Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM DEKORDER BINER KE HEKSADESIMAL

Dosen Pengampu : Bpk. IR. MOHAMMAD LUQMAN, MS

Disusun Oleh:

Nama : Muhammad Ibnu Abbas

Kelas : D4TE-1A/15

NIM : 2041170108

PROGRAM STUDI D4 TEKNIK ELEKTRONIKA


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG 2020/2021
Tugas - 04. Dekoder Biner ke HeksaDesimal
A.

B. Dasar Teori
Pengertian Aljabar Boolean dan Hukumnya – Aljabar Boolean atau dalam bahasa Inggris disebut
dengan Boolean Algebra adalah matematika yang digunakan untuk menganalisis dan menyederhanakan
Gerbang Logika pada Rangkaian-rangkaian Digital Elektronika. Boolean pada dasarnya merupakan Tipe
data yang hanya terdiri dari dua nilai yaitu “True” dan “False” atau “Tinggi” dan “Rendah” yang biasanya
dilambangkan dengan angka “1” dan “0” pada Gerbang Logika ataupun bahasa pemrograman komputer.
Aljabar Boolean ini pertama kali diperkenalkan oleh seorang Matematikawan yang berasal dari Inggris
pada tahun 1854. Nama Boolean sendiri diambil dari nama penemunya yaitu George Boole.

Hukum Aljabar Boolean


Dengan menggunakan Hukum Aljabar Boolean ini, kita dapat mengurangi dan menyederhanakan Ekspresi
Boolean yang kompleks sehingga dapat mengurangi jumlah Gerbang Logika yang diperlukan dalam
sebuah rangkaian Digital Elektronika.

Dibawah ini terdapat 6 tipe Hukum yang berkaitan dengan Hukum Aljabar Boolean
Hukum Komutatif (Commutative Law)

Hukum Komutatif menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal Input tidak akan
berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
X.Y = Y.X
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
X+Y = Y+X
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat menukarkan posisi variabel atau dalam hal ini
adalah sinyal Input, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya.

Hukum Asosiatif (Associative Law)


Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan berpengaruh terhadap Output
Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (Gerbang Logika AND)
W . (X . Y) = (W . X) . Y
Penjumlahan (Gerbang Logika OR)
W + (X + Y) = (W + X) + Y

Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi variabel dalam hal ini
adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak
peduli yang mana dihitung terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk
mempermudah mengingat yang mana akan dihitung terlebih dahulu.

 Hukum Distributif

Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat disebarkan tempatnya
atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak akan mempengaruhi Output Keluarannya.
Hukum AND (AND Law)

Disebut dengan Hukum AND karena pada hukum ini menggunakan Operasi Logika AND atau perkalian.
Berikut ini contohnya :
Hukum OR (OR Law)

Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini adalah Contohnya :

Hukum Inversi (Inversion Law)

Hukum Inversi menggunakan Operasi Logika NOT. Hukum Inversi ini menyatakan jika terjadi Inversi ganda
(kebalikan 2 kali) maka hasilnya akan kembali ke nilai aslinya.
Pengertian Encoder Dan Decoder 
Encoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode
yang lebih dikenal oleh manusia ke dalam kode yang kurang dikenal manusia.
Decoder adalah suatu rangkaian logika yang berfungsi untuk mengkonversikan kode
yang kurang dikenal manusia kedalam kode yang lebih dikenal manusia.

Contoh

A. Encoder Oktal ke Biner


ENCODER oktal ke biner ini terdiri dari delapan input, satu untuk masing-masing dari
delapan angka itu, dan tiga output yang menghasilkan bilangan binernya yang sesuai.
Rangkaian itu terdiri dari gerbang OR. Berikut tabel kebenarannya.

Diandaikan hanya ada satu saluran input dengan logik 1 untuk setiap kalinya, seelain
dari itu input tersebut tidak mempunyai arti. Tampak bahwa rangkaian itu
mempunyai delapan input yang dapat memberikan 28 kemungkinan kombinasi,
tetapi hanya delapan kombinasi yang mempunyai arti.
B. Decoder Biner ke Octal
Pada decoder dari biner ke oktal ini terdapat tiga input yaitu A, B dan C yang
mewakili suatu bilangan biner tiga bit dan delapan output yang yaitu D0 sampai
dengan D7 yang mewakili angka oktal dari 0 sampai dengan 

