1.8mg (1-30kg), jangan berikan
obat pada hewan dengan glaucoma, takikardi, gangguan pencernaan di ileum,
gastroparesis. Jangan campur obat dengan alkalin solution.
- Muntah: ondansetron 0.1-0.2mg/kg bila tidak berpengaruh bisa berikan 0.5mg/kg IV,PO
q6-12hr
- Ataksia: akupuntur
- Tremor/kejang: diazepam, dosis emergency: 0.4-11,3mg (1-30kg)
- Gangguan respirasi: oksigen
8. AMITRAS POISONING
Merek dagang: Acaricide, Mitaban, Topline, Triazide, Ectodex, Mitac, Amitraze, Baam,
Avartin, Triatox, dan Danicut
Penyebab:
a. Dosis yang berlebih (menelan dan menjilat obat baik yang cair maupun dalam bentuk
padat, ex: collar dengan kandungan amitras)
b. Hewan menelan kutu yang terpapar amitras
c. Hewan rentan: old toy dog, sakit dan diabetes
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Tindakan emergency:
- terapi cairan,
- berikan antidote atipamezole (medetomidin), dosis:
 hewan dengan berat 4kg atau 8.8 pounds : 0.32mg/kg
 hewan dengan berat 11kg atau 24 pounds 0.23mg/kg
 hewan dengan berat 45kg/100 pounds 0.14mg/kg
- terapi simptomatis dan injeksi obat emergency
b. Diagnosis:
- Anamnesa
- Tanda klinis: muncul 2-6 jam setelah paparan, yaitu: muntah, diare, lesu, disorientasi,
hipotermia, sakit perut yang ditandai dengan tegangnya abdominal, terlihat stress,
hiperglikemia, hypotensi, ataksia, bradikardi, kejang, pengobatan yang tidak tepat akan
menyebabkan hewan koma bahkan mati
- X-ray dapat dilakukan bila yang tertelan merupakan benda (ex: collar dengan kandungan
amitras)
- Hewan dengan kasus ini memiliki indikasi hyperglikemia, jadi drh disarankan melakukan
test urin untuk menunjang diagnosa
c. Anjurkan ke client untuk melakukan rawat inap bila kondisi hewan emergency dan
berikan informasi tentang diagnosis, prognosa, terapi lanjutan dan estimasi biaya
d. Lengkapi ambulator, formulir rawat inap, formulir infus lalu minta persetujuan client dan
disertai tanda tangan
e. Bila client tidak ingin hewan dirawat inap, infokan kemungkinan terburuk yang akan
pasien alami, agar drh dan klinik terhindar dari complain dikemudian hari
f. Lakukan test fungsi ginjal dan hati bila kondisi hewan sudah mengalami kemajuan,
karena poisoning memiliki peluang untuk merusak fungsi organ

