Disusun Oleh:
Kelompok 8
Kelas F 2018
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Kesehatan Keselamatan Kerja
Laboratorium” dengan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan untuk semua orang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sanagat penting bagi kita untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja tetapi juga dapat
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun
yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek dan tidak
akan menyebabkan kecelakaan.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan dalam makalah
ini adalah:
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut:
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga
kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencagah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam penggunaan lanjut, laboratorium
3
merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Keselamatan dan
kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan nyaman.
4
3) Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun.
4) mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.
Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai berikut :
Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat menimpa
setiap pekerja. Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak
yang mempekerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kecelakaan kerja
5
guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya kerja
maka akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya
kerja yang dilakukan sesuai hasil analisa identifikasi bahaya kerja. Agar tindak lanjut
penangan dari hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan juga suatu
penilaian risiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas
kerja, memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok
untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan, atau cidera di tempat kerja. Penilaian
ini harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk menghilangkan,
mengurangi atau meminimalkan resiko (Amanah, 2010).
6
(Suyono, 2013).
Risiko bahaya, sekecil apapun kadarnya, dapat muncul di saat kapan pun, di manapun,
dan dapat menimpa siapapun yang sedang melakukan pekerjaan. Bahaya kerja di
laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti infeksi, terluka, cidera atau bahkan
cacat, serta bahaya kesehatan mental seperti stres, syok, ketakutan, yang bila
intensitasnya meningkat dapat menjadi hilangnya kesadaran (pingsan) bahkan
kematian (Winarni, 2014).
1. Pakaian Pribadi
a. Pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar (terbuka) tidak cocok di
laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Pakaian pribadi
harus menutupi tubuh sepenuhnya.
7
b. Kenakan jas laboratorium yang sesuai dalam keadaan dikancingkan dan lengan
tidak digulung. Selalu kenakan pakaian pelindung jika ada kemungkinan bahwa
pakaian pribadi dapat terkontaminasi atau rusak karena bahan berbahaya secara
kimia. Pakaian yang dapat dicuci atau sekali pakai yang dikenakan untuk
bekerja di laboratorium dengan khususnya bahan-bahan kimia berbahaya
meliputi jas dan apron laboratorium khusus, terusan baju-celana, sepatu
bootkhusus, penutup kaki, dan sarung tangan pelindung, serta mantel pelindung
percikan. Perlindungan dari panas, kelembaban, dingin, dan/atau radiasi
mungkin diperlukan dalam situasi khusus. Garmen sekali pakai memberikan
perlindungan terbatas saja dari penetrasi uap atau gas.
c. Jas laboratorium harus tahan api. Jas katun tidak mahal dan tidak langsung
terbakar, tetapi bereaksi cepat dengan asam. Jas polyester tidak cocok untuk
pekerjaan membuat kaca atau pekerjaan dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar. Apron dari plastik atau karet bisa memberi perlindungan yang baik
dari cairan korosif, tetapi mungkin tidak cocok jika terjadi kebakaran. Apron
plastik juga bisa mengumpulkan listrik statis, jadi tidak boleh digunakan di
sekitar cairan yang mudah terbakar, bahan peledak yang sensitif terhadap
pelepas elektrostatis, atau bahan-bahan yang dapat tersulut oleh pelepasan
statis. Jas laboratorium atau apron laboratorium yang terbuat dari bahan khusus
tersedia untuk aktivitas risiko tinggi.
d. Tinggalkan jas laboratorium di laboratorium untuk meminimalkan risiko
tersebarnya bahan kimia ke area publik, makan, atau kantor. Cuci jas secara
teratur.
e. Pilih pakaian pelindung yang tahan terhadap bahaya fisik, kimia, termal,dan
mudah dipindahkan, dibersihkan, atau dibuang.
f. Pakaian sekali pakai yang sudah digunakan saat menangani bahan karsinogenik
atau bahan lain yang sangat berbahaya harus dipindah tanpa memaparkan bahan
beracun kepada satu orang pun. Pakaian tersebut harus dibuang sebagai limbah
berbahaya.
8
g. Rambut panjang yang tidak diikat dan baju yang longgar, seperti baju berkerah,
celana baggy, dan jas, tidak cocok untuk digunakan di laboratorium tempat
digunakannya bahan kimia berbahaya. Hal-hal tersebut bisa terkena api,
tercelup di bahan kimia, dan terbelit di peralatan.
h. Jangan memakai cincin, gelang, arloji, atau perhiasan lain yang bisa rusak,
menjerat bahan kimia sehingga dekat dengan kulit kita, menyentuh sumber
listrik, atau terbelit di mesin.
i. Jangan menggunakanpakaian atau aksesori yang terbuat dari kulit pada situasi
ketika bahan kimia bisa meresap ke dalam kulit dan dekat dengan kulit.
