Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A. Pengertian Administrasi Pendidikan


Secara etimologi administrasi pendidikan berasal dari bahasa latin yaitu,
Ad yang berarti intensif dan Ministrare yang berarti melayani, membantu atau
mengarahkan, atau bisa simpulkan menjadi melayani secara intensif. Sedangkan
secara terminologi administrasi pendidikan diartikan proses pemanfaatan sumber
daya pendidikan melalui kerjasama sejumlah orang dengan melaksanakan
fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektik dan efisien.

B. Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan


Daryanto (1998:26) [1] mengelompokkan ruang lingkup administrasi
pendidikan menjadi 3 bidang, yaitu :
1. Bidang administrasi material
2. Bidang administrasi personal
3. Bidang administrasi kurikulum

C. Bidang-bidang Tugas Administrasi Pendidikan


1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi personil
3. Administrasi sarana
4. Administrasi keuangan
5. Administrasi siswa
6. Hubungan sekolah dan masyarakat

D. Prinsip-prinsip Administrasi Pendidikan


1. Prinsip efisiensi
2. Prinsip pengelolaan
3. Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
4. Prinsip kepemimpinan yang efektif
5. Prinsip kerjasama

1
E. Fungsi Administrasi Pendidikan
Menurut Foelkee (1951) [2], administrasi pendidikan memiliki fungsi
sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam suatu organisasi, dan
disempurnakan oleh Gregg dengan menambahkan analisis terhadap proses
administrasi.

2
BAB II
PERENCANAAN PENDIDIKAN

A. Pengertian Perencanaan Pendidikan


Menurut Coombs (1982) [3], perencanaa pendidikan merupakan suatu
penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan
dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.

B. Ciri-ciri Perencanaan Pendidikan


1. Mengutamakan nilai-nilai manusiawi
2. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi peserta didik
3. Memberikan kesempatan yang sama bagi peserta didik
4. Harus komprehensif dan sistematis
5. Harus diorientasikan pada pembangunan

C. Fungsi dan Tujuan Perencanaan Pendidikan


1. Pedoman pelaksanaan dan pengendalian pendidikan
2. Menghindari pemborosan sumber daya
3. Alat pengembangan quality assurance
4. Untuk memenuhi accountability kelembagaan

D. Pentingnya Perencanaan Pendidikan


1. Mengarahkan kegiatan
2. Memperkirakan masa pelaksanaan
3. Kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
4. Penyusunan skala prioritas
5. Pengawasan atau evaluasi

E. Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan


1. Memperbaiki hasil pendidikan
2. Membawa perubahan yang lebih baik
3. Demand driven

3
4. Menyeluruh
5. Keterkaitan dengan RPS, Rencana Pendidikan Dinas Provinsi, dsb
6. Partisipasi
7. Keterwakilan
8. Data driven
9. Realitas sesuai dengan data SWOT
10. Mendasarkan pada hasil review dan evaluasi
11. Keterpaduan
12. Holistik/tersistem
13. Transparasi
14. Keterkaitan dan kesepadanan dengan rencana-rencana instansi terkait

F. Jenis-jenis dan Lingkup Perencanaan Pendidikan


1. Menurut besarannya ; makro, meso dan mikro.
2. Menurut telaahnya ; strategis, menejerial dan operasional.
3. Menurut rancangan sistem ; perbaikan dan pengembangan.
4. Peranan pemerintah ; wajib dan arahan.
5. Menurut jangka waktunya ; pendek, menengah dan panjang.

4
BAB III
ORGANISASI

A. Pengertian Organisasi
Organisasi pada dasarnya adalah sekumpulan manusia yang mempunyai
minat dan kepentingan yang sama. Menurut James L. Gibson (1986)[4],
organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil
yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
Perilaku berorganisasi meliputi 3 ranah, yaitu ; kognitif, afektif dan
psikomotor. Sedangkan komponen penting organisasi meliputi 3 aspek, yaitu :
Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam rentang waktu
tertentu. Berdasarkan rentang dan cakupannya, dapat dibagi dalam
beberapa karakteristik, diantaranya ; tujuan jangka panjang, menengah
dan jangka pendek.
Struktur
Sistem, sistem organisasi terbagi dalam beberapa komponen penyusun,
yaitu ; input, proses, output dan feedback.

B. Pentingnya Organisasi Sekolah


Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai
organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya.
Dengan organisasi yang baik, dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang
menunjukkan kekuasaan yang berlebihan, suasana kerja dapat lebih berjiwa
demokratis, hal ini ditandai dengan partisipasi aktif dari semua pihak yang
bertanggung jawab.

