Lebar sungai : 37 m
Gambar 7. 1 Bendung
Dengan
H1 = Tinggi energi
Hal 1
Ka = Koefisien Kontraksi Pangkal Bendung = 0 (dari tabel 1.1)
n = Jumlah Pilar = 1
Sehingga
Be = 34 – 2 * (0,01 + 0)*H1
Berdasarkan Standar Perencanaan Irigasi KP-02, tinggi energi maksimum sebesar 3,5
– 4,5 m. Sehingga diperoleh :
No Parameter Koef.Kp
1 Untuk pilar berujung segi empat dengan sudut-sudut yang dibulatkan 0.02
pada jari-jari yang hampir sama dengan 0.1 dari tebal pilar.
Koef.Ka
1 Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90o ke arah 0.20
aliran
2 Untuk pangkal tembok segi empat dengan tembok hulu pada 90o ke arah 0.10
aliran dengan 0.5 H1 > r > 0.15H1
3 Untuk pangkal tembok bulat dimana r > 0.5 H1 dan tembok hulu tidak 0
lebih dari 45o kearah aliran
Hal 2
7.1.2Muka Air Setelah Ada Bendung
Persamaan debit limpasan untuk spill way menurut standar WES adalah :
Dengan
Ha = Head (ft)
Dan diasumsikan spillway cukup tinggi sehingga dampak dari kecepatan dapat
diabaikan.
Dari lengkung debit ini diperoleh tinggi muka air banjir yang sesuai dengan debit
rencana, sebesar 2,66 m di atas mercu bendung atau pada elevasi 450 + 2,266 = 452,66
m
Hal 3
Gambar 7. 2 Mercu Bendung Tipe Bulat
Pemilihan Mercu Bendung tipe bulat karena mercu tipe bulat memiliki harga koefisien
debit yang jauh lebih tinggi (44%) dibandingkan dengan koefisien bendung ambang
lebar. Pada sungai, ini akan banyak memberikan keuntungan karena bangunan ini akan
mengurangi tinggi muka air hulu selama banjir. Harga koefisien debit menjadi lebih
tinggi karena lengkung streamline dan tekanan negatif pada mercu.
Jari-jari lengkung Mercu Bendung berhubungan dengan Tekanan pada mercu bendung
itu sendiri. Hubungan tersebut dapat kita lihat dari grafik berikut ini.
Gambar 7. 3 Tekanan pada mercu bendung bulat sebagai fungsi perbandingan H1/r
Hal 4
Dari Gambar 7.3 tampak bahwa jari-jari mercu bendung pasangan batu akan berkisar
antara 0,3 sampai 0,7 kali H1maks dan untuk mercu bendung beton dari 0,1 sampai 0,7
kali H1maks.
Untuk menghindari bahaya kavitasi lokal, tekanan minimum pada mercu bendung
harus dibatasi sampai -4m tekanan air (mercu terbuat dari beton); tekanan subatmosfir
sampai -1m tekanan air (jika mercu terbuat dari pasangan batu).
Sehingga jari-jari mercu bendung desain, r = 1,24 meter dapat digunakan karena
tekanan subatmosfir yang terjadi masih berada di atas batas minimum tekanan
subatmosfir untuk mercu berbahan pasangan batu ( Standar Perencanaan Irigasi KP-
02).
7.1.3.Free Board
Perencanaan Free Board, yang merupakan jarak bebas dari muka air ke puncak
bangunan air maupun saluran dipilih nilai 1,5 meter untuk bangunan utama seperti
bendung dan intake dari muka air banjir desain dan nilai 50 centimeter untuk canal,
desand, dan head tank dari muka air normal.
7.1.4.Peredam Energi
Hal 5
Perencanaan peredam energi untuk debit kecil dan bendung rendah dipilih peredam
energi tipe bak tenggelam. Untuk perencanaan peredam energi ini perlu dihitung
dahulu kedalaman kritis sebagai berikut :
1
q
2 3
hc
g ( Standar Perencanaan Irigasi KP-02 : 63 )
Q = 329 m3/dt.
Bef = 34 m
q = 9,68 m3/detik/m
Q = 329 m3/s
B = 37 m
A = 98,58 m2
Hal 6
= +453,23 m
Tinggi energi di hilir bendung = El. Dasaar sungai + h air banjir + tinggi kecapatan
= +447,96 m
diambil T = 4,9 m
Hal 7
Gambar 7. 5 Jari-jari minimum bak
ΔH R min
Untuk hc = 2,48 diperoleh = hc = 1.6
diambil R = 3,4 m
i. Kriteria
Dengan,
Hal 8
Q = debit, m3/detik
b = lebar pintu, m
ii. Perhitungan
Tinggi ambang bangunan pengambilan direncanakan 4,4 meter diatas dasar bendung
Sampuran Putih atau elevasi dasar intake adalah ± 448,5 m.
Maka :
Q = 7.13 m3/det
Kecepatan aliran :
v = 1,58 m/s
1 2 1
Q *R 3 *S 2 * A
Q= n
Hal 9
B (m) h (m) m n s A P v (m/s) Q (m3/s)
3.0 1.50 0 0.012 0.0005 4.50 6.00 1.54 6.92
Hal 10