Anda di halaman 1dari 14

SMP NEGERI 4 SELAYAR

BAB 9

MENERAPKAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

SENI BUDAYA

VII D

1
BAHAN AJAR
MENERAPKAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

Kompetensi Inti:

KI3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahua faktual, konseptual, prosedural,


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian spesifik dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah.
KI4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari apa yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar:

3.3 Memahami prosedur penerapan ragam hias pada bahan buatan


4.3 membuat karya dengan berbagai motif ragam hias pada bahan buatan

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. mengidentifikasi teknik penerapan ragam hias pada media tekstil


2. mendeskripsikan teknik penerapan ragam hias pada media tekstil
3. mengekspresikan diri melalui penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
pada media tekstil
4. mengomunikasikan hasil karya penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris
pada media tekstil secara lisan maupun tulisan.

2
3
PENERAPAN RAGAM HIAS PADA BAHAN TEKSTIL

A. Pengertian

Raham hias adalah bentuk-bentuk dasar hiasan yang biasanya disusun


secara berulang-ulang sesuai pola tertentu, diterapkan pada karya seni atau
kerajinan dengan tujuan untuk memperindah atau menghias. Ragam hias
Nusantara dapat ditemukan pada motif batik, tenun, tatah sungging, anyaman,
tembikar, ukiran kayu, dan pahatan batu.  Ragam hias tersebut muncul dengan
bentuk-bentuk yang bervariasi. Ragam hias yang terdapat dalam karya kerajinan
atau seni tradisional sering kali terdapat makna spiritual dan harapan tertentu.

Ragam hias asli Nusantara biasanya berbentuk realis atau hasil


stilasi/penggayaan dan deformasi flora, fauna, figuratif, benda. Ada pula ragam
hias bermotif abstrak dan hasil adaptasi pengaruh budaya luar, misalnya dari
Tiongkok, India, dan Persia.

4
B. Jenis dan sifat bahan tekstil
Seperti halnya berbagai media apapun, setiap bahan tekstil memiliki
sifat yang berbeda-beda. Jenis bahan tekstil dapat diketahui dari perbedaan
jenis benang dan teksturnya. Terdapat beberapa jenis bahan pembuatan
tekstil. Secara umum terdapat dua jenis benang atau serat, yaitu benang dari
bahan alam dan buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan berbagai jenis
bahan tekstil beserta sifatnya.

5
1. Bahan Tekstil Alami
Beberapa jenis bahan tekstil yang dihasilkan dari bahan alam sebagai bahan
utama produk tekstil antara lain sebagai berikut;
a. Kapuk
Sifat bahan tekstil alami kapuk yaitu;
 bahan tekstil alami kapuk diperoleh dari tanaman pohon randu (Ceiba
Pentandra) yang tumbuh di Jawa dan Sumatra (Indonesia), Meksiko,
Amerika Tengah, Karibia, Amerika Selatan bagian Utara dan Afrika Barat
 disebut katun sutra karena mengkilap seperti sutera
 tekstur halus
 lemah
 serat pendek
 tahan terhadap kelembaban, cepat kering bila basah
 digunakan untuk kasur, bantal, dan furnitur berlapis
b. Katun/Kapas
Sifat dari bahan tekstil alam katun/ kapas yaitu;
 serat alami yang paling banyak digunakan dalam pakaian, tumbuh di
sekitar biji tanaman kapas.
 kekuatan cukup baik
 elastisitas sangat rendah
 kurang kuat dan rentan terhadap kerutan
 jika dipakai nyaman dan terasa lembut
 daya serap terhadap air baik
 mengalirkan panas dengan baik
 bisa rusak karena serangga, jamur, lumut dan ngengat
 kekuatan serat dapat melemah jika dijemur menggunakan sinar matahari
dalam jangka waktu yang lama
 umumnya digunakan sebagai bahan pakaian tenun dan rajutan
 digunakan untuk bahan tekstil rumahan, misalnya handuk mandi, jubah
mandi, penutup tempat tidur dan sebagainya
 digunakan sebagai campuran dengan serat lain seperti poliester, spandeks
dan sebagainya
 lentur, mudah kusut, serta dapat disetrika dengan temperatur panas yang
tinggi.
c. Sutra
Sifat dari bahan tekstil alam sutra yaitu;
 terbuat dari serat kepompong ulat sutra
 ekstur halus dan lembut, berkilau, licin, serta lentur

