Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN “APENDISITIS”

PEMBIMBING AKADEMIK MAHASISWA

(CHRIESTINA MARGARETTA)
LAPORAN PENDAHULUAN

I. DEFINISI
Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing
(apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan peradangan akut sehingga memerlukan
tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya
(Nanda,2015).

II. ETIOLOGI
Menurut Syamsu Hidayat (2004)
1. Fekalit
2. Tumor apendiks
3. Cacing askaris
4. Erosi mukosa apendiks
5. Hiperplasi jaringan limfe

III. MANIFESTASI KLINIS


1. Nyeri kuadran kanan bawah
2. Demam ringan
3. Mual dan muntah
4. Anoreksia
5. Malaise
6. Nyeri tekan titik Mc. Burney
7. Spasme otot
8. Konstipasi dan diare
(Brunner & Suddart,1997)

IV. KOMPLIKASI
Menurut Smeltzer dan Bare (2009)
1. Perforasi
Berupa massa yang terdiri dari kumpulan apendiks, sekum, dan letak usus halus.
2. Peritonitis
Infeksi pada sistem vena porta ditandai dengan panas tinggi 39̊C – 40̊C.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi : adanya distensi pada abdomen
2. Paslpasi : pada titik Mc. Burney bila ditekan terasa nyeri
b. Pemeriksaan Laboratorium
1. Leukosit akan terjadi peningkatan lebih dari 10.000

c. Radiologi
1. USG
2. CT scan
3. Rontgen abdomen

VI. PATHWAY

Fekalit, bolus ascaria, benda asing, jaringan

Obstruksi pada lumen apendiks

Ketidakseimbangan antara Migrasi banteri dari


produksi dan ekskresi colon ke apendiks
mucus

Peningkatan intra lumen


Obstruksi
Terhambatnya aliran limfe

Edema dan ulserasi mukosa

Nyeri epigastrium Edema dan peningkatan


tekanan intra lumen

Nyeri Akut
Peradangan pada dinding apendiks

Peradangan meluas ke peritonium Mekanisme kompensansi tubuh

Pembedahan Peningkatan leukosit dan suhu tubuh

Ansietas Hipertermia
VII. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap protektif,
gelisah, frekuensi nadi meningkat
2. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah,
kulit terasa hangat
3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d tampak gelisah, tampak tegang, muka
tampak pucat
VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d tampak meringis, bersikap protektif,
gelisah, frekuensi nadi meningkat
➢ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tingkat
nyeri menurun dengan kriteria hasil :
- Meringis menurun
- Bersikap protektif menurun
- Gelisah menurun
- Frekuensi nadi membaik
➢ Intervensi :
Observasi
1) Identifikasi lokasi nyeri
2) Identifikasi skala nyeri

Terapeutik
1) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2) Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
1) Jelaskan strategi meredakan nyeri
2) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian analgetik
2. Hipertermia b.d proses penyakit d.d suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah,
kulit terasa hangat
➢ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil :
- Suhu tubuh membaik
- Kulit merah menurun
- Suhu kulit membaik
➢ Intervensi :
Observasi
1) Monitor suhu tubuh

Terapeutik

1) Sediakan lingkungan yang dingin


2) Longgarkan atau lepaskan pakaian pasien
3) Basahi dan kipasi permukaan tubuh
4) Berikan cairan oral

Edukasi

1) Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena


3. Ansietas b.d kurang terpapar informasi d.d tampak gelisah, tampak tegang, muka
tampak pucat
➢ Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan tingkat
ansietas menurun dengan kriteria hasil :
- Perilaku gelisah menurun
- Perilaku tegang menurun
- Pucat menurun
➢ Intervensi :
Observasi
2) Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3) Monitor tanda-tanda ansietas

Terapeutik

5) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan


6) Dengarkan dengn penuh perhatian
7) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

Edukasi

2) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien


3) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian obat anti ansietas

IX. PENATALAKSANAAN
a. Penanggulangan Konservatif
Terutama diberikan pada penderita yang tidak mempunyai akses ke
pelayanan bedah berupa pemberian antibiotik. Pemberian antibiotik berguna
untuk mencegah infeksi.
b. Operasi
Bila diagnosa sudah tepat dan jelasditemukan apendisitiss maka tindakan
yang dilakukan adalah operasi membuang apekdiks (appendektomi). Penundaan
appendektomi dengan pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses dan
perforasi.
c. Pencegahan Tersier
Tujuan utama pencegahan tersier yaitu mencegah terjadinya komplikasi
yang lebih berat seperti komplikasi intra-abdomen. Komplikasi utama adalah
infeksi luka dan abses intraperitonium. Bila diperkirakan terjadi perforasi maka
abdomen dicuci dengan garam fisiologis atau antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai