Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI

PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN KOSMETIK DI


BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

Gusti Randa 1), Jhon Rinaldo 2) Sunreni 3)


1) 2) 3)
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Ekasakti – AAI Padang
gusti9082@gmail.com; Sunreni50@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Current
Ratio (CR), Profit Margin (PM), Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba
pada perusahaan kosmetik di Bursa Efek Indonesia baik secara parsial maupun simultan. Data yang
digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diteliti. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitan ini yaitu dengan menggunakan riset pustaka. Metode
analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukka
bahwa: 1) Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung
sebesar 0,575 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,57 lebih besar dari 0,05. 2)
Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung sebesar 0,103 lebih
kecil dari t tabel sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,918 lebih besar dari 0,05. 3) Profit Margin
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung sebesar 2,595 lebih besar dari t tabel
sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,015 lebih kecil dari 0,05. 4) Total Assets Turnover tidak
berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung sebesar -0,917 lebih kecil dari t tabel
sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,168 lebih besar dari 0,05. 5) Debt to Equity Ratio, Current Ratio,
Profit Margin dan Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai F
hitung sebesar 2,783 lebih kecil dari F tabel sebesar 4,16 dan nilai sig sebesar 0,045 lebih kecil dari
0,05. Adapun saran yang diberikan berkaitan dengan berpengaruhnnya Profit Margin terhadap
Pertumbuhan Laba perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diharapkan perusahaan
kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia meningkatkan Profit Margin dengan cara meningkatkan
penjualan dan meminimalisir laba. Peningkatan rasio Profit Margin akan meningkatkan pertumbuhan
laba perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sehingga menarik lebih banyak investor
untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Kata Kunci : Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Profit Margin, Total Assets Turnover, Pertumbuhan
Laba.

1. PENDAHULUAN pelembab kulit wajah, wewangian, minyak pijat


Latar Belakang dan lain-lain. (Ketua PPA-K di RDPU dengan
Di Indonesia dengan jumlah penduduk komisi IX DPR-RI 2010).
sebesar 235 juta jiwa, merupakan pasar yang Industri Kosmetik dalam negeri mendapat
besar dan menjanjikan bagi perusahaan kosmetik tantangan dengan peredaran produk kosmetik
sesuai dengan segmen yang dibidkinya. Menurut impor di pasar domestik. Hal ini disebabkan oleh
data perindustrian terdapat lebih dari 700 tingginya permintaan pasar domestik premium
perusahaan kosmetik dan kurang dari 10 yang (high branded). Menurut data Perdagangan
sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Persatuan Perushaan Kosmetik Indonesia
Indonesia (BEI), merupakan indrustri kosmetik (Perkosmi), tahun 2012 penjualan impor
yang menyumbang pendapatan nasional lebih mencapai Rp 2,44 triliun, naik 30% dibanding
dari 13 trilyun pada 2011 (Pembukaan Pameran 2011 sebesar Rp 1,87 trilyun. Tahun 2013,
Nasional Komestika & Obat Tradisional 19 penjualan produk kosmetik impor diproyeksikan
Oktober 2012). naik lagi 30% menjadi Rp 3,17 trilyun.
Kosmetik bukan hanya soal urusan Peningkatan tersebut ditopang oleh kenaikan
kecantikan yang bisa dikenal masyarakat luas volume penjualan serta penurunan tarif bea
dengan ditandai pemakaian bedak dan lipstik masuk seiring perjanjian perdagangan bebas
yang biasa dipergunakan kaum hawa. Kosmetik (Komestrian Perindustrian Republik Indonesia).
adalah produk farmasi yang digunakan diluar Menurut Subramanyam dan Wild (2010) laba
tubuh dan bukan kategori obat luar. Kosmetik merupakan ringkasan hasil bersih aktivitas
sudah menjadi bagian kebutuhan sehari-hari operasi usaha dalam periode tertentu yang
seperti sampo, sabun mandi,,odol, body lotion, dinyatakan dalam istilah keuangan. Sementara
pengertianlaba yang dianut oleh struktur yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa
akuntansi sekarang ini adalah selisih pengukuran jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah
pendapatan dan biaya. Besar kecilnya laba aktiva”.
sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung Kasmir (2009), Profit Margin Ratio (PM)
pada ketepatan pengukuran pendapatan dan adalah salah satu rasio yang digunakan untuk
biaya. mengukur margin laba atas penjualan. Semakin
Laba sebagai suatu alat prediktif yang besar rasio ini maka semakin baik karena
membantu dalam peramalan laba mendatang dan dianggap kemampuan perusahaan dalam
pristiwa ekonomi yang akan datang. Nilai laba di mendapat kan laba cukup tinggi.
masa lalu, yang disadarkan pada biaya historis
dan nilai berjalan, terbukti berguna dalam Rumusan Masalah
meramalkan nilai mendatang. Laba terdiri dari Berdasarkan latar belakang yang telah
hasil operasional atau laba biasa dan hasil-hasil diuraikantersebut, maka pokok permasalahan
nonoperasional atau keungtungan dan kerugian penelitian ini adalah sebagai berikut :
luar biasa di mana jumlah keseluruhannya sama 1. Apakah Debt to Equity Ratio (DER)
dengan laba bersih (Belkaoui, 2012). berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat perusahaan kosmetik di BEI ?
memperkuat hubungan antara besarnya atau 2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh
ukuran perusahaan dengan tingkatan laba yang terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
diperoleh. Dimana perusahaan dengan laba kosmetik di BEI ?
bertumbuh akan memiliki jumlah aktiva yang 3. Apakah Profit Margin (PM) berpengaruh
besar sehingga memberikan peluang lebih besar terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
di dalam menghasilkan profitabilitasnya. Dalam kosmetik di BEI ?
upaya melihat pertumbuhan laba, maka variabel 4. Apakah Total Assets Turnover (TAT)
yang akan diteliti yaitu Debt Ratio (CR), dan berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada
Gross Profit Margin (GPM) berpengaruh perusahaan kosmetik di BEI ?
