Disusun Oleh :
Aidil Chandra (11870110336)
M. Bagus laksana (11870111886)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................…. 3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….…. 3
1.3 Manfaat Penulisan………………………………………………………….. 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI SERIKAT PEKERJA………………………………………...……. 5
2.1.1 Tujuan dan Fungsi Kehadiran Serikat Pekerja………………………….. 5
2.2.2 Tujuan berdirinya Serikat Pekerja………………………………………. 5
2.2.3 Fungsi Serikat Pekerja Di Perusahaan………………………………...… 6
2.2.4 Ruang Lingkup Wewenang Serikat Pekerja…………………..………… 6
2.2 BUDAYA ORGANISASI…………………………………………………...… 7
2.2.1 Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli…………………….. 7
2.2.2 Fungsi dan Peran Budaya Organisasi…………………………….….…. 8
2.2.3 Jenis dan Macam Budaya Organisi…………………………………...... 8
2.2.4 Contoh Budaya Organisasi……………………………………...…….... 9
2.2.5 Ciri dan Karakteristik Budaya organisasi…………………...……….…. 9
2.3 KONFLIK………………………………………………………….……………10
2.3.1 Bentuk –Bentuk Konflik Struktural…………………………..…...……10
2.3.2 Jenis – Jenis Konflik…………………………………………..…...….. 11
2.3.3 Konflik Lini dan Staf…………………………………………….……. 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini sumber daya manusia sangat berperan penting di sebuah organisasi atau pun
di perusahaan. Tenaga kerja mempunyai faktor dalam dalam mendorong kemajuan suatu
organisasi atau perusahaan. Potensi yang ada dalam sumber daya manusia di suatu
perusahaan yang berkualitas akan menghasilkan suatu aktivitas yang optimal, sehingga dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi di sebuah perusahaan untuk memacu daya saing. Oleh
sebab itu, setiap organisasi memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan perusahaan. Sumber daya manusia merupakan
penggerak sebuah perusahaan yang mampu memberikan kontribusi bagi perusahaan
(Widianingrum, 2015)
Tujuan perusahaan dikatakan dapat tercapai bukan hanya tergantung pada peralatan
modern, sarana dan prasarana yang memadai, tetapi lebih tergantung pada sumber daya
manusia yang melaksanakan pada pekerjaan tersebut. Pencapaian suatu organisasi sangat di
pengaruhi oleh kinerja induvidu karyawannya. Setiap organisasi perusahaan harus selalu
memacu karyawannya dengan harapan mampu mencapai keselaraan di setiap bagian-bagian
perusahaan, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan.
3
1.3 Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Definisi Serikat Pekerja
2. Untuk mengetahui Apa saja Tujuan dan Fungsi, dan wewenang Serikat Pekerja
3. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Budaya Organisasi
4. Untuk mengetahui Apa saja Fungsi, jenis, dan contoh Budaya Organisasi
5. Untuk mengetahui Apa itu Definisi Konflik
6. Untuk mengetahui Apa saja Bentuk –Bentuk Konflik Struktural
7. Untuk mengetahui Apa saja Jenis – Jenis Konflik
8. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud Konflik Lini dan Staf
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Serikat Pekerja
Dengan kalimat lain, serikat pekerja adalah asosiasi atau perkumpulan pekerja yang
memiliki tujuan yang sama untuk melindungi hak-hak pekerja sesuai dengan ketentuan yang
ada, dan apabila terjadi permasalahan yang berkaitan dengan hak-hak pekerja sebagai
anggotanya, maka pengurus serikat pekerja membantu menanganinya atas nama pekerja
dengan melakukan pembicaraan atau negosiasi dengan pihak manajemen, atau pemilik
perusahaan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Latar belakang dari para pekerja untuk bergabung dalam serikat pekerja adalah untuk
mencapai tujuan umum mereka yang terkait dengan upah, jam kerja dan kondisi kerja.
Melalui serikat pekerja, para pekerja dapat melakukan tawar-menawar dengan pemberi kerja
atas nama anggota serikat dan merundingkan kontrak buruh dengan mereka.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat kita simpulkan bahwa fungsi serikat
pekerja dalam melaksanakan hubungan industrial, adalah menjaga ketertiban dalam
kelangsungan hubungan industrial, menyalurkan aspirasi secara demokratis, serta ikut
memajukan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
Serikat pekerja yang telah mempunyai nomor bukti pencatatan atau sudah
terdaftar secara resmi, berhak untuk melakukan beberapa hal berikut:
6
d. membentuk lembaga atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan usaha
peningkatan kesejahteraan pekerja/buruh;
e. melakukan kegiatan lainnya di bidang ketenagakerjaan yang tidak bertentangan
dengan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, serikat pekerja juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi:
a. melindungi dan membela anggota dari pelanggaran hak-hak dan
memperjuangkan kepentingannya;
b. memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggota dan keluarganya;
c. mempertanggungjawabkan kegiatan organisasi kepada anggotanya sesuai
dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Budaya organisasi adalah karakteristik dan pedoman yang dianut oleh para anggota
organisasi atau kelompok usaha tertentu. Perlu dipahami bahwa budaya ini berperan penting
untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kerja organisasi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Selain itu, budaya organisasi juga berguna sebagai alat untuk
menentukan arah organisasi dan mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang
tidak.Tanpa budaya organisasi yang kokoh, kinerja para anggotanya tidak dapat berjalan
secara optimal. Itu sebabnya, budaya organisasi menjadi hal yang krusial untuk dimiliki
setiap organisasi atau perusahaan.