C. Contoh Struktur Organisasi Sekolah 17


Kepala sekolah
Kepala tata usaha (KATU)
Wakasek
Urusan kesiswaan
Urusan kurikulum

5
Urusan saran prasarana
Urusan kerjasama dengan masyarakat
Kordinator BP
Guru-guru
Siswa

6
BAB IV
KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Menurut Robert Tanembaum [5], pemimpin adalah mereka yang
menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan,
mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian
pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan. Sedangkan
kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi
orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Keits Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap
keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4. Sikap hubungan kemanusiaan

B. Karakter Kepemimpinan
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita,kepemimpinan
menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Menurut
Ken Blanchard dan kawan-kawan [6], ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul
dari seorang yang memiliki hati yang melayani, yaitu tujuan utama seorang
pemimpin adalah meyani kepentingan mereka yang dipimpinnya. Sedangkan
John Maxwell dalam bukunya yang berjudul Develoving the Leaders Around
You berkata [7], keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari
kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena
keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya
manusia dalam organisasi tersebut.

C. Metode Kepemimpinan
Dalam sebuah artikel di economist.com, ada sebuah ulasan berjudul Can
Leadership Be Taught [8], ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan,
yaitu :

7
1. Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi misi yang jelas
2. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-
orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas
3. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping
bagi orang-orang yang dipimpinnya

D. Perilaku Kepemimpinan
Dalam buku Ken Blanchad disebutkan perilaku seorang pemimpin, yaitu:
1. Pemimpin tidak sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi
sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan
Tuhan
2. Pemimpin focus pada hal-hal spiritual dibandingkan sekedar kesuksesan
duniawi
3. Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai
aspek

8
BAB V
MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau
menggerakkan. Menurut Edwin B. Flippo [9], Motivasi adalah suatu keahlian
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil,
sehingga keingginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.

B. Tujuan Motivasi
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
8. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
9. Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

C. Asas-asas Motivasi
1. Asas mengikutsertakan
2. Asas komunikasi
3. Asas pengakuan
4. Asas wewenang yang didelegasikan
5. Asas perhatian timbal balik

D. Metode Motivasi
1. Motivasi langsung
2. Motivasi tidak langsung

9
E. Alat-alat Motivasi
1. Material incentive
2. Nonmaterial incentive

F. Jenis-jenis Motivasi
1. Motivasi positif
2. Motivasi negatif

G. Peran Motivasi Dalam Administrasi Pendidikan


1. Sebagai langkah awal yang akan memacu aktifitas-aktifitas berikutnya
2. Menyediakan segala daya untuk terus bekerja
3. Memberikan kontribusi terhadap sikap administrator untuk saling experient
terhadap tempatnya bekerja

10
BAB VI
PENGAWASAN

Holmes menyatakan bahwa [10], pengawasan dapat diartikan sebagai


proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi
terlaksana seperti yang direncanakan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk
mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan
mengganggu pencapaian tujuan (Robin 1997). Dalam proses pendidikan,
pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya
peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.
Pengawas satuan pendidikan/sekolah adalah pejabat fungsional yang
berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan
pendidikan terhadap sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan
pendidikan (Pandong, A. 2013) [11]. Aktifitas pengawas sekolah selanjutnya
adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah satuan
pendidikan/sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung
jawabnya.
Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas
sekolah dapat melalui pengawasan. Atas dasar itu kegiatan pengawasan harus
difokuskan pada perilaku dan perkembangan siswa sebagai bagian dari
kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah, kualitas belajar mengajar,
penilaian/evaluasi, sistem pencacatan, kebutuhan khusus, administrasi dan
menejemen, bimbingan dan konseling, peran dan tanggung jawab orang tua dan
masyarakat (Law dan Glover 2000) [12].
Dapat disimpulkan kepengawasan merupakan kegiatan atau tindakan
pengawasan dari seseorang yang diberi tugas , tanggung jawab dan wewenang
melakukan pembinaan dan penilaian terhadap orang atau lembaga yang
dibinanya .Sedangkan indikator peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilihat
pada setiap komponen pendidikan, antara lain : mutu lulusan, kualitas guru,
kepala sekolah, staf sekolah, proses pembelajaran, sarana dan prasarana,
pengelolaan sekolah, implementasi kurikulum, sistem penilaian dan komponen
lainnya.

