TINJAUAN TEORI
A. Definisi
(HB) atau sel darah merah sehingga menyebbkan penurunan kapasitas sel darah
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
oksigen oleh darah. Tetapi harus di ingat pada keadaan tertentu dimana ketiga
pendarahan akut dan kehamilan. Oleh karena itu, dalam diagnose anemia tidak
cocok hanya sampai kepada label anemia tetapi harus dapat di tetapkan penyakit
B. Etiologi
2. Kehilangan darah
mendadak
kerusakan eritrosit).
- Faktor yang di dapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit,
misalnya ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan obat
acetosal.
4. Bahan baku untuk membentuk erittrosit tidak ada. Bahan baku yang di maksud
adalah protein, asam folat, vitamin B12, dan mineral Fe. (DR.Nursalam,
M.nurs.Hons,dkk : 2005).
C. Anatomi Fisiologi
bagian tengahnya lebih tipis dar ipada bagian tepinya. Jumlah sel darah merah
berkisar antara 4,5-6 juta per mm³ darah (millimeter kubik sekitar satu tetesan
yang sangat kecil). Hitungan sel darah merah pada laki-laki sering kali berada di
ujung atas kisaran ini. Sedangkan pada wanita sering kali berada di ujung bawah
kisaran. Cairan lain untuk menentukan jumlah sel darah merah adalah dengan
adalah sel darah yang paling banyak. Total sel darah pada hematokrit adalah
kemampuan kepada sel darah merah untuk mengangkut oksigen. Setiap sel darah
merah untuk mengangkut iksigen. Setiap sel darah merah mengandung sekitar 300
pemeriksaan hidung darah total. Kisaran normalnya 12-18 gram per 100ml.
empat atom besi pada setiap molekul hgemoglobin, sebenarnya atom besilah yang
mengikat oksigen dan membuat sel darah merah berwarna merah, (Valerie C.
Scanlo, 2006)
Zat besi bersama dengan protein (globin) dan protoporifirin mempunyai peranan
yang penting dalam pembentukan hemoglobin. Selain itu juga besi terdapat dalam
neurotrasmiter dan proses katabolisme kekurangan besi akan di berikan dampak yang
Jumlah zat besi yang diseran oleh tubuh di pengeruhi oleh jumlah besi dalam
makanan. Bioavailabilitas besi dalam makanan dan penyerapan oleh mukos usus. Di
dalam tubuh orang dewasa mengandung zat besi sekitar 4 gram, lebih kurang 67%,
zat besi tersebut dalam bentuk hemoglobin. 30% sebagai cadangan dalam bentuk
firitin atau hemosiderin dan 3% dalam bentuk mioglobin. Hanya sekitar 0,07%
sebagai transferin dan 0,2% sebagai enzim bayi aru lahir (BBL) dalam tubuh
Ada 2 cara penyerapan besi dalam usus yang pertama adalah penyerapan dalam
bentuk non heme (sekitar 90% berasal dari makanan) yaitu besinya harus diubah
duluh menjadi bentuk yang serap , sedangkan bentuk yang kedua adalah bentuk
heme (sekitar 10% berasal dari makanan) besinya dapat langsung diserap tanpa
memperhatikan cadangan besi dalam tubuh, asam lambung ataupun zat makanan
Secara nomal tubuh hanya memerlukan Fe dalam jumlah yang sedikit. Oleh
karena itu esksresi besi juga sangat sedikit. Pemberian Fe yang berlebihan dalam
jumlah yang lebih sedikit. Akhirnya bentuk selnya menjadi hipokronik mikrositik
(bentuk sel darah kecil), karena tiap erosit mengandung Hb dalam jumlah yang
3. Asam Folat
Asma Folat adalah zat yang berhubungan dengan unsur makanan yang sangat
penting bagi tubuh, peran utam asam folat ialah dalam metabolisme intra seluler.
