Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS MODEL HANNAFIN AND PECK


SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengembangan Media Proyeksi

Dosen Pengampu :
Drs. Endang Wahyudiana, M.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3 (E 2018)
1107618142 Fiscal Annuryadi

1107618146 Nur Aini

1107618147 Cynthia Rizky Salsabila

1107618148 Debi Audina

1107618149 Melinia Hardiningsih

1107618150 Nur Muharromi A

1107618151 Abidah Kafilatul Jannah

1107618156 Gina Theresia Napitupulu

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Analisis Model Hannafin And
Peck Sebagai Dasar Pengembangan Media Pembelajaran”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Media Proyeksi yang diampu oleh dosen Drs.
Endang Wahyudiana, M.Pd. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh
pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar lebih baik lagi. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Jakarta, 14 April 2021

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

I. Latar Belakang Masalah..................................................................................................3

II. Rumusan Masalah.......................................................................................................4

III. Tujuan Penulisan.........................................................................................................5

IV. Manfaat Penulisan.......................................................................................................5

BAB II.......................................................................................................................................6

PEMBAHASAN.......................................................................................................................6

A. Konsep Model Hannafin and Peck.................................................................................6

B. Tahapan Model Hannafin and Peck................................................................................6

C. Keterkaitan Model Hannafin and Peck dengan Media Pembelajaran............................7

D. Kelebihan Model Hannafin and Pack.............................................................................9

E. Kekurangan Model Hannafin and Peck..........................................................................9

F. Contoh Penerapan Pengembangan Media Model Hannafin and Peck...........................9

G. Manfaat Pengembangan Model Hannafin and Peck.....................................................12

BAB III....................................................................................................................................13

PENUTUP...............................................................................................................................13

A. Kesimpulan...................................................................................................................13

B. Saran..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan adanya tuntutan era global yang bertumpu pada
kemampuan profesional, aktivitas pembelajaran di berbagai lembaga-lembaga
pendidikan menengah tidak hanya terfokus pada upaya mendapatkan pengetahuan
secara teori sebanyak-banyaknya, namun juga harus memanfaatkan
perkembangan teknologi guna meningkatkan kualitas pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran diharapkan dapat memunculkan dan
meciptakan kemampuan profesional di bidang tertentu. Para ahli pembelajaran
umumnya sependapat bahwa kemampuan dasar profesi seseorang dapat dibentuk dan
dikembangkan melalui kegiatan belajar bidang studi dan disiplin ilmu yang diajarkan
(Suharsono dalamSuryana, dkk., 2014).
Desain pembelajaran adalah suatu praktik penyusunan media teknologi
komunikasi dan isi untuk membantu seseorang agar dapat terjadinya transfer
pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik. Model-model
pembelajaran adalah model PPSI, model Banathy, model Kemp, model Gerlach
& Elly, model Dick & Carrey, model ASSURE, model ADDIE, model Hanafin and
Peck, dan model waterfall. Dalam model PPSI ini, pengajaran akan dipandang sebagai
suatu sistem. Sub-sistem dari pengajaran, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan
pelajaran, kegiatan pembelajaran, alat-alat dan sumber pembelajaran dan
evaluasi. Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi,
pelatih di bidang industri dan ahli media yang akan bekerja sebagai perancang
pembelajaran. Pada model Banathy bertitik tolak dari pendekatan sistem (system
approach), yang mencakup keenam komponen (langkah) yang saling
berinterelasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Sedangkan pada Model Gerlach & Elly menjadi suatu garis pedoman atau
suatu peta perjalanan pembelajaran karena model ini memperlihatkan keseluruhan
proses belajar mengajar yang baik, sekalipun tidak menggambarkan secara rinci setiap
komponennya (Artinio dalam Suryana, dkk., 2014).
Desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para
ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model
berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model
prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk
mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam
pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ADDIE. Model berorientasi produk
adalah model desain pembelajaran untuk  menghasilkan suatu produk biasanya media
pembelajaran misalnya, video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul.
Contoh modelnya adalah model Hannafin and Peck. Model berorientasi system yaitu
model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu system pembelajaran yang
cakupannya luas seperti desain sistem suatu pelatihan kurikulum sekolah. Contohnya
adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model
procedural dan model melingkar. Contohnya dari model procedural adalah model
Dick And Carrey dan contoh model melingkar adalah model J.  E. Kemp.
Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan dalam jenjang pendidikan.
Pelaksanaannya melibatkan komponen-komponen penting seperti guru, peserta
didik, interaksi, bahan,metode, juga penilaian. Pembelajaran akan sangat terpaku
pada operasionalisasi standar proses pembelajaran. Tingkatan ketercapaian standar
kompetensi lulusan dan kompetensi inti,terutama pada implementasi kurikulum 2013,
akan sangat bergantung pada pelaksanaanstandar proses. Desain pembelajaran
adalah suatu praktik penyusun media teknologi komunikasi dan isi untuk
membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan
peserta didik (Suryadi,2019).

II. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penulisan makalah ini dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud konsep model pengembangan Hannafin and Peck?
2. Bagaimana tahapan model pengembangan Hannafin and Peck?
3. Apa keterkaitan model pengembangan Hannafin and Pack dengan media
pembelajaran?
4. Apakah kelebihan model pengembangan Hannafin and Pack?
5. Apakah kekurangan model pengembangan Hannafin and Pack?
6. Apakah manfaat model pengembangan Hannafin and Pack?
7. Apakah contoh dari model pengembangan Hannafin and Pack?
III. Tujuan Penulisan
Dari latar belakang dan perumusan masalah yang sudah dipaparkan, tujuan penulisan
makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui konsep model pengembangan Hannafin and Peck.
2. Untuk mengetahui tahapan model pengembangan Hannafin and Peck.
3. Untuk mengetahui keterkaitan model pengembangan Hannafin and Peck dengan
media pembelajaran.
4. Untuk mengetahui kelebihan model pengembangan Hannafin and Peck.
5. Untuk mengetahui kekurangan model pengembangan Hannafin and Peck.
6. Untuk mengetahui manfaat model pengembangan Hannafin and Peck.
7. Untuk mengetahui contoh dari pengembangan Hannafin and Peck.

IV. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang didapat dalam penulisan makalah ini sebagai berikut:
1. Memberikan wawasan mengenai konsep model pengembangan Hannafin and Peck.
2. Memberikan wawasan mengenai tahapan model pengembangan Hannafin and Peck.
3. Memberikan wawasan mengenai keterkaitan model pengembangan Hannafin and
Peck dengan media pembelajaran.
4. Memberikan wawasan mengenai kelebihan model pengembangan Hannafin and
Peck.
5. Memberikan wawasan mengenai kekurangan model pengembangan Hannafin and
Peck.
6. Memberikan wawasan mengenai manfaat model pengembangan Hannafin and Peck
7. Memberikan wawasan mengenai contoh dari pengembangan Hannafin and Peck.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Model Hannafin and Peck
Model Hannafin dan Peck adalah model pengembangan desain media pembelajaran
yang berorientasi kepada produk. Model ini digunakan bagi peneliti yang fokus ingin
menghasilkan suatu produk yang ingin dikembangkan. Model Hanafin and Peck terdiri
dari tiga tahapan/fase yaitu fase analisis keperluan, fase design, dan fase pengembangan
serta implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dilakukan di setiap
fasenya. Hal ini dilakukan agar produk yang nantinya akan dihasilkan bisa sesuai dengan
apa yang dibutuhkan dan bisa memenuhi harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.

B. Tahapan Model Hannafin and Peck


Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase
yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi
(Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan
dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk.
Adapun ketiga fase tersebut sebagai berikut:

1. Fase Analisis Kebutuhan


Fase ini diperlukan untuk mengidentifikasi kebutuhan kebutuhan dalam
mengembangkan suatu media pembelajaran termasuk di dalamnya tujuan dan objektif
media pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh
kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran. Setelah semua
keperluan diidentifikasi Hannafin dan Peck (1988) menekankan untuk menjalankan
penilaian terhadap hasil itu sebelum meneruskan pembangunan ke fase desain. 
2. Fase Desain
Di dalam fase ini informasi dari fase analisis dipindahkan ke dalam bentuk dokumen
yang akan menjadi tujuan pembuatan media pembelajaran. Hannafin dan Peck (1988)
menyatakan fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan
kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut. Salah satu
dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board yang mengikuti
urutan aktivitas pengajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif media
pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis keperluan. 
3. Fase Pengembangan dan Implementasi
Hannafin dan Peck (1988) mengatakan aktivitas yang dilakukan pada fase ini ialah
penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan penilaian sumatif.
Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alir yang
dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran. Untuk menilai kelancaran
media yang dihasilkan seperti kesinambungan link, penilaian dan pengujian
dilaksanakan pada fase ini, dari proses penilaian dan pengujian ini akan digunakan
dalam proses pengubahsuaian untuk mencapai kualitas media yang dikehendaki.

C. Keterkaitan Model Hannafin and Peck dengan Media Pembelajaran


Model pembelajaran Hannafin and Peck ini cocok untuk mengembangkan produk-
produk media pembelajaran, seperti video pembelajaran, multimedia pembelajaran, dan
modul. Pada media pembelajaran interaktif ini bisa dikembangkan menjadi tambahan
variasi media untuk pembelajaran selain Lembar Hasil Belajar Peserta Didik dan Lembar
Hasil Kegiatan Praktik Peserta Didik. Dalam keterkaitan model pembelajaran Hannafin
and Peck ini dalam media pembelajaran dapat memberikan materi, animasi, video, kuis
jawaban singkat dan kuis pilihan ganda yang dapat digunakan untuk pembelajaran peserta
didik secara mandiri ataupun belajar bersama guru.
Lampiran 1
Media Pembelajaran Interaktif dengan Model Hannafin and Peck
D. Kelebihan Model Hannafin and Pack
Kelebihan model Desain Hannafin and Peck ini adalah sebagai berikut:
a. Menekankan proses penilaian dan pengulangan yang melibatkan 3 fase
b. Dapat menentukan hal utama dari apa yang dibutuhkan dalam pendidikan
c. Dapat memecahkan kesenjangan dari analasis performance

E. Kekurangan Model Hannafin and Peck


Kekurangan model desain Hannafin and Peck ini adalah sebagai berikut:
a. Media pembelajaran dengan bahan yang ada karena berorientasi pada produk.
b. Dalam produk atau program pembelajarannya memerlukan uji coba dan revisi terlebih
dahulu.
c. Masalah yang mungkin bisa diselesaikan adalah tentang pengembangan bahan
dan alat-alat.
d. Model ini hanya dapat digunakan untuk masalah tertentu (tidak umum).
e. Kegiatan yang kurang spesifik dalam setiap langkah dan tidak adanya penjelasan
secara langsung tentang pelaksanaan kegiatan.

F. Contoh Penerapan Pengembangan Media Model Hannafin and Peck


Produk berupa monopoli IPA merupakan hasil modifikasi dari permainan monopoli
asli.  Perbedaannya adalah  penguasaan aset/skor  pada monopoli tidak lagi  dilakukan
dengan  membayar  sejumlah uang  mainan tetapi  diganti  dengan cara pemain harus
dapat menjawab soal-soal yang terdapat dalam monopoli IPA. Adapun  soal-soal  pada 
monopoli  IPA  beragam  dari  ranah  kognitif  taksonomi klasifikasi  Bloom  yang  telah 
direvisi  oleh Anderson  R.W  dan Krathwohl  dan disesuaikan  dengan  indikator 
pencapaian  kompetensi  dan  tujuan  pembelajaran materi sistem pencernaan makanan.

 Penjelasan Pengembangan Media Monopoli


1. Papan(Sebelum
monopolidikembangkan)
IPA terbuat dari kertas art paper (AP) 210 gram
(Sesudah ukuran 35 x 31 cm,  di
dikembangkan)
dalamnya terdapat  petak-petak yang berisi  pertanyaan, informasi umum dan 
kesempatan. Baik  pada petak  pertanyaan maupun tampilan pada papan  monopoli 
lainnya  disertai  gambar  yang  berhubungan  dengan materi atau gambar lain yang
menarik dan mendidik.
2. Perlengkapan kartu yang terdiri dari kartu informasi umum, kartu kesempatan, dan
kartu skor pada media monopoli IPA terbuat dari kertas AP ukuran A3+210 gram. Di
dalam  kartu-kartu tersebut  berisi gambar,  informasi atau soal yang berhubungan
dengan materi sistem pencernaan makanan. Tampilan salah satu perlengkapan kartu
media monopoli IPA dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
 

3. Kartu  denda  merupakan kartu  pengurangan  skor  ketika  siswa  tidak  dapat
menjawab soal  dengan benar. Besar skor  denda setiap  kartu adalah  5 poin. Tampilan
kartu denda dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Tampilan Kartu Denda
 