terhadap pertumbuahan laba perussahaan. 5. Apakah Debt to Equity Ratio (DER), Current
Menurut Fahmi (2012) “Rasio lancar Ratio (CR), Profit Margin (PM), Total Assets
(Current Ratio) adalah ukuran yang umum Turnover (TAT) berpengaruh terhadap
digunakan atas solvensi jangka pendek, pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik
kemampuan suatu perusahaan memenuhi di BEI ?
kebutuhan utang ketika jatuh tempo”. Sedangkan
menurut Kasmir (2012) bahwa: Rasio lancar atau 2. LANDASAN TEORI
Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur Pengertian Rasio Keuangan
kemampuan perusahaan dalam membayar Rasio Keuangan merupakan kegiatan
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera membandingkan angka-angka yang ada dalam
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. laporan keuangan dengan cara membagi satu
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar angka dengan angka yang lainnya. Perbandingan
yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka dapat dilakukan antara satu komponen dengan
pendek yang segera jatuh tempo. komponen dalam suatu laporan keuangan atau
Menurut Fahmi (2012) “Debt Equity Ratio antara komponen yang ada di antara laporan
sebagai ukuran yang dipakai dalam menganalisis keuangan. Kemudian angka yang
laporan keuangan untuk memperlihatkan diperbandingkan dapat berupa angka-angka
besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor”. dalam satu periode maupun berbeda periode
Sedangkan menurut Kasmir (2012) Debt to (Kasmir, 2012)
Equity Ratio merupakan: Rasio yang digunakan Toto Prihadi (2008) mengatakan bahwa rasio
untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini lebih tepat digunakan sebagai indikator atau awal
berguna untuk mengetahui jumlah dana yang analisis dimana dengan Rasio kita mencoba
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik menganalisis lebih jauh atau mencari penyebab
perusahaan atau berfungsi untuk mengetahui terjadinya hal tersebut. Melakukan analisis
setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk terhadap rasio keuangan menurut Kieso,
jaminan utang. Weygandt dan warfield (2008) berarti
Menurut Harahap (2014) “Total Asset menggambarkan hubungan matematika antara
Turnover menunjukkan perputaran total aktiva penjualan yang satu dengan yang lain yang
diukur dari volume penjualan dengan kata lain digambarkan dalam bentuk presentase, rates atau
seberapa jauh kemampuan semua aktiva proporsi yang sederhana.
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini Lain halnya dengan Mamduh Hanafi (2009)
semakin baik”. Sedangkan menurut Kasmir mengatakan analisis terhadap laporan keuangan
(2012) “Total Asset Turnover merupakan rasio suatu perusahaan pada dasarnya kerena ingin
yang digunakan untuk perputaran semua aktiva mengetahui tingkat profitabilitas (Keuntungan)
dan tingkat rasio atau tingkat kesehatan suatu dimilikinya. Laba yang diperoleh perusahaan
perusahaan dimana hal ini dapat dilakukan didapat dari selisih lebih diantara pendapatan
dengan menghitung rasio-rasio keuangan suatau dengan biaya. Laba disebut menjadi tolak ukur
perusahaan. prestasi atau kinerja manajemen perusahaan dan
Dimana kitiga penulis berpendapat yang dapat digunakan investor atau kreditor untuk
sama yaitu bahwa melakukan analisis keuangan memprediksi aliran kas. Laba juga sebagai
bergantung pada informasi yang diberikan oleh pengukur kinerja dan bagian dari laporan
laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari : keuangan perusahaan yang merefleksikan telah
(1) Neraca, (2) Laporan Rugi Laba dan (3) terjadinya proses peningkatan atau penurunan
Laporan aliran kas. ekuitas dari sebagai sumber transaksi.
Samryn (2011) menjelaskan hubungan rasio
Analisis Rasio Keuangan keuangan dengan perubahan laba berdasarkan
Menurut Samryn (2011), Analisis Rasio pandangan external users. Rasio keuangan
keuangan adalah suatu cara yang membuat digunakan dalam pengambilan keputusan
perbandingan data keuangan perusahaan menjadi menentukan pembelian saham perusahaan.
lebih arti. Rasio keuangan menjadi dasar utk Pinjaman uang, atau untuk memprediksi
menjawab beberapa pertanyaan penting kekuatan financial perusahaan di masa yang akan
mengenai kesehatan keuangan dari perusahaan. datang. Pemegang saham potensial tertarik pada
keuntungan dari pembelian atau penjualan
Pengertian Pertumbuhan Laba saham. Keuntungan dapat direalisasikan pada
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2017), seberapa mengguntungkan perusahaan pada saat
penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan ini dan di masa yang akan datang. Dengan
sebagai ukuran kinerja atau sebagi dasar bagi melihat laporan keuangan perusahaan yang
ukuran yang lain seperti imbalan investasi (return mengindikasikan seberapa bagus manajemen
on invesment) atau penghasilan per saham perusahaan dalam menggunakan sumber daya
(earning per share). Pada umumnya kinerja yang tersedia. Hubungan antara elemen-elemen
manajer perusahaan diukur dan dievaluasi pada laporan keuangan dijelaskan oleh rasio
berdasarkan laba yang diperoleh. Oleh karena keuangan. Rasio keuangan adalah alat yang
itu, banyak manajer yang melakukan manajemen digunakan untuk memprediksi laba perusahaan
laba agar kinerja mereka terlihat baik. Tindakan dimasa yang akan datang.
manajemen tersebut dapat merugikan pemegang
saham. Pemegang saham mengharapkan kinerja Hubungan Debt to Equity (DER) Terhadap
perusahaan mengalami peningkatan yang Pertumbuhan Laba
ditandai dengan peningkatan laba karena Menurut Nurvigia dalam mahaputra (2012)
peningkatan laba akan meningkatkan DER termasuk salah satu rasio solvabilitas. Debt
pengembalian kepada pemegang saham. Dengan to Equity Ratio (DER) menunjukkan untuk
mengetahui pertumbuhan laba yang diperoleh mengetahui perbandingan jumlah dana yang
perusahaan maka manajemen dapat menentukan disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik
apakah terdapat peningkatan atau penurunan perusahaan, dimana Debt to Equity Ratio
kinerja keuangan suatu perusahaan. semakin besar maka akan baik bagi pertumbuhan
Pertumbuhan laba dipengaruhi oleh laba sebaliknya semakin rendah Debt to Equity
perubahan komponen-komponen dalam laporan Ratio maka semakin tinggi tingkat pendanaan
keuangan. Pertumbuhan laba yang disebabkan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas
oleh perubahan komponen laporan keuangan pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian
misalnya perubahan penjualan, perubahan harga atau penyusutan terhadap nilai aktiva dan akan
pokok penjualan, perubahan beban operasi, berpengaruh terhadap pertumbuhan laba.
perubahan beban bunga, perubahan pajak
penghasilan, adanya perubahan pada pos-pos luar Hubungan Current Ratio (CR) Terhadap
biasa, dan lain-lain. Perubahan laba dapat juga Pertumbuhan Laba
disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti adanya Menurut Nurvigia dalam mahaputra (2012)
peningkatan harga akibat inflasi dan adanya Current Ratio merupakan salah satu likuiditas.
kebebasan manajerial yang memungkinkan menunjukkan sejauh mana aktiva lancar
manajer memilih metode akuntansi dan membuat memenuhi kewajiban – kewajiban lancar.
estimasi yang dapat meningkatkan laba. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar, semakin tinggi
Hubungan Rasio Keuangan dengan kemampuan perusahaan menutupi kewajiban
Pertumbuhan Laba jangka pendeknya. Rasio lancar dapat dikatakan
Tujuan utama dari perusahaan adalah sebagai bentuk untuk mengukur tingkat
mendapatkan laba sebesar-besarnya dengan keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
menggunakan sumberdaya enokomi yang Apabila rasio lancar rendah dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk H2 : Diduga, Rasio Current Ratio (CR)
membayar hutang. Namun, apabila hasil berpengaruh Positif dan Signifikan terhadap
pengukuran rasio tinggi belum dikatakan bahwa pertumbuhan laba pada perusahaan
kondisi perusahaan sedang baik dan belum kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
menjamin akan dapat dibayarnya hutang H3 : Diduga, Rasio Profit Margin (PM)
perusahaan yang sudah jatuh tempo karena berpengaruh positif dan Signifikan terhadap
proporsi atau distribusi aktiva lancar yang tidak pertumbuhan laba pada perusahaan
menguntungkan. kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
H4: Diduga, Rasio Total Assets Turnover (TAT)
Hubungan Profit Margin (PM) Terhadap berpengaruh positif dan Signifikan terhadap
Pertumbuhan Laba pertumbuhan laba pada perusahaan
Menurut Nurvigia dalam mahaputra (2012) kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
PM termasuk slah satu rasio profitabilitas. PM H5: Apakah Debt to Equity Ratio (DER),
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk Current Ratio (CR), Profit Margin (PM),
mengukur margin laba atas penjualan. Dimana Total Assets Turnover (TAT) berpengaruh
Profit Margin semakin besar maka semakin baik terhadap pertumbuhan laba pada
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam perusahaan kosmetik di Bursa Efek
mendapatkan laba cukup tinggi dan akan Indonesia (BEI).
berpengaruh baik terhadap pertumbuhan laba
begitu sebaliknya semakin rendah Profit Margin 3. METODE PENELITIAN
makan semakin rendah juga kemampuan Populasi
perusahaan dalam mendapatkan laba dan akan Dalam penelitian ini yang menjadi objek
berpngatuh terhadap pertumbuhan. penelitian yaitu perusahan kosmetik yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak
Hubungan Total Assets Turnover (TAT) tahun 2011 sampai dengan 2017. Populasi dalam
Terhadap Pertumbuhan Laba penelitian ini adalah perusahaan Kosmetik yang
Menurut Nurvigia dalam mahaputra (2012) terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
TAT merupakan salah satu rasio aktivitas. Total Kosmetik yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia
assests turnover mencerminkan kemampuan sebanyak 5 perusahaan.
perusahaan dalam mengukur tingkat efisiensi Tabel 1 Populasi
pemanfaatan sumber daya perusahaan dalam No Nama Perusahaan Kode
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Total assests 1 Akasha Wira International Tbk ADES
turnover digunakan untuk mengukur berapa 2 Martina Berto Tbk MBTO
jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah 3 Mustika Ratu TBK MRAT
aktiva. Semakin tinggi Total Assets Turnover, 4 Mandom Indonesia Tbk TCID
maka semakin tinggi pula pertumbuhan laba. 5 Unilever Indonesia Tbk UNIVR
Dan semakin rendah Total Assets Turnover maka Sumber : www.idx.co.id
semakin rendah juga pertumbuhan laba
Sampel
Kerangka Konseptual Sampel yang akan digunakan dalam
Gambar 1 Kerangka Konseptual penelitian ini adalah perusahaan kosmetik yang
H5
terdaftar di Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id
DEBT TO EQUITY selama 2011-2017. Sampel ini dipilih karena
RATIO (DER) (X1) perusahaan kosmetik mampu menghasilkan laba
H1 setiap tahunnya dan selalu mengalami
CURRENT RATIO peningkatan laba setiap tahunnya.
(CR) (X2) H2
PERTUMBUHAN Penelitian mengambilan teknik pengambilan
H3
LABA (Y) sampel yang berfokus pada purposive sampling.
PROFIT MARGIN
(PM) (X3)
Menurut Sugiyono (2013) purposive sampling
H4 adalah teknik penetuan pengambilan sampel
TOTAL ASSETS dengan pertimbangan khusus sehingga layak
TURNOVER (TAT) dijadikan sampel. Sampel yang diginakan adalah
(X4)
sampel yang memenuhi kriteria berikut :
1. Perusahaan yang menjadi sampel adalah
perusahaan kosmetik yang terdaftar di bursa
efek indonesia selama tahun 2011 sampai
Hipotesis Penelitian 2017
H1 : Diduga, Debt Ratio (DR) berpengaruh 2. Perusahaan tersebut selalu secara periode
Positif dan Signifikan terhadap menyajik laporan keuangan per 31 desember
pertumbuhan laba pada perusahaan 2011 sampai 2017.
kosmetik di Bursa Efek Indonesia (BEI)
3. Saham perusahaan tersebut selalu aktif multikolinearitas (multiko). Model regresi yang
diperdagangkan di BEI selama periode 2011 baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
sampai 2017. variabel independen. Uji multikolinearitas dilihat
Adanya kriteria tersebut dimaksudkan agar dari nilai tolerance dan Variance Inflantion
tidak terjadi efek yang membingungkan Factor (VIF) serta besaran korelassi antar
terhadap penelitian. Sampel dalam penelitian ini variabel independen.
adalah perusahaan kosmetik yang go publik
yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) Uji Heteroskedastisitas
periode 2011 sampai 2017 sebanyak 5 Uji heterokedastisitas bertujuan menguji
perusahaan. Seluruh populasi yang digunakan apakah dalam model regresi terjadi
memenuhi syarat untuk dijadikan sampel ketidaksamaan variance dari residual satu
sehingga ke 5 perusahaan yang terdapat pada pengamatan ke pengamatan yang lain. Ada
populasi dapat dijadikan sebagai sampel beberapa cara yang dapat dilakukan untuk
penelitian. melakukan uji heteroskedastisitas, yaitu uji
grafik plot, uji park, uji glejser, dan uji white.
Teknik Pengumpul Data Pengujian pada penelitian ini menggunakan
1. Penelitian Kepustakaan, dilakukan untuk Grafik Plot antara nilai prediksi variabel
memperoleh data sekunder secara landasan dependen yaitu ZPRED dengan residualnya
teori yang digunakan sebagai pendukung SRESID. Pengujian heteroskedastisitas pada
dalam pembahasan penelitian Kepustakaan penelitian ini dengan menggunakan uji glesjer,
dengan cara membaca literatur yang yaitu apabila nilai sig lebih besar dari 0,05 maka
berhubungan dengan masalah yang akan tidak terdapat gejala heteroskedastisitas
diteliti oleh penulis. (Ghozali, 2011).
2. Studi internet, dilakukan untuk memperoleh
data laporan keuangan perusahaan. Penulis Uji Autokorelasi
juga melakukan browsing pada data website Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah
terkait untuk memperoleh data. Data dalam sebuah model regresi linear ada korelasi
didapatkan dari website www.idx.co.id. antara kesalahan penganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).
Jenis Data dan Sumber Data Autokorelasi digunakan pada model regresi yang
Jenis data yang digunakan adalah data datanya time series (Ghozali, 2011). Jika terjadi
sekunder yang bersifat kuantitatif. Sumber korelasi, maka ada problem autokorelasi perlu
datanya yaitu data perusahaan kosmetik yang digunakan uji Durbin-Watson, dimana hipotesis
terdaftar di BEI selama periode tahun 2011 - yang akan diuji adalah:
2017 yang diperoleh dari Indonesian Capital
Market Directory (ICMD). Analisis Regresi Berganda
Analisis data yang digunakan adalah dengan
Uji Normalitas menggunakan analisa regresi linear berganda,
Uji normalitas bertujuan untuk menguji dan koefisien determinasi (Agussalim, 2015),
apakah dalam model regresi, variabel bentuk persamaan sebagai berikut :
pengganggu atau residual memiliki distribusi y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3+ b4X4 + e
normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F Untuk memudahkan dalam analisis data
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti pembahasan penelitian ini, maka dalam
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar pengolahan data dan analisis data digunakan
maka uji statistik menjadi tidak valid untuk program komputer, yaitu program SPSS v24.
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk (Agussalim, 2015).
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji Uji t
statistik. Untuk menguji apakah data Pengujian hipotesis secara parsial antara
berdistribusi normal atau tidak dilakukan uji variabel bebas (Xi) terhadap variabel tak bebas
statistik Kolmogorov-Smirnov Test. Residual (Y), digunakan Uji Student (Uji-t), (Agussalim ,
berdistribusi normal jika memiliki nilai 2015). Nilai t-tabel pada tabel distribusi student
signifikansi >0,05 (Imam Ghozali, 2014: 160- ditentukan dengan rumus = t(α/2):(N-k-1)
165). kriteria pengujian hipotesis menggunakan kaidah
Ha dan H0 (Ghazali, 2011). Ha apabila terdapat
Uji Multikolinearitas pengaruh signifikan antara variabel yang diuji,
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk sedangkan H0 apabila tidak terdapat pengaruh
menguji apakah model regresi ditemukan adanya signifikan antara variabel yang diuji.
korelassi antar variabel independen. Jika terjadi
korelasi, maka dinamakan terdapat problem
Uji F korelasi diantara variabel bebas (tidak terjadi
Pengujian hipotesis secara serempak multikolinearitas). Hasil uji multikolinearitas
(simultan) antara variabel bebas (Xi) terhadap pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3
variabel tak bebas (Y), digunakan Uji Fisher berikut :
(Uji-F), (Agussalim, 2015). Setelah diperoleh Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas
nilai F-hitung, selanjutnya dibandingkan dengan Model Collinearity Statistics
nilai F-tabel, kriteria pengujian hipotesis Tolerance VIF
menggunakan kaidah Ha dan H0 (Ghazali, (Constant)
2011). Ha apabila terdapat pengaruh signifikan DER ,343 2,914
antara variabel yang diuji, sedangkan H0 apabila 1 CR ,525 1,903
tidak terdapat pengaruh signifikan antara PM ,425 2,353
variabel yang diuji. P TAT ,313 3,197
Sumber : Data Hasil Olahan SPSS v20
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji ini mengukur seberapa jauh kemampuan Dari tabel 3 dapat disimpulkan :
model dalam menerapkan variasi variabel 1. Variabel Debt to Equity Ratio X1 tidak
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah terdapat masalah uji multikolinearitas
antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti dikarenakan nilai VIF yang bernilai 2,914
kemampuan variabel-variabel independen dalam lebih kecil dari 10,00, dan nilai Tolerance
menjelaskan variasi variabel dependen amat yang bernilai 0,343 lebih besar dari 0,10.
terbatas (Ghozali, 2011). 2. Variabel Current Ratio X2 tidak terdapat
masalah uji multikolinearitas dikarenakan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN nilai VIF yang bernilai 1,903 lebih kecil dari
Uji Normalitas 10,00. dan nilai Tolerance yang bernilai
Bertujuan untuk menguji apakah dalam 0,525 lebih besar dari 0,10.