Dalam hal ini unsur informasinya adalah delapan angka oktal. Sandi untuk informasi
diskrit ini terdiri dari bilangan biner yang diwakili oleh tiga bit. Kerja dekorder ini
dapat lebih jelas tampak dari hubungan input dan output yang ditunjukan pada tabel
kebenaran dibawah ini. Tampak bahwa variabel outputnya itu hanya dapat
mempunyai sebuah logk 1 ntuk setiap kombinasi inputnya. Saluran output yang
nilainya sama dengan 1 mewakili angka oktal yang setara dengan bilangan biner
pada saluran inputnya
C. Peraga 7 segmen
Untuk menampilkan bilangan yang dikeluarkan oleh decoder akan dapat dipakai
sebuah penampil 7-segmen (seven segment display). Penampil ini terdiri dari 7-
segmen yang tersusun membentuk angka-angka, ditunjukkan pada Gabar.C1.

Gabar. C1 Cara mengidentifikasi segmen-segmen dalam penampil 7-segmen

Segmen-segmen ditandai dengan huruf-huruf a, b, c, d, e, f dan g. setiap segmen


dapat diisi sebuah filamen yang akan berpijar apabila diaktifkan. Jenis penampil
semacam ini disebut penampil pijar (incandescent display). Cara memijarkan tidak
beda dengan lampu-lampu pijar biasa.

Jenis penampil lain adalah yang segmen-segmennya mengandung tabung gas (gas
discharge tube), yang beroperasi dengan tegangan tinggi. Penampil ini berpendar
dengan warna jingga. Ada pula penampil pendaran (fluorescent tube) yang
mengeluarkan cahaya kehijauan, dan beroperasi dengan tegangan rendah.

Penampil yang banyak dipakai adalah yang menerapkan LED (Light Emitting Diode).
Untuk menyalakan LED diterapkanlah sirkit seperti pada Gb.C2. R=150Ω berfungsi
untuk membatasi arus agar bertahan pada 20mA. Tanpa R, LED akan terbakar. Pada
LED akan terdapat tegangan kira-kira 1,7V. 
Gabar. C2. Sirkit untuk menyalakan LED

Gabar. C3 Asas menyalakan LED.

LED yang dibumikan (lewat R=150 Ω) akan menyala


Setiap segmen didalam penampil pada Gb.C1 berisi satu LED. Adapun asasnya
hubungan LED ditunjukkan dalam Gb.C3, yaitu anoda-anoda disatukan dan diberi
potensial +Vcc (5V). katodalah yang diberi logik 0 atau 1 dari dekoder lewat R=150Ω.
Apabila saklar ditutup, maka katoda yang bersangkutan memperoleh logik 0 dan LED
itupun menyala, sebab sirkit baterai tertutup. Pada Gb.C4 ditunjukkan angka-angka
yang akan dapat ditampilkan oleh tujuh segmen.
Gabar. C4 Angka-angka yang akan dapat ditampilkan oleh 7-segmen

Sebagai contoh, untuk menyalakan atau menampilkan angka 6, maka saklar a, c, d, e,


f, dan g harus ditutup, sehingga segmen-segmen a, c, d, e, f, dan g pun menyala.
Dalam pelaksanaan praktek, segmen-segmen a hingga g dikoneksikan langsung pada
keluaran a hingga g pada dekoder. Keluaran yang aktif akan meng-ground-kan
segmen yang berkoneksi padanya, sehingga segmen tersebut menyala. Contoh,
keluaran pada dekoder (a, b, c) aktif, maka output-output itu masing-masing meng-
ground-kan katodanya LED yang ada di segmen a, b, dan c, sehingga tampilah 7.

C. Decoder BCD ke Desimal


Rangkaian Dekoder BCD ke desimal ditunjukan pada gambar D2. Unsur informasi
dalam hal ini adalah sepuluh angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD. Masing-
masing keluarannya sama dengan 1 hanya bila variabel masukannya membentuk
suatu kondisi bit yang sesuai dengan angka desimal yang diwakili oleh sandi BCD itu.
Tabel D2 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran dekoder tersebut. Hanya
sepuluh kombinasi masukan pertama yang berlaku untuk penentuan sandi itu, enam
berikutnya tidak digunakan dan menurut definisi, merupakan keadaan tak acuh. Jelas
keadaan tak acuh itu pada perencanaannya digunakan untuk menyederhanakan
fungsi keluarannya, jika tidak setiap gerbang akan memerlukan empat masukan.
Untuk kelengkapan analisis tabel D2 memberikan semua keluaran termasuk enam
kombinasi yang tidak terpakai dalam sandi BCD itu; tetapi jelas keenam kombinasi
tersebut tidak mempunyai arti apa-apa dalam rangkaian itu.
Gabar. D2 Dekoder BCD ke decimal