2. Perlindungan Kaki
9
b. Kenakan kaca mata pelindung percikan bahan kimia, yang memiliki bagian
samping tahan percikan agar melindungi mata sepenuhnya, jika ada bahaya
percikan dalam operasi yang melibatkan bahan kimia berbahaya.
c. Kenakan kaca mata pelindung benturan jika ada bahaya partikel yang
beterbangan.
d. Kenakan pelindung seluruh wajah dengan kaca mata pengaman dan pelindung
samping agar melindungi seluruh wajah dan tenggorokan. Jika ada
kemungkinan percikan bahan cair, sekaligus kenakan pelindung wajah dan kaca
mata pelindung percikan bahan kimia. Alat-alat ini khususnya penting untuk
pekerjaan dengan cairan yang sangat korosif. Gunakan pelindung seluruh wajah
dengan pelindung tenggorokan dan kaca mata pengaman dengan pelindung
samping saat menangani bahan kimia yang mudah meledak atau sangat
berbahaya.
e. Jika pekerjaan di laboratorium bisa melibatkan paparan terhadap laser, sinar
ultraviolet, sinar inframerah, atau cahaya tampak yang intens, kenakan
pelindung mata khusus.
f. Berikan perlindungan mata yang diperlukan bagi pengunjung. Tempel tanda di
laboratorium yang menunjukkan bahwa perlindungan mata perlu dipakai di
laboratorium yang menggunakan bahan kimia berbahaya.
4. Pelindung Tangan
Sepanjang waktu, gunakan sarung tangan yang sesuai dengan derajat bahaya. Krim dan
lotionpenghalang dapat memberi perlindungan kulit tetapi tidak akan pernah
menggantikan sarung tangan, pakaian pelindung,atau peralatan pelindung lainnya.
10
ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia
yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu
terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus
sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur
keselamatan kerja di laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama:
Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik.
Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon
penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi
kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga
lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib
laboratorium.
11
kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan
kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
c) Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
e) Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan
percobaan.
12
l) Buanglah sampah pada tempatnya.
b) Eye washer
c) Water shower
e) Jas Laboratorium
f) Peralatan pembersih
g) Obat-obatan
h) Kapas
i) Plaster pembalut
13
Beberapa Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium
a) Toxic (beracun) adalah Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis
dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit.
b) Very Toxic (sangat beracun) adalah Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau
kontak dengan kulit.
14
d) Irritant (menyebabkan iritasi) adalah Bahan dan formulasi dengan notasi
‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika
kontak dengan kulit atau selaput lendir.
15
satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman,
mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.
16
6. Pembuangan Limbah
Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka
dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia
hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat
berbahaya bagi lingkungan. Buang segera limbah sehabis melakukan
percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya
dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan nonorganik
supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.
7. Penanganan Kecelakaan
Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-
hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan
kecelakaan yang baik dan benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk
membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran.
Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia
sampai bersih. Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa
keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi
cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya.
Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera
bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan
hidran untuk memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran
meluas, segera panggil petugas pemadam kebakaran.
F. Pemeliharaan Laboratorium
17
1. Jangan menghalangi akses jalan menuju jalur keluar darurat dan peralatan
darurat seperti pemadam api dan peralatan keselamatan.
2. Bersihkan daerah kerja secara teratur termasuk lantai untuk mengurangi bahaya
pernafasan.
3. Semua bahan kimia disimpan dengan rapi secara berurutan dan diberi label
dengan benar. Hadapkan label kearah luar agar mudah dilihat. Wadah harus
bersih dan bebas dari debu. Untuk wadah dan label yang mulai rusakmaka harus
diganti, kemas ulang atau buang di tempat yang sesuai.
4. Semua peralatan dan bahan kimia harus disimpan kembali di tempat
penyimpanan jika sudah selesai digunakan.
5. Kencangkan semua tabung gas yang dimampatkan ke dinding atau bangku.
6. Jangan menyimpan wadah bahan kimia di lantai laboratorium.
7. Jangan menggunakan lantai, tangga dan koridor sebagai area penyimpanan
bahan kimia maupun peralatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat
alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat
terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan
lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan alat pelindung diri.
18
Sumber terjadinya kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak
tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan
laboratorium dan lain-lain.
B. Saran
Saat memasuki laboratorium sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan yang
ada agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan di dalam laboratorium.
Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikum didampingi dengan dosen
pembimbing. Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya langsung melakukan
pertolongan pertama pada korban.
DAFTAR PUSTAKA
Dra. Sri Redjeki, M.Si. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan.
Hidra Siti. 2020. K3 Di Laboratorium Kimia. Diakses pada
https://www.academia.edu/36585939/K3_DI_LABORATORIUM_KIMIA
tanggal 16 November 2020.
Himatekkim ulm. 2016. (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Pengantar Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium. Diakses dalam http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-
19
dan-keselamatan-kerja-pengantar-kecelakaan-kerja-di-laboratorium/ Pada
tanggal 16 November 2020.
Lisa Moran dan Tina Masciangioli. 2010. Keselamatan & Keamanan Laboratorium
Kimia Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington, DC:The
National Academies Press.
Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
https://academia.co.id/keselamatan-kerja-di-laboratorium/ diaskes pada tanggal 16
November 2020.
20