4. Kelengkapan  berupa papan  monopoli  dan kartu  permainan  didesain menggunakakan
progam komputer adobe illustrator CS 5 dan microsoft word.
5. Pensil putar  adalah peralatan yang digunakan  sebagai pengganti dadu  pada permainan
monopoli biasa. Tiap sisi segi enam pada pensil putar ditulis angka 1 sampai 6. Cara
pemakainnya yaitu dengan digelindingkan.
6. Pion digunakan untuk mewakili  langkah pemain/siswa  dalam permainan. Sedangkan 
rumah-rumahan  difungsikan  sebagai  penanda  bahwa  petak skor sudah dikuasai  oleh
siswa yang berhasil menjawab dengan benar soal  pada kartu  skor dan  papan 
monopoli.  Berikut  Gambar  5.  Tampilan pensil  pion,rumah, dan pensil putar
               

Gambar 5 Tampilan (a) Pion, (b) Rumah, (c) Pensil putar


7. Kartu lembar peraturan  permainan adalah peralatan  yang digunakan  sebagai landasan
operasional dan peraturan permainan monopoli IPA.
8. Semua kelengkapan dan  peralatan media  monopoli IPA didesain  semenarik mungkin
agar dapat meningkatkan motivasi dan perhatian siswa dalam proses pembelajaran. 

G. Manfaat Pengembangan Model Hannafin and Peck


Manfaat pengembangan model pembelajaran tersebut.
a. Sesuai dengan perkembangan zaman
b. Pembelajaran lebih variatif dan efektif
c. Sesuai dengan permasalahan yang terjadi disekitar
d. Sistematis
e. Pembelajaran lebih berkualitas 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Model Hannafin dan Peck adalah model pengembangan desain media pembelajaran
yang berorientasi kepada produk. Model ini digunakan bagi peneliti yang fokus ingin
menghasilkan suatu produk yang ingin dikembangkan. Model Hanafin and Peck terdiri
dari tiga tahapan/fase yaitu fase analisis keperluan, fase design, dan fase pengembangan
serta implementasi. Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dilakukan di setiap
fasenya. Hal ini dilakukan agar produk yang nantinya akan dihasilkan bisa sesuai dengan
apa yang dibutuhkan dan bisa memenuhi harapan yang ingin dicapai dalam pembelajaran.
B. Saran
Kegiatan pembelajaran matematika tidak terlepas dari model, pendekatan, strategi,
metode, teknik serta taktik pembelajaran. Komponen tersebut perlu dipahami oleh
pendidik supaya memiliki pengetahuan, baik konseptual maupun implementatif yang
nantinya diterapkan untuk melakukan pembelajaran yang menarik sehingga siswa tidak
bosan dan aktif saat belajar di kelas.
Semoga makalah ini dapat membantu pembaca menambah wawasan mengenai model
Hannafin and Peck sebagai dasar pengembangan media pembelajaran. Penulis menyadari
bahwa makalah di atas banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, . 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta, 2011.

Ernawati, . 2017. Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Pada Mata Pelajaran


Administrasi Server di SMK Negeri 2 Depok Sleman. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017.

Firdaus, . 2015. Pengembangan Media Pembelajaran Monopoli IPA Materi Sistem


Pencernaan Makanan Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 4 Malang. Malang : Universitas
Negeri Malang, 2015.

Hannafin, Michel J, Kyle L. 1998. The Designer, Development, and Evaluation of


Instructional Software. New York : Macmillan Publishing Company, 1998.
Kurniawan, . 2016. Pengembangan Multimedia Ular Tangga Model Hannafin and Peck
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas VIII Semester
Genap Di SMP NEGERI 6 Singaja Tahun Pelajaran 2015/2016. Singaraja : Universitas
Pendidikan Ganesha, 2016.

M, . Jambi. Makalah Desain Pembelajaran Kimia ; Model Desain Pembelajaran Hannafin


and Peck. 2019 : Universitas Jambi, Jambi.

Murni, Febby Marcelina. 2019. Makalah Desain Pembelajaran Kimia Model Desain
Pembelajaran Hannafin And Peck. Jambi : Universitas Jambi, 2019.

Septiviani, Irena Rierlyscania. 2020. Model Desain Pembelajaran Hannafin and Peck.
[Online] 11 April 2020.

Anda mungkin juga menyukai