6
 kuat, ringan, tetapi dapat kehilangan hingga 20% kekuatannya saat basah
 jika terkena terlalu banyak sinar matahari dapat melemah
 jika dibiarkan kotor, dapat dirusak oleh serangga
 diterapkan untuk pembuatan kemeja, piyama, jubah, dasi, blus, gaun
formal, pakaian mode kelas atas, setelan pria dan baju musim panas,
penutup dinding, pelapis jok, dan hiasan dinding
 banyak menyerap air dan nyaman saat digunakan.
d. Wol
Sifat dari bahan tekstil alam wol yaitu;
 serat wol berasal dari bulu domba, memiliki tekstur serat yang relatif
kasar dan berkerut dengan sisik pada permukaannya
 higroskopis (mudah menyerap kelembaban)
 tahan terhadap listrik statis
 diterapkan untuk pembuatan jaket, jas, celana, baju hangat, topi, selimut,
dan karpet
 tidak mudah kusut, dapat menahan panas, sangat lentur, apabila
dipanaskan menjadi lebih lunak.
e. Goni
Sifat dari bahan tekstil alam goni yaitu;
 berasal dari tumbuhan rami (jute) atau rosela
 serat termurah
 tidak tahan lama karena cepat rusak bila terkena air dalam waktu lama
 kekuatan kurang tidak bisa diubah warnanya menjadi putih bersih
 diterapkan untuk pembuatan benang pengikat untuk karpet, kain kasar,
karung dan sebagainya
2. Bahan Tekstil Buatan

7
Selain bahan alam saat ini juga telah banyak diproduksi bahan tektil buatan.
Beberapa janis bahan tekstil buatan antara lain sebagai berikut;

a. Nilon
Sifat bahan tekstil buatan nilon yaitu;
 elastisitas tinggi
 sangat kuat dan tahan lama
 termoplastik
 bisa menjadi sangat mengkilat atau kusam
 tahan terhadap serangga, jamur, lumut dan kebusukan diterapkan untuk
pembuatan stocking, parasut, dan kantong udara
b. Dakron
Sifat dari bahan tekstil buatan dakron yaitu;
 nama asli yaitu polietilena tereftalat
 mudah dicuci, cepat kering, tidak mudah kisut, dan mempunyai daya serap
tinggi
 agak keras, akan tetapi bisa digunakan untuk pengisian bantal, guling
maupun boneka agar terlihat lebih terisi, terlihat rapi, memiliki bobot
ringan dan mengembang dengan baik
c. Poliester
Sifat dari bahan tekstil buatan poliester yaitu;
 termoplastik, bisa dibentuk ulang dengan proses pemanasan
 kekuatan baik
 hidrofobik (tidak menyerap)
 diterapkan untuk pembuatan pakaian tenun dan rajutan, kemeja, celana,
jaket, topi, seprai, selimut, dan bahan bantal

C. Jenis dan bahan pewarna


Salah satu unsur yang membuat suatu bahan tekstil menjadi indah
adalah warna. Terdapat beberapa jenis pewarna tekstil. Sama dengan jenis bahan
pembuatan serat/benang tekstil, secara umum terdapat dua jenis pewarna, yaitu
alami dan buatan (sintetis). Pewarna alam dihasilkan dari ekstrak akar-akaran, buah,
daun,kulit kayu maupun batang kayu. Sedangkan pewarna buatan (sintetis) dibuat dari
bahan kimia/ buatan. Di bawah ini merupakan penjelasan kedua bahan pewarna
tersebut :