model regresi variabel terikat dan variabel bebas 3. Variabel Profit Margin X3 tidak terdapat
keduanya mempunyai distribusi normal ataukah masalah uji multikolinearitas dikarenakan
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai VIF yang bernilai 2,535 lebih kecil dari
distribusi data normal atau mendekati normal. 10,00. dan nilai Tolerance yang bernilai
Dasar pengambilan keputusan dalam uji 0,425 lebih besar dari 0,10.
normalitas yakni jika nilai signifikansi lebih 4. Variabel Total Assets Turnover X4 tidak
besar dari 0,05, nilai ini diambil pada hasil uji terdapat masalah uji multikolinearitas
nirmalitas menggunakan SPSS versi 20. dikarenakan nilai VIF yang bernilai 3,197
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas lebih kecil dari 10,00. dan nilai Tolerance
Unstandardized yang bernilai 0,313 lebih besar dari 0,10.
Residual
N 35 Uji Heteroskedastisitas
Normal Mean 0E-7 Heteroskedastisitas diuji dengan
Parametersa,b Std. Deviation 1,05531776 menggunakan uji koefisien korelasi Rank
Absolute ,174 Spearman yaitu mengkorelasikan antara absolut
Most Extreme
Positive ,115 residual hasil regresi dengan semua variabel
Differences
Negative -,174 bebas. Bila sig. Yang diperoleh lebih kecil dari
Kolmogorov-Smirnov Z 1,030 0,05 (5%) maka persamaan regresi tersebut
Asymp. Sig. (2-tailed) ,239 mengandung heteroskedastisitas dan sebaliknya
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS v20 berarti non heteroskedastisitas atau
homoskedastisitas. Hasil uji heroskedastisitas
Dari tabel 2 didapatkan nilai residual sebesar ditunjukkan pada tabel berikut :
0,239 lebih besar dari 0,05 dari nilai sampel Tabel 4 Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
sebesar 35 yang berarti data yang sedang diuji Model T Sig.
berdistribusi normal. (Constant) 2,635 ,013
DER -1,331 ,193
Uji Multikolinearitas 1 CR ,425 ,674
Multikolinearitas merupakan salah satu uji PM -1,922 ,064
dari uji asumsi klasik yang merupakan pengujian TAT ,460 ,649
yang dilakukan untuk mengidentifikasi suatu Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS v20
model regresi dapat dikatakan baik atau tidak. Dari perhitungan yang terdapat pada tabel 4
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji dapat diketahui bahwa seluruh variabel yang
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi memenuhi syarat uji heteroskedastisitas yang
antar variabel bebas (independent). Model memiliki nilai sig kecil dari 0,05.
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
Uji Autokorelasi 2. Nilai koefisien regresi variabel Debt to
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji Equity Ratio sebesar 0,207, berarti bahwa
apakah dalam suatu model regresi linier ada jika terjadi peningkatan variabel Debt to
korelasi antara kesalahan pengganggu pada Equity Ratio sebesar satu satuan maka
periode t dengan kesalahan pengganggu pada Pertumbuhan laba Perusahaan kosmetik yang
periode t-1 (sebelumnya). Tabel hasil uji terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan
autokorelasi dapat dilihat pada tabel 5 dibawah meningkat sebesar 0,207 atau 20,7%.
ini : Kofesien bernilai positif artinya antara
Tabel 5 Hasil Uji Autokorelasi variabel Debt to Equity Ratio dan
Model Durbin-Watson Pertumbuhan laba berpengaruh positif.
1 1,279 Kenaikan variabel Debt to Equity Ratio
Sumber : Data Yang Diolah Peneliti (2018) berakibat kenaikan pada variabel
Pertumbuhan laba atau sebaliknya penurunan
Menurut Ghazali (2011) untuk melihat nilai variabel Debt to Equity Ratio berakibat pada
du pada uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai penurunan variabel Pertumbuhan laba.
durbin watson pada tabel koefesien determinasi, 3. Nilai koefisien regresi variabel Current Ratio
nilai durbin watson adalah nilai untuk uji sebesar 0,011, berarti bahwa jika terjadi
autokorelasi yang otomasis dihasilkan oleh peningkatan variabel Current Ratio sebesar
program spss. Berdasarkan tabel 4.10 diketahui satu satuan maka Pertumbuhan laba
nilai durbin watson senilai 1,379 yang berada Perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
diantara -2 dan +2 sehingga data tersebut tidak Efek Indonesia akan meningkat sebesar 0,011
terjadi autokorelasi dan dapat dilanjutkan untuk atau 1,1%. Kofesien bernilai positif artinya
pengujian selanjutnya. antara variabel Current Ratio dan
Pertumbuhan laba berpengaruh positif.
Analisa Linear Berganda Kenaikan variabel Current Ratio berakibat
Analisis regresi linier berganda digunakan peningkatan pada variabel Pertumbuhan laba.
untuk menguji pengaruh secara linear antara dua 4. Nilai koefisien regresi variabel Profit Margin
atau lebih variabel independen dengan variabel sebesar 11,767, berarti bahwa jika terjadi
dependen. Analisis ini untuk mengetahui arah peningkatan variabel Profit Margin sebesar
pengaruh antara variabel independen dengan satu satuan maka Pertumbuhan laba
variabel dependen apakah masing-masing Perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
variabel independen berpengaruh positif atau Efek Indonesia akan meningkat sebesar
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel 11,767 atau 1176,7%. Kofesien bernilai
dependen apabila nilai variabel independen positif artinya antara variabel Profit Margin
mengalami kenaikan atau penurunan. Persamaan dan Pertumbuhan laba berpengaruh positif.
regresi linear berganda yang dihasilkan dari Kenaikan variabel Profit Margin berakibat
pengolahan data diadopsi dari tabel coefficients peningkatan pada variabel Pertumbuhan laba
yang disajikan pada tabel 6 berikut ini. atau sebaliknya penurunan variabel Profit
Tabel 6 Coefficients Margin berakibat pada penurunan variabel
Model Unstandardized Coefficients Pertumbuhan laba.
