Anda di halaman 1dari 23

Kesehatan Keselamatan Kerja Laboratorium

Pengelolaan Laboratorium ke-SD-an


Dosen Pengampu: Drs. Sutrisno, M.Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 8

Alfina Firda Azzahra 1107618048


Yossi Andini 1107618051

Kelas F 2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Kesehatan Keselamatan Kerja
Laboratorium” dengan tepat waktu. Makalah ini diharapkan dapat menambah
wawasan dan pengetahuan untuk semua orang.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan


Laboratorium ke-SD-an yang diampu oleh Drs. Sutrisno, M.Si. Fakultas Ilmu
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disamping itu,
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.

Demikian yang dapat disampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat


bagi para pembaca. Diharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya dapat diperbaiki. Karena sadar, makalah yang dibuat ini masih banyak
terdapat kekurangannya.

Jakarta, 19 November 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I .......................................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................................2
BAB II ......................................................................................................................3
A. Pengertian Kesehatan Keselamatan Kerja...........................................................3
B. Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja ..........................................................4
C. Sumber Terjadinya Kecelakaan Di Laboratorium ...............................................5
D. Peralatan dan Pakaian Di Laboratorium..............................................................7
E. Prosedur Keselamatan Kerja Di Laboratorium..................................................10
F. Pemeliharaan Laboratorium ...............................................................................17
BAB III .................................................................................................................18
A. Kesimpulan ......................................................................................................18
B. Saran .................................................................................................................18
Daftar Pustaka ........................................................................................................19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan dan keselamatan kerja sanagat penting bagi kita untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak
saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja tetapi juga dapat
merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Kesehatan kerja mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan


dan lingkungan kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain:
metode bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat menyebabkan
kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan seseorang.

Dengan keselamatan dan kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat
melakukan pekerjaan dengan aman dan nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun
yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko yang mungkin muncul dapat dihindari.
Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang bersangkutan dapat melakukan
pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak mudah capek dan tidak
akan menyebabkan kecelakaan.

Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur


sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor
manusia, lingkungan dan psikologis.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah yang dirumuskan dalam makalah
ini adalah:

1. Apa pengertian dari kesehatan keselamatan kerja laboratorium?


2. Apa sajakah tujuan dari kesehatan dan keselamatan kerja?
3. Apa yang menjadi sumber kecelakaan kerja di laboratorium?
4. Bagaimana bentuk pakaian dan peralatan yang dikenakan dalam
laboratorium?
5. Bagaimana prosedur keselamatan kerja di laboratorium?
6. Bagaimana cara pemeliharaan laboratorium?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan Karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui penjelasan dari pengertian kesehatan keselamatan kerja


laboratorium
2. Untuk mengetahui tujuan peraturan kesehatan dan keselamatan kerja di
laboratorium
3. Untuk mengetahui sumber apasaja yang menjadi penyebab kecelakaan di
laboratorium
4. Untuk mengetahui pakaian dan peralatan yang digunakan dalam
laboratorium
5. Untuk mengetahui prosedur keselamatan kerja di laboratorium
6. Untuk mengetahui pemeliharaan laboratorium

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kesehatan Keselamatan Kerja

Sebagai seorang praktikan, sebelum melakukan praktikum kita terlebih


dahulu harus mengetahui bagaimana pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) di laboratorium, agar kita dapat melaksanakan praktikum dengan aman dan
lancar. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat
alat laboratorium, bahan dan proses praktikum, tempat praktikun & lingkungannya
serta cara-cara melakukan praktikum.

Menurut (Salim, 2012) keselamatan kerja menyangkut segenap proses


Praktikum di laboratorium. Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang tak
terduga dan tidak diharapkan yang terjadi pada saat praktikum sedang berlangsung.
Oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih
dalam bentuk perencanaan (Rahayuningsih, 2013).

Menurut (Syartini, 2010) keselamatan dan kesehatan kerja (K3) akan


menciptakan terwujudnya pemeliharaan laboratorium serta juga tenaga kerja yang
baik. Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini harus ditanamkan pada diri masing-
masing individu karyawan dengan cara penyuluhan dan pembinaan yang baik agar
mereka menyadari arti penting keselamatan kerja bagi dirinya maupun untuk
laboratorium dan bagi para pekerja.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga
kerja (laboran/analis) pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan K3 merupakan ilmu
pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencagah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Dalam penggunaan lanjut, laboratorium

3
merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Keselamatan dan
kesehatan kerja secara filosofi adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pengguna diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan
aman dan nyaman.