Asam folat merupakan bahan esensial untuk sitesis DNA dan RNA, yang penting
sekali untuk metabolisme inti sel DNA di gunakan untuk mitosis sedangkan RNA
digunakan untuk pemantangan sel. Jadi bila terdapat kekurangan asam folat, banyak
sel yang akan antri untuk memperoleh DNA agar dapat membelah. Tampak
Defesiensi folat merupakan komplikasi yang terjadi pada penyakit usus halus
karena penyakit tersebut dapat menggangu absorsi folat dari makanan dan resikuasi
folat lewat siklus entrohepatik akan ternganngu oleh efek toksik dari alkohol nada sel-
sel parenkim hati. Hal ini menjadi penyebab utama dari defesiensi folat yang
D. Manifestasi klinik
a. Pusing
b. Mudah berkunag-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa mengantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
besi.
anemia hemolitik.
(Hardi&amin,2015)
1. Anemia ringan
oksigen kesetiap jaringan dalam tubuh, anemia bisa membuat buruk hampir
semua kondisi medis lainnya yang mendasari. Jika anemia ringan, biasanya
menimbulkan gejalah apapun, jika animia secara perlahan terus menerus atau
kronis, tubuh dapat beradaptasi dan mengimbangi perubahan dalam hal mungkin
tidak ada gejala apapun sampai anemia lebih menjadi berat (proverawati,2011)
- Kelelahan
- Penurunan energi
- Kelemahan
- Sesak nafas
- Palpitasi
- Tampak Anemis
2. Anemia berat
- Perumbahan warna tinja, termasuk tinja hitam dan tinja lengket dan berbau
busuk, berwarna merah maron atau tampak berdarah, jika anemia karena
E. Pemeriksaan Penunjang
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih
pendek
8. SDP : jumlsh sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
11. Folat serum dan vitamin B12 membatu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defesiensi masukan/abnormal
17. Guaiak : mungkin positif untuk darah pada urine. Feses dan isi gaster,
2000)
F. Penatalaksanaan Medis.
1. Anemia Aplasik
antithimocyte globulin (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentra selama 7-10
hari. Drognosis buruk jika transplantasi sum-sum tulang tidak berhasil. Bila
Pada pasien alkalisis harus ditangani dengan pemberian besi dari asam folat.
Dengan pemberian makanan yang adekuat pada defisiensi besi diberikan sulfas
ferosus 3x10 mg/hari. Transfuse darah diberikan bila kadar HB kurang dari 5 gr%
5. Anemia megaloblastik
c. Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari
d. Anemia defisiensi asam folat pada pasien dengan diet dan penambahan
G. Patofisiologi
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, painan toksik, invasi tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab-penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemotosis (destruksi). Pada kasus yang disebut terakhir. Masalahnya
dapat akibat defek sel darah merah yang tidak dengan ketahanan sel darah merah
Lisis sel darah merah (disoludi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa, sebagai hasil samping proses ini,
bilirubin yang terbentuk dalam fagosit, akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan
bilirubin plasma. (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang : kadar di atas 1,5 mg/dl
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran Dalam sirkulasi, seperti yang
terjadi pada berbagai sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai sirkulasi, seperti
yang terjadi pada sebagai kelainan hemolotik, maka hemoglobin akan muncul dalam
semuanya (misalnya, apabila lebih dari sekitar 100 mg/dl). Hemoglobin akan terdisfusi
dalam gromerulus ginjal dan ke dalam uri (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidaknya
penghancuran sel darah merah abnormal pada pasien dengan hemolosis dan dapat
merupakan petunjuk untuk mengetahui sifat proses hemolitik tersebut. (Brunner &
Suddarthat,2002).
)
E komplikasi
- Gagal jantung
- Kejang
A. Pengkajian keperawatan
a. Keadaan umum
dalam darah.