B Std. Error 5. Nilai koefisien regresi variabel Total Assets
(Constant) -,894 ,744 Turnover sebesar -0,568, berarti bahwa jika
DER ,207 ,361 terjadi peningkatan variabel Total Assets
1 CR ,011 ,110 Turnover sebesar satu satuan maka
PM 11,767 4,535 Pertumbuhan laba Perusahaan kosmetik yang
TAT -,568 ,619 terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan
menurun sebesar 0,568 atau 56,8%. Kofesien
Sumber: Data yang Diolah Dengan SPSS v20
bernilai negatif artinya antara variabel Total
Assets Turnover dan Pertumbuhan laba
Dari tabel di atas dapat ditarik persamaan
berpengaruh negatif. Kenaikan variabel Total
regresinya sebagai berikut :
Assets Turnover berakibat penurunan pada
PL = -0,894 + 0,207 X1 + 0,011 X2 +
variabel Pertumbuhan laba atau sebaliknya
11,767 X3 – 0,568 X4 + 0,744e
penurunan variabel Total Assets Turnover
1. Nilai konstanta sebesar -0,894 hal ini
berakibat pada kenaikan variabel
menunjukan bahwa jika variabel Debt to
Pertumbuhan laba.
Equity Ratio (X1), Current Ratio (X2), Profit
Margin (X3) dan Total Assets Turnover (X4)
bernilai 0 maka nilai Pertumbuhan laba Analisa Determinasi
Analisa koefisien determinasi dalam regresi
senilai -0,894 satuan dengan tingkat
liniear berganda digunakan untuk mengetahui
kepercayaan data sebesar 0,894 %.
persentasi sumbangan pengaruh variabel
independen yang terdiri dari Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan terhadap
(X1), Current Ratio (X2), Profit Margin (X3) Pertumbuhan laba.
dan Total Assets Turnover (X4) secara simultan 3. Nilai t hitung dari variabel Profit Margin
terhadap Pertumbuhan laba (Y). adalah sebesar 2,595 yang nilainya lebih
Tabel 7 Koefesien Determinasi besar dari nilai t tabel sebesar 2,03 Sehingga t
Model R R Square Adjusted R Square hitung > t tabel dan nilai sig perhitungan
1 ,520a ,271 ,173 yang diperoleh adalah sebesar 0,015 lebih
Sumber: Data yang Diolah Dengan SPSS v20 kecil dari 0,05 jadi Ho ditolak Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka Profit Margin secara individual berpengaruh
Adjusted R Square sebesar 0,173 atau 17,3%, hal signifikan terhadap Pertumbuhan laba.
ini menunjukan bahwa persentase sumbangan 4. Nilai t hitung dari variabel Total Assets
variabel independen Debt to Equity Ratio (X1), Turnover adalah sebesar -0,917 yang nilainya
Current Ratio (X2), Profit Margin (X3) dan lebih besar dari nilai t tabel sebesar 2,03
Total Assets Turnover (X4) terhadap variabel Sehingga t hitung < t tabel dan nilai sig
dependen Pertumbuhan laba (Y) sebesar 0,137 perhitungan yang diperoleh adalah sebesar
atau 17,3%. Sedangkan sisanya sebesar 82,7% 0,366 lebih kecil dari 0,05 jadi Ho diterima
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian Ha ditolak. Dengan demikian dapat
ini. disimpulkan bahwa Total Assets Turnover
secara individual tidak berpengaruh
Uji t signifikan terhadap Pertumbuhan laba.
Uji t digunakan untuk menguji apakah
terdapat pengaruh yang signifikan secara Uji F
individual dari variabel bebas terhadap variabel Uji F dilakukan dengan melihat nilai F hitung
terikat. Hasil uji t dari penelitian ini dapat dan nilai sig. Tabel ANOVA dari output SPSS.
disajikan pada tabel 8. berikut ini. Hasil pengujian disajikan pada tabel 9
Tabel 8 Hasil Uji t Tabel 9 ANOVA
Model t Sig. Model F Sig.
(Constant) -1,202 ,239 1 Regression 2,783 ,045b
DER ,575 ,570 Sumber: Data yang Diolah Dengan SPSS v20
1 CR ,103 ,918
PM 2,595 ,015 Dari tabel tersebut diketahui nilai F hitung
TAT -,917 ,366 2,783 yang lebih kecil dar nilai F tabel sebesar
Sumber: Data yang Diolah Dengan SPSS v20 4,12 dan nilai sig yang dihasilkan dari
perhitungan adalah 0,045 yang lebih kecil dari α
Dengan menggunakan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Dengan demikian
0,05 (α = 5%) dan t tabel pada signifikansi 0,05 dapat disimpulkan variabel Debt to Equity Ratio
uji dua arah dengan derajat kebebasan df = 35 (X1), Current Ratio (X2), Profit Margin (X3)
dengan nilai t tabel sebesar 2,03 (lihat lampiran dan Total Assets Turnover (X4) secara simultan /
tabel). Hasil uji t dapat dilihat pada output SPSS bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
dari tabel 8. diatas diketahui sebagai berikut : terhadap Pertumbuhan laba Perusahaan kosmetik
1. Nilai t hitung dari variabel Debt to Equity yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ratio adalah sebesar 0,575 yang nilainya
lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 2,03 Pembahasan
Sehingga t hitung < t tabel dan nilai sig Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap
perhitungan yang diperoleh adalah sebesar Pertumbuhan laba
0,103 lebih besar dari 0,05 jadi Ho diterima Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh
Ha ditolak. Dengan demikian dapat terhadap pertumbuhan laba dikarenakan nilai
disimpulkan bahwa Debt to Equity Ratio thitung sebesar 0,575 lebih kecil dari nilai t tabel
secara individual tidak berpengaruh sebesar 2,03 Sehingga t hitung < t tabel dan nilai
signifikan terhadap Pertumbuhan laba. sig perhitungan yang diperoleh adalah sebesar
2. Nilai t hitung dari variabel Current Ratio 0,103 lebih besar dari 0,05. Tidak
adalah sebesar 0,103 yang nilainya lebih kecil berpengaruhnya Debt to Equity Ratio terhadap
dari nilai t tabel sebesar 2,03 Sehingga t pertumbuhan laba karena pada perhitungan rasio
hitung < t tabel dan nilai sig perhitungan Debt to Equity Ratio tidak melibatkan unsur laba
yang diperoleh adalah sebesar 0,918 lebih dalam perhitungannya. Debt to Equity Ratio
besar dari 0,05 jadi Ho diterima Ha ditolak. cenderung digunakan untuk megukur
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbandingan kewajiban perusahaan terhadap
Current Ratio secara individual tidak equitas. Debt to Equity Ratio (DER) menurut
Kasmir (2014) adalah rasio yang menunjukan
persentase dana yang disediakan para pemegang Pengaruh Profit Margin Terhadap
saham kepada pemberi pinjaman pada Pertumbuhan laba
perusahaan”. Semakin tinggi rasio semakin Profit Margin berpengaruh terhadap
rendah pendanaan perusahaan yang disediakan pertumbuhan laba dikarenakan nilai thitung