B. Tujuan dari Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)

Tujuan K3 ”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep.


463/MEN/1993 :mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan
sejahtera, sehingga akan tercapai suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan
nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas
kecelakaan.”

”Menurut pendapat Suma’mur (1992), menyebutkan bahwa dalam aneka


pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain akan diuraikan pentingnya
perencanaan yang tepat, pakaian kerja yang tepat, penggunaan alatalat perlindungan
diri, pengaturan warna, tanda-tanda petunjuk, label-label, pengaturan pertukaran udara
dan suhu serta usaha-usaha terhadap kebisingan.”

”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993,


tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat dan
lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai ; suasana
lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dengan keadaan tenaga kerja yang
sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.”

Tujuan peraturan keselamatan kerja dimaksudkan untuk menjamin:

1) Kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan orang yang bekerja di laboratorium.


2) Mencegah orang lain terkena resiko pekerjaan laboratorium yang menyebabkan
terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium.

4
3) Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan
beracun.
4) mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga
tidak berdampak negatif terhadap lingkungan.

Aturan umum yang terdapat dalam peraturan itu menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1) Orang yang tak berkepentingan dilarang masuk laboratorium, untuk mencegah


hal yang tidak diinginkan.
2) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahan
kimia, alat-alat dan cara pemakaiannya.
3) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk
memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja laboratorium.
4) Harus tahu cara pemekaian alat emergensi: pemadam kebakaran eye shower,
respirator dan alat keselamatan kerja yang lain.
5) Setiap laboran/pekerja laboratorium harus tau memberi pertolongan darurat
(P3K).
6) Latihan keselamatan harus dipraktekkan secara periodik bukan dihapalkan
saja.
7) Dilarang makan, minum dan merokok di lab, hal ini berlaku juga untuk laboran
dan kepala laboratorium.
8) Jangan terlalu banyak bicara, berkelakar, dan lelucon lain ketika bekerja di
laboratorium.
9) Jauhkan alat-alat yang tak digunakan, tas, hand phone, dan benda lain dari atas
meja kerja.

C. Sumber Terjadinya Kecelakaan di Laboratorium

Kecelakaan kerja dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang dapat menimpa
setiap pekerja. Kecelakaan kerja mengakibatkan kerugian baik bagi pekerja dan pihak
yang mempekerjakan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kecelakaan kerja

5
guna mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut. Melalui identifikasi bahaya kerja
maka akan meminimalkan bahkan mencegah bahaya melalui pengendalian bahaya
kerja yang dilakukan sesuai hasil analisa identifikasi bahaya kerja. Agar tindak lanjut
penangan dari hasil identifikasi lebih maksimal maka perlu dilakukan juga suatu
penilaian risiko. Penilaian resiko adalah metode sistematis dalam melihat aktivitas
kerja, memikirkan apa yang dapat menjadi buruk, dan memutuskan kendali yang cocok
untuk mencegah terjadinya kerugian, kerusakan, atau cidera di tempat kerja. Penilaian
ini harus juga melibatkan pengendalian yang diperlukan untuk menghilangkan,
mengurangi atau meminimalkan resiko (Amanah, 2010).

Selain itu terjadinya kecelakaan kerja disebabkan karena dua golongan.


Golongan pertama adalah faktor mekanis dan lingkungan (unsafe condition),
sedangkan golongan kedua adalah faktor manusia (unsafe action). Terjadinya
kecelakaan dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi dari analisis terjadinya kecelakan
menunjukkan bahwa hal-hal berikut adalah sebab-sebab terjadinya kecelakan kerja di
labolatorium:

1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia dan


proses-proses serta perlengkapan atau peralatan yang digunakan dalam
melakukan kegiatan
2. Kurangnya kejelasan petunjuk kegiatan labolatorium dan juga kurangnya
pengawasan yang dilakukan selama melakukan kegiatan labolatorium.
3. Kurangnya bimbingan terhadap siswa atau mahasiswa yang sedang
melakukan kegitan labolatorium.
4. Kurangnya atau tidak tersedianya perlengkapan keamanan dan
perlengkapan perlindungan kegiatan labolatorium.
5. Kurang atau tidak mengikuti petunjuk atau aturan-aturan yang semestinya
harus ditaati.
6. Tidak menggunakan perlengkapan pelindung yang seharusnya digunakan
atau menggunakan peralatan atau bahan yang tidak sesuai.
7. Tidak bersikap hati-hati di dalam melakukan kegiatan.

6
(Suyono, 2013).

Risiko bahaya, sekecil apapun kadarnya, dapat muncul di saat kapan pun, di manapun,
dan dapat menimpa siapapun yang sedang melakukan pekerjaan. Bahaya kerja di
laboratorium dapat berupa bahaya fisik, seperti infeksi, terluka, cidera atau bahkan
cacat, serta bahaya kesehatan mental seperti stres, syok, ketakutan, yang bila
intensitasnya meningkat dapat menjadi hilangnya kesadaran (pingsan) bahkan
kematian (Winarni, 2014).

Sumber bahaya dapat dibedakan menjadi sumber dari:

1. Perangkat/alat-alat laboratorium, seperti pecahan kaca, pisau bedah, korek


api, atau alat-alat logam.
2. Bahan-bahan fisik, kimia dan biologis, seperti suhu (panas-dingin), suara,
gelombang elektromagnet, larutan asam, basa, alkohol, kloroform, jamur,
bakteri, serbuksari atau racun gigitan serangga.
3. Proses kerja laboratorium, seperti kesalahan prosedur, penggunaan alat
yang tidak tepat, atau faktor psikologi kerja (terburu-buru, takut dan lain-
lain) (Hidayati, 2011).

Kecelakaan di laboratorium dapat berbentuk 2 jenis yaitu :

1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban adalah pasien.


2. Kecelakaan kerja, jika yang menjadi korban adalah petugas laboratorium
itu sendiri.

D. Peralatan dan Pakaian Pelindung Di Laboratorium

1. Pakaian Pribadi

a. Pakaian yang membuat sebagian besar kulit terpapar (terbuka) tidak cocok di
laboratorium tempat digunakannya bahan kimia berbahaya. Pakaian pribadi
harus menutupi tubuh sepenuhnya.

7
b. Kenakan jas laboratorium yang sesuai dalam keadaan dikancingkan dan lengan
tidak digulung. Selalu kenakan pakaian pelindung jika ada kemungkinan bahwa
pakaian pribadi dapat terkontaminasi atau rusak karena bahan berbahaya secara
kimia. Pakaian yang dapat dicuci atau sekali pakai yang dikenakan untuk
bekerja di laboratorium dengan khususnya bahan-bahan kimia berbahaya
meliputi jas dan apron laboratorium khusus, terusan baju-celana, sepatu
bootkhusus, penutup kaki, dan sarung tangan pelindung, serta mantel pelindung
percikan. Perlindungan dari panas, kelembaban, dingin, dan/atau radiasi
mungkin diperlukan dalam situasi khusus. Garmen sekali pakai memberikan
perlindungan terbatas saja dari penetrasi uap atau gas.
c. Jas laboratorium harus tahan api. Jas katun tidak mahal dan tidak langsung
terbakar, tetapi bereaksi cepat dengan asam. Jas polyester tidak cocok untuk
pekerjaan membuat kaca atau pekerjaan dengan bahan-bahan yang mudah
terbakar. Apron dari plastik atau karet bisa memberi perlindungan yang baik
dari cairan korosif, tetapi mungkin tidak cocok jika terjadi kebakaran. Apron
plastik juga bisa mengumpulkan listrik statis, jadi tidak boleh digunakan di
sekitar cairan yang mudah terbakar, bahan peledak yang sensitif terhadap
pelepas elektrostatis, atau bahan-bahan yang dapat tersulut oleh pelepasan
statis. Jas laboratorium atau apron laboratorium yang terbuat dari bahan khusus
tersedia untuk aktivitas risiko tinggi.
d. Tinggalkan jas laboratorium di laboratorium untuk meminimalkan risiko
tersebarnya bahan kimia ke area publik, makan, atau kantor. Cuci jas secara
teratur.
e. Pilih pakaian pelindung yang tahan terhadap bahaya fisik, kimia, termal,dan
mudah dipindahkan, dibersihkan, atau dibuang.
f. Pakaian sekali pakai yang sudah digunakan saat menangani bahan karsinogenik
atau bahan lain yang sangat berbahaya harus dipindah tanpa memaparkan bahan
beracun kepada satu orang pun. Pakaian tersebut harus dibuang sebagai limbah
berbahaya.

8
g. Rambut panjang yang tidak diikat dan baju yang longgar, seperti baju berkerah,
celana baggy, dan jas, tidak cocok untuk digunakan di laboratorium tempat
digunakannya bahan kimia berbahaya. Hal-hal tersebut bisa terkena api,
tercelup di bahan kimia, dan terbelit di peralatan.
h. Jangan memakai cincin, gelang, arloji, atau perhiasan lain yang bisa rusak,
menjerat bahan kimia sehingga dekat dengan kulit kita, menyentuh sumber
listrik, atau terbelit di mesin.
i. Jangan menggunakanpakaian atau aksesori yang terbuat dari kulit pada situasi
ketika bahan kimia bisa meresap ke dalam kulit dan dekat dengan kulit.

2. Perlindungan Kaki

Tidak semua jenis alas kaki cocok untuk digunakan di laboratorium


ketikabahaya kimia dan mekanik mungkin terjadi. Kenakan sepatu yang kuat di daerah
tempat bahan kimia berbahaya digunakan atau kerja mekanik dilakukan. Sepatu kayu,
sepatu berlubang, sandal, dan sepatu kain tidak memberikan perlindungan terhadap
bahan kimia yang tumpah. Dalam banyak kasus, sepatu keselamatan adalah pilihan
terbaik. Kenakan sepatu dengan lapisan baja di depannya (steel toe) saat menangani
benda yang berat seperti silinder gas. Tutup sepatu mungkin diperlukan untuk bekerja
terutama dengan bahan-bahan berbahaya. Sepatu dengan sol konduktif berguna untuk
mencegah menumpuknya muatan statis, dan sol isolasi bisa melindungi terhadap
kejutan listrik.

3.Perlindungan Mata dan Wajah

a. Selalu kenakan kacamata pengaman dengan pelindung samping untuk bekerja


di laboratorium dan, terutama dengan bahan kimia berbahaya. Kaca mata resep
biasa dengan lensa yang diperkeras tidak dapat berfungsi sebagai kaca mata
pengaman. Lensa kontak bisa digunakan dengan aman jika dilengkapi
perlindungan mata dan wajah yang tepat.

9
b. Kenakan kaca mata pelindung percikan bahan kimia, yang memiliki bagian
samping tahan percikan agar melindungi mata sepenuhnya, jika ada bahaya
percikan dalam operasi yang melibatkan bahan kimia berbahaya.
c. Kenakan kaca mata pelindung benturan jika ada bahaya partikel yang
beterbangan.
d. Kenakan pelindung seluruh wajah dengan kaca mata pengaman dan pelindung
samping agar melindungi seluruh wajah dan tenggorokan. Jika ada
kemungkinan percikan bahan cair, sekaligus kenakan pelindung wajah dan kaca
mata pelindung percikan bahan kimia. Alat-alat ini khususnya penting untuk
pekerjaan dengan cairan yang sangat korosif. Gunakan pelindung seluruh wajah
dengan pelindung tenggorokan dan kaca mata pengaman dengan pelindung
samping saat menangani bahan kimia yang mudah meledak atau sangat
berbahaya.
e. Jika pekerjaan di laboratorium bisa melibatkan paparan terhadap laser, sinar
ultraviolet, sinar inframerah, atau cahaya tampak yang intens, kenakan
pelindung mata khusus.
f. Berikan perlindungan mata yang diperlukan bagi pengunjung. Tempel tanda di
laboratorium yang menunjukkan bahwa perlindungan mata perlu dipakai di
laboratorium yang menggunakan bahan kimia berbahaya.

4. Pelindung Tangan

Sepanjang waktu, gunakan sarung tangan yang sesuai dengan derajat bahaya. Krim dan
lotionpenghalang dapat memberi perlindungan kulit tetapi tidak akan pernah
menggantikan sarung tangan, pakaian pelindung,atau peralatan pelindung lainnya.