1. Mondy dan Noe (1996) Pengertian budaya organisasi adalah sistem nilai
bersama, kepercayaan, dan kebiasaan yang ada dalam suatu organisasi yang
berinteraksi dengan struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma
perilaku.
2. Hodge, Anthony, dan Wales (1996) Pengertian budaya organisasi adalah
konstruksi dari dua tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang dapat
diamati dan tidak dapat diamati.
3. Larissa A. Grunig Yang dimaksud dengan budaya organisasi adalah totalitas
nilai, simbol, makna, asumsi, dan harapan yang mampu dalam pengorganisasian
suatu kelompok kerja sama.
7
4. Lathans (1998) Pengertian budaya organisasi adalah norma dan nilai yang
menjadi pedoman perilaku anggota organisasi. Seluruh anggota organisasi akan
berperilaku sesuai dengan budaya dominan agar dapat diterima oleh lingkungan
organisasinya.
5. Susanto Pengertian budaya organisasi adalah nilai-nilai yang dijadikan pedoman
bagi sumber daya manusia untuk mewujudkannya, menghadapi masalah eksternal
dan upaya untuk menyesuaikan integrasi dalam organisasi, sehingga setiap
anggota organisasi dituntut untuk memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana
mereka harus bersikap atau berperilaku.
6. Robbins Definisi budaya organisasi adalah sistem makna bersama yang dimiliki
oleh setiap anggota yang membedakan suatu organisasi dengan organisasi lain.
7. Gareth R. Jones Pengertian budaya organisasi adalah persepsi bersama yang
dimiliki oleh setiap anggota organisasi, suatu sistem makna bersama.
8. Walter R. Freytag Pengertian budaya organisasi adalah berbagai asumsi dan
nilai yang disadari atau tidak disadari yang dapat mempersatukan suatu
organisasi. Asumsi dan nilai ini menentukan pola perilaku anggota organisasi.
8
Dalam bukunya, Mondy dan Noe (1996: 237) menjelaskan bahwa ada 2 (dua)
jenis budaya organisasi yaitu:
a. Innovation and risk taking (Inovasi dan pengambilan risiko). Inovasi dan
pengambilan risiko merupakan suatu tindakan inovasi dan keberanian mengambil
resiko dalam proses inovasi.
9
b. Attention to detail. Attention to detail artinya organisasi mengharapkan pekerja
untuk bekerja dengan lebih detail, analisis, dan tujuan.
c. Orientasi pada hasil. Orientasi pada hasil berarti bahwa manajemen berorientasi /
fokus pada hasil / manfaat dan tidak hanya pada proses untuk memperoleh hasil
tersebut.
d. People oriented. Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan
pengaruh atau manfaat dari sesuatu yang terjadi pada orang-orang di dalam
organisasi.
e. Team oriented. Orientasi pembinaan didasarkan pada memprioritaskan kegiatan
kerja dalam organisasi berdasarkan tim, bukan orang.
f. Aggressiveness. Agresif merupakan situasi dimana orang biasanya lebih
kompetitif dan agresif daripada bekerja biasa saja.
g. Stability. Stabilitas merupakan situasi di mana kegiatan organisasi lebih
menekankan pada pemeliharaan status quo daripada pengembangan
2.3 Konflik
Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau
lebih pihak. Konflik organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua
atau lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang terbatas
atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan
kenyataan apa yang diharapkannya.
Dalam organisasi klasik ada empat daerah struktural dimana konflik sering timbul
10
1. Konflik Hierarki, yaitu konflik amtara berbagai tingkatan organisasi. Contohnya,
konflik antara komisaris dengan direktur utama, pemimpin dengan karyawan,
pengurus dengan anggota koperasi, pengurus dengan manajemen, dan pengurus
dengan karyawan.
2. Konflik Fungsional, yaitu konflik antar berbagai departemen fungsional
organisasi. Contohnya, konflik yang terjadi antara bagian produksi dengan bagian
pemasaran, bagian administrasi umum dengan bagian personalia.
3. Konflik Lini Staf yaitu konflik yang terjadi antara pimpinan unit dengan stafnya
terutama staf yang berhubungan dengan wewenang/otoritas kerja. Contoh :
karyawan staf secara tidak fornal mengambil wewenang berlebihan.
