Anda di halaman 1dari 13

Kelompok : Enam (6)

Anggota : Lia Anggi Pratiwi (A1C418036)

Wulan Mayalita (A1C418046)

Yustitia Primadona (A1C418063)

Mata Kuliah : Praktikum Taksonomi Monera dan Protista

1. Jenis – jenis Mikroskop


A. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya adalah jenis mikroskop yang memanfaatkan cahaya sebagai
sumber energi agar dapat memperbesar bayangan objek. Mikroskop jenis ini
juga disebut sebagai mikroskop optik. Cara kerja mikroskop cahaya
menggunakan lensa untuk memusatkan cahaya pada objek yang akan diamati,
sehingga objek dapat diperbesar.
Mikroskop cahaya merupakan jenis mikroskop yang pertama kali ditemukan,
dan kini masih jadi jenis mikroskop yang paling umum dan paling banyak
digunakan. Berdasarkan jumlah lensa okulernya, mikroskop cahaya dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis, yakni mikroskop monokuler (1 lensa okuler),
mikroskop binokuler (2 lensa okuler), dan mikroskop trinokuler (3 lensa
okuler).
 Mikroskop Monokuler
Mikroskop monokuler adalah jenis mikroskop yang hanya memiliki satu
lensa okuler saja. Kegunaan dari lensa okuler ini untuk meningkatkan
pembesaran dalam mengamati objek yang sederhana
 Milroskop Binokuler
Binokuler memiliki 2 lensa yang masing – masing terdiri dari lensa
okuler dan lensa objektif, sehingga pada saat digunakan untuk
pengamatan kedua lensa ini di pakai oleh kedua mata yang bisa
membuat efek 3 dimensi

 Mikroskop trinokuler
Mikroskop trinokuler merupakan jenis mikroskop cahaya yang memiliki
tiga saluran untuk eyepiece dan kamera
B. Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk melakukan


pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan elektro statik dan
elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta
memiliki kemampuan pembesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus.
Dari pada mikroskop cahaya. Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih
banyak energi dan radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan
mikroskop cahaya.

Ada banyak macam mikroskop elektron dengan cara kerja yang berbeda pula.
Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan saat ini.

1) Mikroskop transmisi elektron (TEM)

Mikroskop transmisi elektron (TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang


cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron
ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil
tembusannya pada layar.

2) Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan salah satu


tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop transmisi elektron
(TEM). Pada sistem STEM ini, electron menembus spesimen namun
sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik elektron terfokus langsung
pada sudut yang sempit dengan memindai obyek menggunakan pola
pemindaian dimana obyek tersebut dipindai dari satu sisi ke sisi lainnya
(raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik (dots) yang membentuk gambar
seperti yang dihasilkan oleh CRT pada televisi / monitor.

3) Mikroskop pemindai elektron (SEM)

Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi detail


arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan obyek
diamati secara tiga dimensi.

4) Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)

Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang dalam


bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang dikembangkan
guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak memenuhi syarat sebagai
obyek TEM maupun SEM.

Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami
yang ingin diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan
yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat alat SEM
konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal
tersebut bisa terlaksana.

5) Mikroskop refleksi elektron (REM)

Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron yang


memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun sistem ini
menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan objek. Tehnik ini
secara khusus digunakan dengan menggabungkannya dengan tehnik refleksi
difraksi elektron energi tinggi (Reflection High Energy Electron Diffraction)
dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum energi tinggi (reflection high-energy
loss spectrum – RHELS)

6) Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini adalah


merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang sudah ada
sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro dari medan magnet.
Pembuatan film dengan mikroskop ESEM

Dengan melakukan penambahan peralatan video maka pengamat dapat


melakukan pengamatan dengan mikroskop elektron secara terus menerus
pada obyek yang hidup.Sebuah perusahaan film dari Perancis bahkan berhasil
merekam kehidupan makhluk kecil dan memfilmkannya secara nyata. Dari
beberapa film yang dibuat, film berjudul Cannibal Mites memenangkan
beberapa penghargaan di antaranya Edutainment Award (Jepang 1999), Best
Scientific Photography Award (Perancis 1999), dan Grand Prix Best Popular
and Informative Scientific Film (Perancis 1999). Film ini ditayangkan juga di
stasiun televisi Zweites Deutsches Fernsehen Jerman, Discovery Channel di
AS dan Britania Raya. Kini perusahaan yang sama tengah menggarap film
seri berjudul “Fly Wars” yang rata-rata memakai sekitar lima menit
pengambilan gambar dengan ESEM Pada film tersebut dapat dilihat dengan
detail setiap lembar bulu yang dimiliki lalat dalam pertempurannya

C. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo adalah jenis mikroskop yang digunakan untuk observasi
dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar secara tiga
dimensi. Mikroskop jenis ini juga disebut sebagai mikroskop binokuler. Cahaya
yang digunakan mikroskop stereo biasanya merupakan cahaya yang berasal dari
pantulan sampel.

Mikroskop ini menggunakan dua jalur optik (dua lensa okuler) yang terpisah
dengan dua lensa objektif dan lensa mata. Gunanya untuk memberikan sudut
pandang yang lebih baik ketika menggunakan kedua mata sekaligus. Susunan
lensa seperti ini menghasilkan pencitraan tiga dimensi pada sampel atau objek
yang akan diteliti.

D. Mikroskop Ultraviolet

Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet.


Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek
dari pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk
pecahayaan dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada
mikroskop biasa. Batas daya pisah lalu menjadium. Karena cahaya ultra violet
tak dapat di;lihat oleh nata manusia, bayangan benda harus direkam pada
piringan peka cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa
kuasa, dan mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan
sehari-hari.
E. Mikroskop Flourescene

Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini
protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-
Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen
yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna
pendar.

F. Mikroskop Medan Gelap


Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup khususnya
bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop
majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya
majemuk biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat
membentuk kerucut hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya
dari kerucut hampa ini dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian
atas gelas preparat.

G. Mikroskop Fase Kontras

Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya.
Namun agak sulit mengamati benda hidup tanpa diberi warna dalam keadan
hidup, selain itu, gelapnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan
hewan atau bakteri) tak tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram
tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop
fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan
nuklus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu
karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang
melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata
manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada
mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan
dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap
oleh mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain) yang sejauh ini tak dapat
dilihat menjadi dapat dilihat.

2. Kelebihan dan Kekurangan Mikroskop


a. Mikroskop Cahaya
Kelebihan mikroskop cahaya adalah tidak membutuhkan tempat yang luas
sehingga dapat dilihat langsung oleh pengamat serta mudah untuk digunakan.
Sedangkan kekurangannya adalah tampilan gambarnya yang tidak sebagus jenis
mikroskop elektron karena gambar yang ditampilkan kadang masih kurang
jelas.

Kelebihan Mikroskop Binokuler

 Pada Mikroskop Binokuler kita bisa melihat objek secara 3 dimensi yang
akan sangat memudahkan dalam pengamatan
 Karena adanya lensa ganda jadi tidak diperlukan kondensor  dan juga
jarak kerja yang cukup panjang, juga kedalaman yang sangat memadai.

Kekurangan Mikroskop Binokuler

 Sistem aperture numerical-nya  yang terbatasi oleh adanya jalur beam atau
disebut cahaya ganda. Hal tersebut harus membuat pengguna  mengatur
terlebih dahulu diameter objek agar terlihat lebih besar
 Mikroskop Binokuler butuh cahaya eksternal dari luar saat melakukan
pengamatan pada fosil yang bukan dari bentuk sayatan tipis, meski sudah
terdapat cahaya dari dalam mikroskop itu sendiri

b. Mikroskop Elektron
Kelebihan mikroskop elektron adalah gambar yang ditampilkan jauh lebih jelas
dari mikroskop cahaya dengan resolusi yang lebih bagus, serta pembesaran
yang dilakukan juga lebih besar. Namun di sisi lain kekurangan mikroskop ini
adalah membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas untuk dapat melihat
hasil pengamatannya

c. Mikroskop Stereo
Kelebihan mikroskop stereo adalah memiliki ruang ketajaman lensa mikroskop
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Sementara
kekurangan dari jenis mikroskop ini adalah tidak dilengkapi dengan kondensor
ataupun diafragma seperti pada mikroskop lainnya.

3. Cara Penggunaan Mikroskop


a. Mikroskop Cahaya
 Mikroskop dipindahkan dengan cara lengan mikroskop dipegang tangan
kanan, sedang kaki mikroskop diletakkan di telapak tangan kiri.
 Mikroskop diletakkan di meja dengan hati-hati dengan arah lengan
mikroskop searah praktikan (untuk model LGA 3402.) atau berlawanan arah
(untuk model Olympus CHC).
 Kabel listrik pada mikroskop dihubungkan dengan sumber arus
 Slide glass / gelas obyek / gelas benda (yang sudah berisi spesimen)
diletakkan di atas meja objek dan dijepit supaya tidak bergerak
 Revolver diputar sehingga lensa obyektif pada perbesaran rendah X10 tepat
di atas objek dengan jarak 2-5 mm (atau jarak aman agar ujung lensa tidak
membentur meja objek)
 Knob on/off pada sisi kiri bawah pojok ditekan untuk menghidupkan atau
mematikan lampu
 Spesimen diamati melalui lensa okuler, jika kurang jelas ketinggian meja
objek diatur dengan pengatur kasar hingga spesimen tampak. Slide glass
digeser menggunakan pengatur mekanik meja (tergantung model
mikroskop) untuk mendapatkan objek yang paling bagus.
 Jika menginginkan perbesaran yang lebih tinggi (40x) posisi meja
diturunkan terlebih dahulu untuk menghindari ujung lensa terkena slide
glass kemudian revolver diputar hingga posisi lensa obyektif 40x tepat
diatas objek. Untuk memperjelas target pengamatan digunakan pengatur
halus. Pada perbesaran paling tinggi (100x), meja benda diturunkan,
revolver 100x diputar, menjelang dekat objek ditahan dan minyak imersi
diteteskan di atas cover slip, kemudian dilanjutkan menempatkan lensa
objektif 100x hingga tepat di atas obyek. Untuk menajamkan tampilan
obyek, digunakan pengatur halus. Karena antara lensa obyektif dan
coverslip bila dilihat dengan mata telanjang tampak tanpa jarak, maka saat
menggunakan pengatur halus harus berhati-hati.
 Apabila target masih belum fokus dilakukan pengaturan kondensor, iris
diafragma yang dilanjutkan dengan pengatur halus.

b. Mikroskop Elektron
 Cara Kerja Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja
hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau
sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-
bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop
transmisi elektron ini.
Adanya persyaratan bahwa “obyek pengamatan harus setipis mungkin” ini
kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki
obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan
metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
 Cara kerja mikroskop pemindai elektron (SEM)
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada
mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi
elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari
permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar
elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya
diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah
gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses
operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa
digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
 Cara kerja mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan
elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang
sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang akan mengantarkan
muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat
dihindari.
Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan
ruang filamen di mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum
yang tinggi. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem
pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan
menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya
kemudian dipasang satu atau lebih piringan logamplatina yang biasa disebut
(aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang
digunakan hanya untuk melewatkan elektron, sementara tingkat kevakuman
yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.

c. Mikroskop Stereo
 Periksalah mikroskop yang akan dipakai. Bersihkan meja kacanya dengan
lap dan lensa-lensanya dengan kertas lensa.
 Gunakan meja sediaan warna putih untuk melihat objek yang tidak
transparan dan penyinaran dari atas sedangkan untuk mengamati objek yang
transparan sebaiknya menggunakan sinar dari bawah dan meja sediaan kaca
yang bening. Akan tetapi dalam prakteknya tergantung dari kelengkapan
mikroskop dan selera si pengamat.
 Objek yang diamati dapat kering dan dapat pula terendam air, dengan
meletakkanya di atas kaca objek, dalam cawan ataupun langsung di atas
meja kaca.
 Aturlah jarak kedua lensa okuler sehingga sesuai dengan jarak kedua mata.
Jika telah sesuai, lapangan optik akan tampak berbentuk bulat.
 Dengan kedua mata, objek dilihat melalui lensa okuler. Fokuskan objek
dengan memutar sekrup pengarah.
 Setelah selesai bekerja, bersìkan meja sediaan, lalu simpan mikroskop
tersebut dalam kotaknya dari dan kuncilah.

Anda mungkin juga menyukai