Decoder BCD ini ada 2 macam yaitu yang outputnya aktif level tinggi dan yang
outputnya aktif rendah sehingga membutuhkan 7 segmen yang berbeda. Untuk aktif
level tinggi menggunakan 7 segmen kommon katoda, sedangkan untuk aktif level
rendah menggunakan 7 segmen kommon anoda. 

Tabel Kebenaran Decoder common katoda


C. Perancangan

Tabel Kebenaran:

A B C D A B C D E F G
0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0
0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1
0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 2
0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 3
0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 4
0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 5
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 6
0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 7
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 8
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 9
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 A
1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 B
1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 C
1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 D
1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 E
1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 F
K-Maps
A.

AB 00 01 11 10
/CD
00 1 0 1 1
01 0 1 0 1
11 1 0 1 0
10 1 1 1 1

B.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 1 1 0 1
01 1 0 1 1
11 1 1 0 0
10 1 0 0 1

C.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 1 1 0 1
01 1 1 1 1
11 1 1 0 1
10 0 1 0 1

D.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 1 0 1 1
01 0 1 1 0
11 1 0 0 1
10 1 1 1 0

E.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 1 0 1 1
01 0 0 1 0
11 0 0 1 1
10 1 1 1 1
F.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 1 0 1 1
01 1 1 0 1
11 0 0 1 1
10 0 1 1 1

G.

AB/ 00 01 11 10
CD
00 0 0 0 1
01 0 1 1 1
11 1 0 1 1
10 1 1 1 1

D. Gambar Rangkaian
E. Daftar Komponen
1. IC 7404…………………….1 BUAH
2. IC 7420…………………….6 BUAH
3. IC 7410…………………….4 BUAH
4. IC 7411…………………….1 BUAH
5. IC 7421…………………….2 BUAH
6. 7SEGMENT CC………….1 BUAH

F. Pengkawatan PortoBoard
G. Simulasi Rangkaian
H. Analisa dan Pembahasan
Dari percobaan rangkaian decoder tersebut hasilnya sangat memuaskan
sesuai dengan table kebenaran dan ouput heksadesimalnya pun sesuai dengan
syarat dari tabel nomor 1, dan rangkaian ini berjalan dengan 7segment common
cathode, terdapat berberapa kendala di penarikan garis line dikarenakan sangat
banyak jalur dari rangkaian tersebut sehingga dibutuhkan kosentrasi dan ketelitian
yang sangat tinggi, salah dalam penarikan garis meskipun 1 jalur saja maka akan
berakibat fatal yang menyebabkan output tidak sesuai dengan tabel kebenaran.
I. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini yaitu kami selaku mahasiswa menjadi lebih menguasai
dalam berberapa materi tidak hanya satu, yaitu diantaranya pengetahuan tentang ic
gerbang yang meluas, kemampuan dalam penyederhanaan k-map dan aljabar boelan,
kesabaran dan ketelitian yang meningkat, skil dalam perangkaian di software proteus dan
lain sebagainya, tugas rangkaian decoder ini hanyalah sedikit dari sekian banyak rangkaian
yang masih bisa di dalami, dengan menggunakan ic gerbang logika dasar maka pengetahuan
kami semakin meningkat sebelum mengenal ic yang lebih kompak dalam ukuran dan
rangkaian.

J. Lampiran
1. http://tentangelektro1.blogspot.com/2014/05/encoder-dan-decoder.html
2. http://ondyx.blogspot.com/2014/02/pengertian-encoder-dan-
decoder.html#:~:text=Encoder%20adalah%20suatu%20rangkaian%20logika,kode
%20yang%20lebih%20dikenal%20manusia.
3. https://teknikelektronika.com/pengertian-aljabar-boolean-hukum-aljabar-
boolean/
4. https://alltransistors.com/mosfet/transistor.php?transistor=21032
5. https://www.futurlec.com/74/IC7421.shtml
6. https://www.futurlec.com/74/IC7411.shtml

Anda mungkin juga menyukai