Mikroskop trinokuler
Mikroskop trinokuler merupakan jenis mikroskop cahaya yang memiliki
tiga saluran untuk eyepiece dan kamera
B. Mikroskop Elektron
Ada banyak macam mikroskop elektron dengan cara kerja yang berbeda pula.
Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan saat ini.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan alami
yang ingin diamati secara detail tanpa merusak atau menambah perlakuan
yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat alat SEM
konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang memungkinkan hal
tersebut bisa terlaksana.
C. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo adalah jenis mikroskop yang digunakan untuk observasi
dengan perbesaran rendah dari sampel yang berukuran relatif besar secara tiga
dimensi. Mikroskop jenis ini juga disebut sebagai mikroskop binokuler. Cahaya
yang digunakan mikroskop stereo biasanya merupakan cahaya yang berasal dari
pantulan sampel.
Mikroskop ini menggunakan dua jalur optik (dua lensa okuler) yang terpisah
dengan dua lensa objektif dan lensa mata. Gunanya untuk memberikan sudut
pandang yang lebih baik ketika menggunakan kedua mata sekaligus. Susunan
lensa seperti ini menghasilkan pencitraan tiga dimensi pada sampel atau objek
yang akan diteliti.
D. Mikroskop Ultraviolet
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini
protein antibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-
Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen
yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna
pendar.
Cara ideal untuk mengamati benda hidup adalah dalam keadaan alamiahnya.
Namun agak sulit mengamati benda hidup tanpa diberi warna dalam keadan
hidup, selain itu, gelapnya fragma benda hidup yang mikroskopik (jaringan
hewan atau bakteri) tak tembus cahaya sehingga pada masing-masing tincram
tak akan teramati, kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan mikroskop
fasekontras. Prinsip alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan
nuklus sel hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu
karena nucleus dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang
melalui meteri sekitar inti. Hubungan ini tidak dapat ditangkap oleh mata
manusia disebut fase. Namun suatu susunan filter dan diafragma pada
mikroskop fase kontras akan mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan
dalam terang yaitu daerah-daerah terang dan bayangan yang dapat ditangkap
oleh mata dngan demikian nucleus (dan unsure lain) yang sejauh ini tak dapat
dilihat menjadi dapat dilihat.
Pada Mikroskop Binokuler kita bisa melihat objek secara 3 dimensi yang
akan sangat memudahkan dalam pengamatan
Karena adanya lensa ganda jadi tidak diperlukan kondensor dan juga
jarak kerja yang cukup panjang, juga kedalaman yang sangat memadai.
Sistem aperture numerical-nya yang terbatasi oleh adanya jalur beam atau
disebut cahaya ganda. Hal tersebut harus membuat pengguna mengatur
terlebih dahulu diameter objek agar terlihat lebih besar
Mikroskop Binokuler butuh cahaya eksternal dari luar saat melakukan
pengamatan pada fosil yang bukan dari bentuk sayatan tipis, meski sudah
terdapat cahaya dari dalam mikroskop itu sendiri
b. Mikroskop Elektron
Kelebihan mikroskop elektron adalah gambar yang ditampilkan jauh lebih jelas
dari mikroskop cahaya dengan resolusi yang lebih bagus, serta pembesaran
yang dilakukan juga lebih besar. Namun di sisi lain kekurangan mikroskop ini
adalah membutuhkan proyektor dan ruangan yang luas untuk dapat melihat
hasil pengamatannya
c. Mikroskop Stereo
Kelebihan mikroskop stereo adalah memiliki ruang ketajaman lensa mikroskop
yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya. Sementara
kekurangan dari jenis mikroskop ini adalah tidak dilengkapi dengan kondensor
ataupun diafragma seperti pada mikroskop lainnya.
b. Mikroskop Elektron
Cara Kerja Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan kinerja
hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau 1 angstrom) atau
sama dengan pembesaran sampai satu juta kali. Meskipun banyak bidang-
bidang ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dengan bantuan mikroskop
transmisi elektron ini.
Adanya persyaratan bahwa “obyek pengamatan harus setipis mungkin” ini
kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan, terutama yang memiliki
obyek yang tidak dapat dengan serta merta dipertipis. Karena itu pengembangan
metode baru mikroskop elektron terus dilakukan.
Cara kerja mikroskop pemindai elektron (SEM)
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang terjadi pada
mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat berdasarkan deteksi
elektron baru (elektron sekunder) atau elektron pantul yang muncul dari
permukaan sampel ketika permukaan sampel tersebut dipindai dengan sinar
elektron. Elektron sekunder atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya
diperkuat sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam gradasi
gelap-terang pada layar monitor CRT (cathode ray tube). Di layar CRT inilah
gambar struktur obyek yang sudah diperbesar bisa dilihat. Pada proses
operasinya, SEM tidak memerlukan sampel yang ditipiskan, sehingga bisa
digunakan untuk melihat obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
Cara kerja mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan penumpukan
elektron (charging) di permukaan obyek, dengan membuat suasana dalam ruang
sample tidak vakum tetapi diisi dengan sedikit gas yang akan mengantarkan
muatan positif ke permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat
dihindari.
Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron dipercepat dan
ruang filamen di mana elektron yang dihasilkan memerlukan tingkat vakum
yang tinggi. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan memisahkan sistem
pompa vakum ruang obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan
menggunakan sistem pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya
kemudian dipasang satu atau lebih piringan logamplatina yang biasa disebut
(aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga 500 mikrometer yang
digunakan hanya untuk melewatkan elektron, sementara tingkat kevakuman
yang berbeda dari tiap ruangan tetap terjaga.
c. Mikroskop Stereo
Periksalah mikroskop yang akan dipakai. Bersihkan meja kacanya dengan
lap dan lensa-lensanya dengan kertas lensa.
Gunakan meja sediaan warna putih untuk melihat objek yang tidak
transparan dan penyinaran dari atas sedangkan untuk mengamati objek yang
transparan sebaiknya menggunakan sinar dari bawah dan meja sediaan kaca
yang bening. Akan tetapi dalam prakteknya tergantung dari kelengkapan
mikroskop dan selera si pengamat.
Objek yang diamati dapat kering dan dapat pula terendam air, dengan
meletakkanya di atas kaca objek, dalam cawan ataupun langsung di atas
meja kaca.
Aturlah jarak kedua lensa okuler sehingga sesuai dengan jarak kedua mata.
Jika telah sesuai, lapangan optik akan tampak berbentuk bulat.
Dengan kedua mata, objek dilihat melalui lensa okuler. Fokuskan objek
dengan memutar sekrup pengarah.
Setelah selesai bekerja, bersìkan meja sediaan, lalu simpan mikroskop
tersebut dalam kotaknya dari dan kuncilah.