4. Konflik Formal Informal yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.
Contoh : Pemimpin yang menempatkan norma yang salah pada organisasi.
1. Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi
ketidak pastian tentang pekerjaan yang dia harapkan untuk melaksanakannya.
Bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu
diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2. Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering
diakibatkan oleh perbedaan–perbedaan kepribadian.Konflik ini berasal dari
adanya konflik antar peranan ( seperti antara manajer dan bawahan )
3. Konflik antar individu dan kelompok, yang berhubungan dengan cara individu
menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja
mereka. Sebagai contoh, seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh
kelompok kerjanya karena melanggar norma – norma kelompok.
4. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan
kepentingan antar kelompok.
5. Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi
dalam sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan
timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga–harga lebih
rendah, dan penggunaan sumber daya lebih efisien.
11
Bentuk umum konflik organisasi yang sering terjadi adalah konflik antara
anggota – anggota lini dan staf . Perbedaan pandangan para anggota lini dan staf yang
dapat menimbulkan konflik di antara mereka, walaupun perbedaan–perbedaan
tersebuta juga dapat meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas–tugas mereka :
a. Pandangan Lini
Para anggota lini sering memandang para anggota staf dalam hal :
b. Pandangan Staf
1. Lini kurang memanfaatkan staf. Manajer lini menolak bantuan staf ahli,
karena mereka ingin mempertahankan wewenangnya atas bawahan atau
karena mereka tidak berani secara terbuka mengakui bahwa mereka
membutuhkan bantuan. Sebagai akibatnya staf hanya diminta bantuannya
bila situasi benar–benar sudah kritis.
2. Lini menolak gagasan – gagasan baru, anggota staf biasanya yang pertama
berkepentingan dengan menggunakan inovasi dalam bidang keahlian mereka.
Manajer garis mungkin menolak perubahan–perubahan tersebut.
3. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf. Anggota staf sering
merasa bahwa mereka mempunyai penyelesaian masalah–masalah yang
12
paling baik dalam spesialisasinya. Oleh sebab itu mereka kecewa bila saran –
sarannya tidak didukung dan di implementasikan oleh manajer lini.
1. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan. Secara umum, para anggota
lini bertanggung jawab atas keputusan–keputusan operasional organisasi,
atau dengan kata lain, mereka harus bisa menerima, mengubah, atau menolak
saran–saran ahli. Dilain pihak, para anggota staf harus bebas untuk
memberikan saran bila mereka merasa hal itu diperlukan tidak hanya bila
anggota lini memintanya.
2. Mengintegrasikan kegiatan–kegiatan lini dan staf. Saran–saran staf akan
lebih realistik bila berkonsultasi terlebih dahulu dengan anggota lini dalam
proses penyusunan saran – saran mereka. Konsultasi staf – lini ini juga akan
membuat para anggota lini bersedia mengimplementasikan gagasan–gagasan
staf.
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf. Manajer lini akan lebih efektif
memanfaatkan keahlian staf bila mereka mengetahui kegunaan staf spesialis
bagi mereka di perusahaan.
4. Mendapatkan pertanggung-jawaban staf atas hasil –hasil Para anggota lini
akan lebih bersedia melaksanakan saran–saran staf bila para anggota staf ikut
bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi. Pertanggungjawaban ini juga
akan membuat para anggota staf lebih berhati–hati dalam menyusun saran–
saran mereka.
13
BAB III
PENELITIAN TERDAHULU
7 Asan Ashraf & Rebecca Di luar keamanan pabrik: In Bangladesh, serikat pekerja yang
Prentice / Published serikat pekerja, protes berorientasi pada kemitraan dan
online: 10 January 2019 militan, dan percepatan proyek internasional, dan
ambisi industri garmen pengalaman serta protes pekerja
ekspor Bangladesh membuat pekerja terpapar pada
erosi lebih lanjut hak-hak pekerja.
Jika serikat tidak lebih terlibat
dalam pengorganisasian tingkat
pabrik, pekerja dibiarkan memilah
mendidih meluap antara anodyne
partisipasi dalam komite pekerja
dan protes militan spontan ketika
keluh.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Budaya organisasi adalah karakteristik dan pedoman yang dianut oleh para anggota
organisasi atau kelompok usaha tertentu. Perlu dipahami bahwa budaya ini berperan penting
untuk mendorong dan meningkatkan efektivitas kerja organisasi baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang. Selain itu, budaya organisasi juga berguna sebagai alat untuk
menentukan arah organisasi dan mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan yang
tidak.Tanpa budaya organisasi yang kokoh, kinerja para anggotanya tidak dapat berjalan
secara optimal. Itu sebabnya, budaya organisasi menjadi hal yang krusial untuk dimiliki
setiap organisasi atau perusahaan.
Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua atau
lebih pihak. Konflik organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua
atau lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang terbatas
atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi
antara apa yang diharapkan oleh seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan
kenyataan apa yang diharapkannya.
16