8
1. Pewarna Tekstil Alami

Pewarna tekstil alami memiliki sifat mudah luntur dan mudah pudar karena tidak
tahan terhadap sinar matahari.
a. Kunyit (Curcuma domestica)
Kunyit merupakan pewarna tekstil alami yang dibuat dengan cara merebuat
parutan kunyit. Warna yang dihasilkan dari bahan ini adalah warna kuning
hingga jingga.
b. Kayu tingi (saga)
Kayu tingi merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami yang
dibuat dengan mengolah kulit kayu dan getahnya. Warna yang dihasilkan dari
bahan kayu tingi/ saga yaitu merah dan hitam.
c. Kesumba
Kesumba merupakan bahan dasar pewarna tekstil alami berbentuk biji-bijian.
Warna yang dihasilkan dari biji kesumba yaitu warna merah atau kuning.
d. Tarum atau tom (Indigofera Tinctoria)
Tarum atau tom merupakan sejenis tanaman yang dapat diolah sebagai bahan
dasar pembuatan pewarna alami. Warna yang dihasilkan dari rendaman daun
tarum adalah warna biru.
e. Pinang (Areca Cathecu)

9
Biji buah pinang dapat diolah menjadi bahan dasar pembuatan pewarna tekstil
alami. Warna alami yang dihasilkan dari tumbukkan halus biji buah pinang tua
adalah warna merah.
f. Suji (Dracaena angustifolia)
Tumbuhan suji juga dapat dibuat menjadi pewarna tekstil alami. Warna alami
yang dihasilkan dari air hasil tumbukan halus tumbuhan ini yaitu warna hijau.
g. Kulit manggis (Garcinia mangostana)
Kulit buah manggis merupakan bahan dasar pembuatan pewarna tekstil alami.
Warna yang dihasilkan dari kulit manggis yaitu biru, ungu dan merah. Warna
tersebut diperoleh dengan cara menumbuk halus kulit manggis kemudian
bubuk kulit manggis direndam menggunakan etanol dan dikeringkan.
h. Akar mengkudu (Morinda citrifolia)
Akar tanaman mengkudu merupakan salah satu bahan dasar pembuatan
pewarna tekstil alami. Warna yang dihasilkan dari akar mengkudu ini yaitu
warna merah kecoklatan.
i. Getah gambir
Gambir yaitu sejenis getah yang telah dikeringkan dari ekstrak remasan daun
dan ranting tumbuhan. Warna merah tua hingga kecoklatan yang dihasilkan
dari tumbuhan ini.
j. Jati (Tectona grandis)
Pucuk daun jadi juga dapat dijadikan sebagai bahan dasar pewarna alami.
Warna yang dihasilkan dari daun jati yaitu warna merah kecoklatan.
k. Angsana
Kayu dan daun tanaman angsana dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar
pewarna alami. Warna yang dihasilkan oleh kayu angsana yaitu warna merah
sedangkan daunnya berwarna coklat kekuningan.

2. Pewarna Tekstil Buatan/ Sinteti

10
Pewarna tekstil buatan memiliki sifat tidak mudah luntur dan tahan terhadap
sinar matahari. Jenis pewarna naphtol digunakan dengan teknik celup, sedangkan
pewarna indigosol dapat digunakan dengan teknik celup atau colet (lukis).
a. Naphtol
Zat warna naptol terdiri dari 2 komponen, yaitu naphtol sebagai komponen dasar
dan garam diazonium atau garam naphtol sebagai komponen pembangkit warna.
b. Zat Warna Indigosol
Zat warna indigosol atau bejana larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya
baik, berwarna merata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai dengan cara
pecelupan dan coletan. Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium
Nitrit dan Asam/Asam sulfat atau Asam florida.
c. Zat Warna Rapid
Zat warna rapid biasanya digunakan untuk coletan jenis rapid fast. Zat warna
rapid merupakan campuran dari komponen naphtol dan garam diazonium yang
distabilkan, yang paling banyak dipakai biasanya rapid merah, karena berwarna
lebih cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol.
d. Zat Warna Pigmen
Pemakaian pada bahan tekstil membutuhkan zat pengikat yang membantu
pengikatan zat warna tersebut dengan serat. Zat warna pigmen umumnya
digunakan untuk cetak saring dan kurang cocok digunakan pada teknik celup.
e. Cat Tekstil
Cat Tekstil berbahan dasar air. Cat jenis ini khusus digunakan untuk melukis di
atas kain. Cat ini cocok untuk kegiatan melukis sepatu kanvas, tas kain atau t-
shirt. Setelah cat mengering kain yang dilukis harus disetrika, namun besi
setrikaan jangan langsung mengenai lukisannya.
f. Cat Akrilik
Merupakan salah satu jenis cat yang cukup awam dipakai untuk melukis. Cat ini
adalah janis cat yang terbuat dari plastik dengan dasar polietilen dan mengeras

11
saat kering. Cat akrilik dapat dicampur dengan air, tetapi menjadi tahan air
apabila kering. Lukisan berbahan cat akrilik mampu menyerupai lukisan cat air
atau lukisan cat minyak.