-sakit kepala
- pusing
- kunang-kunang
- peka rangsang
- apatis
- defresi
PATHWAY KEPERAWATAN
ANEMIA
Perdarahan Penurunan
sal. cerna Depresi sum- sintesis elektrolit
sum tulang
Volume residu
Anemia
Eritro protein
Tekanan atrium kiri
Viskositas
Produksi SDM darah
Transudasi cairan
intitil paru
Pe kadar HB Sensistensi aliran
darah perifer
Edema paru
Pertahanan sekunder
Penurunan transfusi
tidak adekuat
sesak O2, kejaringan
Resiko
Gangguan
pertukaran gas
Beban kerja
Metabolisme Kelemahan
makanan berkurang
Takikardi Aktivitas terganggu
a Sel bekurangan
makanan
Frekuensi nafas Intoleransi
B. Diagnosa keperawatan
mengenai kondisi kesehatan seseorang, keluarga atau sebagai akibat dari masalah
kesehatan atau proses kehidupan yang aktual atau potensial. Sebagai dasar seleksi
keperawatan perawat. Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data data
aktual yang di temukan pada saat dilakukan anamnese atau pengkajian terhadap
sesorang. Berdasarkan teori diatas yang ada di temukan di agnosa keperawatan pada
1. Perfusi jaringan tidan efektif berhubungan dengan perubahan ikatan 02 dengan Hb,
intake makanan
oksigen
6. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi perfusi
C. Intervensi Keperawatan
maka tahap selanjutnya adalah menyusun perencanaan. Dari diagnosa keperawatan diatas
penegcapan dan
menelan
6.Tidak terjadi
penurunan berat
badan yang
berarti
7.Membrane
konjungtiva dan
mukosa tidak
pucat
albumin 3,5-5,3
gr, hb 7 kurang
dari 10 g/dl
3 Defisit Setelah dilakukan Self care assistance ADL 1. untuk
mengetahui
perawatan diri tindakan 1. monitor kemampua
n klien
kemampuan klien
berhubungan keperawatan dalam
untuk perawatan perawatan
dengan selama 3x24 jam di diri
diri yang mandiri
2. untuk
kelemahan fisik harapkan 2. monitor kebutuhan mengetahui
kemampua
klien untuk alat-
kebutuhan mandiri n klien
alat bantu dalam
Defenisi : klien terpenuhi memenuhi
kebersihan diri,
alat-alat
gangguan dengan criteria berpakaian, berhias personal
kemampuan hasil : dan makan hygiene
3. membantu
3. sediakan bantuan
ADL pada diri 1. Klien terbebas klien dalam
pemenuhan
sampai klien
dari bau badan personal
hygiene
mampu secara utuh
2. menyatakan 4. untuk
memotivasi
untuk
keamanan klien dalam
memenuhi
melakukannya
terhadap kebutuhan
aktivitas
4. dorong klien untuk
kemampiuan 5. untuk
melatih
melakukan
untuk melakukan dalam
memandiri
aktivitas sehari-
ADL kan pasien
memenuhi
hari yang normal
3. dapat melakukan kebutuhann
ya
sesuai kemampuan
ADL dengan 6. melatih
kemampua
yang dimiliki
bantuan n klien
7.
5. dorong untuk
melakukan secara
bantuan ketika
melakukannya
6. berikan aktivitas
rutin sehari-hari
sesuai kemampaun
timbulnya keruangan
4. menunjukkan 7. pertahankan
feriver sesuai
dengan petunjuk
umur
9. gunakan kateter
intermiten untuk
menurunkan
infeksi kandungan
kemih
nutrisi
menoleransi aktivitas
untuk melakukan
1. mendemonstrasika oksigen
adekuat tanda-tanda
2. memelihara hipoventilasi
pernapasan oksigenasi
3. mendemostrasikan
sianosis dan
dispnea (mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernapas dengan
mudah, tidak
pursed lips)
4. tanda-tanda vital
dalam batas
normal
7. Ketidak Setelah dilakukan airway menejemen
hasil : ventilasi
mudah) suctioan
perlu
9. berikan pelembab
Lembab
mengoptimalkan
keseimbangan
D. Implementasi Keperawatan
Pada Tahap pelaksanaan ini, fase pelaksanaan terdiri dari berbagai kegiatan yaitu
E. Evaluasi
melibatkan klien, perawatan dan anggota tim kesehatan lainnya dan bertujuan untuk
menalai apakah tujuan dalam perencanaan keperawatan tercapai atau tidak untuk
Ada 3 alternatif yang dipakai perawat dalam menilai suatu tindakan berhasil atau tidak
dan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan itu tercapai dalam jangka waktu
adalah:
a. Tujuan tercapai
b. Tujuan tercapai sebagian
Doengos, marlyn dan Dkk, 2010, rencana Asuhan Keperawatan, EGC: jakarta,
http://www.co.id.bangsalSehat.Diakses.Tgl.12.2017
Jakarta Aplikasi