oleh pemegang saham. Dari perspektif sebesar 2,595 lebih besar dari nilai t tabel sebesar
kempampuan membayar kewajiban, semakin 2,03 Sehingga t hitung > t tabel dan nilai sig
rendah rasio akan semakin bagus kemampuan perhitungan yang diperoleh adalah sebesar 0,015
perusahaan membayar kewajibanya. lebih kecil dari 0,05. Berpengaruhnya Profit
Margin terhadap pertumbuhan laba karena pada
Pengaruh Current Ratio Terhadap perhitungan rasio Profit Margin melibatkan
Pertumbuhan laba unsur laba dalam perhitungannya, yaitu laba
Current Ratio tidak berpengaruh terhadap bersih dan penjualan. Profit Margin digunakan
pertumbuhan laba dikarenakan nilai thitung untuk mengukur kemampuan perusahaan
sebesar 0,103 lebih kecil dari nilai t tabel sebesar menghasilkan laba bersih dari total penjualan
2,03 Sehingga t hitung < t tabel dan nilai sig yang dilakukan. Net Profit Margin merupakan
perhitungan yang diperoleh adalah sebesar 0,918 rasio yang digunakan untuk mengukur
lebih besar dari 0,05. Tidak berpengaruhnya kemampuan perusahaan dalam menghasilkan net
Current Ratio terhadap pertumbuhan laba karena income dari kegiatan operasi pokoknya (Kasmir,
pada perhitungan rasio Current Ratio tidak 2009). Semakin tinggi net Profit Margin maka
melibatkan unsur laba dalam perhitungannya. pertumbuhan laba semakin tinggi. Hal ini
Current Ratio cenderung digunakan untuk dikarenakan perusahaan mampu mengkonversi
megukur perbandingan aktiva lancar dengan penjualannya menjadi laba bersih dengan
ewajiban jangka pendek / lancar. Current Ratio mengelola biaya operasionalnya secara efisien.
menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk net Profit Margin mempunyai pengaruh positif
membayar hutang-hutang tersebut. Perusahaan terhadap perubahan laba. Hasil penelitian ini
menghasilkan laba, laba perusahaan yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
dibagikan dinamakan deviden, dan yang tidak Riana dan Diyani (2016) dan Cahyaningrum
dibagikan yaitu laba ditahan. Laba ditahan (2012) dimana Profit Margin berpengaruh
masuk di aktiva lancar. Semakin besar aktiva terhadap pertumbuhan laba.
lancar semakin mudah perusahaan itu membayar
hutang. Dan semakin tinggi Current Ratio Pengaruh Total Assets Turnover Terhadap
menunjukkan pertumbuhan laba yang tinggi Pertumbuhan laba
(Kasmir, 2012). Total Assets Turnover tidak berpengaruh
Current Ratio (CR) merupakan salah satu terhadap pertumbuhan laba dikarenakan nilai
rasio keuangan yang sangat sering digunakan. thitung sebesar -0,917 lebih besar dari nilai t
Tingkat Current Ratio dapat ditentukan dengan tabel sebesar 2,03 Sehingga t hitung < t tabel dan
jalan membandingkan antara current asset nilai sig perhitungan yang diperoleh adalah
dengan current liabilities. Current Ratio ini sebesar 0,366 lebih kecil dari 0,05. Tidak
menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka berpengaruhnya Total Assets Turnover terhadap
pendek, atau kemampuan perusahaan untuk pertumbuhan laba karena pada perhitungan rasio
membayar hutang jangka pendeknya yang akan Total Assets Turnover mengukur penjualan
jatuh tempo dalam waktu satu tahun tersebut. terhadap total aktiva, dimana penjualan yang
Tidak ada ketentuan yang mutlak tentang berapa banyak belum tentu menghasilkan laba bagi
tingkat Current Ratio yang dianggap baik atau perusahaan. Tingkat penjualan yang tinggi dapat
yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan menyebabkan semakin tinggi tingkat penjualan
karena biasanya tingkat Current Ratio ini juga dimasa yang akan datang sehingga pertumbuhan
sangat tergantung kepada jenis usaha dari laba semakin tinggi pula. Penjualan yang
masing-masing perusahaan. Current Ratio yang semakin tinggi berarti perusahaan efisien dan
tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva efektif dalam menjalankan operasinya dan juga
lancar yang dapat menutupi kewajiban lancar memanfaatkan asset yang perusahaan miliki,
perusahaan sehingga perusahaan memiliki resiko semakin tinggi Total Assets Turn Over semakin
kecil untuk tidak membayar hutang jangka tinggi pertumbuhan labanya (Kasmir, 2012)
pendeknya, yang mana itu akan berdampak pada
semakin mudahnya kreditur memberikan Pengaruh Debt to Equity Ratio, Current Ratio,
pinjaman dananya. Hasil penelitian ini sesuai Profit Margin dan Total Assets Turnover
dengan penelitian yang dilakukan oleh Riana Terhadap Pertumbuhan laba
dan Diyani (2016) dan Rosahayu, Yuhelmi, dan Diketahui berdasarkan hasil uji F bahwa
Irda(2014) dimana Current Ratio tidak variabel Debt to Equity Ratio (X1), Current
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba Ratio (X2), Profit Margin (X3) dan Total Assets
Turnover (X4) bersama sama tidak berpengaruh Saran
signifikan terhadap Pertumbuhan laba Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat
Perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa dikemukakan beberapa rekomendasi yang
Efek Indonesia. Hal ini diketahui dari hasil uji F diharapkan dapat bermanfat bagi perusahaan atau
yang F hitung sebesar 2,189 lebih kecil dari F pihak lain yang berkepentingan. Adapun saran
tabel sebesar 4,16 dan nilai sig perhitungan yang yang diberikan berkaitan dengan
diperoleh sebesar 0,098 > 0,05. Laba berpengaruhnnya Profit Margin terhadap
merefleksikan telah terjadinya proses Pertumbuhan Laba perusahaan kosmetik yang
peningkatan atau penurunan ekuitas dari terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diharapkan
berbagai sumber transaksi. Untuk mengukur dan perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
memprediksi laba perusahaan dapat Efek Indonesia meningkatkan Profit Margin
menggunakan rasio keuangan. Hal ini dengan cara meningkatkan penjualan dan
menjadikan rasio keuangan dapat menjadi faktor meminimalisir laba. Peningkatan rasio Profit
dalam mengevaluasi keadaan keuangan Margin akan meningkatkan pertumbuhan laba
perusahaan masa lalu, sekarang, dan perusahaan kosmetik yang terdaftar di Bursa
memproyeksikan laba yang akan datang (Kasmir, Efek Indonesia sehingga menarik lebih banyak
2012). Selain itu, rasio keuangan dapat dipakai investor untuk berinvestasi pada perusahaan
sebagai sistem peringatan awal terhadap tersebut.