D. Teknik

Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara, yaitu :
a. Membatik
Pengertian secara umum batik tulis/klasik adalah sebuah teknik menahan
warna dengan lilin malam secara berulang-ulang di atas kain, namun pada
perkembangannya, batik dibuat menggunakan teknik celup, cap, sablon, dan
printing
b. Menenun
Teknik pembuatan kain dengan cara memasukkan secara berselang-seling
kelompok benang yang membujur (lungusi) ke dalam kelompok benang yang
melintang (pakan)

12
c. Menyulam
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit
menggunakan keterampilan tangan secara manual
d. Membordir
Teknik pembuatan hiasan kain dengan media benang dan jarum jahit
menggunakan bantuan mesin
e. Melukis
Teknik pembuatan hiasan pada kain menggunakan alat bahan kuas dan cat

E. Fungsi Ragam Hias pada Bahan Tekstil


Ragam hias merupakan corak hias pada permukaan benda hasil kerajinan.
Ragam hias dapat berupa bentuk alami maupun gubahan/ stilasi dari bentuk hewan,
tumbuhan, manusia, bentuk geometris, abstrak, dll.
Adapun fungsi ragam hias pada bahan tekstil, yaitu:

1. Dapat menambah nilai-nilai estetika atau nilai-nilai keindahan pada sebuah karya


kerajinan dari bahan tekstil. Nilai-nilai estetika dapat dihasilkan jika ragam hias
yang dibuat pada bahan tekstil tersebut dapat menambah keindahan sehingga
dapat dinikmati oleh orang banyak.
2. Dapat menambah nilai ekonomis/nilai jual produk. Jika ragam hias tersebut
menghasilkan nilai estetika, tentu produk tersebut akan banyak diminati pembeli
dan dapat menghasilkan keuntungan.
3. Menambah daya tarik pembeli. Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, barang-
barang yang indah akan banyak diminati oleh pembeli.
4. Menambah nilai seni pada produk. Artinya barang yang mendapat sentuhan
hiasan/ dihias akan terlihat fungsinya sebagai barang karya seni.
5. Mewariskan kebudayaan dari proses pembuatannya. Artinya apabila orang yang
telah ahli dalam pembuatan ragam hias pada bahan tekstil, ada baiknya dapat
menurunkan ilmu/ keahliannya pada teman-teman, anak, saudara, dll.

F. Teknik Menggambar Ragam Hias pada Bahan Tekstil


Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dilakukan dengan teknik yang
berbeda-beda, misalnya batik, sulam, bordir, songket, sablon, tenun ikat, dan lukis.
Salah satu penerapan ragam hias adalah teknik lukis yang diterapkan pada tas kain.
Tas kain atau totebag terbuat dari bahan kain yang menyerap cat. Menggunakan
pewarna misalnya cat tekstil atau cat sablon dengan alat kuas.
Berikut ini contoh penerapan ragam hias pada tas kain atau totebag, dengan
teknik menggambar. Perhatikan gambar dan langkah-langkahnya berikut ini;

13
1. Siapkan gambar rancangan ragam hias di atas kertas.
2. Siapkan tas kain atau totebag yang akan dihias dan berilah alas dari bahan karton
atau tripleks di dalamnya agar pengecatan tidak akan tembus ke belakang
3. Pindah gambar rancangan ragam hias ke permukaan tas kain dengan pensil
4. Selanjutnya memberikan warna-warna yang menarik pada gambar rancangan
dipermukaan kaos dengan menggunakan alat kuas
5. Setelah selesai pewarnaan, lanjutkan dengan finishing, lalu keringkan hasil gambar
ragam hias dengan hair dryer atau dijemur

14

Anda mungkin juga menyukai