E. Prosedur Keselamatan Kerja Di Laboratorium

Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna


laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak
menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium merupakan

10
ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia
yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu
terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus
sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur
keselamatan kerja di laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Syarat Laboratorium yang Baik

Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor


untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan,
susunan ruangan, kelengkapan peralatan keselamatan, nomor telepon penting
(pemadam kebakaran, petugas medis), dll.

Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses


keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam
ruangan. Keduanya harus diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi
udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah,
sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat dikesampingkan
begitu saja.

Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia


dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk
mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia
di raknya supaya semakin memudahkan untuk mencari bahan kimia tertentu.

Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik.
Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon
penting seperti pemadam kebakaran dan petugas medis supaya saat terjadi
kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga
lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib
laboratorium.

Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium


setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan

11
kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan
kimia yang dapat menimbulkan ledakan bila bereaksi.

2. Tata Tertib Keselamatan Kerja laboratorium

Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a) Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam


laboratorium tanpa seizin petugas laboratorium.

b) Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini


untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.

c) Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.

d) Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai


bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.

e) Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan
percobaan.

f) Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk


memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja.

g) Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium.

h) Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam


kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya.

i) Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya


ke petugas laboratorium.

j) Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-


reagen yang volatil dan mudah terbakar.

k) Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan


pertama pada kecelakaan (P3K).

12
l) Buanglah sampah pada tempatnya.

m) Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi


kecelakaan dapat dibantu dengan segera.

n) Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium.

o) Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.

p) Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.

3. Alat Keselamatan Kerja laboratorium

Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan


kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat.
Berikut adalah alat-alat keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan
semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.

a) Pemadam kebakaran (hidrant)

b) Eye washer

c) Water shower

d) Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

e) Jas Laboratorium

f) Peralatan pembersih

g) Obat-obatan

h) Kapas

i) Plaster pembalut

4. Simbol Keselamatan Kerja laboratorium

13
Beberapa Simbol Keselamatan Kerja di Laboratorium

Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium.


Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang
ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol
tersebut.

a) Toxic (beracun) adalah Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi
bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis
dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit.

b) Very Toxic (sangat beracun) adalah Bahan dan formulasi yang ditandai
dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat menyebabkan kerusakan
kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat
rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau
kontak dengan kulit.

c) Harmful (berbahaya) adalah Bahan kimia dapat menyebabkan iritasi, luka


bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak
dengan kulit, dihirup atau ditelan.

14
d) Irritant (menyebabkan iritasi) adalah Bahan dan formulasi dengan notasi
‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika
kontak dengan kulit atau selaput lendir.

e) Highly Flammable (sangat mudah terbakar) adalah Bahan dan formulasi


ditandai dengan notasi bahaya highly flammable adalah subyek untuk self-
heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka
mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21ᵒC). Beberapa bahan sangat
mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembaban.

f) Extremely Flammbale (amat sangat mudah terbakar) adalah Bahan-bahan


dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya. extremely
flammable merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di
bawah 0ᵒC) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +35ᵒC).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat
membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi
normal.

g) Explosive (mudah meledak) adalah Sifatnya dapat meledak dengan adanya


panas, percikan bunga api, guncangan atau gesekan. Ledakan akan dipicu
oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan
dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko
ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for
Explosive Substances. Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi
kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak.

h) Dangerous To The Environment (bahan berbahaya bagi lingkungan) adalah


bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam lingkungan
kehidupan. Bahan dan formulasi dengan notasi dangerous for environment
adalah dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada

15
satu kompartemen lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman,
mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.

i) Oxdizing (pengoksidasi) adalah Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan


kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak dengan bahan organik,
bahan pereduksi, dll. Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila
kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar
mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam
berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan
sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

j) Corrosive (korosif) adalah Bahan dan formulasi dengan notasi corrosive


adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan
kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia
bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan
korosif.

5. Cara Memindahkan Bahan Kimia

Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah


mengetahui segala informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti
cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan
dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan kimia, jangan dikembalikan ke
tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia.

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan


menggunakan batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa
menyebabkan iritasi pada kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya
tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja.

Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok


atau alat lain yang tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok
untuk mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.