kemunduran kondisi keuangan dari suatu
perusahaan. Oleh karena itu pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
perusahaan dari segi laba sangatlah penting
untuk keberlangsungan hidup perusahaan, dan Agussalim Manguluang, 2015. Statistik
untuk melihat pertumbuhan tersebut harus Lanjutan, Ekasakti Press, Padang
digunakan laporan keuangan sebagai suatu Agussalim Manguluang, 2015. Metodologi
sumber informasi penting. Hasil penelitian ini Penelitian, Ekasakti Press, Padang
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Belkaoui dan Ahmed Riahi. 2012. Teori
Riana dan Diyani (2016) dan Cahyaningrum Akuntansi, Edisi Kelima. Salemba Empat,
(2012) dimana DER, CR, PM dan TAT bersama Jakarta.
sama tidak berpengaruh signifikan terhadap Cahyaningrum, Ndaru Hesti, 2012. ”Analisis
Pertumbuhan laba. manfaat Rasio Keuangan dalam memprediksi
Perubahan Laba”. Skripsi. Fakultas Ekonomi,
5. KESIMPULAN Universitas Diponegoro Semarang.
Kesimpulan Devi Riana dan Lucia Ari Diyani, 2016,
1. Debt to Equity Ratio tidak berpengaruh Pengaruh Rasio Keuangan dalam
terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t Memprediksi Perubahan Laba pada Industri
hitung sebesar 0,575 lebih kecil dari t tabel Farmasi (Studi Kasus pada BEI Tahun 2011 –
sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,57 lebih 2014). Skripsi. Fakultas Ekonomi, STEMIK
besar dari 0,05. Binai Insani Bekasi
2. Current Ratio tidak berpengaruh terhadap Donald E. Kieso, Jerry J, Weygandt, Terry
Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung D.Warfield. 2008. Akuntansi. Intermediate.
sebesar 0,103 lebih kecil dari t tabel sebesar Edisi 12. Jakarta: Erlangga.
2,039 dan nilai sig sebesar 0,918 lebih besar Fahmi, Irham. 2013. Analisis Laporan
dari 0,05. Keuangan. Bandung : Aftabeta
3. Profit Margin berpengaruh terhadap Fahmi, Irham. 2012. Pengantar Manajemen
Pertumbuhan Laba karena nilai t hitung Keuangan. Alfabeta. Bandung.
sebesar 2,595 lebih besar dari t tabel sebesar Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
2,039 dan nilai sig sebesar 0,015 lebih kecil Multivariate dengan Program SPSS. Badan
dari 0,05. Penerbitan Universitas Diponegoro.
4. Total Assets Turnover tidak berpengaruh Semarang.
terhadap Pertumbuhan Laba karena nilai t Hanafi, Mamduh M. 2009. Analisis Laporan
hitung sebesar -0,917 lebih kecil dari t tabel Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: UPP
sebesar 2,039 dan nilai sig sebesar 0,168 STIM YKPN.
lebih besar dari 0,05. Harahap, Sofyan Syafri. 2014. Analisis Kritis
5. Debt to Equity Ratio (X1), Current Ratio atas Laporan Keuangan, Edisi.1, Raja
(X2), Profit Margin (X3) dan Total Assets Grafindo Persada, Jakarta.
Turnover (X4) tidak berpengaruh terhadap Ikatan Akuntansi Indonesia. 2017. Standar
Pertumbuhan Laba karena nilai F hitung Akuntansi Keuangan Per September 2017.
sebesar 2,783 lebih kecil dari F tabel sebesar Jakarta : Salemba Empat.
4,16 dan nilai sig sebesar 0,045 lebih kecil I Nyoman,Kusuma Adnyana Mahaputra.2012.
dari 0,05. “Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan
Manufaktur yang terdaftar di BEI. Jurnal
Akuntansi dan bisnis. Vol.7 No.2. Juli 2012
Kasmir. 2009. Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Kasmir. 2012. Analisis Keuangan. Raja
Grafindo. Jakarta
Rosahayu, Yuhelmi, dan Irda 2014. ” Analisis
Rasio keuangan Dalam pemprediksi
Pertumbuhan laba pada perusahaan kosmetik
Di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Vol 4, Nol 2
(2014)
Samryn. M. L. 2011. Pengantar Akuntansi.
Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: Alfabeta.
Prihadi, Toto, 2008, 7 Analisis Rasio Keuangan,
PPM, Jakarta.
Wild, Jhon J, Subramanyam dan Robert F
Halsey. 2010. Analisis Laporan Keuangan.
Buku Dua Edisi Delapan. Salemba Empat,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai