Anda di halaman 1dari 4

Nama: Saskia Villary Wongkar

Nim: E041201043

Prodi: Ilmu Politik

Mata Kuliah: Pendidikan Kewarganegaraan 28

Demokrasi Indonesia

Demokrasi merupakan tatanan hidup bernegara yang menjadi pilihan negara-negara di


dunia pada umumnya. Demokrasi lahir dari tuntutan masyarakat barat akan persamaan hak
dan kedudukan yang sama di depan hukum. Hal ini terjadi karena pada masa sebelum adanya
deklarasi Amerika dan Perancis, setiap warga dibeda-bedakan kedudukannya baik di depan
hukum maupun dalam tatanan social masyarakat.

Demokrasi berasal dari bahasa Yunani “Demokratia” yang berarti kekuasaan rakyat.
Demokrasi berasal dari kata “Demos” dan “Kratos”. Demos yang memiliki arti rakyat dan
Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Demokrasi memberikan
kesempatan perubahan, agar selalu dapat menjawab persoalan masyarakat yang dari waktu ke
waktu juga berubah. Budaya demokrasi merupakan salah satu penerapan dari nilai -nilai
demokrasi yang menjadi jaminan bahwa perubahan dalam demokrasi tetap bertujuan
mewujudkan masyarakat dan Negara demokratis. Indonesia telah mengalami perubahan
sistem demokrasi dari Demokrasi Liberal hingga Demokrasi Pancasila.

Indonesia mengalami banyak perubahan Sistem Demokrasi disebabkan oleh banyak


faktor, salah satunya adalah karena banyaknya kekurangan - kekurangan yang ada pada
sistem demokrasi sebelumya, sehingga bangsa Indonesia mencoba untuk memperbaiki
kekurangan tersebut dengan beralih ke sistem demokrasi yang lain. Indonesia memilih
Demokrasi Pancasila, karena Demokrasi Pancasila melibatkan rakyat secara langsung dalam
sistem pelaksanaanya. Selain itu, Demokrasi Pancasila juga bersumber dari nilai dan
kepribadian bangsa sendiri yang sudah melekat dengan jati diri Bangsa Indonesia.

Indonesia merupakan Negara Demokrasi sejak awal berdirinya tanggal 17 Agustus


1945. Dalam proses kerjanya, presiden bertanggung jawab kepada MPR. MPR merupakan
badan yang dipilih oleh rakyat. Dalam hal itu berarti, pemegang kekuasaan tertinggi adalah
rakyat karena pemimpinnya dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilu. Pada tahun 1956,
diadakan pemilu untuk pertama kali di Indonesia. Demokrasi ini yaitu Demokrasi Pancasila.
Setelah usai Demokrasi Pancasila ini, dilanjutkan oleh masa pemerintahan Soeharto yang
menyelaraskan Demokrasi yang pertama. Dan dilanjutkan Demokrasi yang kedua pada tahun
2004.

Indonesia berpotensi menjadi contoh Negara Demokratis di Kawasan Asia. Alasan


Indonesia menjadi contoh Negara Demokratis karena Indonesia telah menciptakan stabilitas
politik dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Selain itu, Indonesia juga berhasil menjadi
Negara Demokrasi karena telah melaksanakan pemilu yang komplek. Walaupun Demokrasi
membawa situasi kacau dan perpecahan. Seperti contoh pada pergantian 4 kali presiden
selama periode 1998-2002, namun Indonesia dapat mengatasinya.

Rezim orde baru telah dikuasai oleh Soeharto sejak 32 tahun yang telah usai masa
penjabatannya. Demokrasi Pancasila versi Orde Baru diganti dengan yang sesungguhnya.
Tetapi, mewujudkan cita-cita tersebut sangat sulit karena banyaknya konflik yang beredar
dan yang terjadi. Hal tersebut tidak jauh dengan krisis moneter yang terjadi di Negara
Indonesia ini. Dimana perekonomian saat ini justru memburuk daripada masa Orde Baru.

Indonesia melalui empat masa demokrasi yaitu Demokrasi Liberal, Demokrasi


Terpimpin, Demokrasi Pancasila, dan Demokrasi yang masih dalam masa transisi. Yang
pertama adalah Demokrasi Liberal. Yang kedua adalah Demokrasi Terpimpin. Yang Ketiga
adalah Demokrasi Pancasila. Yang keempat masih dalam masa percobaan. Dalam masa
Demokrasi Liberal, Indonesia tidak ada perubahan melainkan malah para kabinet merasa
jatuh bangun. Dalam masa Demokrasi Terpimpin, Indonesia dipegang secara penuh oleh
Presiden Soekarno dan berdampak baik pada forum Internasional. Tetapi pada masa tersebut
perekonomian Indonesia terjadi penurunan yang drastis.
Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengatakan jika demokrasi Indonesia lahir dari
kehendak memperjuangkan kemerdekaan. Menurut Soekarno, demokrasi Indonesia
meletakkan embrionya pada perlawanan terhadap imperialisme dan kolonialisme. Dikutip
dari buku Indonesia Menggugat (2001) dan Di Bawah Bendera Revolusi (2014), demokrasi
adalah suatu pemerintahan rakyat. Lebih lanjut lagi, demokrasi adalah suatu cara dalam
membentuk pemerintahan yang memberikan hak kepada rakayat untuk ikut serta dalam
proses pemerintahan. Demokrasi yang diinginkan Soekarno tidak ingin meniru demokrasi
modern yang lahir dari Revolusi Prancis. Karena, demokrasi yang dihasilkan oleh Revolusi
Prancis hanya menguntungkan kaum borjuis dan menjadi tempat tumbuhnya kapitalisme.

Muhammad Hatta menilai jika demokratis masyarakat asli Indonesia ini bersumber dari
semangat kebersamaan atau kolektivisme. Kolektivisme ini mewujud dalam sikap saling
tolong menolong, gotong royong, dan sebagainya. Kolektivisme dalam masyarakat asli
Indonesia juga berarti pengambilan keputusan melalui musyawarah untuk mencapai mufakat.
Ini berbeda dengan kebiasaan yang berlaku dalam sistem demokrasi Barat yang
individualistis.

Sebagai bangsa demokratis, negara harus mengakomodasi aspirasi atau suara rakyat
(khususnya kaum minoritas) karena dalam sistem demokrasi rakyat memegang kekuasaan
penuh atas pemerintahan yang dijamin secara konstitusional. Oleh karena itu, sebagai upaya
menjalankan demokrasi yang bebas, adil, dan jujur, penentuan pemimpin harus dilakukan
melalui pemilihan umum yang melibatkan penuh asprirasi rakyat, atau kata kuncinya adalah
legitimasi. Dengan kata lain, legitimasi merupakan salah satu tolok ukur apakah prinsip
demokrasi dijalankan dengan sebaik-baiknya atau tidak karena legitimasi merupakan
representasi dari suara rakyat yang seharusnya dijadikan referensi utama oleh negara dalam
menentukan pemimpin.

Musyawarah untuk mencapai mufakat yang merupakan prinsip utama demokrasi juga
harus dilakukan secara bertanggung-jawab karena dengan cara inilah rakyat dapat
menentukan harapan bersama dengan tetap menjaga harmoni dan stabilitas sosial-politik.
Selain itu, di lingkup sosial, literasi masyarakat tentang prinsip dan hakikat demokrasi juga
harus disuarakan.

Media massa dan negara melalui sektor pendidikan harus memberikan pendidikan
politik dan demokrasi yang baik supaya kebebasan berpendapat dapat diutarakan dengan
kritis, santun, dan bertanggungjawab.
Satu hal yang terpenting dari penerapan demokrasi yang kita jalankan harus bermuara
pada kemanusiaan karena secara filosofis prinsip demokrasi adalah merangkul dan
mengakomodasi suara rakyat baik mayoritas maupun minoritas demi terciptanya suatu
masyarakat yang adil, makmur, dan beradab.

Anda mungkin juga menyukai