11
BAB VII
TATA USAHA SEKOLAH
DAN TUGAS KEPALA TATA USAHA

A. Peran Tata Usaha


Di tingkat sekolah, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ternyata
masih banyak menemukan banyak kendala yang segera harus dicari jalan
keluarnya. Diantara kendala tersebut yakni masalah mutu pegawai tata usaha
(TU) sekolah yang belum memberikan kontribusi yang signifikan. Walau tidak
bersifat langsung, mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah turut
mempengaruhi mutu pendidikan sebuah sekolah. Ada beberapa indikator yang
menunjukkan bahwa mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah masih
rendah, yaitu :
1. Banyak pegawai tata usaha sekolah yang belum mempunyai kemampuan,
kecakapan atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas
mereka
2. Masih rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata
usaha sekolah dalam menjalankan tugas-tugasnya
3. Belum tercerminya pelayanan prima kepada siswa, orang tua dan
masyrakat
4. Belum nampaknya kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual
pegawai tata usaha sekolah dalam memecahkan permasalahan dan
berinteraksi di lingkungan sekolah

Diberbagai sekolah masih banyak ditemukan guru yang merangkap tugas


pegawai tata usaha. Selain itu banyak pegawai tata usaha yang hanya berizasah
setingkat SLTA, sedangkan mereka dituntut untuk menanggani segala persoalan
tata usaha di sekolah yang semakin hari semakin kompleks dan semakin
membutuhkan orang-orang yang betul-betul terampil dan profesional. Dengan
penempatan tenaga profesional sebagai pegawai tata usaha, diharapkan dapat
semakin memacu peningkatan mutu menejemen sekolah, selain itu diharapkan
pegawai sekolah memiliki visi dan komitmen yang kuat untuk turut memajukan
dunia pendidikan.

12
B. Tugas Kepala Tata Usaha
1. Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
2. Pengelolaan keuangan sekolah
3. Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai serta tata usaha sekolah
5. Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
6. Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
8. Penyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
secara berkala

13
BAB VIII
TUGAS KEPALA SEKOLAH, WAKIL KEPALA SEKOLAH,
GURU KONSELING, WALI KELAS DAN GURU

A. Tugas Kepala Sekolah


1. Pendidik
2. Pemimpin
3. Pengelola
4. Administrator
5. Wirausahawan
6. Pencipta iklim kerja
7. Penyelia/supervisor

B. Tugas Wakil Kepala Sekolah


1. Menyusun perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Ketenagaan
5. Pengkoordinasian
6. Pengawasan
7. Penilaian
8. Identifikasi dan pengumpulan data
9. Penyusunan laporan

C. Tugas Guru Bimbingan Konseling


1. Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2. Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah siswa
3. Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
4. Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam gambaran
lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan
5. Melaksanakan kegiatan anlisis hasil evaluasi belajar

14
6. Mengadakan penilaian pelaksanaan, menyusun statistik hasil penilaian,
menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut, serta menyusun
laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

D. Tugas Wali Kelas


1. Pengelolaan dan menyelenggaraan administrasi kelas
2. Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
3. Pengisian daftar kumpulan nilai siswa
4. Pembuatan catatan khusus tentang siswa
5. Pencatatan mutasi siswa
6. Pengisian buku laporan penilaian dan pembagian buku laporan penilaian
hasil belajar

E. Tugas Guru
1. Membuat perangkat program dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Melaksanakan kegiatan penilaian, menganalisis hasil ulangan,
menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan serta
menigisi daftar nilai siswa
3. Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain
4. Membuat alat peraga
5. Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
6. Mengikuti kegiatan pengembangan dan permasyarakatan kurikulum
7. Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
8. Mengadakan pengembangan program pengajaran
9. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
10. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa
11. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang pratikum
12. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya

15
DAFTAR PUSTAKA

Sulaiman, Administrasi Pendidikan (STAI Bunga Bangsa Cirebon, Cirebon) 2011.

16
CATATAN KAKI

[1] Sulaiman, Administrasi Pendidikan (STAI Bunga Bangsa Cirebon, Cirebon)


2011, hal 3
[2] Administrasi Pendidikan, hal 9
[3] Administrasi Pendidikan, hal 11
[4] Administrasi Pendidikan, hal 15
[5] Administrasi Pendidikan, hal 18
[6] Administrasi Pendidikan, hal 24
[7] Administrasi Pendidikan, hal 24
[8] Administrasi Pendidikan, hal 25
[9] Administrasi Pendidikan, hal 27
[10] Administrasi Pendidikan, hal 31
[11] Administrasi Pendidikan, hal 31
[12] Administrasi Pendidikan, hal 32

17

Anda mungkin juga menyukai