16
6. Pembuangan Limbah

Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka
dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia
hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat
berbahaya bagi lingkungan. Buang segera limbah sehabis melakukan
percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya
dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan nonorganik
supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.

7. Penanganan Kecelakaan

Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-
hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan
kecelakaan yang baik dan benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk
membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran.

Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia
sampai bersih. Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa
keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi
cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya.

Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera
bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan
hidran untuk memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran
meluas, segera panggil petugas pemadam kebakaran.

F. Pemeliharaan Laboratorium

Laboratorium yang rapi adalah laboratorium yang aman. Sebaliknya,


laboratorium yang tidak tertata dapat membahayakan bagi penggunanya. Berikut ini
adalah aturan dalam memelihara laboratorium.

17
1. Jangan menghalangi akses jalan menuju jalur keluar darurat dan peralatan
darurat seperti pemadam api dan peralatan keselamatan.
2. Bersihkan daerah kerja secara teratur termasuk lantai untuk mengurangi bahaya
pernafasan.
3. Semua bahan kimia disimpan dengan rapi secara berurutan dan diberi label
dengan benar. Hadapkan label kearah luar agar mudah dilihat. Wadah harus
bersih dan bebas dari debu. Untuk wadah dan label yang mulai rusakmaka harus
diganti, kemas ulang atau buang di tempat yang sesuai.
4. Semua peralatan dan bahan kimia harus disimpan kembali di tempat
penyimpanan jika sudah selesai digunakan.
5. Kencangkan semua tabung gas yang dimampatkan ke dinding atau bangku.
6. Jangan menyimpan wadah bahan kimia di lantai laboratorium.
7. Jangan menggunakan lantai, tangga dan koridor sebagai area penyimpanan
bahan kimia maupun peralatan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berkaitan dengan penggunaan alat
alat laboratorium, bahan dan proses praktikum. Tujuanya adalah agar kita dapat
terhindar dari kecelakaan dan tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja dan
lingkungan disekitarnya, serta melindungi diri dengan alat pelindung diri.

18
Sumber terjadinya kecelakaan dilaboratorium diantanya kurangnya
pengetahuan dan pemahaman tentang bahan-bahan kimia, kurangnya atau tidak
tersedianya perlengkapan keamanan dan perlengkapan perlindungan kegiatan
laboratorium dan lain-lain.

Perlunya pengetahuan tentang K3 di laboratorium kimia agar tidak terjadi


kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan dalam bekerja sehingga kita dapat
meminimalisir kecelakaan yang terjadi dan menjadikan suasana kerja yg aman. Dalam
bekerja kita harus mematuhi peraturan yang telah ada atau yang telah ditetapkan
apalagi berkaitan dengan bahan yang belum kita kenal dan berbahaya. Menggunakan
alat-alat pelindung agar terhindar dari larutan atau benda yg mengenai kita di saat kita
bekerja sehingga kita dapat terhindar dari bahan tersebut.

B. Saran
Saat memasuki laboratorium sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan yang
ada agar terhindar dari bahaya-bahaya yang dapat ditimbulkan di dalam laboratorium.
Dalam melakukan praktikum sebaiknya praktikum didampingi dengan dosen
pembimbing. Apabila terjadi kecelakaan kerja sebaiknya langsung melakukan
pertolongan pertama pada korban.

DAFTAR PUSTAKA
Dra. Sri Redjeki, M.Si. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan.
Hidra Siti. 2020. K3 Di Laboratorium Kimia. Diakses pada
https://www.academia.edu/36585939/K3_DI_LABORATORIUM_KIMIA
tanggal 16 November 2020.
Himatekkim ulm. 2016. (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Pengantar Kecelakaan
Kerja Di Laboratorium. Diakses dalam http://himatekkim.ulm.ac.id/id/kesehatan-

19
dan-keselamatan-kerja-pengantar-kecelakaan-kerja-di-laboratorium/ Pada
tanggal 16 November 2020.
Lisa Moran dan Tina Masciangioli. 2010. Keselamatan & Keamanan Laboratorium
Kimia Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak. Washington, DC:The
National Academies Press.
Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen
Publishing.
https://academia.co.id/keselamatan-kerja-di-laboratorium/ diaskes pada tanggal 16
November 2020.

20

Anda mungkin juga menyukai