Prognosa: dubius – infausta


Pengobatan :
a. Bila amitras tertelan, upayakan untuk dimuntahkan (bila kondisi hewan
memungkinkan) dengan pemberian h2o2 3% dosis 2.2ml/kg maksimum 45ml, setelah
makan, bila tidak muntah dan kondisi hewan tidak baik, berikan hewan makan supaya
amitras terdorong keluar bersama feses. Berikan pakan lembut. Lakukan X-ray
b. Tensi hewan secara berkala
c. Pemberian arang dapat membantu meminimalisi penyerapan racun, dosis kucing 1-2
tablet, anjing 3-4 tablet, dosis disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi hewan
d. Terapi suportif: terapi cairan (RL/Dextrose/Nacl) dengan dosis shock 90/kg/jam
selama 4 jam, cek rehidrasi, bila oke lanjut dengan dosis maintenance (2xBBx24jam),
bila rehidrasi gunakan dosis dehidrasi 5-8% sesuai dengan tanda klinis yang ada (cek
SOP terapi cairan). Perhatikan dosis dan tipe cairan untuk hewan tua dan hewan yang
memiliki gangguan organ.
e. Terapi simptomatis:
- Lesu: terapi cairan, suap makan (bila kondisi hewan memungkinkan) jenis makanan
disesuaikan dengan kondisi dan gangguan organ hewan
- Diare: metronidazole dosis anaerob: 15mg/kg q12h atau 12mg/kg q8h PO (untuk
hewan diatas 2 bulan), primavon (kandungan trimethoprim + suftamethoxazole) 15-
30mg/kg PO q12-24hr, atau 30mg/kg q12hr IV
- Hipotermia: terapi cairan dengan RD bila suhu dibawah 34’C, berikan penghangat
atau masukkan kedalam incubator
- Abdominal tegang (sakit perut): berikan pain killer, fentanyl dosis 0.005-0,01 mg/kg
q2hr IV, IM, SQ atau tramadol dosis anjing 5mg/kg q6-8hr PO dan IV dosis 4mg/kg
q6-8hr, kucing 2-4mg/kg q8-12hr PO dan SQ, 2mg/kg IV
- Bradikardi hypotensi: atropine sulfat, dosis hewan normal: 0.2-0.4mg/kg (anjing dan
kucing) q6-8h IV, IM, SQ, dosis emergency 0.06-1.8mg (1-30kg), jangan berikan
obat pada hewan dengan glaucoma, takikardi, gangguan pencernaan di ileum,
gastroparesis. Jangan campur obat dengan alkalin solution.
- Muntah: ondansetron 0.1-0.2mg/kg bila tidak berpengaruh bisa berikan 0.5mg/kg
IV,PO q6-12hr atau omeprazole
- Ataksia: akupuntur
- Tremor/kejang: dosis emergency: 0.4-11.3mg (1-30kg)
9. LIZARD POISONING
Penyebab:
a. Gigitan kadal jenis Gila Monster and the Mexican Beaded
Langkah-langkah yang harus dilakukan:
a. Tindakan emergency (terapi cairan, terapi simptomatis dan injeksi obat emergency)
b. Lepas gigitan kadal bila masih tertancap, hati-hati karena gigitan sangat kuat
c. Diagnosis:
d. Anamnesa
e. Tanda klinis: sakit yang luar biasa pada luka bekas gigitan, berdarah dan lebam pada luka
gigitan, hypotensi, hipersalivasi, discharge mata, sering buang air kecil dan besar
berlebihan, lesu, aritmia, mual dan muntah, shock pernafasan
f. X-ray dapat dilakukan untuk mengetahui adanya sisa gigi pada luka dan x-ray abdomen
dilakukan ketika adanya tanda klinis berupa sesak nafas
g. EKG dilakukan untuk memantau irama jantung
h. Anjurkan ke client untuk melakukan rawat inap bila kondisi hewan emergency dan
berikan informasi tentang diagnosis, prognosa, terapi lanjutan dan estimasi biaya
i. Lengkapi ambulator, formulir rawat inap, formulir infus lalu minta persetujuan client dan
disertai tanda tangan
j. Bila client tidak ingin hewan dirawat inap, infokan kemungkinan terburuk yang akan
pasien alami, agar drh dan klinik terhindar dari complain dikemudian hari
k. Lakukan test fungsi ginjal dan hati bila kondisi hewan sudah mengalami kemajuan,
karena poisoning memiliki peluang untuk merusak fungsi organ

Prognosa: dubius – infausta


Pengobatan :
a. Tensi hewan secara berkala
b. Pemberian arang dapat membantu meminimalisi penyerapan racun, dosis kucing 1-2
tablet, anjing 3-4 tablet, dosis disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi hewan
c. Terapi suportif: terapi cairan (RL/Dextrose/Nacl) dengan dosis shock 90/kg/jam selama 4
jam, cek rehidrasi, bila oke lanjut dengan dosis maintenance (2xBBx24jam), bila
rehidrasi gunakan dosis dehidrasi 5-8% sesuai dengan tanda klinis yang ada (cek SOP
terapi cairan). Perhatikan dosis dan tipe cairan untuk hewan tua dan hewan yang memiliki
gangguan organ.
d. Terapi simptomatis:
- Luka: bersihkan dengan RL, berikan antibiotic enbatic bila luka basah, oxytetracyclin
salep kulit bila luka kering. Luka terbuka bisa di bantu dengan sofratul untuk
mempercepat proses penyembuhan. Bersihkan luka BID
- Discharge mata: bersihkan dengan RL BID
- Lesu: terapi cairan, suap makan (bila kondisi hewan memungkinkan) jenis makanan
disesuaikan dengan kondisi dan gangguan organ hewan
- Diare: metronidazole dosis anaerob: 15mg/kg q12h atau 12mg/kg q8h PO (untuk hewan
diatas 2 bulan), primavon (kandungan trimethoprim + suftamethoxazole) 15-30mg/kg PO
q12-24hr, atau 30mg/kg q12hr IV
- Hipotermia: terapi cairan dengan RD bila suhu dibawah 34’C, berikan penghangat atau
masukkan kedalam incubator
- Berikan pain killer bila luka sakit, fentanyl dosis 0.005-0,01 mg/kg q2hr IV, IM, SQ atau
tramadol dosis anjing 5mg/kg q6-8hr PO dan IV dosis 4mg/kg q6-8hr, kucing 2-4mg/kg
q8-12hr PO dan SQ, 2mg/kg IV
- Bradikardi dan hypotensi: atropine sulfat, dosis hewan normal: 0.2-0.4mg/kg (anjing dan
kucing) q6-8h IV, IM, SQ, dosis emergency 0.06-1.8mg (1-30kg), jangan berikan obat
pada hewan dengan glaucoma, takikardi, gangguan pencernaan di ileum, gastroparesis.
Jangan campur obat dengan alkalin solution.
- Muntah: ondansetron 0.1-0.2mg/kg bila tidak berpengaruh bisa berikan 0.5mg/kg IV,PO
q6-12hr atau omeprazole
- Shock pernafasan : oksigen

Anda mungkin juga menyukai